Anda di halaman 1dari 28

Tinjauan Pustaka

Hemorrhoid
Pembimbing: dr. Vetty Uli R Silaban, Sp.B
Andrew Soerijadi – 406172099
Kepaniteraan Ilmu Bedah RS Sumber Waras
Periode Mei – Agustus 2018
Definisi

• Hemorrhoid: jaringan normal yang terdiri atas pembuluh darah,


serat otot halus dan berada di dalam submukosa lubang anus
• Fungsi:
• Kontinuitas lubang anus
• Mekanisme kontinensia
• Lokasi:
• Kuadran lateral kiri
• Anterior kanan
• Posterior kanan
Klasifikasi

• Internal dan eksterna


• Eksterna: distal dari garis dentate, dilapisi anoderm
• Trombosis  nyeri
• Trombosis  skintag
• Garis dentate: persimpangan antara epitel kolumnar dan epitel
skuamosa
Klasifikasi

• Interna: proksimal dari garis dentate


• Dilapisi mukosa anorectal insensate (tidak dipersarafi)
• Dapat prolapse, berdarah
• Trombosis dan nekrosis  jarang nyeri

• Dibagi lagi berdasarkan tingkat prolapsnya: Grade 1 – Grade 4


Grade 1 – Grade 4
Hemorrhoid tipe lain

• Kombinasi
• Postpartum hemorrhoid
Anatomi Anus

• Panjang ± 4 cm
• Otot: sphincter interna dan eksternal
• Batas:
• Os coccyges di posterior
• Fossa ischiorectalis di lateral
• Badan perineum dan antara vagina atau uretra di anterior
• Badan perineum: kumpulan otot sphincter eksterna,
bulbospongiosus, dan perineal transversa
Anatomi Anus

• Distal dari tepi anus


• Kulit perianal  anoderm
• Anoderm: lapisan epitel skuamosa yang termodifikasi tanpa rambut
• Lipatan mukosa longitudinal di garis dentate : kolon Morgagni
• Garis dentate – zona transisi anus
• Epitel kolumnar, kubiodal, dan skuamosa
Anatomi Anus

• Arteri yang memperdarahi anus: A. Rektalis inferior


• Cabang A. Pudenda Interna
• Vena berjalan sejajar dengan arteri
• V. Rektalis inferior cabang dari V. pudenda interna
• Arah vena ke V. iliaca interna
• Di kolom Morgagni terdapat plexus submucosa yang membentuk
pleksus hemorrhoidal
• Arah plexus ke ke3 vena
Fisiologi Anus

• Fungsi anus:
• Defekasi
• Pemeliharaan kontinensia
• Faktor yang berperan:
• Aktivitas sensorik dan otot dari anus dan dasar panggul
• Penyesuaian rektum
• Konsistensi, volume, dan pergerakan feses
• Tekanan istirahat otot sphincter internal ±90 cm H2O
• Mengejan  2x dari istirahat  mekanisme kontinensia karena
perbedaan tekanan di rektum dan saluran anus
• Mengejan  sudut anorectal menjadi tumpul dan lebih lurus
Etiologi Hemorrhoid

• Kebiasaan mengejan lama


• Kerasnya tinja
• Usia

• Hal tersebut m↑ tekanan di saluran anus dan m↓ aliran balik vena


• aliran balik vena m↓  dilatasi vena dan pleksus hemorrhoidalis 
penonjolan jar. hemorrhoid
Gambaran Klinis

• Perdarahan dan tonjolan  keluhan tersering


• Nyeri: tumpul, parah
• Perdarahan: merah segar tanpa rasa sakit
• Saat BAB atau saat menyeka
• Tidak dapatnya menjaga kebersihan perianal
Gambaran Klinis

• Pemeriksaan:
• Inspeksi daerah anus
• Digital rectal examination
• Anoskopi
• Kolonoskopi
• endoskopi
Gambaran Klinis

• Anoskopi:
• Hemorrhoid interna: vena yang berdilatasi, berwarana biru keunguan

• Hemorrhoid interna yang prolapse: masa berwarna merah jambu gelap,


mengkilap, kadang sebagai masa lunak di perbatasan anus
DDx
DDx
Terapi

• Farmakologi untuk derajat 1 dan 2


• Tingkatkan konsumsi cairan dan serat
• Hilangkan kebiasaan mengejan
• Sediaan topical yang mengandung steroid, anestesi, astringen,
dan/atau antiseptik  semua derajat
Terapi

• Hemorrhoid yang mengalami thrombosis


• analgesik dan pelunak feses
• Topikal: nifedipine dan lidokain
• insisi dan evakuasi trombus
Terapi

• office-based procedure dan hospital-based procedure


• Office-based procedure
• hemorrhoid internal derajat 1 sampai 3
• Tanpa sedasi
• ligasi dengan karet
• Efek samping ligase:
• nyeri, sulit buang air besar, atau demam
• KI relative:
• Ps imunokompromais
• Ggn koagulopati
• Ps dgn terapi antikoagulan atau antiplatelet
Terapi

• Skleroterapi:
• menginjeksi sklerosan (3 – 5 cc) ke hemorrhoid
• Dapat kambuh
• u/ ps dgn ggn perdarahan dan konsumsi antikoagulan yang tidak bisa
dihentikan
• Terapi koagulasi dengan laser dan infrared
Terapi

• Terapi bedah
• Hemoroidektomi
• stapled hemorrhoidopexy

• Indikasi hemoroidektomi
• Gagal terapi konservatif berulang
• Derajat 3 atau derajat 4
• Dengan komplikasi strangulasi, ulserasi, fisura, atau fistula, dan pada pasien
hemorrhoid eksterna dengan gejala
Terapi

• Hemoroidektomi Tertutup (Ferguson)


• Eksisi di hemorrhoid internal dan eksterna
• Menggunakan anoskopik retraktor yang besar (contoh: Fansler)
• Insisi elips di seluurh komun haemorrhoid
• Eksisi tidak boleh berlebihan dan harus menyisakan jaringan anoderm yang
cukup
• Jahit dengan teknik continuous menggunakan benang yang terserap
• Hemoroidektomi terbuka (Miligan-Morgan): tempat eksisi dibiarkan
terbuka
Terapi

• Teknik lain:
• penggunaan perangkat ultrasonik (contoh: Harmonic Scalpel), atau
perangkat energi listrik (contoh: LigaSure)  cedera yang minim,
menurunkan nyeri pasca operasi dan edem
• Stapled hemorrhoidopexy
• menggunakan perangkat stapel
• Eksisi di bawah rektum, bagian atas mukosa saluran anus, dan submukosa
• kemudian distapel membentuk lingkaran
• penjahitan 3-4 cm di atas garis dentate
• Keamaannya tinggi tetapi kekambuhannya tinggi
Komplikasi

• Post op hemorroidektomi
• retensi urin (~30%)
• inkontinensia ani (2%)
• infeksi (1%)
• perdarahan (1%)
• striktur (1%)

Anda mungkin juga menyukai