Anda di halaman 1dari 19

Rafika Triana Putri

DIV Keperawatan
POLTEKKES KEMENKES RIAU
• Narkotika adalah zat/obat yang berasal dari
tanaman/bahkan tanaman yang dapat menyebabkan
penurunan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi/menghilangkan nyeri dan dapat menyebabkan
ketergantungan. (UU RI No 35 tahun 2009)
• Penyalahgunaan napza adalah pemakaian obat secara terus-
menerus atau sekali-kali secara berlebihan, serta tidak menurut
petunjuk dokter.
APA PENYEBAB
PEMAKAIAN
NAPZA ?
Faktor Individu
• faktor kepribadian dan faktor konstitusi.
• Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau berpikir
panjang mengenai akibatnya
• Keinginan untuk bersenang-senang
• Keinginan untuk mengikuti trend atau gaya
• Keinginan untuk diterima oleh lingkungan atau kelompok
• Lari dari kebosanan, masalah atau kesusahan hidup
• Pengertian yang salah bahwa penggunaan sekali-sekali tidak
menimbulkan ketagihan
• Tidak mampu atau tidak berani menghadapi tekanan dari
lingkungan atau kelompok pergaulan untuk menggunakan NAPZA
• Tidak dapat berkata TIDAK terhadap NAPZA
Faktor Lingkungan
• Lingkungan Keluarga --- Hubungan ayah dan ibu yang retak,
komunikasi yang kurang efektif antara orang tua dan anak, dan
kurangnya rasa hormat antar anggota keluarga merupakan faktor
yang ikut mendorong seseorang pada gangguan penggunaan zat.
• Lingkungan Sekolah --- Sekolah yang kurang disiplin, terletak dekat
tempat hiburan, kurang memberi kesempatan pada siswa untuk
mengembangkan diri secara kreatif dan positif, dan adanya murid
pengguna NAPZA merupakan faktor kontributif terjadinya
penyalahgunaan NAPZA.
• Lingkungan Teman Sebaya --- Adanya kebutuhan akan pergaulan
teman sebaya mendorong remaja untuk dapat diterima sepenuhnya
dalam kelompoknya. Ada kalanya menggunakan NAPZA merupakan
suatu hal yng penting bagi remaja agar diterima dalam kelompok
dan dianggap sebagai orang dewasa.
Faktor NAPZA itu sendri
• Mudah didapat Harga makin murah
• Semakin beragam Bisnis NAPZA menjanjikan
• Modusnya makin canggih Keuntungan yang besar
• Pabrik NAPZA banyak di Indonesia
• Pemakaian coba-coba (Eksperimental):
Kondisi pengguna taraf awal, yang disebabkan rasa ingin tahu dari
remaja. Sesuai kebutuan pada masa tumbuh kembangnya, klien
biasanya ingin mencari pengalaman yang baru atau sering dikatakan
taraf coba-coba.
• Pemakaian sosial (Rekreasional):
Penggunaan zat adiktif pada waktu berkumpul dengan teman sebaya,
misalnya pada waktu pertemuan malam mingguan, acara ulang tahun.
Penggunaan ini mempunyai tujuan rekreasi bersama teman-temannya.
• Pemakaian Situasional (situasional use):
Mempunyai tujuan secara individual, sudah merupakan kebutuhan bagi
dirinya sendiri. Seringkali penggunaan ini merupakan cara untuk
melarikan diri atau mengatasi masalah yang dihadapi. Misalnya
individu menggunakan zat pada saat sedang mempunyai masalah,
stres, dan frustasi.
• Pemakaian Habitual
Tahap ketergantungan awal, mulai menganggap zat psikoaktif bagian
penting dalam kehidupan, lingkungan social lama mulai ditinggal
diganti dengan limhkungan baru yang berkaitan dengan zat.
• Penyalahgunaan
Penggunaan zat yang sudah cukup patologis, sudah mulai digunakan
secara rutin, minimal selama 1 bulan, sudah terjadi penyimpangan
perilaku mengganggu fungsi dalam peran di lingkungan sosial,
pendidikan, dan pekerjaan.
• Ketergantungan:
Penggunaan zat yang sudah cukup berat, telah terjadi ketergantungan
fisik dan psikologis. Ketergantungan fisik ditandai dengan adanya
toleransi dan sindroma putus zat (suatu kondisi dimana individu yang
biasa menggunakan zat adiktif secara rutin pada dosis tertentu
menurunkan jumlah zat yang digunakan atau berhenti memakai,
sehingga menimbulkan kumpulan gejala sesuai dengan macam zat yang
digunakan. Sedangkan toleransi adalah suatu kondisi dari individu
yang mengalami peningkatan dosis (jumlah zat), untuk mencapai tujuan
yang biasa diinginkannya.
NAPZA dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :
(1). Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
(2). Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis
bukan Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebakan perubahan
khas pada aktifitas mental dan perilaku.
(3). Zat adiktif lain

Zat adiktif adalah bahan atau zat yang berpengaruh psikoaktif diluar
yang disebut narkotika dan psikotropika, meliputi :
a. Minuman beralkohol
Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etil alkohol yang
berpengaruh menekan susunan saraf pusat dan sering menjadi bagian dari
kehidupan manusia sehari-hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan
sebagai campuran dengan narkotika atau psikotropika memperkuat
pengaruh obat atau zat itu dalam tubuh manusia.
b. Inhalasi
Inhalasi (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap
berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang
keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Contoh : Lem,
Tiner, Penghapus cat kuku, Bensin.
c. Tembakau
Pemakaian tembakau yang mengandung nikotik sangat luas dimasyarakat,
pemakaian rokok dan alcohol terutama pada remaja, harus menjadi
bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi
pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.
Opiat Ganja Sedatif- Alkohol amfetamine
Hipnotik
* eforia * eforia * pengendalian * mata merah * selalu
* mengantuk * mata merah diri berkurang * bicara cadel terdorong
* bicara cadel * mulut kering * jalan * jalan untuk
* konstipasi * banyak sempoyongan sempoyongan bergerak
* penurunan bicara * mengantuk * perubahan * berkeringat
kesadaran dan tertawa * persepsi * gemetar
* nafsu makan memperpanjan * penurunan * cemas
meningkat g kemampuan * depresi
* gangguan tidur menilai * paranoid
persepsi * hilang
kesadaran
Opiat Ganja Sedatif- Alkohol amfetamine
Hipnotik
* nyeri * jarang * cemas * cemas * cemas
* mata dan ditemukan * tangan * depresi * depresi
hidung berair gemetar * muka merah * kelelahan
* perasaan * perubahan * mudah * energi
panas dingin persepsi marah berkurang
* diare * gangguan * tangan * kebutuhan
* gelisah daya ingat gemetar tidur
* tidak bisa * tidak bisa * mual muntah meningkat
tidur tidur * tidak bisa
tidur
AKIBAT PENGGUNAAN
NAPZA
1) Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan, misalnya dengan:
a) Memberikan informasi dan pendidikan yang efektif tentang NAPZA
b) Deteksi dini perubahan perilaku
c) Menolak tegas untuk mencoba (“Say no to drugs”) atau “Katakan tidak pada
narkoba”
2) Pengobatan
Detoksifikasi adalah upaya untuk mengurangi atau menghentikan gejala putus
zat, dengan dua cara yaitu:
a) Detoksifikasi tanpa subsitusi
Klien yang mengalami gajala putus zat tidak diberi obat untuk menghilangkan
gejala putus zat tersebut. Klien hanya dibiarkan saja sampai gejala putus zat
tersebut berhenti sendiri.
b) Detoksifikasi dengan substitusi
Pemberian substitusi adalah dengan cara penurunan dosis secara bertahap
sampai berhenti sama sekali.
3) Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah upaya kesehatan yang dilakukan secara utuh
dan terpadu melalui pendekatan non medis, psikologis, sosial dan
religi agar pengguna NAPZA yang menderita sindroma
ketergantungan dapat mencapai kemampuan fungsional
seoptimal mungkin.
a) Rehabilitasi psikososial
Program rehabilitasi psikososial merupakan persiapan untuk
kembali ke masyarakat (reentry program).
b) Rehabilitasi kejiwaan
Diharapkan agar klien rehabilitasi tindakan antisosial dapat
dihilangkan, sehingga mereka dapat bersosialisasi dengan
sesama rekannya maupun personil yang membimbing dan
mengasuhnya.
c) Rehabilitasi komunitas
Berupa program terstruktur yang diikuti oleh mereka yang tinggal
dalam satu tempat. Dipimpin oleh mantan pemakai yang
dinyatakan memenuhi syarat sebagai koselor.
d) Rehabilitasi keagamaan
Rehabilitasi keagamaan masih perlu dilanjutkan karena waktu
detoksifikasi tidaklah cukup untuk memulihkan klien rehabilitasi
menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya masing-
masing.

Anda mungkin juga menyukai