Anda di halaman 1dari 42

HERNIA INGUINALIS LATERALIS SINISTRA IREPONIBILIS + CHRONIC

KIDNEY DISEASE + ANEMIA + HIPERGLIKEMIA


Oleh :
Mega Pratiwi, S.Ked
NIM. FAB 115 009

Pembimbing:
dr. Tharina

BAGIAN/SMF REHABILITASI MEDIK DAN EMERGENCY MEDICINE


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA/RSUD DORIS SYLVANUS
2016
PENDAHULUAN
• Hernia inguinalis merupakan kasus bedah digestif
terbanyak setelah appendicitis. Sampai saat ini
masih merupakan tantangan dalam peningkatan
status kesehatan masyarakat karena besarnya
biaya yang diperlukan dalam penanganannya dan
hilangnya tenaga kerja akibat lambatnya
pemulihan dan angka rekurensi. Dari keseluruhan
jumlah operasi di Perancis tindakan bedah hernia
sebanyak 17,2 % dan 24,1 % di Amerika Serikat.
Benjolan pada regio inguinal sering dihubungkan dengan
adanya massa pada regio tersebut.

Hernia merupakan tonjolan dari organ intra peritoneal


keluar dari rongga abdomen melalui lubang (defect) dan
masih diliputi peritoneum.

Hernia inguinalis dibagi menjadi hernia ingunalis lateralis


dan hernia ingunalis medialis.
HIL ditemukan lebih banyak 2/3 dari HIM
Diagnosis Hernia dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang.

Penatalaksanaan pada kasus hernia terdiri dari


konservatif dan operatif
LAPORAN KASUS
• Identitas Penderita
Nama : Tn. S
Usia : 47 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kereng Pangi
Laporan Kasus
• Primary Survey
• Tn. S, Laki-laki
• Vital sign :
• Tekanan Darah : 150/90 mmHg
• Nadi : 85x/menit
• Pernapasan : 20x/menit
• Suhu : 36,8℃
• Airway : Tidak ada tanda sumbatan jalan napas.
• Breathing : Spontan, 20 kali/menit dengan jenis pernapasan
torakoabdominal, pergerakan thoraks simetris dan tidak
ditemukan ketinggalan gerak pada salah satu thoraks.
• Circulation: TD 150/90 mmHg. Nadi 85
kali/menit, reguler, isi cukup, kuat angkat. CRT < 2
detik.
• Dissability: GCS 15 (Eye 5, Motorik 6, Verbal 5),
kompos mentis, pupil isokor +/+ dengan diameter
3mm/3mm.
• Evaluasi masalah : Kasus ini merupakan kasus
yang termasuk dalam priority sign yaitu nyeri
pada regio inguinalis kiri. Pasien pada kasus ini
diberi label pewarnaan triase dengan warna
kuning.
• Tatalaksana awal: Pasien ditempatkan di ruangan
non bedah dan diberikan oksigenasi.
Anamnesa
• Keluhan Utama : nyeri pada selangkangan kiri
• Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan nyeri pada selangkangan kiri yang dirasakan sejak
pagi. Pasien juga mengeluh terdapat benjolan pada lipat paha kiri yang
sudah tidak bisa masuk kembali sejak 5 hari SMRS. Benjolan awalnya
dirasakan apabila berdiri terlalu lama atau saat mengejan, tetapi benjolan
dapat masuk kembali apabila pasien istirahat atau berbaring. Mual (+)
Muntah (-) Badan terasa lemas (+) BAB (+) BAK (+) Sesak napas disangkal,
nyeri dada disangkal.
• Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, terkontrol.
Riwayat CKD, tidak HD. Rutin minum obat furosemide 1x40 mg, glicoidone
1x30 mg, irbesartan 1x150 mg, anemolat 2x1
• Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat sakit serupa pada keluarga disangkal.
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : Eye (4), Motorik (6), Verbal (5).
• Tanda vital :
Tensi : 150/90 mmHg
Nadi : 85x/menit, reguler, isi cukup, kuat angkat
Suhu : 36,8°C, aksila
Respirasi : 21x/menit, torakoabdominal.
• Kepala : Normocephal
Palpebra tidak edema, konjungtiva anemis +/+, sklera tidak
ikterik.
…pemeriksaan fisik
Kepala dan leher :
• Edema palpebral (-/-)
• Konjungtiva anemis (+/+)
• Sklera ikterik (-/-)
• Refleks pupil (+/+), pupil isokor 3mm/3mm
• Sianosis (-)
• Peningkatan JVP (-).
• Thoraks
• Paru-paru
– Inspeksi: Pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan.
– Palpasi : massa (-/-)
– Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
– Auskultasi : Vesikuler +/+, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
• Jantung
– Inspeksi : Iktus kordis terlihat
– Palpasi : Iktus kordis teraba
– Auskultasi : Bunyi jantung 1 (S1) dan 2 (S2) normal,
mumur (-), gallop (-).
• Abdomen
– Inspeksi : Datar
– Auskultasi : Bising usus (+) normal
– Palpasi : supel
– Perkusi : Timpani
• Ekstremitas
– Akral hangat
– CRT < 2 detik
– Edema (-/-)
Status localis
 Regio Inguinal Sinistra
Pada posisi terlentang:
• Inspeksi:
Tampak benjolan bentuk lonjong, tanda radang (-)
• Palpasi:
Bentuk agak lonjong, benjolan tidak dapat masuk
kembali, permukaan licin rata, teraba kenyal, nyeri
tekan (+) finger test: teraba di ujung jari
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
• WBC : 6,65/uL
• RBC : 2,19/uL
• HGB : 7,2 g/dL
• PLT : 138/uL
• GDS : 380 mg/dL
• Ureum : 140 mg/dL
• Kreatinin: 4,08 mg/dL
Diagnosis
Hernia inguinalis lateralis sinistra ireponibilis +
CKD stg V + Anemia + hiperglikemia
Penatalaksanaan IGD
• IVFD Nacl 0,9% 500 cc / • P.O :
24 jam Asam folat 3 x 1 tab
Injeksi Ceftriaxone 2 x 1 CaCO3 3 x 1 tab
gr (IV) Ketocid 3 x 80 mg
Injeksi Ranitidine 2 x 50 • Pasang DC
mg (IV)
Injeksi ketorolac 3 x 30 • Pro Transfusi PRC 2 kolf
mg (IV) • Pro HD
Injeksi furosemide 3 x 30 • Observasi keadaan umum
mg (IV) dan vital sign
Injeksi levemir 0-0-10 iu • Balance cairan
Injeksi novorapid 3x4 iu
PEMBAHASAN
Pasien Tn. S datang ke IGD RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya,
kegawatan pada kasus ini adalah nyeri pada regio inguinalis kiri.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang,
pasien di diagnosis Hernia inguinalis lateralis sinistra.
Pada kasus ini ,berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang pasien didiagnosis sebagai Hernia
Inguinalis lateralis sinistra
DEFINISI
20

• HERNIA, adalah :
merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga
melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga
bersangkutan.

• Hernia terdiri atas :


– Cincin
– Kantong
– Isi hernia.
Etiologi dan Patofisiologi
Mekanisme pd orang sehat:
• Kanalis inguinalis yg berjalan miring
• Adanya Musculus oblique internis abdominalis yg menutup anulus
internus ketika berkontraksi
• Fasia transversa yg menutup trigonum Hasselbach

Jika terjadi gangguan pd mekanisme diatas disertai :


peningkatan tekanan intra abdomen + kelemahan otot
dinding abdomen (faktor predisposisi pada kasus ini:
pekerjaan dan riwayat dahulu pernah seperti ini )

Terjadi hernia; muncul benjolan di lselangkangan kanan


dan kadang turun sampai skrotum

Bisa bersifat reponibel, irreponibel, strangulata


atau inkarserata
Jenis reponibel nyeri obstruksi sakit toksik
reponibel + - - - -

ireponibel - - - - -

inkarserasi - + + + -

strangulasi - ++ + ++ ++

Pada kasus ini, HIL pada sisi sinistra termasuk


jenis irreponible karena benjolan tidak bisa
masuk kembali.
KLASIFIKASI
23

HERNIA
INGUINALIS

DIRECT INDIRECT
(MEDIAL) (LATERAL)
24
KLASIFIKASI HERNIA
25

Berdasarkan
Berdasarkan Berdasarkan
letak
Etiologi Sifat Klinik
penonjolan
Hernia
Hernia Hernia
Inguinal
kongenital reponibel
Lateral

Hernia
Hernia Hernia
Inguinal
didapat ireponibel
Medial
FASE-FASE HERNIA
26

FASE REPONIBILIS/HERNIA
IREPONIBEL

FASE IRREPONIBILIS

FASE STRANGULATA
27
MANIFESTASI KLINIS
• Terdapat benjolan dilipat paha yang timbul
pada waktu mengedan, batuk, bersin, berdiri,
mengangkat berat dan hilang setelah berbaring
(apabila masih reponibel)

HIL
• Nyeri atau rasa tidak enak di daerah
epigastrium atau para umbilical sewaktu
segmen usus halus masuk ke kantong hernia
• Mual, muntah, kolik bila terjadi inkaserasi
ataupun strangulasi

• Pada umumnya hernia direct akan memberikan gejala


HIM yang sedikit dibandingkan hernia ingunalis lateralis
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK

INSPEKSI PALPASI
PERKUSI
Hernia reponibel : benjolan Titik tengah antara SIAS
dengan tuberkulum pubicum Bila didapatkan perkusi perut
dilipat paha muncul pada kembung maka harus
waktu berdiri, batuk, bersin ditekan lalu pasien disuruh
mengejan. Jika terjadi dipikirkan kemungkinan
atau mengedan dan hernia strangulata.
menghilang setelah berbaring penonjolan di sebelah medial
maka itu HIM.
HIL: muncul benjolan di regio
inguinalis yang berjalan dari Titik yang terletak di AUSKULTASI
lateral ke medial, tonjolan sebelah lateral tuberkulum Hiperperistaltis didapatkan
berbentuk lonjong. pubikum ditekan lalu pasien pada auskultasi abdomen
disuruh mengejan jika pada hernia yang mengalami
HIM : tonjolan biasanya terlihat benjolan di lateral
terjadi bilateral, berbentuk obstruksi usus (hernia
titik yang kita tekan maka inkarserata).
bulat. dapat itu HIL.
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Pemeriksaan Finger Test Pemeriksaan Thumb Test
Pemeriksaan Ziemen Test
Menggunakan jari ke 2 atau Anulus internus ditekan
Posisi berbaring, bila ada
jari ke 5. Dimasukkan lewat dengan ibu jari dan
benjolan masukkan dulu.
skrotum melalui anulus penderita disuruh mengejan,
Hernia kanan diperiksa
eksternus ke kanal inguinal. bila keluar benjolan
dengan tangan kanan.
Penderita disuruh batuk: Bila berartiHIM. Bila tidak
Penderita disuruh batuk bila
impuls diujung jari berarti
rangsangan pada jari ke 2 keluar benjolan berarti HIL
HIL. Bila impuls disamping
merupakan HIL, jari ke 3
berarti jari HIM.
merupakanHIM, jari ke 4
merupakan hernia femoralis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Leukocytosis dengan shift to the left PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
yang menandakan strangulasi. Ultrasonografi dapat digunakan untuk
Elektrolit, BUN, kadar kreatinin yang membedakan adanya massa pada lipat paha
tinggi akibat muntah-muntah dan atau dinding abdomen dan juga membedakan
penyebab pembengkakan testis.
menjadi dehidrasi
Pemeriksaan ultrasonografi juga berguna
untuk membedakan hernia inkarserata dari
suatu nodus limfatikus patologis atau
penyebab lain dari suatu massa yang teraba
di inguinal
DIAGNOSIS BANDING
PENATALAKSANAAN
33

A. Pengobatan konservatif
– Reposisi dengan cara bimanual
– Sabuk Hernia
34
PENATALAKSANAAN
35

• Tindakan operatif, indikasi :


- Hernia inguinalis yang mengalami
inkarserata, meskipun keadaan umum jelek.
- Hernia reponibel pada bayi dengan umur lebih
dari 6 bulan atau berat badan lebih dari 6
kilogram.
PENATALAKSANAAN
36

• Tindakan Operasi, meliputi :


– Operasi Terbuka :
• Herniotomi
• Hernioplasty
– Laparoskopi
KOMPLIKASI
• Hernia inkarserata:
 Jepitan cincin hernia yang
mengakibatkan adanya
gangguan pasase usus dengan
gambaran obstruksi usus, dan
gangguan keseimbangan
cairan, elektrolit dan asam
basa
 Klinis: muntah-muntah, tidak
dapat flatus atau defekasi,
nyeri pada penonjolan, dan pd
perabaan didapatkan cincin
yang keras dan kaku.
KOMPLIKASI
• Hernia Strangulata:
 jepitan cincin yang
mengakibatkan terjadinya
gangguan aliran darah
jaringan usus hingga iskemik
dan nekrosis → gangren →
perforasi
 Klinis: nyeri pada daerah
benjolan, kemerahan,
penderita gelisah, suhu tubuh
tinggi,sepsis, cepat masuk
dalam keadaan syok.
PENATALAKSANAAN : HERNIOTOMI D/S
DILANJUTKAN DENGAN HERNIOPLASTY D/S
40
KESIMPULAN
• Demikian telah dilaporkan suatu kasus hernia
inguinalis lateralis sinistra dari seorang pasien laki
– laki, Tn. S usia 47 tahun dengan keluhan utama
nyeri pada region inguinalis sinistra.
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Selama perawatan, Tn. S diberikan terapi O2,
pemberian obat-obatan untuk keluhan
simptomatik, dan pengaturan jumlah cairan, serta
perencanaan transfusi darah.
DAFTAR PUSTAKA
• Brunicardi, F.C, et al. 2006. Schwartz’s Manual of
Surgery. United States of America: The McGraw-
Hill Companies.
• FK Universitas Hasanuddin. Medical mini notes
interna; 2015.
• Sjamsuhidajat, Wim de Jong. 1997. Buku Ajar
Ilmu Bedah Edisi Revisi. Jakarta: EGC.
• Setiono W. Gagal ginjal kronik. Makassar: Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin; 2013.
• Mansjoer A. Kapita selekta kedokteran. Jilid 1.
Edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius; 2010.

Anda mungkin juga menyukai