Anda di halaman 1dari 22

LEPTOSPIROSIS

Disusun Oleh:
Brenda Ruth Panjaitan (1261050051)
Isnawaty Mohamad. (1261050259)
Christopher Daniel Halomoan (1261050262)
Pek Vania Mugland Devi (1261050300)
Cindhy Karania (1361050102)
Atika Rahma (1361050177)
Muh. Hibaturrahman (1361050287)
Elysia Gita Pascadea (1361050099)
Hillary Brilianni Octarina (1361050275)

FAKULTAS KEDOKTERAN UKI


Definisi
• Leptosiprosis merupakan suatu penyakit zoonosis yang disebabkan
mikroorganisme genus Leptospira interogans.

• Nama lain penyakit ini :


a. swamp fever
b. mud fever
c. infectious jaundice
d. cane cutter fever
e. field fever
f. dll

• Leptospirosis berat disebut Weil disease.


Epidemiologi
• Leptospirosis tersebar di seluruh dunia, disemua benua kecuali benua antartika,
namun terbanyak di daerah tropis.
Epidemiologi

• Leptospirosis mengenai paling kurang 160 spesies mamalia. Tikus


merupakan vektor yang utama dari L. icterohaemorrhagica.

• International leptospirosis society menyatakan Indonesia sebagai negara


dengan insidens leptospirosis tinggi dan peringkat ketiga di dunia untuk
mortilitas. Tahun 2002 dilaporkkan lebih dari 100 kasus dengan 20
kematian, dan tahun 2014 tercatat 435 kasus dengan 62 kematian.

• Laki-laki (52,1%) > perempuan (47,9%)


Etiologi

• Oleh genus leptospira, family treponemataceae, suatu mikroorganisme spirochaeta.

• Leptospira interrogans dibagi menjadi beberapa serogroup yang tersering seperti :


• L. icterohaemorrhagica tikus
• L. canicola anjing
• L. panona sapi & babi
Etiologi

Membentuk
suatu kait

P : 5-15 μm

Berbelit, tipis,
fleksibel, spiral L : 0,1-0,2 μm
halus
Penularan
Faktor resiko tertular leptospirosis

Kelompok pekerjaan Kelompok aktivitas Kelompok lingkungan


Petani & peternak Berenang di sungai Anjing piaraan
Tukang pototng hewan Bersampan Ternak
Penangkap/penjerat Kemping Genangan air hujan
hewan Berburu Lingkungan tikus
Dokter/mantri hewan Kegiatan di hutan Banjir
Penebang kayu
Pekerja kayu
Pekerja selokan
Pekerja perkebunan
Patogenesis
Respon imunologi ikterik
selular & humoral Multiplikasi akan
terdeteksi dalam
darah dan CSS

darah

Kerusakan PD kecil

Vaskulitits +
kebocoran &
ekstravasasi sel
Menghambat sirkulasi
Organ utama mikro & peningkatan
permeabilitas kapiler hipovolemia
yang terinfeksi
Patologi
organisme
Etiologi: Kontak pd kulit, selaput
L. Interrogans lendir, luka erosi dgn air,
Msk darah &
L. Icterohaemorhagiae tanah & lumpur dr air kemih
binatang yang terinfeksi alirannya
L. Canicola
L. pamona leptospira endotoksin

Jantun
Ginjal Hati Otot Mata PD SSP
g

Necrosis
sentilobul Interstisial Penebalan
Interstisi Perubaha
ar fokal edema meningen
al nefritis n local
dgn dgn Masuk s&
dgn nekrotis,
infiltrasi infiltrasi ke dlm peningkat
infiltrasi vakuolisa vaskulitis
sel sel ruang an sel
sel si &
limfosit mononucl anterior mononucl
mononuc lokal & kehilanga
ear & ear
lear proliferasi n striata
plasma arachnoid
sel kupfer
Manifestasi klinis
Sering Jarang

Demam, menggigil, sakit kepala, Pneumonitis, hemoptoe, delirium,


meningismus, anoreksia, myalgia, perdarahan, diare, edema,
conjuctival suffusion, mual, spleenomegali, arthralgia, gagal
muntah, nyeri abdomen, icterus, ginjal, periferal neuritis,
hepatomegaly, ruam kulit, pankreatitis, parotitis, epididimytis,
fotofobia. hematemesis, asites, miokarditis.
Manifestasi klinis

Masa inkubasi +- 7-14 hari Fase leptospiremia


- berlangsung secara tiba-tiba dgn gejala
awal
- 4-9 hari
Fase imun
- setelah demam 7 hari bebas demam 1-
3
hari demam kembali.
- peningkatan titer antibody
- tanda patognomonis (conjunctival
suffusion & icterus)
Manifestasi klinis

Leptospirosis Gambaran klinis Spesimen Laboratorium


Leptospirosis anikterik (80- Demam, myalgia, Darah dan LCS
90%) conjunctival suffusion, nyeri
Fase leptospiremia abdomen, muntah, nyeri
kepala

Fase imun Meningitis, demam Urin


Leptospirosis ikterik (5- Demam tinggi, icterus, Darah, LCS, dan urin
10%) perdarahan, gagal ginjal
Fase leptospiremia & Fase
imun (sering menjadi satu
atau tumpang tindih)
Manifestasi klinis
Diagnosis
Anamnesis
- kelompok risiko tinggi
- keluhan sesuai gejala klinis
Pemeriksaan fisik
- suhu badan meningkat
- bradikardi relative
- nyeri tekan pada otot (terutama m. gastrocnemius)
- ruam pada kulit
- tanda ikterik
- conjunctival suffusion
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
- darah lengkap (leukositosis/n, neutrofilia, LED meningkat)
- urinalisis (proteinuria, leukosituria)
- kimia darah: - hepatomegaly (bilirubin darah & transaminase
meningkat)
- komplikasi pada ginjal (BUN, ur/cr meningkat)
- kultur dari spesimen darah & LCS
- serologi (MAT & MSAT)
- pemeriksaan IgM ELISA
Diagnosis
Diagnosis
Diagnosis banding

Leptospirosis ringan Leptospirosis berat


Influenza Malaria
Malaria Demam tifoid
Infeksi virus Hepatitis viral
Komplikasi
1. Gagal ginjal akut
- oliguria
- non-oliguria
2. Perdarahan paru
3. Liver failure
4. Perdarahan gastrointestinal
5. Shock
- hipovolemia
- hiperviskositas koagulasi
6. Miokarditis
7. Enchefalopathy
Penatalaksanaan

Pengobatan dan kemoprofilaksis leptospirosis


- Pengobatan suportif (siptomatik)
- Pemberian antibiotic (4 hari setelah onset)

Indikasi Regimen Dosis


- Leptospirosi ringan Doksisiklin 2x100 mg
(anikterik) Ampisilin 4x500-750 mg
Amoksisilin 4x500 mg
- Leptospirosis Penisilin G 1,5 juta unit/6 jam (i.v)
sedang/berat (ikterik- Ampisilin 1 gr/6 jam (i.v)
weil disease) Amoksisilin 1 gr/6 jam (i.v)
- kemoprofilaksis Doksisiklin 20 mg/minggu
Prognosis

Keadaan umum

Usia
Mempengaruhi prognosis.
Kematian dapat terjadi
Virulensi leptospira sebagai komplikasi faktor
pemberat.

Kekebalan tubuh

Ada/tidaknya penyerta (icterus)


Pencegahan
Tujuannya ialah :
Mencegah penularan terutama
pada orang dengan resiko tinggi

Sumber infeksi Jalur penularan Pejamu manusia

Upaya isolasi, Apd, mencuci luka,


mandi,
mengurangi
membangun Menumbuhkan
populasi,
kesadaran, jaga sikap waspada,
meniadakan
hygiene, melakukan upaya
akses, mencegah
desinfektan, edukasi
(vaksinasi, buang menurunkan PH,
kotoran) beri peringatan

Anda mungkin juga menyukai