Anda di halaman 1dari 29

Tindakan pertolongan pertama

A. KERACUNAN

Keracunan makanan adalah penyakit yang


dihasilkan akibat dari penggunaan makanan
yang tercemar, patogen bakteri, virus, atau
parasit yang mencemari makanan, dan juga
kimia atau racun alami seperti sebagai jamur.
Bahan penyebab keracunan dapat diklasifikasikan menjadi :
• Obat-obatan
• Bahan kimia industri dan rumah tangga ( bahan korosif, hidrokarbon, alkohol dan
glikol, logam, gas beracun, dan lain-lain)
• Pestisida (organososfat dan karbamat, organklorin, pestisida yang mengandung
arsen)
• Racun alam ( racun tanaman dan sengatan binatang berbisa)
• Mikroba
Jenis-jenis mikroba yang dapat menyebabkan keracunan adalah Escherichia coli
patogen, Staphilococus aureus, Salmonella, Streptokkkus, Bacillus
Parahemolyticus, dan Clostridium Botulisme.Bila makanan atau minuman yang
anda konsumsi ternyata tercemari mikroba-mikroba tersebut maka anda bisa
terkena keracunan.
• Toksin
Ada beberapa jenis makanan yang bila tidak dimasak dengan benar akan
mengandung toksin dan menyebabkan keracunan. Makanan-makanan tersebut
adalah jamur, bayam beracun, kerang, dan tempe bongkrek.
Gejala Keracunan Makanan

Berikut ini adalah gejala-gejala yang dapat terjadi pada penderita keracunan
berdasarkan tingkatan keracunan itu sendiri.

• Keracunan Ringan
Seseorang yang mengalami keracunan ringan biasanya merasakan sakit
kepala, tubuh terasa lemas, dan anoreksia.

• Keracunan Sedang
Seseorang yang mengalami keracunan sedang biasanya gejala awalnya adalah
muntah-muntah, kejang dan kram perut.

• Keracunan Berat
Seseorang yang mengalami keracunan berat akan mengalami diare, Sesak
nafas, bahkan terkadang sampai terjadi koma.
Cara Mengatasi Keracunan Makanan

• Bantu untuk Posisi yang Nyaman


• Makan Buah Pisang dan Apel
• Minum Air Putih
• Minum Teh Campur Madu
• Minum Jahe Campur Madu
• Minum Jus Lemon
• Mencari Pertolongan Dokter atau Rumah
Sakit
Tanda Keracunan Makanan Parah
• Keracunan makan sudah berlangsung lebih dari dua hari dan penderita tidak
menunjukkan ke arah perbaikan.
• Penderita keracunan makanan tidak mampu bangun dari tempat tidur, mata merah,
sakit kepala yang berat dan tubuh yang terus melemah.
• Penderita keracunan makanan mengalami sakit perut yang sangat parah yang
membuat tidak bisa bangun dari tempat tidur atau tidak mampu duduk dan berdiri
sendiri
• Penderita keracunan makanan mengalami demam yang cukup tinggi selama lebih
dari 24 jam
• Penderita keracunan makanan mengalami diare yang buruk dan tinja berwarna gelap
• Penderita keracunan makanan mengalami muntah terus menerus disertai dengan
muntah darah
• Penderita keracunan makanan mengalami dehidrasi dengan beberapa tanda seperti
jarang atau tidak buang air kecil, mulut terlihat sangat kering, tubuh mengalami
kelelahan, denyut jantung menjadi sangat cepat dan nafas sangat pendek.
Cara Mencegah Keracunan Makanan
• Hindari mengkonsumsi susu yang tidak melewati proses pasteurisasi.
• Selalu memeriksa tanggal kadaluarsa untuk semua jenis makanan
• Hindari mengkonsumsi makanan mentah
• Hindari mengkonsumsi makanan yang mungkin memiliki aroma yang
kurang baik
• Hindari makanan yang sudah dicairkan tanpa dimasak terlebih dahulu.
• Simpan makanan di kulkas dengan susunan sesuai tempatnya masing-
masing,
• Selalu menjaga kebersihan peralatan makanan baik sebelum maupun
sesudah digunakan.
• Hindari menggunakan pisau campur, pisau untuk daging sebaiknya hanya
untuk daging saja.
• Hindari mengkonsumsi makanan kaleng yang kemasan sudah
menggembung, bengkak atau penyok.
• Selalu mencuci makanan baik sebelum dimasak atau sebelum dimakan
secara langsung.
pertolongan pertama yang dapat kita
lakukan dalam pertolongan pertama
dalam keracunan makanan:
• Bila penderita keracunan makanan banyak muntah dan diare, berikan cairan
pengganti yang cukup seperti air putih, oralit atau campuran air putih-gula 2
sendok teh-garam ½ sendok teh atau air kelapa untuk menggantikan cairan dan
elektrolit tubuh yang hilang.
• Berikan tablet karbon aktif untuk menyerap racun di dalam saluran pencernaan
yang diminum dengan air putih.
• Bila tidak ada tablet karbon aktif, bisa mengkonsumsi susu untuk mengikat racun
dalam saluran pencernaan dan merangsang penderita untuk muntah sehingga
racun keluar dan tidak beredar dalam tubuh. Namun , jika penderita mengalami
diare, sebaiknya tidak diberikan susu.
• Bila penderita keracunan makanan hendak muntah, usahakan agar penderita
muntah dalam keadaan kepala menunduk agar cairan muntah tidak masuk ke
dalam saluran pernapasan.
• Pada anak-anak, sebaiknya segera dibawa ke fasilitas kesehatan yang terdekat
untuk mendapatkan pertolongan segera.
B. LUKA BAKAR

• Luka bakar adalah cedera (injuri) sebagai


akibat kontak langsung atau terpapar dengan
sumber-sumber panas (thermal), listrik
(electrict), zat kimia (chemycal), atau radiasi
(radiation).Luka bakar merupakan bahaya
yang potensil terjadi di setiap rumah tangga;
banyak laporan menunjukkan, luka bakar oleh
karena air panas/cairan panas adalah jenis
yang paling sering terjadi pada anak.
Menurut A.A.GN. Asmarajaya (2003), berdasarkan perjalanan penyakitnya luka bakar
dibagi menjadi 3 fase, yaitu :
1. Fase akut
Pada fase ini masalah yang ada berkisar pada gangguan saluran napas karena adanya
cedera inhalasi dan gangguan sirkulasi.Pada fase ini terjadi gangguan keseimbangan
sirkulasi cairan dan elektrolit akibat cedera termis yang bersifat sistemik.
2. Fase sub akut
Fase ini berlangsung setelah syok berakhir.Luka terbuka akibat kerusakan jaringan
(kulit dan jaringan dibawahnya) menimbulkan masalah inflamasi, sepsis dan
penguapan cairan tubuh yang disertai panas/energi.
3. Fase lanjut
Fase ini berlangsung setelah terjadi penutupan luka sampai terjadi maturasi.Masalah
pada fase ini adalah timbulnya penyulit dari luka bakar berupa parut hipertrofik,
kontraktur, dan deformitas lainnya.
• Tentukan berat ringannya, beratnya luka bakar dibagi menjadi tiga
derajat, yaitu:
1. Luka bakar derajat satu , jika kulit yang tersiram air panas
memerah dan terasa nyeri. Biasanya, sembuh dalam waktu
seminggu.
2. Luka bakar derajat dua , bila kulit memerah, nyeri, serta
timbul juga gelembung (melepuh). Ini berarti ada kerusakan pada
lapisan kulit, otot, dan lemak.Umumya, bisa sembuh dalam waktu
dua minggu, bila tanpa infeksi.
3. Luka bakar derajat tiga , kalau timbul kerusakan yang lebih
dalam lagi. Badan yang terkena akan tampak hangus atau
kehitaman.
Luasnya luka bakar dihitung menurut rumus “Rules of nine”
pada orang dewasa dan Modified Lund and Brower pada luka
bakar pada anak.
Kedalaman luka bakar :
• Derajad I : Hanya melibatkan epidermis (sun burn) dan tidak
• memerlukan terapi khusus.
• Derajad II : 1. Derajad II dangkal (epidemis dan sebagian
dermis)
• 2. Derajad II dalam (sampai melibatkan seluruh dermis)
• Derajad III/IV : Seluruh lapisan kulit dan sampai jaringan
dibawahnya.
Penanganan Luka Bakar

Hal-hal yang boleh dilakukan:


1. Bukalah pakaian
2. Siram dengan air bersih
3. Mendapat perawatan medis secepatnya
Hal-hal yang tidak boleh dilakukan :
1. Jangan melumuri dengan kecap, margarine,
salep, dan lain-lain.
2. Jangan diperban
3. Jangan menekuk tubuh
Penanganan Tersira Air Panas
A. Hal-hal dilakukan
• 1. Jangan panik
• a. Bila bagian tubuh yang tersiram air panas tidak tertutup pakaian langsung siram
secara perlahan dengan air dingin selama 10 menit.
• b. Bila yang tersiram adalah yang tertutup pakaian siram langsung bagian tersebut,
setelah itu baru buka pakaian si kecil dengan hati-hati.
• c. Kompreslah dengan kain bersih yang telah dicelupkan pada air dingin sampai rasa
sakit berkurang.
• d. Tutup atau balut bagian tubuh yang luka dengan kasa steril untuk menghindari
kemungkinan terjadinya infeksi.
• 2. Rendam bagian tubuh yang tersiram air panas selama 15-20 menit didalam air yang
sejuk bukan air dingin, misalnya air kran.
B. Yang tidak boleh dilakukan
• a. Jangan mengobati luka bakar dengan mengoleskan pasta gigi, kecap, mentega dan
lain-lain karena dapat mengakibatkan infeksi dan membekas.
• b. Jangan membalut luka dengan kapas karena akan melekat pada luka. Untuk luka
bakar ringan (kemerahan tanpa melepuh) tidak perlu di tutup, untuk luka bakar sedang
bisa ditutup dengan balutan kering atau kasa steril.
• c. Jangan memecahkan gelembung kulit yang timbul akibat luka. Biarkan gelembung
tertutup untuk mencegah infeksi.
Pertolongan Pertama Pada Luka Bakar
Anak

1. Evaluasi Awal"Primary Survey"


• Pemeriksaan ABC(Airway: patensi jalan nafas,
Breathing: kemampuan bernafas dan Ciculation
kondisi sirkulasi tubuh), dan fungsi organ).
2. Pemberian Nutrisi Pada Anak
Pemberian nutrisi baik secara oral maupun
perenteral sebaiknya dimulai sedini mungkin.
3. Evaluasi Sekunder"Secondary Survey"
Luka Bakar karena Bahan Kimia (Bahan Pembuat Sabun atau Deterjen dan Asam)
• Siramlah area yang terbakar dengan air dingin yang mengalir selama 20 menit,.
• Lepaskan pakaian anak yang terendam bahan kimia, berhati-hatilah untuk tidak
menyebarkan bahan penyebab iritasi ke area kulit lainnya.
• Gunakanlah gunting untuk mengerat pakaian anak bila perlu, atau biarkan dia tetap
mengenakan pakaian itu jika tidak bisa melepaskannya dengan aman.
• Cuci area yang terbakar itu dengan sabun dan air, tetapi jangan digosok dengan penuh
semangat karena gosokan yang keras mungkin menyebabkan lebih banyak raun yang
terserap ke kulit.
• Bila ada substansi yang terisap atau tertelan, hubungi pusat kendali masalah
keracunan dengan segera dan berikan penawar racun seperti yang disarankan pada
kontainer bahan kimia kepada anak, atau beri banyak air untuk diminum anak.
• Jika bahan kimia terpercik ke mata anak, bilas mata selama 20 menit dengan
menggunakan air matang yang dialirkan dari wadah, atau pergunakanlah obat cuci
mata yang dapat dibeli di apotik.
PertolonganPertama Pada Kecelakaan (P3K)

merupakan pertolongan pertama yang harus


segera diberikan kepada korban yang
mendapatkan kecelakaan atau penyakit
mendadak dengan cepat dan tepat sebelum
korban dibawa ke tempat rujukan atau Rumah
sakit.
Prinsip Pemberian Pertolongan Pertama pada kecelakaan

• Memberikan perasaan tenang kepada korban keelakaan.


• Mencegah atau mengurangi rasa takut atau gelisah
korban kecelakaan.
• Mengurangi bahaya yang lebih besar.
• Tidak merasa bisa untuk memberikan pertolongan
pertama pada kecelakaan.
• Mempunyai pengetahuan tentang pertolongan pertama
pada kecelakaan.
• Mampu melihat situasi dan kondisi korban.
• Bekerja dengan tenang.
Sistematika Pertolongan Pertama

Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban


kecelakaan adalah :
• Jangan Panik
• Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan
berikutnya.
• Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban
• Pendarahan.
• Perhatikan tanda-tanda shock.
• Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.
• Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.
• Namun pada dasarnya pertolongan pertama
pada kecelakaan harus dilakukan secara
sistematis berdasar kepada DR CAB ,yaitu :
– Danger (Bahaya)
– Response (Respon)
– Compression (Tekanan pada Dada
– Airway (Jalan Nafas)
– Breathing (Bernafas)
Adapun susunan prioritas pemberian pertolongan pertama pada
kecelakaan yaitu pada korban :
• Henti napas.
• Henti jantung.
• Pendarahan berat.
• Syok ketidak sadaran.
• Pendarahan ringan.
• Patah tulang atau cidera lain.
Tindakan penolong selama melakukan pertolongan pertama, harus di
perhatikan pula:
• Hindari memindahkan korban
• Jangan pernah ragu
• Hubungi petugas yang berwenang
Macam-Macam Cedera

Ada 4 jenis spesifikasi cedera yang pada


umumnya terjadi adalah:
• Cedera ringan seperti luka, luka bakar,
memar dan lebam.
• Cedera sedang seperti strain, spraint.
• Cedera berat seperti dislokasi dan fraktur.
• Cedera lain seperti dehidrasi, shock, kejang,
pingsan, perdarahan, henti nafas.
Pertolongan Pertama pada Pingsan
• Ada beberapa jenis pingsan dan tata caramemberikan
tindakan pertolongan pertama yang harus dilakukan, yaitu:
• Pingsan biasa :Tindakan pertolongan pertama yang harus
diberikan pada penderita adalah baringkan penderita
ditempat yang teduh dan datar.
• Pingsan karena panas :Pingsan dalam kasus ini sering
terjadi pada anak-anak disaat melakukan olahraga pada
cuaca yang panas atau pada saat anak-anak melaksanakan
upacara di sekolah.
• Ada beberapa macam perdarahan dan penangganannya
• Pertolongan pertama pada pendarahan harus
memperhatikan letak pendarahan yang terjadi. Yaitu :
• Pendarahan di Kepala.
• Pendarahan pada mata.
• Pendarahan di pipi.
• Pendarahan di leher.
• Pendarahan pada lengan bawah.
• Pendarahan pada bahu.
• Pendarahan pada paha, betis, dan tungkai bawah,.
• Pertolongan Pertama pada Henti Nafas
Henti nafas adalah suatu kecelakaan dimana
korban harus segera diberi pertolongan, karena
korban dapat mati dalam hitungan detik. Jenis
pertolongan pada henti nafas, adalah:
• Sylvester
• Schafer
• Holgen dan Nielsen

Anda mungkin juga menyukai