Anda di halaman 1dari 65

Cerebral Palsy

Claudia Purnamatika
1710029068

Pembimbing:
dr. Annisa Muhyi, Sp.A, M. Biomed

SMF/LABORATORIUM ILMU KESEHATAN ANAK


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2018
Latar Belakang

 Obesitas diketahui merupakan salah satu faktor yang


meningkatkan resiko hipertensi primer pada anak.
 Oleh karena itu upaya menurunkan prevalensi kegemukan dan
obesitas akan menurunkan prevalensi hipertensipada anak secara
tidak langsung.
 Penulisan tugas ini bertujuan untuk menambah
pengetahuan penulis dan pembaca serta mendalami
kasus yang ada di bagian Ilmu Kesehatan Anak
khususnya pada hipertensi-obesitas pada anak dan
remaja
Identitas pasien

 Nama : An. M.Y.


 Usia : 14 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Berat Badan : 68 Kg
 Tinggi Badan : 159 cm
 Agama : Islam
 Alamat : Bontang
 MRS tanggal 12 Juni 2018
Keluhan Utama
Kejang

Riwayat Penyakit Sekarang


 Pasien datang ke IGD dirujuk dari Bontang dengan keluhan
kejang. Keluhan dialami 2 hari SMRS AWS, pasien sempat dirawat
selama satu hari di Bontang. Kejang dialami 2 kali dengan lama
kejang kira-kira lima menit. Pasien tidak sadar setelah kejang.
Sebelum muncul keluhan kejang, pasien mengalami batuk dan
sesak napas kira-kira 5 hari sebelumnya. pasien juga
mengeluhkan nyeri kepala sehari sebelumnya dan sempat
muntah menyemprot beberapa jam sebelum kejang.
Riwayat Penyakit Sekarang
 Keluhan demam, gangguan buang air besar dan buang air kecil
disangkal. Pasien tidak pernah mengalami kejang sebelumnya.
 Sehari-hari pasien biasa makan tiga kali sehari dengan porsi satu
piring penuh. Pasien gemar mengkonsumsi gorengan sebagai
cemilan. Selama puasa pasien sering berbuka dengan gorengan.

Riwayat Penyakit Dahulu


Tidak ada riwayat penyakit terdahulu pada pasien.
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang sama
dengan pasien.
Bapak pasien riwayat sakit liver.
Tidak diketahui riwayat penyakit seperti jantung, ginjal,
hipertensi, diabetes mellitus di anggota keluarga lain.
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Berat badan lahir : 3100 gr
Panjang badan lahir : 49 cm
Berat badan sekarang : 68 kg
Tinggi badan sekarang : 159 cm
Gigi keluar : 8 bulan
Tersenyum : 2 bulan
Miring : 4 bulan
Tengkurap : 5 bulan
Duduk : 8 bulan
Merangkak : 9 bulan
Berdiri : 1 tahun
Berjalan : 1 tahun
Berbicara : 1 tahun
Makan dan Minum Anak
 ASI : lahir – 6 bulan
 Susu sapi : mulai 6 bulan
 Makanan lunak : mulai 8 bulan
 Makan padat dan lauknya : mulai 1 tahun
Jadwal Imunisasi

Usia saat imunisasi


Imunisasi
I II III IV Booster I Booster II

BCG 1 bulan - - - - -
Polio 1 bulan 2 bulan 4 bulan 6 bulan - -
Campak 9 bulan - - - - -
DPT 2 bulan 4 bulan 6 bulan - - -
Hepatitis B 0 bulan 2 bulan 6 bulan - - -
Pemeriksaan Fisik
 Dilakukan pada tanggal 13 Juni 2018
 Keadaan Umum : Sakit berat
 Kesadaran : Composmentis
 Berat Badan : 68 Kg
 Panjang Badan : 159 cm
Tanda Vital : Tekanan Darah 139/85 mmHg
Nadi 93 x/menit P50 : 109/62
P90 : 123/77
Pernafasan 28 x/menit
P95 : 127/81
Temperatur 37,2o C P99 : 134/89
Status Gizi
 BB/U :
68/51 x 100% = 133,33%
Status Gizi
 TB/U :
159/164 x 100% = 96,95%
Status Gizi
 BB/TB :
68/47 x 100% = 144,68%
 Kepala/leher

 Rambut : Warna hitam

 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil


isokor, diameter 3mm/3mm, reflex cahaya (+/+), edema palpebra
(-/-)

 Hidung : Sekret hidung (-), pernafasan cuping hidung (-)

 Mulut : Mukosa bibir tampak basah, sianosis (-),


perdarahan (-), faring hiperemis (-)

 Leher : Leher : Pembesaran KGB (-), massa (-)


Thorax

 Inspeksi : Tampak simetris, pergerakan simetris,


retraksi supra sternum (-), retraksi supraclavicula (-),

 Palpasi : Pelebaran ICS (-), fremitus raba D=S

 Perkusi : Sonor

 Auskultasi : Vesikuler, Stridor (-),Ronki (+/+),wheezing(-/-)


S1S2 kesan normal, suara tambahan (-)
Abdomen
 Inspeksi : Cembung
 Palpasi : Soefl, nyeri tekan (-), organomegali (-),
turgor kembali cepat
 Perkusi : Timpani, acites (-)
 Auskultasi : Bising usus (+) kesan normal
Ekstremitas
 Ekstremitas superior: Akral hangat, pucat (-/-), edem (-/-)
 Ekstremitas inferior : Akral hangat, pucat (-/-), edem (-/-)
Pemeriksaan yang dilakukan Hasil yang didapat

Leukosit 14. 740/mm3


Eritrosit 4.430.000/mm3
Hemoglobin 13,2 g/dl
Hematokrit 38,4 %
Trombosit 374.000 / mm3
MCV 86,7 fL
MCH 34,3 pg
GDS 121
Ureum 45,9
Creatinin 0.7
Na 141
K 4,9
Cl 99
Pemeriksaan yang dilakukan Hasil yang didapat
BJ Urin 1.020
Keton -
Leukosit +1
Hb +4
Warna Kuning
Kejernihan Keruh
Protein +1
Glukosa -
Epitel +
Leukosit 3–5
Eritrosit 7 – 10
Silinder Granul
Kristal -
Bakteri +
Jamur -
Diagnosis Kerja (IGD)
 Obs. Konvulsi + Hipertensi+Susp. Edema serebri + Susp. Massa
intracranial + Susp. GNA + ISK
Follow up
Tanggal Pemeriksaan Terapi
13 Juni 2018 S: Lemas, Batuk , nyeri kepala (↓), A : Obs. Konvulsi + Susp. Edema
(perawatan H-2) muntah (-) serebri + Susp. Massa intracranial +
Susp. GNA + ISK

O: KU sedang, kesadaran cm, TD


139/85 mmHg, Nadi 93x/I, RR 28 x/i, P : - D5½NS 1500 cc/hari
Suhu 37.2oC SpO2 98% - Spironolakton 2x25 mg
- Furosemid 3x40 mg IV
- Nifedipin 3x10 mg
- Ceftriaxon 2x1,5 mg
- Manitol 100 cc
- Ambroxol 3x1
- Cek DL, Albumin, ASTO, Ur, Cr,
SGOT, SGPT, Protein Esbach,
Kultur Urin, Swab Tenggorokan,
CT Scan Kepala dengan kontras
Follow up
14 Juni 2018 S: Batuk (↓), nyeri kepala (-), A : Obs. Konvulsi + Susp.
(perawatan H-3) muntah (-) Edema serebri + Susp. Massa
intracranial + Susp. GNA + ISK

O: KU sedang, kesadaran cm,


TD 112/72 mmHg, Nadi 98x/I, P : - D5½NS 1500 cc/hari
RR 28 x/i, Suhu 37.2oC SpO2 - Spironolakton 2x25 mg
- Furosemid 3x40 mg IV
98%
- Nifedipin 3x10 mg
- Ceftriaxon 2x1,5 mg
- Manitol 100 cc
- Ambroxol 3x1
- Pindah ruang biasa
Definisi

 Obesitas atau kegemukan didefiniskan sebagai suatu keadaan


terdapatnya penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan
yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

 Overweight adalah kelebihan berat badan dibandingkan dengan


berat badan ideal, yang dapat disebabkan oleh penimbunan
jaringan lemak atau massa otot
Riskesdas 2013
U 5 thn : 10,8%
U 12 thn : 8,8%,

9,1% (2020)
6,7% (2010)
4,2% (1990)
 Genetika
 Aktivitas Fisik
 Diet
 Faktor keluarga
 Pengendalian Asupan Makanan
 Pengendalian Efisiensi Energi

 Pengendalian Adipogenesis
Obesitas Primer (Eksogen)

 Suatu keadaan kegemukan pada seseorang yang terjadi tanpa


sebab penyakit secara jelas, tetapi semata-mata disebabkan oleh
interaksi faktor genetik dan lingkungan. Bentuk obesitas seperti
ini sering didapatkan pada anak
Obesitas Sekunder (Endogen/Glandular)

 Merupakan suatu bentuk obesitas yang jelas timbulnya


bersamaaan sebagai bagian dari penyakit hormonal atau sindrom
yang dapat dideteksi secara klinis.
 Lebih jarang terjadi pada anak dan hanya merupakan <1%
obesitas pada anak.
 Obesitas sekunder, dapat berupa lesi struktural atau biokimia
yang jelas seperti akibat kelainan kromosom, organ endokrin,
penyakit infeksi, atau sama sekali sebabnya tidak diketahui.
Secara klinis, anak obes mudah dikenali karena mempunyai ciri-ciri
yang khas, antara lain:

 wajah bulat dengan pipi tembem dan dagu rangkap

 leher relative pendek

 dada membusung dengan payudara membesar

 perut membuncit (pendulous abdomen)

 striae abdomen.
Pada anak laki-laki bisa ditemukan

 penis yang tenggelam sehingga tampak kecil (buried penis)

 ginekomastia.
Anamnesis

 Mulai timbulnya obesitas (prenatal, early adiposity rebound,


remaja)

 Riwayat tumbuh kembang yang mendukung obesitas endogen

 Keluhan mengorok (snoring)

 Tidur tidak nyenyak (restless sleep)

 Nyeri pinggul.
Anamnesis

 Riwayat gaya hidup perlu digali mengenai pola makan/kebiasaan


makan serta aktivitas fisik (missal sering menonton televisi).

 Riwayat keluarga dengan obesitas menjadi pertimbangan


kemungkinan adanya faktor genetik disertai dengan adanya factor
risiko
Pemeriksaan Fisik

 apple shape body

 dan pear shape body


Tujuan tatalaksana gizi lebih dan obesitas pada anak
harus disesuaikan dengan usia dan perkembangan anak

Penurunan berat badan mencapai 20% di atas berat


badan ideal

Pola makan dan aktivitas fisis yang sehat dapat


diterapkan jangka panjang untuk mempertahankan
berat badan tetapi tidak menghambat pertumbuhan
dan perkembangan
Pola Makan Yang Benar

Pola Aktivitas Fisik Yang Benar

Modifikasi perilaku

Farmakoterapi

Terapi bedah
Pencegahan Primer
 strategi pendekatan populasi
 strategi pendekatan pada kelompok

Pencegahan Sekunder
 mendeteksi early adiposity rebound

Pencegahan tersier
 mencegah komorbiditas
Definisi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi apabila rata-rata
TDS dan atau TDD lebih tinggi atau sama dengan
persentil ke-95 terhadap umur dan jenis kelamin pada
tiga kali pemeriksaan

(Task Force Report on High Blood Pressure in Children and Adolescents pada
tahun 1987 dan 1996 )
The Fourth Report on the Diagnosis, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure in
Children and Adolescent
 Hipertensi = Nilai rata-rata TDS/D > persentil ke-95
 berdasarkan jenis kelamin
 Usia
 tinggi badan
 pada pengukuran sebanyak 3 kali atau lebih

 Prehipertensi = Nilai rata-rata TDS/D antara persentil ke-90 dan


95.
The Fourth Report on the Diagnosis, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure in
Children and Adolescent
 Anak remaja dengan TD di atas 120/80 mmHg harus dianggap
suatu prehipertensi.

 Seorang anak dengan TD > persentil ke-95 pada saat diperiksa di


tempat praktik atau rumah sakit, tetapi menunjukkan nilai yang
normal saat diukur di luar praktik atau rumah sakit, disebut
dengan white-coat hypertension

 Hipertensi emergensi adalah hipertensi berat disertai komplikasi


yang mengancam jiwa
HT dewasa 26% (2000)
1 miliar penduduk

Di Indonesia
Anak-remaja HT
3,11%-4,6%

Buch dkk :
49 dari 727 anak ♂ HT Sinaiko dkk:
32 dari 511 anak ♀ HT Dari 14.686 anak usia
10-15 tahun, 4,2% HT
 Hipertensi esensial (80%)
 Penyakit parenkim ginjal

 Riwayat keluarga yang menderita HT


 Faktor lingkungan
 konsumsi garam yang tinggi
 konsumsi alkohol
 Merokok
 stres psikogenik
 sosial ekonomi
 faktor predisposisi lainnya seperti ras dan jenis kelamin
 Hipoperfusi ginjal pada penyakit glomerular  produksi renin
melalui apparatus jukstaglomerular  angiotensin I aktif 
angiotensin II aktif  hipertensi.
Klasifikasi Hipertensi pada Anak Usia 1 tahun atau Lebih dan Usia Remaja

Klasifikasi Batasan
Tekanan Darah Normal Sistolik dan diastolik kurang dari persentil ke-90
Prehipertensi Sistolik atau diastolik lebih besar atau sama dengan
presentil ke-90 tetapi lebih kecil dari persentil ke-95
Hipertensi Sistolik atau diastolik lebih besar atau sama dengan
persentil ke-95
Hipertensi tingkat 1 Sistolik dan diastolik antara presentil ke-95 dan 99
ditambah 5 mmHg
Hipertensi tingkat 2 Sistolik atau diastolik di atas persentil ke-99 ditambah 5
mmHg
Gejala non spesifik berupa :
 nyeri kepala
 Insomnia
 rasa lelah
 nyeri perut atau nyeri dada
Krisis hipertensi dapat bermanifestasi sebagai keadaan hipertensi
berat yang diikuti komplikasi yang mengancam jiwa atau fungsi
organ seperti :
 Ensefalopati
 gagal jantung akut
 infark miokardial
 edema paru
 atau gagal ginjal akut

 Ensefalopati hipertensif ditandai oleh kejang fokal maupun umum


diikuti penurunan kesadaran dari somnolen sampai koma.
Anamnesis
Anamnesis yang teliti dan terarah sangat diperlukan untuk evaluasi
etiologi hipertensi pada remaja. Sebaiknya ditanyakan tentang :
 gejala hipertensi
 riwayat pertumbuhan
 keluhan/gangguan ginjal dan urologi yang sekarang dan
sebelumnya
 pemakaian obat-obatan serta riwayat hipertensi pada keluarga
 Untuk setiap remaja evaluasi diagnostik yang dikerjakan harus
disesuaikan dengan gambaran klinis individu.

 Umur, jenis kelamin, ras, berat badan, dan tinggi badan, nilai
tekanan darah pada lengan dan paha harus diukur dan dicatat.
Tujuan tata laksana hipertensi pada remaja untuk
menurunkan TD di bawah persentil ke-95 dan
mencegah komplikasi hipertensi

Remaja yang obese atau yang menderita hipertensi


esensial, hal pertama yang dilakukan adalah terapi non
farmakologik seperti penurunan berat badan,
peningkatan aktifitas fisik dan mengurangi konsumsi
garam, sebelum diberikan pengobatan anti hipertensi.
Pada remaja yang hipertensi namun tidak obese,
aktifitas fisik kurang efektif dan pengobatan dengan anti
hipertensi dapat diberikan
Tujuan tata laksana hipertensi pada remaja untuk
menurunkan TD di bawah persentil ke-95 dan
mencegah komplikasi hipertensi

Jika terdapat kerusakan organ target atau ada penyakit


yang mendasari, tujuan terapi adalah TD < dari persentil
ke-90
Remaja yang obese atau yang menderita hipertensi
esensial, hal pertama yang dilakukan adalah terapi non
farmakologik seperti penurunan berat badan,
peningkatan aktifitas fisik dan mengurangi konsumsi
garam, sebelum diberikan pengobatan anti hipertensi.
Pada remaja yang hipertensi namun tidak obese,
aktifitas fisik kurang efektif dan pengobatan dengan anti
hipertensi dapat diberikan
Non farmakologik
Mencegah dan mengatasi obesitas
Peningkatan aktivitas fisik dan olah raga
Modifikasi diet termasuk mengurangi konsumsi garam
Berhenti merokok

 Jumlah garam yang dianjurkan adalah 0.5-1 mEq/kgBB/hari atau


kira-kira 2 gram NaCl/hari untuk remaja dengan berat badan 20-
40 kg
Farmakologik
Indikasi penggunaan anti hipertensi pada anak dan
remaja adalah jika ditemukan keadaan hipertensi yang
bergejala seperti :
kerusakan organ target (hipertrofi ventrikel kiri,
retinopati, proteinuria)
hipertensi sekunder
hipertensi tingkat 1 yang tidak berespon dengan
perubahan gaya hidup
dan hipertensi tingkat 2
Jenis Obat Nama Obat Dosis Keterangan

0,3 – 0,5 mg/kg/dosis, 3x,


Kaptopril
maks 6 mg/kg/hari
KI : Ibu hamil
0,08 – 5 mg/kg/hari, 1 – 2x, maks Hati–hati pada anak
Enalapril
0,6 mg/kg/hari – 40 mg/hari dengan penurunan
ACE inhibitor
fungsi ginjal
(ACEi)
0,07 – 5 mg/kg/hari, 1x, Efek samping :

Lisinopril maks 0,6 mg/kg/hari – 40 Batuk, angioedema.

mg/hari (Kaptopril)

KI : ibu hamil
Angiotensin 0,7 mg/kg/hari – 50 mg/hari, 1x, Hanya untuk anak
receptor blocker Losartan maks 1,4 mg/kg/hari – 100 ≥ 6 tahun dan
(ARB) mg/hari kreatinin klirens ≥ 30
ml/min/1,73 m2
Jenis Obat Nama Obat Dosis Keterangan
1 – 3 mg/kg/hari, 2x, KI : Asma, gagal
α – β blocker Labetalol max 10 – 12 mg/kg/hari – 1200 jantung, dan DM
mg/hari insulin dependent
0,5 – 1 mg/kg/hari, 1 – 2x,
Atenolol maks 2 mg/kg/hari sampai 100
mg/hari
β – blocker KI : DM
1 – 2 mg/kg/hari, 2 – 3x,
Propanolol maks 4 mg/kg/hari sampai 640
mg/hari
6 – 17 thn : 2,5 – 5 mg/hari,
Amlodipin
maks 10 mg/hari
Efek samping :
Ca channel Nifedipin
0,25 – 0,5 mg/kg/hari, 1 –2x Takikardi dan
blocker (extended release)
edema
1 mg/kg/hari, 1x,
Hidroklorotiazid
maks 3 mg/kg/hari – 50 mg/hari
Jenis Obat Nama Obat Dosis Keterangan

Monitor kadar
0,5 – 2 mg/kg/hari, 1 – 2x, elektrolit secara
Furosemid
maks 6 mg/kg/hari berkala
Diuretik hemat
kalium dapat
menyebabkan
hiperkalemia berat
Diuretik
terutama bila
dikombinasi dengan
Spironolakton 1 mg/kg/hari, 1x ACEi atau ARB
Furosemid berguna
sebagai terapi
tambahan penyakit
ginjal
 Sejak usia sekolah, sebaiknya dilakukan pencegahan terhadap
hipertensi primer dengan cara mengurangi asupan natrium dan
melakukan olahraga teratur.

 Konsumsi natrium perlu diimbangi dengan kalium. Rasio


konsumsi natrium dan kalium yang dianjurkan adalah1:1
Pencegahan sekunder dilakukan bila anak sudah
menderita hipertensi untuk mencegah terjadinya
komplikasi seperti infark miokard, stroke, gagal ginjal
atau kelainan organ target.

Pencegahan ini meliputi modifikasi gaya hidup menjadi


lebih benar, seperti :
 menurunkan berat badan
 olahraga secara teratur
 diet rendah lemak dan garam
 menghentikan kebiasaan merokok atau minum alkohol
Kesimpulan
 Obesitas atau kegemukan didefiniskan sebagai suatu keadaan
terdapatnya penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan
yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

 Hipertensi pada anak adalah rerata TDS/D > persentil 95 sesuai


dengan jenis kelamin, usia dan tinggi badan pada >3 kali
pengukuran.
Kesimpulan
 Prinsip tatalaksana gizi lebih dan obesitas pada anak adalah
menerapkan perilaku makan, aktivitas yang benar, dan modifikasi
perilaku dengan orang tua sebagai panutan.

 Pencegahan terjadinya gizi lebih dan obesitas terdiri dari 3 tahap


 pencegahan primer dengan menerapkan pola makan dan aktivitas yang
benar sejak bayi
 pencegahan sekunder dengan mendeteksi early adiposity rebound
 pencegahan tersier dengan mencegah terjadinya komorbiditas.
Kesimpulan
 Pengobatan hipertensi pada anak terdiri dari terapi
nonfarmakologis dan terapi farmakologis.

 Terapi non-farmakologis pengurangan berat badan, aktivitas fisik


yang reguler, dan modifikasi diet

 Terapi obat menggunakan Angiotensin-converting enzymes (ACE)


inhibitors, penghambat reseptor-angiotensin, penghambat
reseptor-b, calcium channel blockers, dan diuretika.

Anda mungkin juga menyukai