Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH GEOLOGI TATA LINGKUNGAN

“ Konsep Dasar Geologi Tata Lingkungan “

Disusun Oleh :
MEGA SUSILA.M.SAILENG ( 14 311 408 )
MUH.RIZAL ( 14 311 167 )

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS VETERAN REPUBLIK INDONESIA
MAKASSAR
2018
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Ilmu perencanaan wilayah dan kota merupakan ilmu terdiri dari berbagai konsep ilmu yang lain.
Misalnya,ilmu ekonomi, ilmu kependudukan, ilmu sosial, dan salah satu yang paling penting yaitu
geologi lingkungan. Ilmu-ilmu tersebut diperlukan agar ilmu perencanaan dapat dipergunakan secara
maksimal sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai serta dapat mendatangkan manfaat bagi
masyarakat atau penduduk sebagai subjek dan sekaligus objek perencanaan. Sehingga perencana
dapat merencanakan suatu wilayah atau kota yang bersih, rapi, indah, aman, dan berwawasan
lingkungan.
Geologi lingkungan merupakan ilmu yang mempelajari interaksi antara alam atau lingkungan geologis
(geological environment) dengan aktivitas manusia yang bersifat timbal balik. Yang dimaksud timbal
balik adalah bagaimana proses-proses geologis mempengaruhi manusia, baik sebagai suatu potensi
sumber daya yang dimanfaatkan manusia, maupun menjadi kendala atau sumber bahaya seperti
dalam bentuk bencana alam, bahaya-bahaya geologis (geological hazard), atau fenomena-fenomena
alam lain yang dianggap mengganggu manusia. Sebaliknya, dibahas juga bagaimana aktivitas manusia
mengganggu kesetimbangan alam yang akhirnya akan mengganggu dan mempengaruhi manusia
sendiri.
Ada tujuh konsep yang menjadi dasar ilmu geologi lingkungan, yaitu:
1) Pada dasarnya bumi merupakan suatu sistem tertutup.
2) Bumi adalah satu-satunya tempat kehidupan manusia, namun sumber daya alamnya terbatas.
3) Proses-proses alam yang terjadi sekarang mengubah bentang alam yang telah tersusun selama
periode geologi, baik secara alamiah maupun buatan.
4) Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.
5) Perencanaan tata guna lahan dan penggunaan air harus diusahakan untuk mendapatkan
keseimbangan antara pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika.
6) Efek dari penggunaan tanah sifatnya kumulatif, oleh karena itu kita mempunyai kewajiban untuk
menerima dan menanggungnya.
7) Komponen dasar dari setiap lingkungan manusia adalah faktor geologi, dan pemahaman
terhadap lingkungannya membutuhkan wawasan dan penafsiran yang luas terhadap ilmu bumi
dan ilmu lain yang berkaitan.
Rumusan Masalah
Konsep-konsep dasar dalam geologi lingkungan yang telah disebutkan di atas merupakan konsep yang
lebih bersifat umum. Diantara tujuh konsep tersebut ada beberapa konsep yang bisa diterapkan di suatu
wilayah, namun ada juga yang tidak dapat diterapkan. Hal tersebut karena adanya ketidakcocokan antara
konsep yang ada dengan kondisi atau keadaan yang sebenarnya terjadi di wilayah tersebut. Makalah ini
akan mencoba untuk membahas konsep-konsep mana saja yang sesuai dengan kondisi geologi di
Indonesia pada saat ini.
Maksud dan Tujuan
Makalah Tujuh Konsep Dasar Geologi Lingkungan ini dibuat dengan tujuan untuk menjelaskan hubungan
antara konsep yang telah ada dengan kondisi atau keadaan geologis di Indonesia. Sehingga dapat
menjadi acuan bagi para perencana dalam merencanakan suatu kawasan agar aman dan tidak
membahayakan penduduk.
KAJIAN TEORI
Ada tujuh konsep dasar dalam mempelajari geologi lingkungan, yaitu :
1. Konsep Pertama
Pada dasarnya bumi merupakan suatu sistem tertutup.
Suatu sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari beberapa bagian atau komponen
sehingga membentuk suatu kelompok besar yang menjalankan suatu fungsi tertentu. Contohnya
adalah sistem yang meliputi planet, vulkanik atau daur air. Sebagian besar sistem saling
berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Contohnya adalah bumi, bumi merupakan
sistem yang terdiri dari 4 komponen yaitu atmosfer, hidrosfer, biosfer, dan litosfer. Komponen-
komponen tersebut saling berpengaruh dan membentuk permukaan bumi ini. Setiap perubahan
yang terjadi pada suatu bagian akan berimbas pula pada bagian yang lain. Kecenderungan tersebut
merupakan prinsip suatu kesatuan lingkungan.
Contohnya, apabila terjadi letusan gunung berapi, maka juga dapat mempengaruhi atmosfer, yaitu
karena keluarnya gas vulkanik, dan selain itu juga akan berpengaruh pada komponen hidrosfer karena
akan terjadi hujan pada daerah sekitarnya. Perubahan pada komponen biosfer dapat merubah kondisi
lingkungan juga, dan kadang kondisi yang curam di daerah lereng dapat menyebabkan erosi atau tanah
longsor. Hubungan-hubungan antar komponen bukanlah sesuatu yang acak, namun dapat dipelajari
dengan mengidentifikasi setiap bagian, yaitu dengan mengetahui bagaimanakah komponen tersebut
dapat mempengaruhi komponen yang lain serta pengaruhnya terhadap daerah sekitar. Contohnya
adalah hidrosfer, daur atau siklus air laut yang merupakan pengaruh dari cahaya matahari sehingga
terjadi evaporasi. Hal tersebut dapat mempengaruhi kadar air atau kelembaban atmosfer.
Kita sama-sama mengetahui bahwa bumi tidak statis tetapi lebih bersifat dinamis. Berkembangnya
sistem yang membuat perubahan material dan energi. Terjadi perpindahan energi dari matahari ke
bumi yang mempengaruhi proses-proses dalam kehidupan di bumi, selama matahari memancarkan
energinya ke bumi. Hal ini menunjukkan bahwa bumi merupakan suatu sistem terbuka karena
menerima energi dari luar bumi itu sendiri.
Namun, jika melihat daur alamiah yang terjadi di bumi itu sendiri, misalnya daur air dan batuan maka
kita dapat berpikir bahwa bumi adalah suatu sistem tertutup karena adanya daur yang kontinu dari
material-material yang ada di bumi itu. Misalnya, air laut akan mengalami daur/siklus hidrologi dimana
air laut tersebut akan berubah menjadi uap air yang kemudian menjadi awan, dan kemudian turun
kembali ke bumi sebagai hujan dan pada akhirnya mengalir lagi ke laut. Atau siklus batuan dimana
batuan / sedimen pada akhirnya juga akan menjadi padat.
Oleh karena itu, meskipun nampaknya bumi ini merupakan suatu sistem terbuka terkait hubungannya
dengan energi dan material, tetapi pada dasarnya bumi adalah suatu sistem tertutup dalam
hubungannya dengan siklus atau daur alami.
Semakin banyaknya kebutuhan, menyebabkan terbatasnya jumlah sumber daya yang ada. Hal ini akan
terus menerus bertambah karena adanya proses untuk tetap menjaga siklus atau daur alami. Misalnya,
jika kita ingin menjaga sumber daya air di suatu daerah, kita harus mengetahui proses alami yang
mengalirkan air bawah tanah dan juga air permukaan. Atau jika kita ingin berkonsentrasi pada bahaya
dari pembuangan limbah kimia, maka kita harus mengetahui bagaimana hubungan antara prosedur
pembuangan limbah dengan daur alami untuk memastikan bahwa tidak akan ada kontaminasi
sehingga menjadi bahan kimia yang berbahaya. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menjaga daur
atau siklus alami dan kelangsungan setiap bagian dari siklus tersebut.
2. Konsep Kedua
Bumi adalah satu-satunya tempat kehidupan manusia, tetapi sumber daya alamnya terbatas.
Bumi yang kita tempati ini merupakan satu-satunya tempat yang cocok untuk kehidupan manusia
dan makhluk hidup lainnya karena bumi didukung oleh kondisi yang memungkinkan untuk
berlangsungnya kehidupan yaitu adanya air, udara (dalam hal ini adalah oksigen), suhu yang
sesuai yang memungkinkan terjadinya kehidupan, adanya lapisan atmosfer yang komposisinya
dapat mendukung adanya kehidupan, dan faktor-faktor lain serta segala sumber daya yang tidak
dimiliki oleh planet ataupun tempat manapun di alam semesta ini.
Namun sayangnya, sumber daya yang ada di bumi ini baik yang dapat diperbarui maupun yang
tidak dapat diperbarui jumlahnya terbatas jika dibandingkan dengan jumlah kebutuhan manusia
yang semakin hari semakin bertambah. Dewasa ini, semakin banyak saja pihak-pihak yang
melakukan pengekspolitasian sumber daya alam tanpa memperhatikan upaya pelestariannya. Hal
ini adalah suatu hal yang sangat berbahaya karena dapat menjadi bumerang bagi manusia dan
kehidupannya. Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk yang dikaruniai akal harus dapat
menjaga dan melestarikan sumber daya yang ada demi kelangsungan hidup dan kelangsungan
bumi di masa mendatang.
3. Konsep Ketiga
Proses-proses alam yang terjadi sekarang mengubah bentang alam yang telah tersusun selama
periode geologi, baik secara alamiah maupun buatan.
Proses-proses alam pada saat ini dapat dijadikan acuan/rujukan untuk mengetahui proses alam
yang telah terjadi pada masa lampau, dan dapat dijadikan prediksi untuk proses alam yang akan
terjadi di masa mendatang. Konsep tersebut adalah konsep dasar dari 'Teori Keseragaman' yang
pertama kali dicetuskan oleh James Hudson pada tahun 1985 dan dinyatakan kembali oleh
Charles Lyell pada awal abad ke-19 yang secara sederhana dapat dinyatakan sebagai 'The present
is the key to past'.
Proses-proses perubahan yang dapat mengubah bentang alam ini dapat terjadi secara alamiah
ataupun karena perbuatan manusia. Proses yang terjadi secara alamiah ini contohnya suatu
lembah sungai karena terkena erosi secara terus-menerus dan berkesinambungan dapat berubah
atau terangkat menjadi suatu puncak pegunungan. Atau suatu contoh nyata yaitu peristiwa
terpecahnya lempeng benua yang sebelumnya merupakan suatu kesatuan daratan menjadi
beberapa benua dan pulau-pulau yang ada di bumi pada saat ini, serta adanya fakta bahwa masing-
masing lempeng tersebut mengalami pergerakan secara perlahan-lahan. Fenomena seperti ini
dapat menjadi sukar dipastikan dengan teliti bila hal itu bukan prinsip kesergaman.
Selain dari proses alamiah, proses perubahan tersebut juga dapat berasal dari faktor aktivitas
manusia. Namun, besarnya dampak yang ditimbulkan juga tergantung pada aktivitas itu sendiri.
Pada dasarnya, efek dari aktivitas yang dilakukan oleh manusia itu dapat dikatakan kecil dalam
skala global, tetapi dalam skala lokal efek tersebut akan sangat terasa.
4. Konsep Keempat
Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.
Di bumi ini terkadang terjadi proses yang dapat membahayakan kehidupan manusia. Proses
tersebut terjadi karena aktivitas alamiah bumi itu sendiri. Proses tersebut ada 2 macam, yaitu :
● Proses eksogen : jika proses itu terjadi di permukaan bumi. Contohnya : erosi, banjir, cuaca, krisis
air, dll.
● Proses endogen : jika proses itu terjadi di dalam kerak bumi. Contohnya : aktivitas gunung berapi,
gempa bumi, pergeseran lempeng, dll.
Proses-proses tersebut pada umumnya merugikan bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, kita
harus dapat memprediksi untuk meminimalkan ancaman yang ditimbulkan dari proses alam
tersebut.
5. Konsep Kelima
Perencanaan tata guna lahan dan penggunaan air harus diusahakan agar mendapatkan
keseimbangan antara pertimbangan ekonomi dan penilaian estetika
Saat ini, pemandangan alam dapat dianggap sebagai sumber daya alam karena saat ini keindahan
mempunyai nilai yang tinggi dalam kehidupan manusia disamping nilai-nilai vital
lainnya. Pertimbangan faktor abstrak seperti estetika dewasa ini menjadi lazim, seperti halnya
untung rugi. Namun, masih banyak proyek-proyek yang hanya didasarkan pada pertimbangan
keuntungan, tanpa memperhatikan aspek lingkungan.
Pada kenyataannya memang sulit untuk menyelaraskan antara pertimbangan ekonomi dengan
penilaian estetika. Salah satu cara menyelaraskan pertimbangan ekonomi dengan penilaian
estetika adalah dengan memperhatikan tahap-tahap berikut :
1) Mengatur skala tingkat ekonomi dengan menyamakan skala tingkat evolusi estetika
2) Mengembangkan metode kuantitatif, tentang analisis data yang diperoleh
3) Mengembangkan teknik pemetaan dan mengembangkan sumbar daya alam yang berestetika
tersebut.

6. Konsep Keenam
Efek dari penggunaan tanah sifatnya kumulatif, oleh karena itu kita mempunyai kewajiban untuk
menerima dan menanggungnya
Pada zaman dahulu, manusia hidup berpindah-pindah. Mereka hidup bergantung kepada alam
dengan mengumpulkan bahan makanan dari tumbuhan dan berburu hewan. Kemudian, seiring
dengan bertambahnya populasi dan kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal,
mereka mulai membuka daerah baru dan pada akhirnya mereka mengembangkan pertanian di
daerah tersebut. Hal ini diikuti budaya bertempat tinggal secara menetap/ permanan. Hal ini
merupakan contoh awal dari sebuah penggunaan lahan buatan yang mampu memodifikasi
lingkungan alami.
Ini merupakan awal dari timbulnya masalah-masalah pembuangan limbah, polusi, erosi karena
pembukaan lahan, dsb. Point yang terpenting dari seluruh proses pembangunan umat manusia
adalah peningkatan permintaan pengolongan penggunaan tanah yang cenderung menjadi
kumulatif seiring dengan waktu.
7. Konsep Ketujuh
Komponen dasar dari setiap lingkungan manusia adalah faktor geologi, dan pemahaman terhadap
lingkungannya membutuhkan wawasan dan penafsiran yang luas terhadap ilmu bumi dan ilmu lain
yang berkaitan.
Lingkungan yang kita tempati ini berkaitan erat dengan ilmu geologi. Secara langsung ataupun tidak
langsung, sadar atau tidak sadar, kehidupan kita dipengaruhi oleh proses-proses geologi. Untuk
memahami tentang lingkungan kita yang kompleks ini diperlukan bantuan dari disiplin ilmu yang
lain, seperti :
1) Geomorfologi
2) Petrologi
3) Sedimentologi
4) Tektonik
5) Hidrologi
6) Pedologi
Geologi ekonomi adalah aplikasi tentang penempatan dan pegujian tentang bahan mineral.
PEMBAHASAN
Berdasarkan konsep-konsep dasar geologi lingkungan yang telah dijelaskan di atas, dapat kita ketahui bahwa
ada beberapa konsep yang sesuai dengan kondisi atau situasi geologi di Indonesia saat ini. Pada makalah ini
penulis ingin sedikit menjelaskan tentang konsep keempat.
KONSEP KEEMPAT
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa konsep keempat yaitu:Selalu ada proses alam yang
membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.
Bumi ini tidak statis, melainkan dinamis secara terus menerus mengalami perubahan. Permukaan bumi
memang mengalami perubahan baik secara evolusi (lambat) maupun revolusi (cepat). Perubahan ini
disebabkan adanya tenaga endogen dan eksogen. Sampai saat ini, perubahan itu masih tetap
berlangsung. Seperti benua bergerak, terjadi gempa bumi, gunung merapi meletus, angin topan (badai siklon),
serta terjadi perubahan musim (terjadi penyimpangan musim kemarau dan musim penghujan). Peristiwa
tersebut merupakan beberapa proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan
manusia. Terbentuknya pegunungan, gunung, dataran rendah, dataran tinggi, atau lembah merupakan hasil
aktivitas tenaga endogen. Begitu pula proses pelapukan, erosi, dan sedimentasi sebagai tenaga eksogen
berpengaruh terhadap pembentukan muka bumi. Adanya keragaman bentuk muka bumi ini menyebabkan
perbedaan berbagai aspek, antara lain : iklim, kesuburan tanah, tata air, dan unsur-unsur lainnya.
Terjadinya berbagai bencana yang melanda negeri ini memang merupakan peristiwa yang selalu
memberikan duka bagi rakyat. Meskipun bukan hanya negara indonesia saja yang mengalaminya,
namun jumlah bencana ini dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Bahkan, sejak tahun
1988 sampai pertengahan 2003 jumlah bencana di Indonesia mencapai 647 bencana alam meliputi
banjir, longsor, gempa bumi, dan angin topan, dengan jumlah korban jiwa sebanyak 2022 dan jumlah
kerugian mencapai ratusan milyar. Jumlah tersebut belum termasuk bencana yang terjadi pertengahan
tahun 2003 sampai pertengahan 2004 yang mencapai ratusan bencana dan mengakibatkan hampir
1000 korban jiwa.
Fenomena banjir bandang dan tanah longsor adalah suatu fenomena alam yang sering tejadi di muka
bumi ini. Secara umum, ketika sebuah sistem aliran sungai yang memiliki tingkat kemiringan sungai
yang relatif tinggi (lebih dari 27 derajat) apabila di bagian hulunya terjadi hujan yang cukup lebat, maka
potensi terjadinya banjir bandang relatif tinggi. Tingkat kemiringan sungai yang relatif curam ini dapat
dikatakan sebagai faktor bawaan. Sedangkan curah hujan adalah salah satu faktor pemicu saja. Banjir
memang merupakan salah satu bentuk fenomena alam yang unik. Dikatakan unik karena banjir dapat
terjadi karena murni gejala alam dan dapat juga karena dampak dari ulah manusia sendiri. Banjir
dikatakan sebagai gejala alam murni jika kondisi alam memang memengaruhi terjadinya banjir,
misalnya hujan yang turun terus menerus, terjadi di daerah basin, dataran rendah, atau di lembah-
lembah sungai.
Selain itu, banjir dapat juga disebabkan karena ulah manusia, misalnya karena penggundulan hutan di
kawasan resapan, timbunan sampah yang menyumbat aliran air, ataupun karena rusaknya dam atau
pintu pengendali aliran air. Kerugian yang ditimbulkan akibat banjir, antara lain, hilangnya lapisan
permukaan tanah yang subur karena tererosi aliran air, rusaknya tanaman, dan rusaknya berbagai
bangunan hasil budidaya manusia.
Bencana-bencana besar, seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, dan kekeringan lebih banyak
disebabkan oleh salah kelola lingkungan hidup.
Usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab kita sebagai manusia. Dalam hal
ini, usaha pelestarian lingkungan hidup tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah saja,
melainkan tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan masyarakat. Pada pelaksanaannya,
pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang dapat digunakan sebagai payung hukum bagi
aparat pemerintah dan masyarakat dalam bertindak untuk melestarikan lingkungan hidup.
Beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah tersebut, antara lain meliputi hal-hal berikut ini:
1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
2) Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 148/11/SK/4/1985 tentang Pengamanan Bahan
Beracun dan Berbahaya di Perusahaan Industri.
3) Peraturan Pemerintah (PP) Indonesia Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup.
4) Pembentukan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup pada tahun 1991.
Selain itu, usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini.
1) Melakukan pengolahan tanah sesuai kondisi dan kemampuan lahan, serta mengatur sistem irigasi
atau drainase sehingga aliran air tidak tergenang.
2) Memberikan perlakuan khusus kepada limbah, seperti diolah terlebih dahulu sebelum dibuang,
agar tidak mencemari lingkungan.
3) Melakukan reboisasi pada lahan-lahan yang kritis, tandus dan gundul, serta melakukan sistem
tebang pilih atau tebang tanam agar kelestarian hutan, sumber air kawasan pesisir/pantai, dan
fauna yang ada di dalamnya dapat terjaga.
4) Menciptakan dan menggunakan barang-barang hasil industri yang ramah lingkungan.
5) Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap perilaku para pemegang Hak Pengusahaan Hutan
(HPH) agar tidak mengeksploitasi hutan secara besar-besaran.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan di atas adalah :
a.. Ada tujuh konsep dasar geologi lingkungan, yaitu :
1) Pada dasarnya bumi merupakan suatu sistem tertutup.
2) Bumi adalah satu-satunya tempat kehidupan manusia, namun sumber daya alamnya terbatas.
3) Proses-proses alam yang terjadi sekarang mengubah bentang alam yang telah tersusun selama
periode geologi, baik secara alamiah maupun buatan.
4) Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.
5) Perencanaan tata guna lahan dan penggunaan air harus diusahakan untuk mendapatkan
keseimbangan antara pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika.
6) Efek dari penggunaan tanah sifatnya kumulatif, oleh karena itu kita mempunyai kewajiban
untuk menerima dan menanggungnya.
7) Komponen dasar dari setiap lingkungan manusia adalah faktor geologi, dan pemahaman
terhadap lingkungannya membutuhkan wawasan dan penafsiran yang luas terhadap ilmu
bumi dan ilmu lain yang berkaitan.
b. Ada beberapa konsep yang sesuai dengan keadaan geologi di Indonesia, diantaranya adalah konsep
keempat yang berisi mengenai bencana yang diakibatkan oleh proses alam.
SARAN
Saran yang dapat diberikan penulis berdasarkan pembahasan di atas adalah:
1) Kita harus menjaga dan melestarikan lingkungan di sekitar kita. Jangan sampai lingkungan di
sekitar kita menjadi rusak dan bahkan menjadi hancur. Karena, bagaimana pun lingkungan
tersebut merupakan tempat kita hidup, belajar, bekerja, dan menjalankan aktivitas kita sehari-
hari.
2) Kita jg harus senantiasa waspada dan sigap dalam meminimalkan ancaman dan kerugian dari
potensi-potensi bencana tersebut terutama korban jiwa.
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai