Anda di halaman 1dari 41

KONSEP-KONSEP UTAMA DALAM

KAJIAN POLITIK DAN KEKUASAAN


KONSEP-KONSEP POLITIK DAN KEKUASAAN
Makna dan Pengertian Ilmu Politik
Politik “polis” negara kota yang bersifat totalitas, yaitu kesatuan
antara negara (kota) dengan masyarakat.
Sejak zaman Yunani kuno kata politik tlh dikenal dg nama:
“politeke techne” (kemahiran politik) dan
“politeke episteme” (ilmu politik), dan
“politikos” (kewarganegaraan atau Civics).
Selanjutnya kata “polis” menjadi “politikos” yang berarti hak-hak
kewarganegaraan tertentu.
Akhirnya memiliki pengertian yang lebih luas yaitu:
pelaksanaan hak-hak warga negera dalam turut serta berperan
untuk mengambil bagian di dalam pemerintahan.
Makna konsep Politik sangat beragam, baik dari Barat
maupun dari Timur, bila disimpulkan, konsep Ilmu
Politik menyangkut ilmu yang mempelajari:
a. hal-ikhwal negara
b. hal-ikhwal (negara dan) pemerintahan
c. hal-ikhwal gejala kekuasaan
d. pengambilan keputusan
e. hal-ikhwal kebijakan publik
f. hal-ikhwal pembagian
g. hal-ikhwal kelembagaan masyarakat
h. hal-ikhwal kegiatan politik
Prof. Ramlan Surbakti, merumuskan konsep politik,
terdapat sekurang-kurangnya enam pandangan
mengenai konsep tersebut, sejak awal hingga
perkembangan yang terakhir sbb.
(1) Klasik;
(2) Kelembagaan;
(3) Kekuasaan;
(4) Fungsionalisme;
(5) Konflik; dan
(6) Analisis wacana politik
Perhatikan juga asumsi dalam ilmu politik!
Dari keenam konsep/pendekatan tentang politik
dan kesembilan asumsi tersebut di atas, Ramlan
Surbakti (1992) merumuskan apa yang
dimaksud dengan politik.
“Politik ialah interaksi antara pemerintah dan
masyarakat, dalam rangka proses pembuatan
dan pelaksanaan kepu-tusan yang mengikat
tentang kebaikan bersama masyarakat yang
tinggal dalam suatu wilayah tertentu.”
Definisi tersebut di atas mengandung tujuh istilah
yang memerlukan penjelasan, yaitu:
(1) interaksi;
(2) pemerintah;
(3) masyarakat;
(4) proses pembuatan dan pelaksanaan
keputusan;
(5) yang mengikat;
(6) kebaikan bersama; dan
(7) wilayah tertentu.
Prof. Ramlan Surbakti
Pada dasarnya politik mengandung empat aspek,
yakni:
1. Perilaku Politik
– perilaku politik lembaga-lembaga dan para pejabat
pemerintah
– Perilaku politik warga negara, partisipasi politik.
2. Keputusan yang Mengikat
3. Konflik, Konsensus, dan Perubahan
4. Masyarakat Umum
Dimensi Ontologi, Epistemologi, dan
Aksiologi Ilmu Politik
Ada tiga konsep filsafat ilmu yang menyatakan bhw ilmu
memiliki aspek/dimensi:
1. ontologi,
2. epsitemologi
3. aksiologi.

Secara sederhana:
 Ontologi: ilmu tentang hakikat sesuatu atau benda/hal.aspek
apa yang dikaji.
 Epistmologi: ilmu tentang bagaimana ontologi itu dipelajari
dan dibangun.
 Aksiologi: utk apa bangunan ilmu yg dibuat diperuntukkan.
Dimensi Ontologi Ilmu Politik
Secara ontologis, ilmu politik juga mempunyai objek-objek
kajian yang spesifik.

Ingat kembali materi modul ttg apa rumusan Ilmu Politik


menurut para pakar ilmu politik dr Ind. dan dr Barat,
mis. Miriam Budiarjo TheLiang Gie, Ramlan Surbakti,
Harold Laswel, dll.

Berikut ini penulis uraikan objek kajian dan pembidangan


ilmu politik menurut pada pakar ilmu politik yg
berkembang saat ini.
DIMENSI ONTOLOGI ILMU POLITIK MEN. PARA PAKAR:
1. American Political Science Association (APSA)
2. Carlton Clymer Rodee, dan kawan-kawan
3. Unesco
4. W.A. Robson
5. Dillon
6. International Commettee for Social Sciences
Documentation bejerhasama dg International
Political Science Association (IPSA)
7. Kesimpulan Penulis berdasarkan pendapat para
pakar tsb.di atas.
Unesco
1. Teori Politik (Political Theory)
a. Teori Politik (political Theory)
b. Sejarah Perkembangan Ide-ide Politik (History of
Political Ideas)
2. Lembaga Politik (Political Institutions)
a. Undang-Undang Dasar (The Constitutions)
b. Pemerintahan Nasional (National Government)
c. Pemerintah Daerah dan Lokal (Regional and Local
Government)
d. Administrasi Publik (Public Administration)
e. Fungsi Ekonomi dan Sosial dari Pemerintah (Economic
and Social Function of Government)
f. Perbandingan Lembaga-lembaga Politik (Comparative
Poli-tical Institutions)
3. Partai-Partai, Golongan-golongan, dan Pendapat
Umum (Parties, Groups, and Public Opinion)
a. Partai-partai Politik (Political Parties)
b. Golongan-golongan (Groups)
c. Partisipasi Warga Negara dalam Pemerintahan dan
Administrasi (Partcipation of the Citizen into the
Government and the Administration)
d. Pendapat Umum (Public Opinion).
4. Hubungan Internasional (International Relation)
a. Politik Internasional (International Politics)
b. Organisasi-organisasi dan Administrasi
International (International Organization and
Administration)
c. Hukum International (International Law).
Pengembangan dari Unesco
Demokratisasi
1. Teori Politik
a. Teori Politik (dari Barat maupun Timur)
b. Sejarah Perkembangan Ide-ide Politik (dari Barat
maupun Timur)
2. Suprastruktur Politik (Struktur-struktur
Pemerintah)
a. Konstitusi
b. Pemerintah Nasional dan Birokrasi
c. Pemerintah Daerah dan Lokal / Desa
d. Fungsi Sosial dan Ekonomi Pemerintah
e. Perbandingan Struktur-struktur Pemerintah
MENURUT PENULIS
Demokratisasi
3. Infrastruktur Politik (Struktur-struktur Politik
Masyarakat)
a. Kebudayaan Politik Politik dan Sosialisasi Politik
b. Kelompok-kelompok Kepentingan dan Partai
Politik
c. Partisipasi dan Perilaku Politik Warga Negara
d. Komunikasi Politik dan Media Komunikasi Politik
e. Perbandingan Struktur-struktur Politik
Masyarakat
MENURUT PENULIS
Demokratisasi
4. Hubungan Internasional
a. Politik Internasional
b. Organisasi dan Administrasi Internasional
c. Hukum Internasional
d. Studi Wilayah
5. Proses, Perubahan, dan Perkembangan Politik
a. Konflik dan Proses Politik
b. Kebijakan Publik
c. Opini Publik, Voting, dan Pemilu
d. Politik di Negara Berkembang
e. Perkembangan Politik
SKEMA TIGA DIMENSI PERSOALAN POLITIK

Perubahan / Kesinambungan
GAGASAN, NILAI,
KEBUDAYAAN POL

Komunitas BIROKRASI dan


3 KELEMBAGAAN KEPUTUSAN
Politik NEGARA POLITIK ADM NEGARA

Penguasaan / Pelayanan
KELOM.POLITIK, KELAS,
KEKUATAN POLITIK
Dimensi Epistemologi Ilmu Politik
• Dalam IP, epistemoligi ilmu ini diterjemahkan ke dalam
konsep pendekatan (dari sudut mana serta bagaimana
seseorang melihat suatu permasalahan).
• Berbicara mengenai pendekatan maka kita berada
dalam kerangka epistemologi ilmu pengetahuan.
• tiga pendekatan besar dalam ilmu politik, yaitu:
1. tradisional,
2. behavioral, dan
3. post-behavioral.
Ketiga pend. Tsb. sesungguhnya lbh tertuju kpd aspek
historis perk. IP dp memberi suatu penj. Yg lbh spesifik
mengenai bgm memhampiri suatu fenomena politik.
Dimensi Epistemologi Ilmu Politik
Di dalam ilmu politik, sekurang-kurangnya menurut David
E. Apter (1985), terdapat enam pendekatan:
1. filsafat politik,
2. institusionlisme,
3. behavioralisme,
4. pluralism,
5. strukturalisme, dan
6. Developmentalisme

Keenam pendekatan tersebut masing-masing memiliki


pendukung dan karakteristik khas.
Dimensi Aksiologi Ilmu Politik

Aksiologi adalah guna dari suatu ilmu atau untuk


apa ilmu itu nantinya.
Aksiologi ilmu politik adalah untuk member jalan
atau cara yang lebih baik dalam hal bernegosiasi
kepentingan antarkelompok dalam masyarakat.
Mis. menurut Aritoteles: IP bertujuan untuk
membahagiakan hidup manusia yang tinggal
dalam wilayah yang sama.
Dimensi Aksiologi Ilmu Politik

Karier dalam ilmu politik sangat banyak. Menurut


Mark Rowth (dalam Basri, 2011: 26)
menyebutkan karier dalam ilmu politik
mencakup bidang:
pelayanan publik (public service),
pengajaran (teaching),
hukum (law), dan
manejemen nonprofit (nonprofit
management).
KEKUASAAN POLITIK
• Hakikat politik: kekuasaan politik
• kemampuan menggunakan sumber-sumber
perilaku pihak lain sehingga pihak lain
berperilaku sesuai dengan kehendak pihak
yang mempengaruhi.
• Kekuasaan bersifat multiform (sosial, budaya,
agama, ekonomi, dan politik)
• kekuasaan politik merupakan bagian dari
kekuasaan sosial.
KEKUASAAN POLITIK
• kekuasaan politik merupakan bagian dari kekuasaan sosial.
• kekuasaan politik merupakan bagian dari kekuasaan sosial.
• Kekuasan politik: sbg kemampuan mempengaruhi kebijakan
umum pemerintah, baik terbentuknya maupun akibat-
akibat yang sesuai dg tujuan-tujuan pemegang kekuasaan
itu sendiri (Budiardjo, 1981: 35).
• Ramlan Surbakti (1992: 58)
kekuasaan politik: kemampuan menggunakan sumber-
sumber pengaruh utk mempengaruhi proses pembuatan
dan pelaksanaan keputusan politik shg keputusan itu
menguntungkan dirinya, kelompoknya, ataupun untuk
masyarakat pada umumnya.
Mac Iver: 3 tipe piramida dalam kekuasaan:
1. Piramida Kasta
2. Piramida Oligarki
3. Piramida Demokrasi
konsep yang berkaitan kekuasan (power).
Influence
Persuasion
Manipulasi
Coercion
Force
Authority
DIMENSI-DIMENSI KEKUASAAN POLITIK
1. Kekuasaan Potensial dan Kekuasaan Aktual
Kekuasaan Potensial: memiliki sumber2 kekuasaan tetapi
belum digunakan utk mempengaruhi pemerintah dlm
proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan.
Kekuasaan Aktual: memiliki sumber2 kekuasaan dan
menggunakannya dlm mempengaruhi proses pembuatan
dan pelaksanaan keputusan.
2. Kekuasaan atas Dasar Paksaan dan Kekuasaan atas Dasar
Konsensensus
Kekuasaan atas Dasar Paksaan: menaati kekuasaan krn
adanya rasa takut (paksaan fisik dan nonfisik).
Kekuasaan atas Dasar Konsensus: menaati kekuasaan krn
keinginan, persetujuan, dan kesadaran sendiri.
3. Kekuasaan Positif dan Kekuasaan Negatif
Kekuasaan Positif: penggunaan sumber2 kekuasaan utk
mencapai tujuan yg penting dan harus.
Kekuasaan Negatif: penggunaan sumber2 kekuasaan utk
mencegah pihak lain utk mencapai tujuan.
4. Kekuasaan Jabatan dan Kekuasaan Pribadi
Kekuasaan Jabatan: kekuasaan dikandung dlm jabatan
lbh menonjol dp kualitas pribadi. Pemimpin
melaksanakan kekuasaan terutama thd lembaga.
Kekuasaan SBY krn jabatannya sbg Pres.
Kekuasaan Pribadi:kekuasan yg didasarkan atas kualitas
pribadi tampak lbh menonjol dp thd lembaga. Efektifitas
kekuasaannya terutama berasal dr kualitas pribadi:
Kharismatik, Penampilan Diri, Wahyu.
5. Kekuasaan Implisit dan Kekuasaan Eksplisit
Kekuasaan Implisit: kekuasaan yg tdk dpt dilihat tetapi
dpt dirasakan pengaruhnya.
Kekuasaan Eksplisit: kekuasan yg dpt dilihat dan dpt
dirasakan pengaruhnya.

6. Kekuasaan Langsung dan Kekuasaan Tak Langsung


Kekuasaan Langsung: penggunaan sumber2 kekuasaan
utk mempengaruhi pembuat dan pelaksanaan
keputusan politik sec langsung, tanpa perantara.
Kekuasaan Tak Langsung: penggunaan sumber2
kekuasaan dlm mempengaruhi pembuat dan
pelaksanaan keputusan politik melalui pihak lain,
perantara.
Bentuk Kekuasaan dan Jumlah Sumber
Ada beberapa bentuk kekuasaan:
a. Sarana Paksaan Fisik
b. Kekayaan dan Harta Benda
c. Normatif
d. Pribadi Terkenal
e. Status Sosial
f. Pengetahuan, Informasi, dan Keahlian
g. Massa yang Terorganisir
h. Kemampuan Pers
a. Kewenangan yang melekat pada suatu jabatan
Sumber kekuasaan pelengkap itu adalah
a. waktu
b. keterampilan
c. minat dan perhatian pada politik
Jumlah Sumber Kekuasaan
kekuasaan yang bersifat material dapatlah dihitung,
yang bersifat nonmaterial agak sukar menghitung jumlahnya.

 Distribusi Sumber-sumber dalam Masyarakat


 Penggunaan Sumber-sumber
 Hasil Penggunaan Sumber-sumber
a. Jumlah Individu yang Dikontrol
b. Bidang-bidang Kehidupan yang Terkena Kontrol
c. Intensitas Pengaruh Kekuasaan
 Distribusi Kekuasaan
a. Elit yang Memerintah
b. Model Pluralis
c. Model Populis (Kerakyatan)
KEWENANGAN
Pengertian kewenangan politik:
hak moral dalam dlm pembuatan dan pelaksanaan
keputusan politik.
Sumber Kewenangan, hak memerintah barasal:
1. dari tradisi
2. dari Tuhan
3. dari Kualitas pribadi sang pemimpin
4. dari peraturan perundang-undangan
5. dari sumber yang bersifat instrumental
Tipe Kewenangan
1. Kewenangan yang bersifat prosedural; hak untuk
memerintah, membuat dan melaksanakan
keputusan,
2. Kewenangan substansi ialah hak untuk memerintah
yang berasal dari suatu faktor yang melekat pada
pemimpin itu,
seperti:
 tradisi,
 kualitas pribadi,
 sakral, dan
 instrumental.
LEGITIMASI
Pengertian Legitimasi: masyarakat menerima dan
mengakui hak moral pemimpin utk membuat dan
melaksanakan keputusan yg mengikat mereka.
Objek Legitimasi:
Komunitas Pol.,Rezim, Pemerintah (David Easton)
Masy.Pol,Hukum,Lemb.Pol,Pemimp.Pol, Kebij.(C.Andrain)
Tipe-Tipe Legitimasi
1. Legitimasi Tradisional
2. Legitimasi Ideologi
3. Pribadi Terkenal
4. Legitimasi Prosedural
5. Legitimasi Instrumental
Pentingnya Legitimasi:
Pertama, legitimasi akan menciptakan stabilitas sosial dan
kemungkinan-kemungkinan perubahan sosial
Kedua, adanya legitimasi akan memberikan kesempatan yg
semakin luas kpd pemerintah utk membuat dan melaksanakan
keputusan demi kesejahteraan masyarakat umum.

Krisis Legitimasi, terjadi karena:


1. Prinsip kewenangan beralih pada prinsip kewenangan lain
2. Adanya persaingan yang sangat tajam, tidak proporsional,
dan yang tidak melembaga
3. Janji yang tak dapat dipenuhi oleh pemerintah yang berkuasa
sehingga menimbulkan kekecewaan pada masyarakat.
4. Sosialisasi tentang kewenagan dalam masyarakat mengalami
perubahan.
Pentingnya Legitimasi:
Pertama, legitimasi akan menciptakan stabilitas sosial dan
kemungkinan-kemungkinan perubahan sosial
Kedua, adanya legitimasi akan memberikan kesempatan yg
semakin luas kpd pemerintah utk membuat dan melaksanakan
keputusan demi kesejahteraan masyarakat umum.

Krisis Legitimasi, terjadi karena:


1. Prinsip kewenangan beralih pada prinsip kewenangan lain
2. Adanya persaingan yang sangat tajam, tidak proporsional,
dan yang tidak melembaga
3. Janji yang tak dapat dipenuhi oleh pemerintah yang berkuasa
sehingga menimbulkan kekecewaan pada masyarakat.
4. Sosialisasi tentang kewenagan dalam masyarakat mengalami
perubahan.
STRUKTUR POLITIK
Struktur politik, berarti:
 pelembagaan hubungan antara komponen-komponen
yang membentuk suatu sistem politik
 senantiasa berkenaan dengan alokasi nilai yang bersifat
otoritatif yaitu dipengaruhi oleh distribusi serta
penggunaan kekuasaan.
 Komponen-komponen yang ada dalam struktur politik
menggambarkan adanya pembagian kekuasaan atau
diferensiasi peran dalam sistem politik.
Dua Macam struktur politik:
 The Governmental Political Sphere: suasana kehidupan
politik pemerintahan (Suprastruktur Politik), berkaitan dgn
kehidupan lembaga-lembaga negara yang ada serta
hubungan kekuasaan antara lembaga dengan yg lain
senantiasa berkenaan dg alokasi nilai yg bersifat otoritatif
yaitu dipengaruhi oleh distribusi serta penggunaan
kekuasaan.
 The Socio Political Sphere atau Infrastruktur Politik: suasana
kehidupan politik dalam masyarakat yang memberikan thd
tugas-tugas lembaga-lembaga negara dalam suasana
pemerintahan.
Antara suprastruktur politik dan infrastruktur politik mem-
punyai hub. fungsional yaitu antara yg satu struktur dg struktur
yg lainnya saling mempengaruhi.
LEMBAGA DLM SISTEM KETATANEGARAAN SBG SUPRASTRUKTUR POLITIK
menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

UUD NRI THN 1945 PUSAT

BPK Presiden DPR MPR DPD MA MK


kpu bank
sentral
kementerian badan-badan lain KY
negara
yang fungsinya
dewan berkaitan dengan
pertimbangan
kekuasaan
TNI/POLRI kehakiman

Perwakilan Pemerintahan Daerah Lingkungan


BPK Provinsi Provinsi
Peradilan Umum
Gubernur DPRD
Lingkungan
Peradilan Agama
Lingkungan
Peradilan Militer
Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota Lingkungan
Bupati/ Peradilan TUN
DPRD
Walikota

DAERAH
Lembaga Legislatif
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sbg
lembaga yang memegang kedaulatan rakyat.
2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai
lembaga yang memegang kekuasaan membuat
Undang-Undang.
3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sebagai
lembaga yang memegang kekuasan
menyampaikan RUU tentang otonomi daerah
dan melakukan pengawasan ttg pelaksanaan
pemerintahan daerah.
Lembaga Eksekutif
1. Presiden, sbg kepala negara dan sebagai kepala pemerintahan
yg bersama-sma dengan DPR merupakan lembaga pembuat
undang-undang. Presiden dalam melakukan kewajibannya
dibantu oleh seorang Wakil Presiden.
2. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK): lembaga yang memeriksa
pengelolaan keuangan negara.
3. Kementerian Negara adalah lembaga yang membantu Presiden
dalam menjalankan pemerintahan yang membidangi urusan
tertentu dalam pemerintahan.
4. Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara
Indonesia Republik Indonesia (Polri) adalah lembaga
pertahanan dan keamanan negara.
Lembaga Yudikatif
1. Mahkamah Agung (MA): lembaga pemegang kekuasaan
kehakiman dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan
peradilan agama, lingkungan peradilan militer, dan
lingkungan peradilan tatausaha negara.
2. Mahkamah Konstitusi (MK): lembaga pemegang
kekuasaan kehakiman yang berwenang mengadili pada
tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final
untuk menguji UU thd UUD, memutus sengketa
kewenangan lembaga negara, memutus pembubaran partai
politik, dan memutus perselisihan ttg hasil pemilu.
3. Komisi Yudisial (KY): lembaga yang memiliki kewenangan
penegakan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku
hakim.
INFRASTRUKTUR POLITIK
Infrastruktur Politik, terdiri dari komponen-
komponen sebagai berikut.
(1) Partai Politik (Political Party)
(2) Kelompok Kepentingan (Interest Groups),
(3) Kelompok Penekan (Pressure Groups),
(4) Media Komunikasi Politik (Political
Communication Media), dan
(5) Tokoh Politik (Political Figure)
Konsep-konsep Politik yg lain
Konsep-konsep Politik yang utama yang lain, selain yang
telah dijelaskan di atas, yang sering digunakan dalam
kajian politik adalah sbb.:
1. Konflik Politik
2. Proses Politik
3. Pembuatan Keputusan,
4. Kebijakan Publik
5. Perilaku Politik
6. Partisipasi Politik
7. Perilaku Memilih
8. Birokrasi, pelayanan publik, dsb.

Anda mungkin juga menyukai