Anda di halaman 1dari 30

Food/waterborne virus :

Poliomyelitis virus
Kelompok 2 :
Fathia Yasmin Ariska
Fikriya Rusyda
Rahaditya
Biomedik 2 – A201
Outline Pembahasan
Karakteristik Polio

Sejarah Polio

Virus Polio dan Cara Penularannya

Patogenesis Virus Polio

Pencegahan Penyakit Polio


Polio
(Poliomyelitis)

Penyakit sangat menular yang disebabkan oleh


poliovirus.

Menyerang sistem syaraf dan dapat menyebabkan


lumpuh dalam waktu beberapa jam.
Karakteristik
 Penderita polio akan mengalami sakit kepala, demam, sakit

tenggorokan, muntah-muntah, dan leher serta punggung terasa kaku.

 Kaki atau lengan penderita polio akan mengalami lumpuh seumur

hidup.

 Virus ini banyak terdapat saat musim panas dan di daerah beriklim

tropis.

 Virus ini terinaktivasi dengan chlorine, panas, dan sinar UV.

 95% orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala namun masih bisa

menularkan kepada orang lain.


Sebagian besar
penderita polio
adalah
balita.
1 dari 200 orang
yang terinfeksi
mengalami
lumpuh.

5 – 10 %
meninggal.
History of Polio
1580–1350 SM
Tugu milik Bangsa Mesir yang

menggambarkan seorang

pendeta dengan kaki yang

mengecil sebelah menandakan

bahwa kemungkinan polio sudah

ada sejak dahulu kala.


1789
Dokter dari Inggris Michael Underwood mendeskripsikan
secara klinis penyakit polio sebagai “debility of the lower
extremities”.

1840
Dr. Jacob von Heine dari Jerman mengadakan investigasi
secara sistemik tentang polio yang menghasilkan teori
bahwa polio merupakan penyakit
menular.
1789
Dr. Jonas Salk mengembangkan vaksin
pertama untuk polio dan digunakan
dengan cara disuntikkan ke tubuh.

1961
Dr. Albert Sabin mengembangkan
vaksin oral (OPV) untuk polio dan
menjadi pilihan vaksin untuk hamoir
semua negara.
1970 – 80
 Polio mulai menyebar di negara berkembang.

 Immunisasi dengan OPV mulai dikenalkan diberbagai negara

dan menjadi program imunisasi nasional.


1988
The World Health Assembly mengadakan resolusi untuk
menghapus polio di tahun 2000.

Global Polio Eradication Initiative dimulai di tahun ini.


Kasus polio telah berkurang sebanyak 99% di dunia
sejak tahun 1988 karena adanya Global Polio
Eradication Initiative.

Pada tahun 2014, hanya tiga negara yang masih polio-


endemik

Afghanistan , Nigeria ,Pakistan


Virus Polio dan Cara
Penularannya
Virus Polio dan Cara Penularan
• Genus: Enterovirus
• Famili: Picornavridae
• Reservoir: manusia
• Penularan:

1. langsung: melalui orofaring/ feses penderita


fekal-oral (feses ke mulut)
oral-oral (mulut ke mulut)
2. tidak langsung: sumber air yang tidak higienis
Pathogenesis
Virus Polio
Patogenesis Virus Polio
1. Virus masuk ke dalam mulut
2. Virus berkembang biak pada orofaring dan intestinum
3. Virus terbawa bersama aliran darah
4. Virus menyerang susunan saraf pusat
Jenis polio
 Polio nonparalitik (demam, malaise, muntah, konstipasi, dan
sakit tenggorokan, kaku dan sakit pada punggung dan leher)
 Polio paralitik: (merusak neuron motorik bagian bawah yang
menyebabkan kelumpuhan)
1. polio paralitik spinal (virus menyerang saraf tulang
belakang dan menghancurkan sel tanduk anterior)
2. polio paralitik bulbar (virus menyerang batak otak)
Pencegahan Penyakit
Polio
Pencegahan di Indonesia
Dilakukan oleh Departemen Kesehatan melalui Pekan
Imunisasi Nasional pada tahun 1995-1997.

Source:
https://www.google.com/webhp?tab=ww&ei=VA3eVJvZHdaJu
AS5loG4BQ&ved=0CAMQ1S4#q=pekan+imunisasi+nasional&_
sfl=function%20()%20%7Bvar%20_0xfda4
Pencegahan biologis
 Vaksinasi/Imunisasi:

 Live AttenuatedVirus (Sabin): Oral.

 Formalin InactivatedVirus (Salk): Injection.


Pencegahan non-biologis
 Merebus air minum hingga mendidih sempurna

 Buang air besar pada jamban sehat

 Menghindari sembarang makanan atau minuman

 Menjauhi daerah yang sedang mengalami wabah polio


Q&A
 Yuli : Perbedaan penyebaran polio virus melalui fekal-oral
dan oral-oral seperti apa ?
 Penyebaran virus melalui fekal-oral berarti polio virus yang
berada di feses dari penderita masuk ke orang lain melalui oral
atau mulut. Feses dari penderita bisa tersebar karena sanitasi
yang kurang baik atau karena ada lalat yang baru saja hinggap di
feses penderita kemudian hinggap di makanan.
 Penyebaran virus melalui oral-oral berarti polio virus yang
berada di saliva penderita masuk ke orang lain melalui oral. Hal
ini bisa terjadi apabila penderita dan orang lain sama-sama
meminum dari gelas yang sama atau berbagi makanan yang sama
sehingga orang lain tersebut terpapar oleh virus.
Q&A
 Nadya : Apa perbedaan orang yang terkena polio paralitik dan
non-paralitik?
Yang membedakan adalah penyerangan dan gejala yang dirasakan
oleh penderita. Polio nonparalitik, gejala yang dirasakan hanya
berupa sakit ringan seperti demam, lesu, muntah-muntah
ditambah dengan kaku dan sakit pada punggung dan leher.
Sedangkan untuk polio paralitik, virus sudah menyerang ke
neuron motorik bawah yang menyebabkan paralisis
(kelumpuhan).
Q&A
 Ninis : Apa perbedaan demam pada penderita polio dan
demam biasa?
Jika dilihat dari gejalanya, tidak ada perbedaan antara demam
biasa dan demam pada penderita polio.
 Nana : Apakah virus yang keluar dari tubuh penderita itu
mati?
Tidak, namun virus tersebut dapat bersifat tidak aktif jika
berada pada lingkungan yang tidak sesuai dengan
karakteristiknya.
 April : Apakah kelumpuhan pada penderita polio bisa
kembali?
Tidak bisa.
Terima Kasih
Sumber
 http://buletinkesehatan.com/ciri-ciri-dan-gejala-penyakit-polio-akibat-infeksi-
virus-1/ diakses pada 17 Februari 2015 pukul 21:20
 https://dzakifairuz.wordpress.com/2014/06/12/cara-mencegah-dan-
mengobati-penyakit-polio-secara-tradisional/ diakses pada 13 Februari 2015
pukul 22:05
 http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/download/807
/1676
 diakses pada 17 Februari 2015 pukul 21:25
 http://www.indonesian-publichealth.com/2012/12/waterborne-disease.html
diakses pada 13 Februari 2015 pukul 21:45
 http://www.mayoclinic.org/diseases-
conditions/polio/basics/symptoms/con-20030957 diakses pada 13 Februari
2015 pukul 12:39
 http://www.polioeradication.org/Polioandprevention.aspx diakses pada 13
Februari 2015 pukul 12:30
 http://www.polioeradication.org/Polioandprevention/Historyofpolio.aspx
diakses pada 16 Februari 2015 pukul 16.48
 Zulkifli, A. (2007). Epidemiologi Penyakit Polio. Makassar: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Anda mungkin juga menyukai