Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN LUKA BAKAR

Program Studi Sarjana Terapan


Keperawatan Lawang
Nama Kelompok 3
Adinda Alisabella 1601470003
Syamsul Hadi 1601470007
Dinda Dyah Larasati 1601470012
Dea Elviana 1601470015
Hanifa Safitri 1601470022
Mei Sela Nur Fadilah 1601470025
Tiara Suci Larasati 1601470031
I Putu Ary N.S 1601470034
Dwi Siska 1601470039
Ike Kamilatul Izzah 1601470042
Resi Anggraini Pratiwi 1601470082
AGENDA PRESENTASI

definisi

askep etiologi

Penatalaksana
patofisiologi
an

klasifikasi
DEFINISI
Luka bakar adalah sutau keadaan integritas kulit atau mukosa
terputus akibat trauma api, air panas, uap metal, panas, zat kimia,
dan listrik, atau radiasi (Wahit, 2015)
Luka bakar adalah trauma pada bagian/ seluruh bagian tubuh
larena paparan suhu, zat kimia, listrik atau radiasi yang mendadak
dan ekstrim yang menciderai secara langsung atau tidak
langsung. (Hardisman, 2014)
ETIOLOGI
Scald Burns
• Luka karena uap panas, biasanya terjadi karena air panas.

Flame Burns
• Luka terbakar adalah mekanisme kedua tersering dari injury
termal.
Flash Burns
• Flash burns adalah luka bakar yang disebabkan oleh ledakan
gas alam, propane, butane, minyak destilasi, alcohol dan
cairan mudal terbakar lain.
lanjutan

Contact burns
• Luka bakar kontakberasal dari kontak dengan logam panas,
plastic, gelas atau bara panas
Chemical burns
• Luka bakar yang diakibatkan oleh iritasi zat kimia, apakah
bersifat asam kuat atau basa kuat.
Electrical burns
• Sel yang dialiri listrik akan mengalami kematian yang bisa
menjalar dari arus masuk sampai bagian tubub tempat arus
keluar.
PATOFISIOLOGI DAN GEJALA KLINIS
Akibat pertama luka bakar adalah syok karena
kaget dan kesakitan. Pembuluh kapiler yang terpajan
suhu tinggi rusak dan permeabilitas tinggi. Sel darah yang
ada di dalamnya ikut rusak sehingga dapat menjadi
anemia. Permeabilitas menyebabkan edema dan
menimbulkan bula dengan serta elektrolit. Hal itu
menyebabkan berkurangnya volume cairan intravascular.
Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan
kehilangan cairan tambahan karena penguapan yang
berlebihan, cairan masuk ke bula yang terbentuk pada
luka bakarderajat III, dan pengeluaran cairan dari
keropeng luka bakar derajat III.
Lanjutan
Manifestasi sistemik tubuh terhada kondisi ini adalah sebagai berikut:

Respon kardiovaskular

Respon renalis

Respon gastrointestinal

Respon imunologi

Respon pulmoner
KLASIFIKASI LUKA BAKAR

Derajat II
1. Derajat IIa
(superficial partial-
Derajat I
thickness burn)
(superficial burn)
2. Derajat IIb
(deep partial-
thickness burn)

Derajat III (full Derajat IV (Fourth


thickness burn) Degree)
lanjutan
Berdasarkan berat ringannya luka :

Luka bakar Luka bakar Luka bakar


ringan sedang berat
lanjutan
Presentase luas luka bakar beradasarkan rule of nine oleh Polaski dan
Tennison dari Wallace
TATA LAKSANA
Pra Rumah sakit In hospital

Perhatikan jalan napas dan


Tidak panik
sirkulasi

Mengurangi berat luka bakar Resusitasi cairan

Mengurangi rasa nyeri Berikan analgetik

Periksa jalan nafas Lakukan pencucian luka

Mencegah syok , mencegah Pemberian antibiotic


infeksi,
Pengiriman penderita ke rumah Balut luka
sakit
KONSEP ASKEP

1. Pengkajian:
Data yang harus dikumpulkn antara lain:
• Bagaimana luka bakar terjadi
• Kapan terjadinya luka bakar
• Bagaimana kontak dengan bahan yang membakar
• Lokasi yang menyebabkan terjadinya luka bakar (misalnya ruang tertutup)
• Tingkat kegawatan/derajat luka bakar
• Luas dan kedalaman luka bakar (% luas yang terbakar)
• Umur pasien
• Berat badan pasien
• Bagian tubuh mana yang terkena luka bakar
• Bahan yang menyebabkan luka bakar
• Riwayat kesehatan yang lalu
2. Sebelum masuk rumah sakit
• Seorang yang sedang terbakar akan merasa panik dan akan berlari
untuk mencari air. Hal ini akan sebaliknya akan memperbesar kobaran api
karena tertiup oleh angin. Oleh karena itu, segeralah hentikan(stop),
jatuhkan(drop), dan gulingkan (roll) orang itu agar api segera padam. Bila
memiliki sarung basah, segera gunakan air atau bahan kain basah untuk
memadamkan apinya. Sementara untuk kasus luka bakar karena bahan
kimia atau benda dingin, segera basuh dan jauhkan bahan kimia atau benda
dingin. Matikan sumber listrik dan bawa orang yang mengalami luka bakar
dengan menggunakan selimut basah didaerah luka bakar . jangan membawa
orang dengan luka bakar dengan keadaaan terbuka karena dapat
menyebabkan evaporasi cairan tubuh yang terpapar udara luar dan
menyebabkan dehidrasi. Orang dengan luka bakar biasannya diberikan
obat-obatan penahan rasa sakit jenis analgensik, seperti antalgin, aspirin,
asam mefenamat sampai penggunaan mofrin oleh tenaga medis.
3. Rumah Sakit
Setiap klien luka bakar harus dianggap sebagai klien
trauma, karenannya harus di cek :
a. jalan nafas(airway) apabila terdapat kecurigaan adanya
trauma inhalasi, maka segera pasang endotracheal tube
(ET).
b. bernafasan (breathing) Eskar yang melingkari dada dapat
menghambat gerakan dada untuk bernafas, segera
lakukan ekarotomi.
c. sirkulasi (circulation) Luka bakar menimbulkan kerusakan
jaringan sehingga menimbulkan edema. Pada luka bakar
yang luas dapat terjadi syok hipovolemik karena
kebocoran plasma yang luas.
• Data Subjektif
Nyeri pada luka
Wajah menyeringai
• Data Objektif
terdapat luka bakar (lepuhan)
tanda-tanda vital meningkat
Diagnosis Keperawatan

1. Deficit volume cairan berhubungan dengan peningkatan


permeabilitas kapiler dan perpindahan cairan dari ruang
intravaskuler ke ruang interstitial.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan keracunan
karbon monoksida dan kerusakan paru.
3. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
kontriksi akibat luka bakar.
INTERVENSI
Diagnosa 1 : Deficit volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler dan
perpindahan cairan dari ruang intravaskuler ke ruang interstitial.
Tujuan dan Kriteria Hasil
• Klien akan memperlihatkan perbaikan keseimbangan cairan, yang ditandai oleh hal berikut:
Tidak kehausan, Mukosa mulut/bibir lembab, Output urine: 30-50 cc/jam, Sensori baik,
Denyut nadi normal
Intervensi
1. Kaji terjadinya hypovolemia tiap 1 jam selama 36 jam.
2. Ukur/ timbang berat badan setiap hari
3. Monitor dan dokumentasikan intake dan output setiap jam.
4. Berikan pengganti cairan elektrolit melalui intravena sesuai program.
5. Monitor serum elektrolit dan hematokrit
6. Perpindahan cairan dapat menyebabkan hypovolemia.
7. Berat badan merupakan indeks yang akurat keseimbangan cairan.
8. Output urine merupakan pengukuran yang efektif terhadap keberhasilan resusitasi cairan
9. Cairan intravena dipergunakan untuk memperbaiki volume cairan.
10. Hiperkalemia dan peningkatan hematokrit merupakan hal yang sering terjadi.
INTERVENSI
Diagnosa 2 : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan keracunan karbon monoksida dan
kerusakan paru.
Tujuan dan kriteria hasil
Klien akan menunjukkan perbaikan pertukaran gas, yng ditandai oleh hal sebagai berikut.
1. Respirasi 16-24 kali/menit tanpa upaya 4. Suara napas kedua paru bersih
2. PaO2 >90 mmHg 5. SaO2 > 95%
3. PaCO2: 35-45 mmHg
Intervensi
1. Kaji tanda-tanda distress respiratory yang di tandai dengan gelisah, bingung, terdapat
upaya napas, takipnea, dispnea, takikardia, kadar PaO2 dan SaO2 menurun, serta sianosis.
2. Monitor kadar gas darah arteri dan COHb sesuai permintaan dokter
3. Monitor kadar SaO2 secara kontinu
4. Berikan oksigen sesuai program
5. Ajarkan pasien penggunaan spirometri
6. Tinggikan bagian tempat tidur bagian kepala
7. Monitor kebutuhan untuk pemasangan intubasi endotrakeal
INTERVENSI
Diagnosa 3 : Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kontriksi akibat luka bakar.
Tujuan dan kriteria hasil
1. Denyut nadi dapat diraba melalui palpasi/dopler
2. Capillary refil pada kulit yang tidak terbakar
3. Tidak ada kebal
4. Tidak terjadi peningkatan rasa nyeri pada waktu melakukan latihan ROM
Intervensi
1. Ajarkan klien untuk batuk dan bernapas dalam setiap 1-2 jam selama 24 jam, kemudian 2-4
jam, saat terjaga
2. Letakkan peralatan suction oral dalam jankauan klien untuk digunakan sendiri oleh klien
3. Lakukan endotracheal suction jika diperlukan, serta monitor dan dokumentasikan
karakteristik sputumnya
4. Lepaskan semua perhiasan dan pakaian yang kencang/sempit
5. Batasi penggunaan cuff tekanan darah yang dapat menyebabkan konstriksi pada ekstremitas
6. Monitor denyut arteri melalui palpasi atau dengan dopler setiap jam selama 27 jam
7. Kaji capillary refil pada kulit yang tak terbakar pada bagian ekstremitas yang terkena
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai