Provinsi Riau
2018
Studi Potensi Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Kawasan Pesisir Riau
Latar Belakang
Studi Potensi Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Kawasan Pesisir Riau
SDA Pesisir Terancam
Studi Potensi Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Kawasan Pesisir Riau
Latar Belakang
1.2. Pemanfaatan Pesisir dalam Pembangunan Secara Berkelanjutan
• Proses dirancang untuk mengatasi permasalahan fragmentasi
yang secara inherent terjadi pada pendekatan pengelolaan
secara sektoral (seperti sektor perikanan, sektor migas,
perhubungan, pariwisata , dll); pada terpilahnya jurisdiksi antar
tingkatan pemerintahan, dan pada interface (peralihan) antara
lahan (daratan) dan perairan darat.
• Peran pengelolaan sumberdaya pesisir secara sektoral
(perikanan, pengeloaan komoditas air, pertambangan, dll),
tetapi menjamin bahwa kegiatan-kegiatan tersebut
berfungsi/berlangsung secara harmonis.
Studi Potensi Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Kawasan Pesisir Riau
Mengapa Kawasan Pesisir Harus
dikelola dengan Baik?
Kawasan pesisir sangat produktif dan
mengandung potensi pembangunan
yang tinggi.
• 85% kehidupan biota laut tropis
bergantung pada ekosistem pesisir Ekosistem Mangrove
(Odum and Teal, 1976; Berwick,1982)
• Coastal zone (6%of the world’s surface)
comprising the nearshore marine
environments (I.e estuaries, coastal
wetlands, mangroves, coral reefs,
continental shelves) provides 43% of the Ekosistem Lamun
world’s ecosystem goods and services
(Costanza, et.al, 1997)
• 90% hasil tangkap ikan berasal dari laut
dangkal/pesisir (FAO, 1998)
Ekosistem T. Karang
Studi Potensi Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Kawasan Pesisir Riau
Studi Potensi Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Kawasan Pesisir Riau
Maksud & Tujuan
Kondisi existing perikanan budidaya di kawasan pesisir Riau (Kabupaten
Rokan Hilir, Bengkalis, Indragiri Hilir, Dumai dan Pelalawan)
Menentukan nilai potensi perikanan budidaya di pesisir Riau (Kabupaten
Rokan Hilir, Bengkalis, Indragiri Hilir, Dumai dan Pelalawan)
Mengetahui komoditas unggulan perikanan budidaya spesifik lokasi
dalam mendukung percepatan pembangunan kawasan pesisir Riau
(Kabupaten Rokan Hilir, Bengkalis, Indragiri Hilir, Dumai dan Pelalawan)
Merumuskan pola dan strategi pengembangan komoditas unggulan
perikanan budidaya spesifik lokasi dalam mendukung percepatan
pembangunan di kawasan pesisir Riau (Kabupaten Rokan Hilir,
Bengkalis, Indragiri Hilir, Dumai dan Pelalawan).
Studi Potensi Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Kawasan Pesisir Riau
Sasaran
Petani ikan
Penduduk/masyarakat pesisir
Stakeholder
Studi Potensi Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Kawasan Pesisir Riau
Ruang Lingkup Kegiatan
• Kegiatan akan dilakukan di 5 Kabupaten Prov. Riau seperti tahapan-
tahapan berikut :
• i. Riset desain dan Instrumen Survei
• ii. Teknik pengumpulan data dan jenis data yang dikolekting
• iii. Pengumpulan data
• iv. Pengukuran beberapa parameter kualitas air dan tanah
• v. Pengolahan dan analisis data
• vi. Diskusi/Seminar
• vii. Penyusunan laporan akhir
• viii. Publikasi (Ringkasan eksekutif, laporan akhir (dimasukkan
kepustakaan nasional daerah) dan Jurnal Ilmiah
Nasional/Internasional). Jurnal tetap dibuat walaupun jurnal tersebut
adalah additional (namun sangat bagus). Jurnal internasional akan
diterbitkan kemungkinan n + 1 dan bisa dianggarkan untuk tahun
berikutnya.
Studi Potensi Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Kawasan Pesisir Riau
Output
Studi Potensi Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Kawasan Pesisir Riau
Penerima Manfaat
Pemerintah provinsi
Pemda kabupaten
Masyarakat kawasan pesisir
Masyarakat ilmiah
Studi Potensi Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Kawasan Pesisir Riau
Metodologi
Lokasi Penelitan
Kabupaten Rohil, Inhil, Bengkalis, Dumai, dan Pelalawan.
Waktu Penelitan
Juli hingga Oktober 2018
Data sekunder : data diperoleh dari sumber yang sudah ada (dari dokumentasi :
berupa absensi, gaji, laporan keuangan, laporan pemerintah, data yang diperoleh
dari majalah, dan lain sebagainya)
Studi Potensi Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Kawasan Pesisir Riau
Metode Pengumpulan Data Primer
Studi Potensi Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Kawasan Pesisir Riau
Kuesioner/angket (Quistioner)
Studi Potensi Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Kawasan Pesisir Riau
FGD (Focus Group Discussion)
Jlh pserta/Informen : 5 orang/FGD
Peneliti terlibat : Berpartisipasi langsung
Kegunaan : Diskusi sesuai topik
Peserta FGD : homogen/FGD sesuai nama/tujuan
Jumlah jenis FGD : 7 FGD/Kabupaten
Jenis/Topik FGD : 1. FGD Udang
2. FGD KJA
3. FGD Bandeng
4. FGD Nila/Patin
5. FGD Kerang/Siput
6. FGD Rumput laut
7. FGD steakholder
Frek. Pertemuan : 3-4 kali
Durasi pertemuan : Awal 3 jam, selanjutnya 1,5 jam
Studi Potensi Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Kawasan Pesisir Riau
Pengukuran secara in situ dan ex situ
Pengumpulan data :
Secara in situ : Data dari lapangan : pengukuran lapangan
Secara ex situ : melalui analisis di laboratorium
Metode Pengumpulan Data Sekumder
Sumber data : Media (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain)
Data sekunder : berupa bukti, laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang
dipublikasikan dan/atau tidak
Data sekunder bukan menekankan pada jumlah, tetapi pada kualitas dan kesesuaian,
harus selektif dan hati-hati
Sebelum proses pencarian : perlu identifikasi kebutuhan
Cara : membuat pertanyaan :
1. Apakah kita memerlukan data dalam menyelesaikan masalah yang akan diteliti?
2. Data sekunder seperti apa yang kita butuhkan? Identifikasi diharapkan dapat
membantu mempercepat dalam pencarian dan penghematan waktu serta biaya
Studi Potensi Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Kawasan Pesisir Riau
Pengumpulan data sekunder dilakukan:
1. secara manual,
2. Secara online
3. kombinasi manual dan online
Studi Potensi Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Kawasan Pesisir Riau
Analisis Data
1. Analisis Kontribusi Sektor Perikanan Budidaya terhadap Pembangunan Kawasan
Pesisir Riau.
Ki = Vi / Pi x 100%
Dimana :
Ki = besarnya kontribusi sektor perikanan Kab. pd thn ke-i
Vi = Jumlah PDRB sektor perikanan di Kab. pd thn ke- i
Pi = Total PDRB seluruh sektor di Kab. pd thn ke-i
33
Studi Potensi Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Kawasan Pesisir Riau
Analisis Sektor Basis
Pendekatan Location Quotient (LQ) : Mengetahui apakah sektor perikanan budidaya
merupakan sektor basis atau sektor non-basis (Budiarsono, 2001) :
LQ = (Vi/Vt)/(Pi/Pt)
Dimana :
LQ = Location Quotient
Vi = Jumlah PDRB sektor perikanan Budidaya di Kabupaten
Vt = Jumlah PDRB sektor perikanan di Kabupaten
Pi = Jumlah PDRB seluruh sektor di Kabupaten
Pt = Jumlah PDRB seluruh sektor di Kabupaten
34
Studi Potensi Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Kawasan Pesisir Riau
Kriteria penilaian Penetapan Sektor Basis :
35
Studi Potensi Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Kawasan Pesisir Riau
Analisis Pola dan Struktur Pertumbuhan.
Analisis : menggunakan Tipologi Klassen yang pada dasarnya membagi daerah
berdasarkan 2 (dua) indikator utama :
1. Pertumbuhan ekonomi daerah : Rerata pertumbuhan ekonomi Vertikal
2. Pendapatan perkapita daerah : Rerata pendapatan per kapita sumbu horisontal
akan menghasilkan 4 klasifikasi (Sjafrizal, 2008) :
Kuadran I Kuadran II
Sektor maju dan tumbuh dengan pesat (developed Sektor maju tapi tertekan
sector) (Stagnant sector)
si > s dan ski > sk si < s dan ski > sk
36
Studi Potensi Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Kawasan Pesisir Riau
Analisis Aglomerasi
Untuk mengetahui tingkat konsentrasi/pemusatan kegiatan sektor perikanan budidaya
pada suatu wilayah. Formula yang digunakan
α it = (Vi/Pi) – (Vt/Pt)
Dimana :
αit = Tingkat Aglomerasi
Vi = Jumlah PDRB sektor perikanan di Kabupaten
Pi = Jumlah PDRB seluruh sektor di Kabupaten
Vt = Jumlah PDRB sektor perikanan di Kabupaten
Pt = Jumlah PDRB seluruh sektor di Kabupaten
Kriteria nilai aglomerasi : jika hasil αit ∞i 1 atau bernilai positif, menunjukan bahwa
sektor perikanan budidaya terkosentrasi/terpusat pada suatu wilayah. Jika αit ∞ nol
atau bernilai negatif menunjukkan bahwa sektor perikanan budidaya tidak terpusat/
terkosentrasi pada suatu wilayah.
37
Studi Potensi Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Kawasan Pesisir Riau
Analisis Spesialisasi
Mengetahui tingkat spesialisasi kegiatan sektor perikanan pada suatu wilayah.
Formula :
β it = (Vi/Vt) – (Pi/Pt)
Dimana:
βit = Tingkat spesialisasi
Vi = Jumlah PDRB sektor perikanan di 5 Kabupaten
Vt = Jumlah PDRB sektor kelautan dan perikanan
Pi = Jumlah PDRB seluruh sektor di 3 (tiga) Kabupaten
Pt = Jumlah PDRB seluruh sektor
Kriteria nilai spesialisasi jika βit mendekati 1 atau bernilai positif, menunjukan
sektor terspesialisasi. Sedangkan βit mendekati nol atau bernilai negatif menunjukkan
sektor tidak terspesialisasi.
Studi Potensi Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Kawasan Pesisir Riau
Analisis SWOT
Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah Analisis SWOT (Rangkuti, 2008).
39
Studi Potensi Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Kawasan Pesisir Riau
Adapun cara penentuan
Selanjutnya data-datafaktor strategi
tersebut internaldalam
dimasukan dan eksternal dalam
dua matriks matriks
pada tahapadalah
ini,
sebagai
yakniberikut:
matriks faktor strategi internal dan matrik faktor strategi eksternal,
1. untuk
Susunlah dalam kolom
menentukan 1 faktor-faktor
prioritas kekuatan
pada data-data dan kelemahan
tersebut atau peluang dan
melalui pemberian
ancaman.
bobot, rating, dan peringkat.
2. Berikan bobot pada masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat
penting) sampal dengan 0,0 (tidak penting). Pemberian bobot ini dengan
pencermatan bahwa faktor internal dan eksternal dapat memberikan dampak atau
pengaruh terhadap posisi strategis pengembangan sektor perikanan.
3. Berikan rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala
mulai dari 4 (outstanding) sampal dengan 1 (poor). Skala tersebut adalah 4 = sangat
menonjol, 3 = menonjol, 2 = cukup menonjol, dan 1 = kurang menonjol. Pemberian
rating ini dengan pencermatan bahwa pengaruh faktor internal dan eksternal
terhadap strategis pengembangan sektor perikanan.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh skor
terhadap masing-masing faktor pada kolom 4.
5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan peringkat berdasarkan skor pada masing-
masing faktor. Peringkat ini yang menentukan prioritas dari masing-masing faktor
internal dan eksternal.
Studi Potensi Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Kawasan Pesisir Riau
Tahap analisis. Pada tahap ini disusun faktor-faktor strategis melalui matriks SWOT.
Matrik ini menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang
dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan. Matriks ini
menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi, yakni:
1. Strategi SO (strengths-opportunities)
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran memanfaatkan seluruh kekuatan untuk
merebut dan memanfaatkan peluang.
2. Strategi ST (strengths-threats)
Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman.
3. Strategi WO (weaknesses-opportunities)
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan.
4. Strategi WT (weaknesses-threats)
Strategi ini dasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
41
Studi Potensi Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Kawasan Pesisir Riau
Setelah diperoleh alternatif-alternatif strategi,
selanjutnya adalah menentukan prioritas dalam
perumusan strategi dan usulan program pengelolaan
pengembangan sektor perikanan budidaya di 5 Kabupaten
di Provinsi Riau. Melalui penggunaan dan penjumlahan
nilai bobot pada matrik faktor strategi internal dan
eksternal, kemudian diberi peringkat sesuai dengan
besarnya nilai bobot pada masing-masing alternatif
strategi.
Studi Potensi Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Kawasan Pesisir Riau
Referensi
• BKI KAPAL KAYU 1996
• Nasoha, M (2014) Data Prasarana Penangkapan Ikan Kabupaten Bengkalis
Tahun 2014. Dinas Kelautan dan Perikanan: Pemerintah Kabupaten
Bengkalis.
• Fernata, Feri 2012. Kapal Fibreglas Sebagai Altenatif Pengganti Kapal Kayu
3 Gross Tonnage, Penelitian Prioritas Nasional Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (PENPRINAS MP3EI 2012).
• Jamal, 2015 “analisa desain struktur kapal pompong berbahan plastik high
density polyethylene di perairan riau pesisir” Tesis Pasca Sarjana Teknik
Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
• Matthew, 1993 “Pemanfaatan Kain Perca sebagai Campuran Beton”, Thesis
Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
• Mikell, 1996, “Analisis Sifat Mekanis Polyester dengan Penambahan Serat
Gelas”, Jurusan Teknik Mesinfakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Malang.
Studi Potensi Pengembangan Sektor Perikanan Dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Kawasan Pesisir Riau