Anda di halaman 1dari 50

Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat

Direktorat Jenderal Cipta Karya


Direktorat Bina Penataan Bangunan

MEMBANGUN KEMITRAAN ANTAR-INSTANSI


DALAM MENDUKUNG TERTIB PENYELENGGARAAN
BANGUNAN GEDUNG

POTRET LAPANGAN: PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG


DALAM REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASCA GEMPA PIDIE JAYA
Pierre A. Pongai, ST, MT, IAI
Senin, 16 Oktober 2017 - Hotel 101 Darmawangsa, Jakarta Selatan
PENGATURAN PENYELENGGARAAN
BANGUNAN GEDUNG

Slide - 2
Pengertian Bangunan Gedung
BANGUNAN

BANGUNAN BANGUNAN BUKAN GEDUNG


GEDUNG (BANGUN BANGUNAN)

Fungsi Fungsi Fungsi Fungsi Fungsi • Tower Telekomunikasi


Hunian Keagamaan Usaha Sosial Khusus • Papan Reklame / Billboard
• Gapura
• Perkantoran • Pendidikan • Tugu, Monumen, Sculpture
• Perdagangan • Kesehatan • Dll
• Perindustrian • Kebudayaan
• Wisata/Rekreasi • Pelayanan Umum
• Terminal • Laboratorium
• Penyimpanan

• Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat
kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang
berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan
keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.
• Penyelenggaraan bangunan gedung adalah kegiatan pembangunan yang meliputi proses perencanaan
teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan
gedung.
Slide - 3
Pengaturan Penyelenggaraan Bangunan Gedung

UNDANG-UNDANG 28/2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG

PP 36/2005 TENTANG
PERATURAN PELAKSANAAN UUBG

• PERPRES 73 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH


• PEDOMAN TEKNIS TERKAIT BG TENTANG BANGUNAN GEDUNG
(PERMENPUPR)
• STANDAR TEKNIS TERKAIT BG
(SNI)
KONDISI SOSIAL, BUDAYA,
EKONOMI, DAN GEOGRAFI DAERAH

Slide - 4
Permen PUPR terkait Penyelenggaraan Bangunan Gedung
TAHUN PRODUK PERATURAN
1 PERMEN PU No. 19/PRT/M/2006 TTG PEDOMAN TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG TAHAN GEMPA
2006 2 PERMEN PU No. 29/PRT/M/2006 TTG PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG
3 PERMEN PU No. 05/PRT/M/2007 TTG PEDOMAN TEKNIS RUSUNA BERTINGKAT TINGGI
4 PERMEN PU No. 06/PRT/M/2007 TTG PEDOMAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
2007 5 PERMEN PU No. 25/PRT/M/2007 TTG PEDOMAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI
6 PERMEN PU No. 26/PRT/M/2007 TTG PEDOMAN TIM AHLI BANGUNAN GEDUNG
7 PERMEN PU No. 45/PRT/M/2007 TTG PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
8 PERMEN PU No. 24/PRT/M/2008 TTG PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG
2008 9 PERMEN PU No. 25/PRT/M/2008 TTG RENCANA INDUK SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN KOTA
10 PERMEN PU No. 26/PRT/M/2008 TTG SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BG & LINGK.
2009 11 PERMEN PU No. 20/PRT/M/2009 TTG MANAJEMEN PROTEKSI KEBAKARAN DI PERKOTAAN
12 PERMEN PU No. 16/PRT/M/2010 TTG PEDOMAN TEKNIS PEMERIKSAAN BERKALA BANGUNAN GEDUNG
2010 13 PERMEN PU No. 17/PRT/M/2010 TTG PEDOMAN TEKNIS PENDATAAN BANGUNAN GEDUNG
14 PERMEN PU No. 18/PRT/M/2010 TTG PEDOMAN REVITALISASI KAWASAN
2014 15 PERMEN PUPR No. 11/PRT/M/2014 TTG PENGELOLAAN AIR HUJAN PADA BG DAN PERSILNYA
16 PERMEN PUPR No. 01/PRT/M/2015 TTG BANGUNAN GEDUNG CAGAR BUDAYA
2015 17 PERMEN PUPR No. 02/PRT/M/2015 TTG BANGUNAN GEDUNG HIJAU
2016 18 PERMEN PUPR No. 05/PRT/M/2016 TTG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN GEDUNG
PERMEN PUPR No. 06/PRT/M/2017 TTG PERUBAHAN PERMEN PUPR No. 05/PRT/M/2016 TTG IMB
2017 19 PERMEN PUPR No. 14/PRT/M/2017 TTG PERSYARATAN KEMUDAHAN BANGUNAN GEDUNG
Peraturan Presiden No. 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara
Hal - 5
Slide - 5
Prinsip Pengaturan Penyelenggaraan Bangunan Gedung

LINGKUP PENGATURAN

FUNGSI
TUJUAN
•FUNGSIONAL
KONDISI PENYELENGGA- & EFISIEN
AZAS
YG ADA RAAN •TERTIB
PENYELENG-
GARAAN
PERSYARATAN •KEPASTIAN
HUKUM

Kemanfaatan
Keselamatan
Keseimbangan PERAN MASYARAKAT
Keserasian PEMBINAAN

SANKSI

Slide - 6
Persyaratan Bangunan Gedung
PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG

A. Persyaratan B. Persyaratan Teknis


Administratif

a) Persyaratan Tata Bangunan & b) Persyaratan Keandalan Bangunan


Lingkungan Gedung
1. Status Hak Atas Tanah
2. Status Kepemilikan 1. Persy. • Struktur
Bangunan Gedung Peruntukan 1. Persy. • Proteksi Kebakaran
3. Izin Mendirikan Keselamatan • Penangkal Petir
Bangunan • Kepadatan • Pengamanan Peledak
2. Persy.
• Ketinggian
Intensitas • Jarak bebas • Sistem Penghawaan
2. Persy. • Sistem Pencahayaan
• Penampilan Kesehatan • Sistem Sanitasi
3. Persy. • Tata ruang dalam • Penggunaan Material
Arsitektur • Keseimbangan
lingk. • Ruang Gerak
3. Persy. • Kondisi Udara
• Amdal Kenyamanan • Pandangan
4. Persy.
• UKL • Getaran & Kebisingan
Dampak • UPL
Lingkungan • Andalalin • Hubungan Horisontal
4. Persy.
• Hubungan Vertikal
Kemudahan • Kelengkapan Sarpras
Slide - 7
Alur Penyelenggaraan Bangunan Gedung pada Umumnya
UU, PERATURAN, PEDOMAN, STANDAR TEKNIS BG, PERDA

Penyelenggaraan PENDATAAN /
Bangunan Gedung PENDAFTARAN

RTRW
KAB/KOTA,
RDTRKP
RTBL IMB SLF SLFn KT RTB

IZIN
PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMANFAATAN PEMBONGKARAN
LINGKUNG
AN

PEMBANGUNAN KI

PERSETJ/
REKOM.
INSTANSI PELESTARIAN
LAIN

PENYEDIA JASA
KETERANGAN : KT - Kajian Teknis Alur proses utama
KI - Kajian Identifikasi
RTB - Rencana Teknis Pembongkaran
Alur Instrumen Penyelenggaraan BG
TABG - Tim Ahli Bangunan Gedung Alur Pendataan/Pendaftaran BG
SLF - Sertifikat Laik Fungsi Alur Proses Penunjang
SLFn - Perpanjangan Sertifikat Laik Fungsi
Peran Penyedia Jasa
Slide - 8
Alur Penyelenggaraan Bangunan Gedung Tertentu
UU, PERATURAN, PEDOMAN, STANDAR TEKNIS BG, PERDA

Penyelenggaraan PENDATAAN /
Bangunan Gedung PENDAFTARAN

TABG TABG TABG TABG TABG


RTRW
KAB/KOTA,
RDTRKP
RTBL IMB SLF SLFn KT RTB

IZIN
PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMANFAATAN PEMBONGKARAN
LINGKUNG
AN

PEMBANGUNAN KI

PERSETJ/
REKOM.
INSTANSI PELESTARIAN TABG
LAIN

PENYEDIA JASA
KETERANGAN : KT - Kajian Teknis Alur proses utama
KI - Kajian Identifikasi
RTB - Rencana Teknis Pembongkaran
Alur Instrumen Penyelenggaraan BG
TABG - Tim Ahli Bangunan Gedung Alur Pendataan/Pendaftaran BG
SLF - Sertifikat Laik Fungsi Alur Proses Penunjang
SLFn - Perpanjangan Sertifikat Laik Fungsi
Peran Penyedia Jasa
Slide - 9
Pemda Ujung Tombak Penyelenggaraan Bangunan Gedung

Bangunan

Slide - 10
Penyelenggaraan Izin Mendirikan Bangunan Gedung (IMB)
• Pentingnya IMB 3. Proses Penerbitan IMB

IMB merupakan syarat wajib yang diperlukan untuk a. Penilaian dan Koreksi Dokumen
melakukan pembangunan bangunan gedung. IMB b. Persetujuan Tertulis

wajib dimiliki sebelum bangunan gedung dibangun c. Penetapan Nilai Retribusi IMB
sebagai instrumen pengendalian perencanaan d. Pemberitahuan Nilai Retribusi IMB
teknis bangunan gedung. e. Pengambilan SKRD & Pembayaran
f. Penyerahan Bukti Pembayaran Retribusi
• Persyaratan Permohonan IMB
g. Penerbitan IMB
1. Persyaratan Administratif
a. Data Pemohon
• Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG)
b. Data Tanah Dalam proses penerbitan IMB bangunan gedung
c. Dokumen dan Surat Terkait untuk kepentingan umum, pemeriksaan dokumen
2. Persyaratan Teknis rencana teknis bangunan gedung dilakukan atas
a. Data Umum Bangunan Gedung pertimbangan teknis dari Tim Ahli Bangunan
b. Dokumen Rencana Teknis BG Gedung (TABG).

• Tatacara Permohonan IMB • Pembekuan dan Pencabutan IMB


1. Proses Prapermohonan IMB Pelanggaran pada masa konstruksi bangunan
a. Permohonan KRK gedung yang tidak sesuai dengan dokumen IMB
b. Pemberian KRK dan Informasi Persyaratan dikenakan sanksi administratif berupa pembekuan
2. Proses Permohonan IMB dan pencabutan IMB sesuai ketentuan peraturan

a. Pengajuan Permohonan IMB perundang-undangan.


b. Pemeriksaan Kelengkapan Persyaratan
Slide - 11
Penyelenggaraan Sertifikat Laik Fungsi (SLF)
• Pentingnya SLF • Dokumen untuk Permohonan SLF
SLF merupakan syarat yang diperlukan untuk dapat 1. Surat permohonan SLF
memanfaatkan bangunan gedung. SLF wajib dimiliki 2. Surat kuasa apabila permohonan dikuasakan
setelah bangunan gedung selesai dibangun sebelum 3. Formulir data umum BG
dimanfaatkan sebagai instrumen pengendalian 4. Dokumen SLF terakhir beserta lampirannya
pemanfaatan bangunan gedung. 5. Surat pernyataan kelaikan fungsi BG dan
• Dok. utk Pemeriksaan Kelaikan Fungsi laporan hasil pemeriksaan kelaikan fungsi BG
1. Dokumen Administratif BG • Tatacara Permohonan SLF
a. Dokumen kepemlikan tanah 1. Proses Prapermohonan SLF
b. Data kepemilikan BG atau SBKBG a. Pemeriksaan Kelaikan Fungsi
c. Dokumen IMB b. Perbaikan BG (apabila diperlukan)
2. Dokumen Pelaksanaan Konstruksi BG c. Penyiapan Kelengkapan Dokumen
a. As built drawing 2. Proses Permohonan SLF
b. Dokumen pendukung lainnya a. Pengajuan Permohonan SLF
3. Dokumen Pemeliharaan & Perawatan BG b. Pemeriksaan Kelengkapan Dokumen
• Tatacara Pemeriksaan Kelaikan Fungsi c. Verifikasi Pemeriksaan Kelaikan Fungsi
1. Pemeriksaan dokumen BG 3. Proses Penerbitan SLF
2. Pemeriksaan kondisi BG a. Penerbitan SLF
3. Analisis dan evaluasi kelaikan fungsi BG b. Pemutahiran Pendataan BG
4. Penyusunan laporan pemeriksaan kelaikan c. Pengambilan Dokumen SLF
fungsi BG
Slide - 12
TANTANGAN DAN PERMASALAHAN DALAM
PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG

Slide - 13
Indonesia Berada Pada Jalur Ring of Fire

Slide - 14
Kasus Bangunan Runtuh Akibat Gempa

Slide - 15
Kasus Kebakaran pada Bangunan Gedung

Slide - 16
Kasus Kerusakan/Kegagalan Konstruksi Bangunan Pendidikan

Slide - 17
Kasus Kerusakan/Kegagalan Konstruksi Bangunan Kesehatan

Slide - 18
Kasus Kerusakan/Kegagalan Konstruksi Bangunan Perdagangan

Slide - 19
Kasus Bangunan Peribadatan

Slide - 20
Belum Diperhatikannya Kemudahan Bagi Kaum Disabilitas

Slide - 21
Kasus Bangunan Disegel

Slide - 22
Kasus Bangunan Dibongkar

Slide - 23
TUNTUTAN KEBUTUHAN PEMENUHAN
KEANDALAN BANGUNAN GEDUNG
(INTERNALISASI PERATURAN
PENYELENGGARAAN BG OLEH K/L TERKAIT)

Slide - 24
Persyaratan Bangunan Pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA)
PERMENDIKNAS NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR SARANA DAN
PRASARANA UNTUK SD/MI, SMP/MTs, DAN SMA/MA

C. BANGUNAN
1. Bangunan pendidikan memenuhi ketentuan ratio minimum luas lantai terhadap siswa.
2. Bangunan pendidikan yang memiliki kurang kapasitas maksimum, lantai bangunan memenuhi
ketentuan luas minimum.
3. Bangunan memenuhi ketentuan tata bangunan.
4. Bangunan memenuhi persyaratan keselamatan.
5. Bangunan memenuhi persyaratan kesehatan.
6. Bangunan gedung menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman
termasuk bagi penyandang cacat.
7. Bangunan memenuhi persyaratan kenyamanan.
8. Bangunan bertingkat memenuhi persyaratan.
9. Bangunan dilengkapi sistem keamanan.
10. Bangunan dilengkapi instalasi listrik dengan daya minimum 900 watt.
11. Pembangunan gedung harus dirancang, dilaksanakan, dan diawasi secara profesional.
12. Kualitas bangunan gedung mengacu pada Standar PU.
13. Bangunan gedung sekolah/madrasah baru dapat bertahan minimum 20 tahun.
14. Pemeliharaan bangunan sekolah/madrasah.
15. Bangunan gedung dilengkapi izin mendirikan bangunan dan izin penggunaan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Slide - 25
Persyaratan Bangunan Kesehatan (RS & Puskesmas)
PERMENKES NOMOR 56 TAHUN 2014 PERMENKES NOMOR 75 TAHUN 2014
TENTANG KLASIFIKASI DAN PERIZINAN TENTANG PUSAT KESEHATAN
RUMAH SAKIT MASYARAKAT

• Pasal 63: setiap rumah sakit wajib • Pasal 26: setiap Puskesmas wajib
memiliki izin yang terdiri atas Izin memiliki izin dari Pemda untuk
Mendirikan dan Izin Operasional. menyelenggarakan pelayanan kesehatan
• Pasal 67 ayat (1) huruf i: IMB merupakan yang berlaku 5 tahun dan dapat
salah satu persyaratan bagi pemilik atau diperpanjang selama memenuhi
pengelola rumah sakit untuk mengajukan persyaratan.
permohonan Izin Mendirikan Rumah • Pasal 27 ayat (1) huruf b: IMB merupakan
Sakit. salah satu persyaratan bagi Diskes untuk
• Pasal 72 ayat (1) huruf e: IPB dan SLF mengajukan permohonan Izin
merupakan salah satu persyaratan bagi Puskesmas.
pengelola rumah sakit untuk mengajukan • Pasal 27 ayat (1) huruf g: permohonan
permohonan Izin Operasional Rumah Izin Puskesmas juga dilengkapi
Sakit. persyaratan lain sesuai Perda setempat.

Slide - 26
Persyaratan Bangunan Perdagangan
PERMENDAG NOMOR 37/M-DAG/PER/5/2017 TENTANG
PEDOMAN PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN SARANA PERDAGANGAN

• Pasal 1: Sarana Perdagangan adalah sarana berupa pasar rakyat, gudang nonsistem
resi gudang, dan pusat distribusi, untuk mendukung kelancaran arus distribusi barang.
• Pasal 3-6 : Pasar rakyat terdiri atas toko, kios, los, dan/atau tenda, yang diklasifikasi
atas 4 tipe (Tipe A, Tipe B, Tipe C dan Tipe D) dan dapat dibangun menggunakan desain
prototip maupun tidak menggunakan desain prototip.
• Pasal 8: Gudang nonsistem resi gudang diklasifikasi atas 3 golongan (Golongan A,
Golongan B dan Golongan C)
• Pasal 9: Pusat distribusi diklasifikasi atas 2 jenis (Pusat Distribusi Provinsi dan Pusat
Distribusi Regional)
• Pasal 25: Persyaratan administratif pembangunan/revitalisasi sarana perdangangan:
o Status kepemilikan lahan (sertifikat kepemilikan, surat keterangan instansi
pertanahan, atau surat perjanjian penyerahan pengelolaan lahan).
o Lahan siap bangun, memiliki akses jalan dan transportasi dan sesuai RTRW.
o Memiliki IMB dan izin lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Slide - 27
Persyaratan Bangunan Peribadatan
PERATURAN BERSAMA MENAG (NO. 9/2006) DAN MENDAGRI (NO. 8/2006) TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH DALAM
PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA, PEMBERDAYAAN FORUM
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA, DAN PENDIRIAN RUMAH IBADAT

• Pasal 14 ayat (1): Pendirian rumah ibadat harus memenuhi persyaratan administratif
dan persyaratan teknis bangunan gedung.
• Pasal 16 ayat (1): Permohonan pendirian rumah ibadat diajukan oleh panitia
pembangunan rumah ibadat kepada bupati/walikota untuk memperoleh IMB.
• Pasal 17: Pemda memfasilitasi penyediaan lokasi baru bagi bangunan gedung rumah
ibadat yang telah memiliki IMB yang dipindahkan karena perubahan RTRW.
• Pasal 18 ayat (1) dan (2): Pemanfaatan bangunan gedung bukan rumah ibadat sebagai
rumah ibadat sementara harus mendapat surat keterangan pemberian izin sementara
dari bupati/walikota dengan memenuhi persyaratan laik fungsi mengacu pada peraturan
perundang-undangan tentang bangunan gedung.
• Pasal 28 ayat (3): Dalam hal bangunan gedung rumah ibadat yang telah digunakan
secara permanen dan/atau merniliki nilai sejarah yang belum memiliki IMB, bersama ini,
bupati/walikota membantu memfasilitasi penerbitan IMB untuk rumah ibadat dimaksud.
Slide - 28
PENGALAMAN REHAB-REKON
PASCAGEMPA KABUPATEN PIDIE JAYA

Slide - 29
Sekilas tentang Gempa Pidie Jaya
• Lokasi Kejadian: Kabupaten Pidie Jaya, Aceh Indonesia
• Waktu kejadian: 7 Desember 2016 Pukul 5.03 WIB (menjelang shalat subuh)
• Magnitude Gempa: 6,5 Skala Richter
• Pusat Gempa: 5,25 LU dan 96,24 BT (tepatnya di darat pada jarak 18 Km tenggara Sigli, Pidie
dan 2 Km utara Meureudu, Pidie Jaya pada kedalaman 15 km).
• Guncangan Gempa: Sekitar 10–15 detik terasa di Kabupaten Pidie dan Kabupaten Pidie Jaya
bahkan hingga di seluruh Aceh. Menurut BMKG, gempa tidak memicu tsunami karena pusat
gempa berada di daratan. Menurut BNPB, energi guncangan gempa setara dengan energi
bom atom Hiroshima pada tahun 1945.
• Gempa Susulan: Terjadi lebih dari 100 kali, dengan kekuatan terbesar mencapai 5.0 Skala
Richter pada hari yang sama.
• Dampak Gempa: Menurut Bupati Pidie Jaya, sekitar 30% wilayah Pidie Jaya terdampak
kerusakan gempa, termasuk kerusakan bangunan, jalan, serta pemadaman listrik telepon dan
sinyal komunikasi.
• Korban: Menurut BNPB, sekitar 104 orang meninggal dunia, 139 orang luka berat, 718 orang
luka ringan dan 43.529 orang mengungsi.
• Kerusakan Bangunan: Menurut BNPB, 11.730 rumah rusak, 105 unit ruko roboh, 14 masjid
rusak berat, 1 rumah sakit rusak berat, 1 unit sekolah roboh, dan 30 unit sekolah rusak.
Slide - 30
Kondisi Kerusakan Bangunan Pendidikan di Pidie Jaya

Slide - 31
Kondisi Kerusakan Bangunan Perdagangan di Pidie Jaya

Slide - 32
Kondisi Kerusakan Bangunan Peribadatan di Pidie Jaya

Slide - 33
Kondisi Kerusakan Bangunan Hunian di Pidie Jaya

Slide - 34
Kondisi Kerusakan Bangunan Kesehatan di Pidie Jaya

Slide - 35
Tanggap Bencana Pidie Jaya dari Kemen-PUPR

• Bantuan Pasca Bencana  Bangunan Sementara


• Kajian Kegempaan  Tim Puskim
• Persiapan Rehabilitasi dan Rekonstruksi  Dit. BPB

Slide - 36
Konsep Rencana Teknis Pembangunan Sekolah di Pidie Jaya

Slide - 37
Konsep Rencana Teknis Pembangunan Sekolah di Pidie Jaya

Slide - 38
Koordinasi dengan Satker, PPK, Kontraktor dan MK

• Diskusi Progress • Perumusan Solusi terhadap Permasalahan


• Kesepakatan Desain Rancangan • Rencana Kerja dan Target Capaian
• Diskusi Permasalahan Dihadapai • Pengurusan IMB dan SLF
Slide - 39
Potret Lapangan Pembangunan Sekolah di Pidie Jaya

Slide - 40
Potret Lapangan Pembangunan Sekolah di Pidie Jaya

Slide - 41
Koordinasi dengan Pemda Untuk Permohonan IMB dan SLF

• Diskusi Progress Rehab-Rekon • Permohonan Dukungan Penerbitan IMB dan SLF


• Diskusi terkait Perda BG • Diperlukan penjelasan mekanisme dan format SLF
• Diskusi terkait Progress Perbup BG serta Surat dari Menteri PUPR kepada Bupati
sebagai dasar Penerbitan SLF
Slide - 42
Surat Edaran Tertib Penyelenggaraan BG

Slide - 43
KEMITRAAN ANTAR-K/L DALAM
PENYELENGGARAAN BG

Slide - 44
Penyelenggaraan BG oleh K/L Terkait

KEMENTERIAN / LEMBAGA PEMBINAAN / PENYELENGGARAAN PROSES

Kemendikbud Bangunan Pendidikan Pengelolaan Teknis BGN


Kemenkes Bangunan Kesehatan
Perencanaan Teknis BG
Kemendag Bangunan Perdagangan

Kemenag Bangunan Peribadatan


Perizinan BG

Kemendagri Bangunan Pemerintahan


Pelaksanaan Konstruksi BG
Kemenperin Bangunan Perindustrian

KemenPUPR Bangunan Perumahan Kelaikan Fungsi

Kemenpora Bangunan Olahraga


Pemanfaatan
Kemenhan Bangunan Hankam

Slide - 45
Pembinaan Penyelenggaraan BG oleh Kementerian PUPR
NO ASPEK TUJUAN CAPAIAN
A PENGATURAN
1 Permen PUPR Peraturan teknis operasional penyelenggaraan BG 19 Pedoman Teknis sejak tahun
sesuai amanah dari UU-BG dan PP-BG 2006 sampai 2017
2 Perda BG Peraturan penyelenggaraan BG sesuai konteks 460 Perda BG (88%) dari 514
kedaerahan sesuai amanah dari UU-BG dan PP-BG Kabupaten/Kota
3 Perbup/Wal Peraturan teknis operasional penyelenggaraan BG 21 Perbup/Wal (4,64%) dari 514
sesuai amanah Perda BG Kabupaten/Kota
B PEMBINAAN
1 Pelayanan IMB Meningkatkan kualitas pelayanan IMB tidak sebatas Semua Kabupaten/Kota Sudah
administratif & retributif Melayani IMB (100%)
2 Pembentukan TABG Dalam proses penerbitan IMB, untuk mendukung 41 Kabupaten/Kota telah
pengendalian pemenuhan persyaratan dalam membentuk TABG (9,11%)
dokumen rencana teknis BG
3 Pelayanan SLF Mendorong dimulainya pelayanan SLF di 37 Kabupaten/Kota telah
kabupaten/kota sesuai amanah ketentuan menyelenggarakan SLF (8,22%)
4 Penyediaan Pengkaji Mendorong tersedianya pengkaji teknis yang 33 Kabupaten/Kota telah memiliki
Teknis dibutuhkan untuk penerbitan SLF di kabupaten/kota, Pengkaji Teknis (7,3%)
termasuk memberikan pelatihan
5 Pembinaan Pengelola Meningkatkan kapasitas pengelola teknis BGN yang Satker Bina Penataan Bangunan
Teknis BGN dibutuhkan dalam pengelolaan penyelenggaraan BGN Semua di Provinsi

Slide - 46
Membangun Kemitraan dalam Penyelenggaraan BG
NO ASPEK K / L TERKAIT (SISI DEMAND) KEMEN-PUPR (SISI SUPPLY)
A PENGATURAN • Internalisasi peraturan penyelenggaraan BG dalam • Mendukung sosialisasi/diseminasi internalisasi
lingkup K/L terkait, termasuk peraturan penyelenggaraan BG dalam lingkup K/L
sosialisasi/diseminasi dalam mendorong terkait melalui penyampaian materi teknis
implementasi ketentuan telah diatur. penyelenggaraan BG
B PROSES
1 Pengelolaan • Pengelolaan teknis BGN di tingkat pusat • Dukungan tenaga pengelola teknis dari PUPR
(apabila diperlukan)
Teknis BG
• Pengelolaan teknis BGN di tingkat daerah • Tenaga pengelola teknis dapat diberikan dari Satker
Provinsi (apabila diperlukan)
2 Perencanaan • Perencanaan teknis BG di tingkat pusat (termasuk • Memberikan fasilitasi asistensi proses perencanaan
penyusunan desain prototip) teknis di pusat (apabila diperlukan)
Teknis BG
• Perencanaan teknis BG di tingkat daerah (baik • Fasilitasi asistensi proses perencanaan teknis di
penyusunan desain maupun penyesuaian desain daerah dapat dilakukan pada Satker Provinsi
prototip di lapangan) maupun Dinas PUPR Kab/Kota (apabila diperlukan)
3 Perizinan BG • Mendorong dan mengawasi pemenuhan perizinan • Penguatan Pemda dalam pelayanan IMB
BG dalam lingkup K/L terkait. • Mendorong pembentukan TABG di daerah
4 Pelaksanaan • Pengawasan progress dan kualitas pelaksanaan • Mendukung modul pengawasan konstruksi
konstruksi BG dalam lingkup K/L terkait • Mendukung penguatan kapasitas penyedia jasa
Konstruksi
5 Kelaikan • Mendorong dan mengawasi pemenuhan kelaikan • Penguatan Pemda dalam pelayanan SLF
fungsi BG dalam lingkup K/L terkait. • Mendorong tersedianya Pengkaji Teknis di daerah
Fungsi BG
6 Pemanfaatan • Mendorong dan mengawasi pemanfaatan BG • Mendukung modul pengawasan pemanfaatan
dalam lingkup K/L terkait, termasuk pemeliharaan, bangunan, termasuk pemeliharaan, perawatan dan
BG
perawatan dan perbaikan BG perbaikan BG
Slide - 47
PENUTUP

Slide - 48
Poin-Poin Diskusi yang Diharapkan dari Peserta FGD
• Apa saja dan bagaimana pengaturan penyelenggaraan bangunan di lingkungan
Kemenkes, Kemendikbud, Kemendag dan Kemenag yang telah menginternalisasikan
peraturan penyelenggaraan bangunan gedung? Apakah ada yang terbaru?
• Apakah pernah dilakukan dan bagaimana bentuk pembinaan dan sosialisasi terhadap
peraturan pengaturan penyelenggaraan bangunan tersebut terhadap pelaku
pembangunan di daerah? (misalnya terhadap SKPD terkait, konsultan perencana,
kontraktor, dan konsultan pengawas).
• Bagaimana pola penyelenggaraan bangunan gedung di lingkungan Kemenkes,
Kemendikbud, Kemendag dan Kemenag ? Apakah dilakukan di oleh kementerian
melalui APBN? Atau apakah dilakukan oleh pemerintah daerah (APBD), sehingga
kementerian hanya pada lingkup pembinaan saja?
• Bagaimana isu dan permasalahan yang sekiranya dihadapi dalam pembinaan dan/atau
penyelenggaraan bangunan gedung tersebut di lingkungan Kemenkes, Kemendikbud,
Kemendag dan Kemenag?
• Apakah diperlukan dan bagaimana bentuk kemitraan antar-instansi yang menurut anda
dapat dikembangkan dalam mendukung tertib penyelenggaraan bangunan gedung?

Slide - 49
SEKIAN,
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai