Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 6 (enam)

PENATALAKSANAAN TERAPI RASIONAL PADA KASUS


INFEKSI SALURAN KEMIH
Kelompok : 1.Donna silalahi
2.Gusti roito silvianti br.hombing
3.Lisbet sihite
4.Liska sitorus
5.Rissan dovan pakpahan
6.Yati oktavia safitri
 Definisi
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi
akibat adanyamikroorganisme dalam urin.
ISK tergantung banyak faktor seperti usia,
gender, prevalensi bakteriuria dan faktor
predisposisi yang menyebabkan perubahan
struktur saluran kemih termasuk ginjal.
 EPIDEMIOLOGI INFEKSI SALURAN KEMIH
Epidemiologi infeksi saluran kemih (ISK) cukup besar karena penyakit ini
umum terjadi dan telah mengenai sekitar 150 juta orang di seluruh
dunia.Di Amerika Serikat, lebih dari 7 juta orang dengan ISK berkunjung
ke dokter setiap tahunnya. Sekitar 15% dari komunitas yang diresepkan
antibiotik adalah penderita ISK.Di Singapura, 4% dari wanita usia muda
mengalami ISK dan angka kejadian meningkat sampai 7% hingga usia 50
tahun. Data statistik dari Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan
total 4.144 pasien ISK dirawat di rumah sakit Singapura dalam 1 tahun,
dengan rata-rata lama hari rawat sekitar 2-5 hari.
 Patofisiologi ISK
‐hampir semua ISK disebabkan invasi mikroorganisme
asending dari uretra ke dalam kandung kemih.
‐invasi mikroorganime dapat mencapai ginjal dipermudah
dengan refluks vesikoureter.
‐Pada wanita mula‐mula kuman dari anal berkoloni di vulva,
kemudian masuk ke kandung kemih melalui uretra yang pendek
secara spontan atau mekanik akibat hubungan seksual dan
mungkin perubahan pH dan flora vulva dalam siklus menstruasi
 Presentasi Klinis

Gejalaklinis ISK sesuai dengan bagian saluran kemih yang


terinfeksi sebagai berikut:
● pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa rasa sakit
atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih
sedikit‐sedikit serta rasa tidak enak di daerah suprapubik

● Pada ISK bagian atas dapat ditemukan gejala sakit kepala, malaise,
mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak, atau nyeri di
pinggang.
 TREATMEN INFEKSI SALURAN KEMIH
 PERTIMBANGAN FARMAKOEKONOMI DAN OUTCOME TERAPI
Farmakoekonomi didefinisikan sebagai deskripsi dan analisis dari biaya terapi dalam
suatu sistem pelayanan kesehatan, lebih spesifik lagi adalah sebuah penelitian tentang
proses identifikasi, mengukur dan membandingkan biaya, resiko dan keuntungan dari
suatu program, pelayanan dan terapi serta determinasi suatu alternatif terbaik. Evaluasi
farmakoekonomi memperkirakan harga dari produk atau pelayanan berdasarkan satu
atau lebih sudut pandang. Tujuan dari farmakoekonomi diantaranya membandingkan
obat yang berbeda untuk pengobatan pada kondisi yang sama selain itu juga dapat
membandingkan pengobatan yang berbeda untuk kondisi yang berbeda.
 Diagnosis
1. Pemeriksaan urine
Pemeriksaan urin secara mikroskopis adalah langkah pertama dalam
diagnosis ISK. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk menentukan
jumlah, strain, dan jenis bakteri penginfeksi. Pasien didiagnosis ISK bila
dalam urinnya mengandung lebih dari 105 bakteri/ml urin.Tetapi angka ini
patutu dipertanyakan, pada wanita yang mengalami gejala klinis ISK yang
hanya menunjukkan 102 bakteri/ml urin ternyata memberikan respon
positif pada pengobatan. Sehingga mikroorganisme dalam pengambilan
urin suprapubik, dengan jumlah berapapun pasien harus dirawat dengan
status ISK
2. Pemeriksaan darah
untuk mengungkap adanya proses inflamasi atau infeksi.
Didapatkannya sel‐sel muda pada sediaan hapusan darah
menandakannya proses inflamasi akut.
 Berikut obat yang tepat untuk ISK :
Sulfonamide :
Sulfonamide dapat menghambat baik bakteri gram positif dan gram negatif. Secara
struktur analog dengan asam p‐amino benzoat (PABA).Biasanya diberikan per oral,
dapat dikombinasi dengan Trimethoprim, metabolisme terjadi di hati dan di ekskresi
di ginjal. Sulfonamide digunakan untuk pengobatan infeksi saluran kemih dan bisa
terjadi resisten karena hasil mutasi yang menyebabkan produksi PABA berlebihan.
Efek samping yang ditimbulkan hipersensitivitas (demam), gangguan pencernaan
(diare), Hematotoxicity (granulositopenia, (thrombositopenia, aplastik anemia)dan
lain‐lain.

 Trimethoprim :
Mencegah sintesis THFA, dan pada tahap selanjutnya dengan menghambat enzim
dihydrofolate reductase yang mencegah pembentukan tetrahydro dalam bentuk aktif
dari folic acid. Diberikan per oral atau intravena, di diabsorpsi dengan baik dari usus
dan ekskresi dalam urine, aktif melawan bakteri gram negatif kecuali Pseudomonas
spp. Biasanya untuk pengobatan utama infeksi saluran kemih. Trimethoprim dapat
diberikan tunggal (100 mg setiap 12 jam) pada infeksi saluran kemih akut
Efek samping : megaloblastik anemia, leukopenia, granulocytopenia.

Anda mungkin juga menyukai