● Pada ISK bagian atas dapat ditemukan gejala sakit kepala, malaise,
mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak, atau nyeri di
pinggang.
TREATMEN INFEKSI SALURAN KEMIH
PERTIMBANGAN FARMAKOEKONOMI DAN OUTCOME TERAPI
Farmakoekonomi didefinisikan sebagai deskripsi dan analisis dari biaya terapi dalam
suatu sistem pelayanan kesehatan, lebih spesifik lagi adalah sebuah penelitian tentang
proses identifikasi, mengukur dan membandingkan biaya, resiko dan keuntungan dari
suatu program, pelayanan dan terapi serta determinasi suatu alternatif terbaik. Evaluasi
farmakoekonomi memperkirakan harga dari produk atau pelayanan berdasarkan satu
atau lebih sudut pandang. Tujuan dari farmakoekonomi diantaranya membandingkan
obat yang berbeda untuk pengobatan pada kondisi yang sama selain itu juga dapat
membandingkan pengobatan yang berbeda untuk kondisi yang berbeda.
Diagnosis
1. Pemeriksaan urine
Pemeriksaan urin secara mikroskopis adalah langkah pertama dalam
diagnosis ISK. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk menentukan
jumlah, strain, dan jenis bakteri penginfeksi. Pasien didiagnosis ISK bila
dalam urinnya mengandung lebih dari 105 bakteri/ml urin.Tetapi angka ini
patutu dipertanyakan, pada wanita yang mengalami gejala klinis ISK yang
hanya menunjukkan 102 bakteri/ml urin ternyata memberikan respon
positif pada pengobatan. Sehingga mikroorganisme dalam pengambilan
urin suprapubik, dengan jumlah berapapun pasien harus dirawat dengan
status ISK
2. Pemeriksaan darah
untuk mengungkap adanya proses inflamasi atau infeksi.
Didapatkannya sel‐sel muda pada sediaan hapusan darah
menandakannya proses inflamasi akut.
Berikut obat yang tepat untuk ISK :
Sulfonamide :
Sulfonamide dapat menghambat baik bakteri gram positif dan gram negatif. Secara
struktur analog dengan asam p‐amino benzoat (PABA).Biasanya diberikan per oral,
dapat dikombinasi dengan Trimethoprim, metabolisme terjadi di hati dan di ekskresi
di ginjal. Sulfonamide digunakan untuk pengobatan infeksi saluran kemih dan bisa
terjadi resisten karena hasil mutasi yang menyebabkan produksi PABA berlebihan.
Efek samping yang ditimbulkan hipersensitivitas (demam), gangguan pencernaan
(diare), Hematotoxicity (granulositopenia, (thrombositopenia, aplastik anemia)dan
lain‐lain.
Trimethoprim :
Mencegah sintesis THFA, dan pada tahap selanjutnya dengan menghambat enzim
dihydrofolate reductase yang mencegah pembentukan tetrahydro dalam bentuk aktif
dari folic acid. Diberikan per oral atau intravena, di diabsorpsi dengan baik dari usus
dan ekskresi dalam urine, aktif melawan bakteri gram negatif kecuali Pseudomonas
spp. Biasanya untuk pengobatan utama infeksi saluran kemih. Trimethoprim dapat
diberikan tunggal (100 mg setiap 12 jam) pada infeksi saluran kemih akut
Efek samping : megaloblastik anemia, leukopenia, granulocytopenia.