Anda di halaman 1dari 27

Refleksi Kasus

Rhinitis Akut et Causa Bakteri

Disusun oleh :
Aisyah
30101407123

Pembimbing :
dr. H. Agung Sulistyanto, Sp. THT-KL
Status Pasien
• Nama : Nn. S
• Umur : 14 tahun
• Jenis Kelamin : Wanita
• Alamat : Woltermonginsidi
• Pekerjaan : Pelajar
• No. RM : 01-27-06-XX
Anamnesis
• Keluhan Utama
 Hidung tersumbat
• Riwayat Penyakit Sekarang
 Pasien datang ke poliklinik THT-KL RSI Sultan Agung
Semarang dengan keluhan hidung tersumbat kanan
dan kiri bergantian sejak 7 hari yang lalu. Hidung
tersumbat dirasakan hilang timbul dan kadang
mengganggu aktivitas. Awal mula pasien mengalami
hidung gatal, kadang-kadang bersin, batuk, dan keluar
cairan bening dari hidung. Kemudian sekret berubah
menjadi kuning kehijauan. Gejala dirasa semakin berat
saat malam hari. Pasien belum minum obat apapun
untuk mengurangi gejala.
• Riwayat Penyakit Dahulu
– Riwayat sakit serupa : belum pernah sakit seperti
ini
– Riwayat sakit telinga : disangkal
– Riwayat alergi : disangkal
– Riwayat batuk dan pilek : disangkal
– Riwayat operasi : sudah tonsilektomi
• Riwayat Penyakit Keluarga
– Riwayat sakit serupa : disangkal
• Riwayat Sosial Ekonomi
– Biaya pengobatan ditanggung oleh BPJS
Pemeriksaan Fisik
• Status generalisata
– Keadaan umum : Baik
– Kesadaran : Komposmentis
– Status gizi : Cukup
– Vital sign
• TD : 110/70 mmHg
• Nadi : 80 x/menit
• RR : 19 x/menit
• Suhu : 36,8 oC
– Kepala : Mesocephal
– Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-
), sekret (-/-)
– Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
– Ekstremitas : akral hangat, capillary refill <2’’
• Status lokalisata
– Hidung Luar

– Rhinoskopi anterior
– Sinus paranasal
– Telinga luar
• Canalis Akustikus eksternus

• Membran timpani
Rongga mulut
• Mukosa buccal : normal, hiperemis (-), stomatitis(-)
• Lidah : bentuk normal, lidah kotor (-)
• Gigi dan ginggiva : karies (-), gusi berdarah (-)
• Uvula : letak sentral, dalam batas normal
• Palatum mole : simetris (+), hiperemis (-), defek (-)
• Arkus faring : simetris, hiperemis (-), granulasi (-)
• Dinding posterior faring: hiperemis (-), granulasi (-)
• Tonsil
• Pemeriksaan kelenjar getah bening leher
Tidak didapatkan pembesaran kelenjar getah bening.

Pasien wanita 14 tahun dengan keluhan hidung tersumbat


kanan dan kiri bergantian. Keluhan dirasakan sejak 7 hari
yang lalu. Hidung tersumbat dirasakan hilang timbul dan
kadang mengganggu aktivitas. Awal mula pasien mengalami
hidung gatal, kadang-kadang bersin, batuk, dan keluar
cairan bening dari hidung. Kemudian sekret berubah
menjadi kekuningan. Gejala dirasa semakin berat saat
malam hari. Pasien belum minum obat apapun untuk
mengurangi gejala. Pada pemeriksaan fisik hidung
didapatkan konka hipertrofi (+), mukosa licin dan hiperemis
(+), terdapat sekret mukopurulen pada kedua lubang
hidung.
Diagnosis Banding Diagnosis Kerja
Rhinitis akut et causa bakteri Rhinitis akut et kausa bakteri
Rhinitis vasomotor
Rhinitis viral

Terapi
Terapi medikamentosa Prognosis
-Antibiotik : cefixime caps 100 mg 2x1
Quo Ad Vitam : Ad bonam
-Dekongestan : pseudoefedrin 60 mg 3x1
-Mukolitik : Ambroxol tab 30 mg 3x1
Quo Ad Fungsionam : Ad bonam
-Kortikosteroid : Methylprednisolone tab Quo Ad Sanationem : Ad bonam
4 mg 2x1
Anatomi hidung
Fisiologi hidung
• Fungsi respirasi : udara inspirasi  nares anterior
 naik setinggi konka media  turun ke
nasofaring
• Fungsi penghidu : odoran  reseptor olfaktori 
protein G  enzim adenylate cyclase  cAMP 
kanal ion Na+ terbuka  ion Na+ masuk 
impuls  bulbus olfaktori  traktus olfaktorius
• Fungsi fonetik : resonansi suara (m, n, ng)
• Refleks nasal : partikel benda asing terhirup 
merangsang ujung saraf n. Trigeminus  bersin
(berhubungan dengan saluran cerna,
kardiovaskuler, dan pernapasan)
Rhinitis akut
Faktor predisposisi : perubahan
Rhinitis akut adalah
iklim, suhu, kelembaban, kurang
proses inflamasi mukosa nutrisi, kelelahan, daya tahan tubuh
hidung yang ditandai yang turun, dan daya tahan lokal
dengan gejala klinis yaitu cavum nasi menurun.
rinorrhea, hidung Etiologi :
tersumbat dan/atau -virus : rhinovirus, influenza dan
hidung gatal dan disertai parainfluenza virus, coxsackie, ECHO
gejala umum malaise dan (Enteric cytopathogenic Human
suhu tubuh naik. Gejala Orphan) virus, adenovirus dan
harus ada selama 2 hari retrovirus.
atau lebih berturut-turut. -Bakteri : Streptococcus, Moraxella
catarrhalis, Haemophilus influenza,
Staphylococcus, dan pneumococci
Stadium prodromal :
• Manifestasi klinis - menggigil panas dingin
– Rasa kering dan gatal - nyeri kepala
di tenggorokan - kurang nafsu makan
- demam subfebril
– Nyeri saat menelan - rasa gatal, panas kering pada
– Bersin-bersin hidung dan tenggorokan
– Discharge hidung
Stadium kataralis :
– Hidung tersumbat - sekret cair banyak
– Demam - hidung tersumbat
- lakrimasi
- hiposmia sementara

Fase mukus :
- sekret mengental
- penciuman membaik
- gejala lokal berkurang
Infeksi bakteri sekunder  sekret kuning kehijauan
Patofisiologi
Diagnosis
Anamnesis
• Pada stadium prodromal biasa berlangsung beberapa
jam, hidung terasa panas, kering, dan gatal. Hidung
tersumbat, tetapi pasien merasa napas berbau.
Terdapat ingus mukopurulen, kadang berkrusta
kehijauan, kadang disertai sakit kepala, terjadi bersin
berulang, kadang terdapat demam.
Pemeriksaan fisik
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan mukosa edema,
konka hipertrofi, eritema, terdapat sekret mukopurulen
kuning kehijauan.
Terapi
• Terapi medikamentosa
– Antibiotik : cefixime caps 100 mg 2x1
– Dekongestan : pseudoefedrin 60 mg 3x1
– Mukolitik : Ambroxol tab 30 mg 3x1
– Kortikosteroid : Methylprednisolone tab 4 mg 2x1
• Terapi non medikamentosa
– Istirahat yang cukup
– Menjaga asupan yang bergizi dan sehat
Komplikasi
• Otitis media
• Rhinosinusitis
• Infeksi saluran pernapasan bawah seperti
laringitis, croup, pneumonia
Prognosis
• Quo Ad Vitam : Ad bonam
• Quo Ad Fungsionam : Ad bonam
• Quo Ad Sanationam : Ad bonam

Anda mungkin juga menyukai