OLEH:
St. Giranti Ardilia Gunadi(11120162058)
Pembimbing: dr. Moch. Erwin Rachman, M.Kes, Sp.S
BAGIAN NEUROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2017
PENDAHULUAN
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikel bermuatan listrik yang
disebut ion jika berada dalam larutan.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti
adanya distribusi yang normal dari air tubuh
total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian
tubuh. Gangguan cairan dan elektrolit dapat
membawa pasien dalam kegawatan.
KOMPOSISI Plasma Interstitiel Intrasel
(mEq/l) ( mEq/l) ( mEq/l)
KATION
Na 143,0 140,0 14,0
K 4,2 4,0 140,0
Ca 1,8 1,2 <1
Mg 0,8 0,7 20,0
ANION
Cl 108,0 108,0 4,0
HCO3 24,0 28,3 10,0
HPO4 2,0 2,0 11,0
Protein 1,2 0,2 4,0
KALIUM
> 5 mEq/L
-Hiperkalemia akibat
perpindahan kalium
interkompartemen
-Hiperkalemia Akibat Penurunan
Ekskresi Kalium pada Ginjal
-Hiperkalemia akibat peningkatan
intake kalium
Penatalaksanaan Hiperkalemia
Hentikan segala sumber kalium dari luar dan
bila perlu pertimbangkan pemberian
suplemen dan maintenance cairan intravena.
Kemudian evaluasi obat – obatan yang
menyebabkan hiperkalemia. Terapi lanjutan
adalah sesuai dengan tingkat keparahan
hiperkalemia dan konsekuensi klinis yang
terjadi .
1. Geser Kalium ke Intraselular
• Calcium Chloride (10%) : 500 – 1000 mg (5 – 10ml) IV
selama 2 – 5 menit, untuk mengurangi efek Kalium
terhadap membrane sel miokardium dan mengurangi
resiko untuk terjadinya resiko fibrilasi ventrikel (VF).
• Sodium Bikarbonat : 50 mEq/L selama 5 menit (
mungkin kurang efektif untuk pasien dengan penyakit
ginjal tahap akhir /ESRD)
• Glukosa + Insulin : campur 25 g ( 50 ml larutan D50)
glukosa dan 10 U insulin regular dan berikan secara IV
selama 15 – 30 menit.
• Nebulisasi Albuterol : 10 -20 mg nebulisasi selama 15
menit.
2. Eksresikan Kalium
• Diuresis dengan furosemid 40 – 80 mg IV
• Kayexalate enema : 15 – 50 g + sorbitol PO
atau Per-rectal
• Dialisis
HIPOKALEMIA
kelemahan, kelelahan, paralisis,
kesulitan bernafas, konstipasi, ileus
paralitik dan leg cramps, gangguan
pada eksitabilitas dan konduksi dari
jaringan otot jantung.
< 3,5mEq/L
-Hipokalemia Akibat Perpindahan
Kalium Interkompartemen
Hipereksibilitas otot,
tetani, kelemasan,
kram otot,
disritmia jantung
Penatalaksanaan Hipokloremia
Terapi meliputi koreksi penyebab hipokloremia serta
ketidakseimbangan asam-basa dan elektrolit. Larutan
normal saline (NaCl 0.9%) atau ½ normal saline (NaCl
0.45%) diberikan intravena untuk menggantikan klorida.
Jika pasien menerima diuretik (loop, osmotik, atau thiazid),
dapat dihentikan atau diberikan diuretik tipe lain.