Anda di halaman 1dari 30

GANGGUAN MENTAL

ORGANIK
DYAS MODESTY – YARSI
ESTI PUJI LESTARI – YARSI
INDIRA EFFENDI - UIN
DEFINISI

“ Gangguan mental yang berkaitan dengan


penyakit/gangguan sistemik atau otak yang

dapat didiagnosis tersendiri

GANGGUAN MENTAL ORGANIK


Gambaran Utama

Gangguan fungsi kognitif

• Misal: daya ingat, daya pikir, daya belajar

Gangguan sensorium

• Gangguan kesadaran dan perhatian

Sindrom dengan manifestasi yg menonjol

• Persepsi (halusinasi)
• Isi pikir (waham)
• Suasana perasan dan emosi (depresi, gembira, cemas)
Berdasarkan Revisi Diagnostic Statistical of Mental
Disorders edisi ke IV (DSM-IV-TR) istilah Gangguan Mental Organik
diubah menjadi Gangguan Kognitif (memori, bahasa, atau atensi)
yang merupakan gejala kardinal pada delirium,
demensia, dan gangguan amnesik.

01 DELIRIUM

02 DEMENSIA

03 GANGGUAN AMNESIA
DELIRIUM

“ “
sindrom yang ditandai dengan adanya gangguan
kesadaran yang mengakibatkan
penurunan fungsi kognitif
Etiologi

Penyakit pada SSP Endocrine dysfunction


O Epilepsi, Trauma kepala, O Adrenal insufficiency,
Infeksi, Neoplasma, hiperthyroidism, hypothyroidism
metabolic encephalopathy

Penyakit sistemik Metabolic disorders


O Gagal jantung O Hepatic/uremic encephalopathy

Intoksikasi atau withdrawal


obat-obatan
O Amitryptiline, doxepin, imipramine,
thioridazine, chlorpromazine,
benzodiazepin, opioid, alcohol
PEDOMAN DIAGNOSIS
DELIRIUM BUKAN AKIBAT ALKOHOL DAN ZAT PSIKOAKTIF
LAINNYA
Gangguan kesadaran dan perhatian
• Berkabut hingga koma
• Menurunnya kemampuan untuk mengarahkan, memusatkan,
mempertahankan, dan mengalihkan perhatian

Gangguan kognitif secara umum


• Distorsi persepsi, ilusi dan halusinasi
• Hendaya daya pikir dan pengertian abstrak, dengan atau tanpa
waham yang bersifat sementara, tetapi sangart khas
• Hendaya daya ingat segera dan jangka pendek, namun daya
ingat jangka panjang relatif utuh
• Disorientasi waktu, pada kasus yang berat dapat terjadi
disorientasi tempat dan orang
DELIRIUM BUKAN AKIBAT ALKOHOL DAN ZAT
PSIKOAKTIF LAINNYA

Gangguan psikomotor
• Hipo atau hiper aktivitas dan pengalihan aktivitas yang tidak
terduga dari satu ke yang lain
• Waktu bereaksi yang lebih panjang
• Arus pembicaraan yang bertambah atau berkurang
• Reaksi terpanjat meningkat

Gangguan siklus tidur-bangun


• Insomsia atau, pada kasus yang berat, tidak dapat tidur sama sekali
atau terbaliknya tidur siklus bangun; mengantuk pada siang hari
• Gejala yang memburuk pada malam hari
• Mimpi yang menggangu atau mimpi buruk, yang dapat berlanjut
menjadi halusinasi setelah bangun tidur
DELIRIUM BUKAN AKIBAT ALKOHOL DAN ZAT
PSIKOAKTIF LAINNYA

Gangguan emosional
• Misalnya depresi, anxietas atau takut, lekas marah, euforia,
apatis, atau rasa kehilangan akal

Onset biasanya cepat, perjalanan penyakitnya hilang timbul


sepanjang hari, dan keadaan itu berlangsung kurang dari 6
bulan
Gambaran Klinis
Prodromal
• Lelah, cemas, iritabel, tidur terganggu

Gangguan Kesadaran
• Penurunan kejernihan kesadaran terhadap lingkungan

Kewaspadaan
• Hiperaktivitas atau hipoaktivitas

Gangguan Pemusatan Perhatian


• Kesulitan untuk mempertahankan, memusatkan dan
mengalihkan perhatian
Orientasi
• Ringan : Gangguan orientasi waktu
• Berat : Gangguan orientasi tempat dan orang
Gambaran Klinis
Bahasa dan Kognitif
• Abnormalitas bahasa dan inkoherensi
• Daya ingat dan fungsi kognitif umum terganggu

Persepsi
• Halusinasi visual dan auditorik sering ditemukan

Mood
• Marah, mengamuk, ketakutan tak beralasan

Gangguan Tidur- Bangun


• Agitasi pada malam hari (Sundowning)

Gejala Neurologi
• Difasia, tremor, asteriksis, inkoordinasi, inkontinensia urin
DELIRIUM vs DEMENSIA

DELIRIUM DEMENSIA
HISTORY Akut Kronis
ONSET Cepat Insidious
DURASI Hari - minggu Bulan - tahun
PERJALANAN Fluktuatif Kronik progresif
PENYAKIT
TINGKAT Fluktuatif Normal
KESADARAN
DELIRIUM DEMENSIA
ORIENTASI Terganggu Cukup baik

AFEKTIF Iritabel Labil

PROSES PIKIR Sering terganggu Ada penurunan

GANGGUAN Terganggu -
PERSEPSI
PSIKOMOTOR Terganggu Normal

TIDUR Terganggu sekali Terganggu

ATENSI Terganggu sekali Kurang


REVERSIBEL Sering Tidak
FARMAKOTERAPI

2 gejala utama yang memerlukan pengobatan:

• Psikosis : Haloperidol 2 – 10 mg I.M, bila pasien sudah tenang


berikan per oral 1/3 dosis saat pagi hari dan 2/3 dosis saat tidur. D
osis efektif kisaran 5 – 50 mg.

• Insomnia : Golongan benzodiazepine yang punya waktu paruh p


endek atau menengah seperti Lorazepam 1 – 2 mg sebelum tid
ur.
Etimologi:
Bahasa latin: De  dari atau keluar dari
Mens  ingatan atau akal
Definisi :
(WHO)
“sindrom neurodegeneratif yang timbul karena adanya kelainan yang bersifat kronis dan
progesifitas disertai dengan gangguan fungsi luhur multiple seperti kalkulasi, kapasitas
belajar, bahasa, dan mengambil keputusan. Kesadaran pada demensia tidak terganggu.
Gangguan fungsi kognitif biasanya disertai dengan perburukan kontrol emosi, perilaku,
dan motivasi”

DEMENSIA
KLASIFIKASI DEMENSIA BERDASARKAN ETIOLOGI

• Demensia tipe Alzheimer


• Demensia Vakular
• Demensia pada penyakit lain:
- penyakit pick
- penyakit Creutzfeldt-Jakob
- penyakit huntington
- penyakit parkinson
- HIV
- DLL ( Trauma kepala, tumor, obat2/toksin, gangguan
metabolik, gangguan nutrisi, gangguan inflamasi kronik)
Faktor Risiko
• Demensia tipe Alzheimer:
- lebih banyak pada perempuan
- riwayat keluarga menderita demensia tipe Alzheimer
- Kelainan neurotransmitter
• Demensia vaskular paling umum pada:
- usia 60 – 70 tahun
- lebih banyak pada laki-laki
- terdapat riwayat hipertensi
Gambaran Klinis
• Penurunan fungsi intelektual
• Gangguan Daya Ingat
• Orientasi
• Gangguan Bahasa
• Perubahan Kepribadian
• Psikosis
• Gangguan lain: psikiatrik dan neurologis
• Gangguan daya ingat :
– Gangguan daya ingat merupakan ciri awal dan menonjol pada demensia
yang mengenai korteks, seperti demensia tipe Alzheimer
– mula2 ringan & untuk peristiwa yg baru terjadi
– Progresivitas semakin buruk, hanya informasi awal yang masih tersisa

• Orientasi:
– Karena daya ingat penting untuk orientasi (orang, tempat & waktu)
sehingga dapat mengalami hendaya pula
• Gangguan bahasa:
– Proses demensia pada korteks mempengaruhi
kemampuan berbahasa.
– Ditandai oleh cara berkata yang samar, tidak cermat,
stereotip, sirkumstansial, pasien juga sulit menyebut
nama objek atau benda

• Perubahan kepribadian:
– Sifat kepribadian yang sudah ada sebelumnya menjadi
semakin kuat
– Pasien demensia bisa juga menjadi introvert dan kurang
peduli dengan orang lain
– Pasien dengan gangguan pada frontal & temporal
menjadi iritabel & eksplosif (mudah marah)
• Psikosis :
– Sekitar 20-30% pasien demensia mengalami halusinasi dan 3
0-40% mempunyai delusi terutama paranoid atau tuduhan
dan bersifat tidak sistematis
– Agresifitas bersifat fisik & bentuk kekerasan lain juga dialami
pd pasien demensia
• Gangguan lain
– Psikiatrik : depresi dan gangguan cemas adalah gejala utama
pada 40 – 50% pasien demensia. Dapat juga menunjukan
tertawa atau menangis yang patologis, yaitu emosi yang
ekstrim tanpa adanya provokasi
– Neurologis: afasia, apraksia, agnosia, kejang, refleks primitive
( refleks genggam, menghisap, kaki tonik, palmomental), nyeri
kepala, pusing, tanda neurologis fokal, dan lain lain.
Diagnosis Demensia
Menurut PPDGJ III :
• Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan
daya pikir, yang sampai mengganggu kegiatan
harian seseorang seperti : mandi, berpakaian,
makan, kebersihan diri, buang air besar dan kecil
• Tidak ada gangguan kesadaran
• Gejala dan disabilitas sudah nyata paling sedikit 6
bulan
F00 Demensia pada penyakit
alzheimer
Kriteria diagnostik demensia pada penyait alzheimer:
- Terdapat gejala demensia
- Onset yang tersembunyi dengan deteriorasi lambat
- Tidak adanya bukti klinis, atau temuan dari penyelidikan khusus, yang menyatakan
bahwa otak atau sistemik lain yang dapat menimbulkan demensia (cth: hipertiroid,
hiperkalsemia, hematoma subdural dll)
- Tidak adanya serangan apoplektik mendadak, atau gejala neurologis kerusakan.
otak fokal seperti: hemiparesis, hilangnya daya sensorik, defek lapangan pandang
mata, dll) hemiparesis, hilangnya daya sensorik, defek lapangan pandang mata da
n inkoordinasi dalam masa dini dari gangguan itu (walau fenomena ini dikemudian
hari dapat bertumpang tindih)
Demensia pada penyakit Alzheimer
• Penyakit degeneratif otak primer
• Etiologi belum diketahui
• Gambaran neuropatologis dan neurokimia yang
khas
• Biasanya onset dan berkembang secara lambat
dalam beberapa tahun ( 2 atau 3 tahun)
Onset dini F00.0
• Onset sebelum usia 65 tahun
• Perkembangan gejala cepat dan progresif
• Riwayat keluarga alzheimer

Onset Lambat F00.1


• Onset sesudah usia 65 tahun
• Perkembangan penyakit lambat
• Gangguan daya ingat sebagai gambaran utama
• Riwayat keluarga alzheimer

Tipe tak khas/ campuran F00.2


• Yang tidak sesuai dengan F00.1 dan F00.2
• Merupakan demensia alzheimer + vaskular
F01 DEMENSIA VASKULAR
• Kriteria diagnostik demensia pada penyakit vaskular:
a. terdapat gejala demensia
b. hendaya fungsi kognitif biasanya tidak merata, jadi mungkin dapat
hilangnya daya ingat, hendaya intelek, dan tanda neurologis fokal
a. Daya tilik diri (insight) dan daya nilai (judgment) secara relatif tetap baik
b. Suatu onset yang mendadak atau kemunduran yang lambat laun serta terda
patnya tanda/gejala neurologis fokal
c. Adanya gambaran penyerta: hipertensi, labilitas emosional dengan
depresif sementara, tangis dan tawa yang meledak dan episode ke
sadaran berkabut
- Yang khas adanya riwayat iskemia sepintas (TIA)
dengan gangguan kesadaran sepintas
- Paresis yang sejenak atau hilangnya penglihatan
- Hendaya daya ingat dan daya pikir menjadi nyata
- Dapat mendadak, biasa pada usia lanjut sesudah
satu episode iskemik yang jelas
- Etiologi: infark otak karena penyakit vaskular
termasuk penyakit hipertensi serebrovaskular
- Infark kecil  efek kumulatif
• Pedoman diagnostik
- gejala demensia
- Hendaya fungsi kognitif biasanya tidak merata
- insight dan judgment atau deteriorasi
bertahap, terdapat tanda dan gejala neurologis
fokal
- pada beberapa kasus  penetapan hanya
dengan CT Scan atau pemeriksaan
neuropatologis
PEMERIKSAAN DEMENSIA
MMSE (Mini Mental Status Examination) adal
ah salah satu metode test yang paling sering
digunakan untuk mendiagnosa demensia

HVLT : Hopkins Verbal Learning Test


Pengobatan
• Pengobatan Famakologis
benzodiazepine untuk insomnia dan kecemasan
antidepresan untuk depresi
antipsikotik untuk waham dan halusinasi
• Faktor psikodinamik
• Terapi lain meliputi nutrisi yg baik, latihan fisik yg sesuai, rekreasi dan terapi
aktifitas.
• Perhatian terhadap masalah penglihatan, pendengaran dan terapi yg terkait
kondisi medik spt infeksi sal.kencing, infeksi kulit, disfungsi kardiopulmoner
• Perhatikan faktor risiko cerebrovaskular (hipertensi, DM, obesitas, hiperlipide
mi, peny.jantung dan ketergantungan alkohol); pasien yang merokok disaran
kan berhenti.

Anda mungkin juga menyukai