Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 7

• Alifah Nur Fajrina


• Angga Pria Nugraha
• Linda
• Nurul Istiqoh
• Tia Uswah Hasanah
Kode Etik Jurnalistik
Pengertian Kode Etik Jurnalistik

Berasal dari dua bahasa

“etika” berasal dari bahasa


“kode” berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti
Inggris “code” yang berarti watak atau moral.
sandi, pengertian dasarnya Dari pengertian itu, secara
adalah ketentuan atau sederhana kode etik dapat
petunjuk yang sistematis. diartikan sebagai himpunan
atau kumpulan etika.
Fungsi Kode Etik

Melindungi keberadaan seorang profesi dalam berkiprah


1 di bidangnya
Melindungi masyarakat dari malapraktek oleh praktisi
2 yang kurang profesional

3 Mendorong persaingan sehat antarpraktisi

4 Mencegah kecurangan antar rekan profesi

5 Mencegah manipulasi informasi oleh narasumber


Asas Kode Etik Jurnalistik

Asas Demokratis Asas Profesionalitas

Demokratis berarti
berita harus disiarkan
Wartawan Indonesia
secara berimbang dan
independen. Selain itu, harus menguasai
pers wajib melayani profesinya, baik dari
hak jawab dan hak segi teknis maupun
koreksi, dan pers harus filosofinya.
mengutamakan
kepentingan publik.
Asas Moralitas Asas Supremasi Hukum

Hal yang berkaitan


dengan asas moralitas
adalah wartawan tidak Wartawan dituntut
menerima suap, untuk patuh dan
wartawan tidak tunduk kepada hukum
menyalahgunakan profesi, yang berlaku. Dalam
tidak menulis dan memberitakan sesuatu
menyiarkan berita
wartawan juga
berdasarkan diskriminasi
sara dan gender,dan diwajibkan
segera meminta maaf menghormati asas
terhadap pembuatan dan praduga tak bersalah.
penyiaran berita yang
tidak akurat dan keliru.
Kode Etik Jurnalistik PWI

1 Berita diperoleh dengan cara yang jujur

Meneliti kebenaran suatu berita atau keterangan sebelum


2 menyiarkan (check and recheck)
Sebisanya membedakan antara kejadian (fact) dan pendapat
3 (opinion)

4 Mencegah kecurangan antar rekan profesi

5 Mencegah manipulasi informasi oleh narasumber


Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI)

Wartawan Indonesia menempuh


Wartawan Indonesia menghormati tatacara yang etis untuk
hak masyarakat untuk memperoleh dan menyiarkan
memperoleh informasi yang informasi serta memberikan
benar. identitas kepada sumber
informasi.

Wartawan Indonesia menghormati


Wartawan Indonesia tidak
asas praduga tak bersalah, tidak
menyiarkan informasi yang
mencampurkan fakta dengan
bersifat dusta, fitnah, sadis,
opini, berimbang, dan selalu
cabul, serta tidak menyebutkan
meneliti kebenaran informasi
identitas korban kejahatan susila.
serta tidak melakukan plagiat.
Wartawan Indonesia memiliki hak
Wartawan Indonesia tidak tolak, menghargai ketentuan
menerima suap dan tidak embargo, informasi latar
menyalahgunakan profesi belakang, dan off the record
sesuai kesepakatan.

Wartawan Indonesia segera


mencabut dan meralat kekeliruan
dalam pemberitaan serta
melayani hak jawab.
Kode Etik yang Sering Dilanggar
Menurut data Dewan Pers, wartawan sering
melakukan pelanggaran kode etik jurnalistik.
Bentuk pelanggaranya antara lain:
1. Berita tidak berimbang, berpihak, tidak ada
verifikasi, dan menghakimi.
2. Mencampurkan fakta dan opini dalam berita.
3. Data tidak akurat.
4. Keterangan sumber berbeda dengan yang dikutip
di dalam berita.
5. Sumber berita tidak kredibel.
6. Berita mengandung muatan kekerasan.
Kode Etik Jurnalistik
Pasal 1
Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan
berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad
buruk.
Pasal 2
Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang
profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.
Pasal 3
Wartawan Indonesia selalu menguji informasi,
memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan
fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan
asas praduga tak bersalah.
Pasal 4
Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong,
fitnah, sadis, dan cabul.
Pasal 5
Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan
identitas korban kejahatan susila dan tidak
menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku
kejahatan.
Pasal 6
Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan
tidak menerima suap.
Pasal 7
Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk
melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui
identitas maupun keberadaannya, menghargai
ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan off
the record sesuai dengan kesepakatan.
Pasal 8
Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan
berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi
terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras,
warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta
tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin,
sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.
Pasal 9
Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber
tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk
kepentingan publik.
Pasal 10
Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan
memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai
dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar,
dan atau pemirsa.
Pasal 11
Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak
koreksi secara proporsional.

Anda mungkin juga menyukai