Pelajaran 1 Dongeng
Kompetensi Inti:
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
toleraansi, gotong royong, santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, terkait fenomena
dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret ( menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak ( menulis, membaca,
menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar:
3.1 : Memahami teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita
biografi, baik melalui lisan maupun tulisan;
4.1 : Mengungkap makna teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan
cerita biografi, baik melalui lisan maupun tulisan.
Indikator:
3.1.1 Mampu menjelaskan pengertian dongeng
3.1.2 Mampu menjelaskan ciri-ciri dongeng
3.1.3 Mampu menjelaskan jenis-jenis cerita dongeng
3.1.4 Mampu menyebutkan tokoh-tokoh cerita dongeng yang dibaca
4.1.1 Mampu menentukan tema dongeng yang dibaca
4.1.2 Mampu mengemukakan hal menarik dalam dongeng
4.1.3 Mampu menjelaskan makna teks cerita dongeng yang dibaca.
4.1.4 Mampu menjelaskan relevansi tema dengan situasi sekarang
A. Petunjuk Pembelajaran
Siswa membaca cerita dongeng dalam hati
Siswa secara berkelompok mendiskusikan unsur intrinsik dan hal menarik
lainnya dari cerita dongeng yang telah dibaca
Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya masing-
masing
Kelompok lain mengomentari presentasi yang ditampilkan
Dengan bimbingan guru, siswa membuat rangkuman
Secara individual siswa menjawab soal penilaian
B. Tujuan Pembelajaran
Dengan adanya bahan ajar peserta didik dapat lebih meningkatkan kegiatan
membaca terutama membaca dongeng.
Peserta didik dapat menemukan tema dongeng yang dibacanya
Peserta didik dapat mencari ide-ide menarik dari dongeng.
Perserta didik dapat mencari nilai-nilai yang terkandung dalam cerita dongeng.
( Contoh tujuan ini masih harus dikembangkan sesuai dengan indikator!)
C. Materi Ajar
“Dongeng”
Pengertian Dongeng
Dongeng merupakan salah satu jenis prosa lama dalam
kesusasteraan Indonesia yang ceritanya tidak benar-benar terjadi (terutama tentang
kejadian zaman dulu yang aneh-aneh). Sedangkan menurut wikipedia dongeng
adalah suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi
suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral.
Dari dua pengertian tersebut dapat diketahui bahawa dalam dongeng nilai-
nilai moral diajarkan, dan tidak selamanya dongeng diambilkan dari kisah fiktif.
Kisah nyata pun bisa dijadikan bahan untuk mendongeng dengan kemasan dominan
pada unsur seninya.
Ini artinya, mengajarkan dongeng berarti mengajarkan pula nilai-nilai moral dan
budi pekerti pada peserta didik. Sehingga menemukan hal-hal yang menarik dari
sebuah dongeng yang diperdengarkan dijadikan kompetensi dasar yang harus
dicapai dalam pengajaran dongeng.
Ciri-ciri Dongeng
Dongeng merupakan karya sastra lama yang biasanya mempunyai sifat atau
ciri-ciri sebagai berikut:
Anonim artinya dongeng sering kita temukan tanpa diketahui nama
pengarangnya.
Disebarkan dari mulut ke mulut. Pada zaman dulu dongeng sering
diperdengarkan oleh seorang yang disebut pelipur lara, yaitu seorang
pendongeng yang biasanya di undang ke istana untuk menghibur.
Bersifat istana sentris hal ini wajar karena dongeng sering diperdengarkan di
istana, sehingga kisah yang diangkat lebih banyak pada kehidupan istana.
Dalam perkembangannya sekarang ini banyak yang sudah berusaha
mengumpulkan buku yang berisi kumpulan dongeng, baik yang berjenis fabel,
sage, mite, legemde maupun parabel.
Jenis-jenis Dongeng
Dongeng sendiri banyak ragamnya, yaitu sebagai berikut :
Fabel yaitu cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya
diperankan oleh binatang (berisi pendidikan moral dan budi pekerti). Fabel sering
digunakan sebagai cerita dalam rangka mendidik masyarakat. Misalnya cerita tadi.
Amanat yang dapat anda petik adalah jangan sekali-kali berbuat sombong. Karena
kesombongan bukan senjata yang tepat untuk memenangkan kejuaraan.
Contoh : Kancil dengan Buaya, Kancil dengan Harimau, Hikayat Pelanduk Jenaka,
Kancil dengan Lembu, Burung Gagak dan Serigala, Burung bangau dengan Ketam,
Siput dan Burung Centawi;
Mite (mitos), adalah cerita-cerita yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap
sesuatu benda atau hal yang dipercayai mempunyai kekuatan gaib. Contoh : Nyai
Roro Kidul, Ki Ageng Selo, Dongeng tentang Gerhana, Dongeng tentang
Terjadinya Padi, Harimau Jadi-Jadian, Puntianak, Kelambai, dan lain-lain.
Legenda, adalah cerita lama yang mengisahkan tentang riwayat terjadinya suatu
tempat atau wilayah. Contoh : Legenda Banyuwangi, Tangkuban Perahu, dan lain-
lain.
Sage, adalah cerita lama yang berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan
keberanian, kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban seseorang. Contoh : Calon
Arang, Ciung Wanara, Airlangga, Panji, Smaradahana, dan lain-lain.
Parabel, adalah cerita rekaan yang menggambarkan sikap moral atau keagamaan
dengan menggunakan ibarat atau perbandingan. Contoh : Kisah Para Nabi, Hikayat
Bayan Budiman, Bhagawagita, dan lain-lain.
Dongeng jenaka, adalah cerita tentang tingkah laku orang bodoh, malas atau
cerdik dan masing-masing dilukiskan secara humor.Contoh : Pak Pandir, Lebai
Malang, Pak Belalang, Abu Nawas, dan lain-lain.
Seperti prosa yang lain, dongeng juga tersusun atas dua unsur, yaitu unsur
intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya
sasta (dongeng) dari dalam.Dikatakan membangun karya sastra dari dalam karena
unsur-unsur tersebut akan secara langsung ditemukan ketika pembaca membaca
karya sastra tersebu. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun
karya sastra dari luar. Contoh unsur intrinsik adalah judul, tema, alur atau plot,
tokoh, setting, amanah, dan gaya bahasa. Sedangkan contoh unsur ekstrinsik adalah
tingkat pendidikan, sosial budaya masyarakat, tingkat ekonomi dan sebagainya.
D. Rangkuman
Dongeng adalah salah satu jenis prosa lama dalam kesusasteraan Indonesia
yang tidak benar-benar terjadi (terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-
aneh).
Bacalah cerita dongeng di bawah ini!
E. Penilaian
Bentuk : Tertulis
Teknik : Lembar kerja
Instrumen : Soal
Latihan!
Kunci Jawaban:
1. Tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita di atas adalah sepasang merpati,
sepasang ayam dan musang.
2. Tema yang tepat dalam cerita di atas adalah sepasang ayam yang iri kepada
sepasang merpati.
3. Hal yang menarik dalam dongeng kerika musang yang datang secara tiba-tiba
yang sepertinya ingin membela sepasang ayam ternyata malah melumat habis
sepasang ayam tersebut.
4. Jika merpati itu adalah manusia, mereka adalah manusia yang baik dan bekerja
keras.
5. Pesan atau pelajaran yang dapat kita petik dari cerita di atas adalah agar kita
tidak merampas hak orang lain karena iri, syirik dan cemburu bukanlah hal
yang baik malah akan merugikan diri kita sendiri.