Anda di halaman 1dari 58

ANAMNESIS &

PEMERIKSAAN FISIK ANAK


Eggi Arguni
Sebelum mulai...
 Mempersilahkan
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan anamnesis dan pemeriksaan
Anamnesis
 Autoanamnesis → dilakukan langsung kpd pasien
 Aloanamnesis → dilakukan thd org lain (OT, wali)
 Anamnesis yg baik 80% diagnosis
Anamnesis
 Identitas
 Keluhan utama
 Keluhan yg menyebabkan pasien datang
 Riwayat penyakit sekarang
 Riwayat penyakit dahulu
 Silsilah keluarga
 Riwayat kehamilan ibu dan kelahiran
 Riwayat makanan
 Riwayat imunisasi
 Riwayat pertumbuhan dan perkembangan → motorik
kasar, motorik halus, bahasa, sosial
Contoh silsilah keluarga

52 th 48 th 50 th 42 th

34 th 30 th 30 th 32 th 30 th 28 th 24 th

12 th 7 th 5 bl

33 th
26 th

7 th
Pemeriksaan Fisik
 Meminta ijin
 Mencuci tangan
 Urutan pemeriksaan:
 Inspeksi
 Palpasi

 Perkusi

 Auskultasi

 Pada anak pemeriksaan fisik dilakukan mulai dari leher


Keadaan umum
 Kesan pertama
 Kesakitan

 Lemah

 Sesak napas
 Pucat

 Kesadaran → kompos mentis, apatis, somnolen,


koma
 Status gizi → gizi kurang, gizi baik, obes
Tanda vital
 Nadi
 Frekuensi nadi/menit
 Isi
 Tegangan
 Irama
 Pernapasan
 Frekuensi pernapasan/menit
 Tipe pernapasan
 Normal
 Kussmaul → cepat dan dalam → gagal ginjal, sepsis
 Cheyne-Stokes
 Biot → tidak teratur → infeksi otak berat

 Suhu → dilakukan di aksila. Suhu normal 36,5 0C – 37,5 0C


 Tekanan darah
Tanda vital

Laju Pernapasan Normal per menit


Umur Napas cepat bila
2 bulan - < 12 bulan > 50 x/menit
1 tahun – 5 tahun > 40x/menit

(Manajemen Terpadu Balita Sakit, 2008)


Tipe pernapasan

Normal

Kussmaul

Cheyne-Stokes

Biot
Laju Nadi Normal pada Bayi dan Anak
Laju (denyut / menit)
Umur Istirahat
Istirahat (bangun) Aktif/demam
(tidur)
Baru lahir 100 – 180 80 – 160 Sampai 220
1 minggu – 3 bulan 100 – 220 80 – 200 Sampai 200
3 bulan – 2 tahun 80 – 150 70 – 120 Sampai 200
2 tahun – 10 tahun 70 – 110 60 – 90 Sampai 200
>10 tahun 55 – 90 50 – 90 Sampai 200
Pengukuran tekanan darah
 Hal-hal yg perlu diperhatikan:
 Manset yg digunakan harus cocok dg ukuran anak
 Bila manset terlalu sempit → pengukuran lebih tinggi
 Bila manset terlalu lebar → pengukuran lebih rendah

 Lebar kantong manset harus menutupi 2/3 panjang


lengan atas → ada ruangan cukup utk menempelkan
stetoskop di daerah fossa cubiti
 Pd anak besar → dilakukan dlm posisi duduk

 Pd anak yg lebih kecil → posisi berbaring


Tekanan Darah pada Bayi dan Anak
Sistolik (+2 SD) Diastolik (+2 SD)
Usia
mm Hg mm Hg
Neonatus 80 (16) 45 (15)
6 – 12 bulan 90 (30) 60 (10)
1 – 5 tahun 95 (25) 65 (20)
5 – 10 tahun 100 (15) 60 (10)
10 -15 tahun 115 (17) 60 (10)
Status gizi
 Berat badan
 Tinggi badan
 Lingkar lengan atas
 BB/U
 TB/U
 BB/TB
 Gizi buruk:
 tipe marasmik
 tipe kwashiorkor

 Obesitas (kegemukan)
Kulit
 Sianosis
 Ptekie
 Eritema lesi kulit warna kemerahan
 Pada daerah popok bayi → diaper rash
 Urtikaria → eritema yg menimbul rasa gatal, hangat bila diraba
 Pada alergi → telur, ikan, kontaktan (jam tangan, kalung, dll), obat-
obatan
 Vesikula → penonjolan kulit berisi cairan serosa
 Varisela (cacar air)
 Pustula → penonjolan kulit berisi pus
 Infeksi bakteri
 Abses
 Hematom
 Ikterik
Kulit
 Turgor kulit
 Mencubit kulit secara ringan → membirakannya kembali
 Bila turgor kulit jelek → bekas cubitan kembali lama
dehidrasi berat, malnutrisi
 Bila turgor kulit baik (normal) → bekas cubitan kembali
cepat
 Kelembaban kulit
 Kelembaban berlebih → berkeringat, demam, hipoglikemia
 Anhidrosis (kulit kering) → pada dehidrasi
Turgor kulit yang jelek (menurun) pada pasien dehidrasi
Kepala dan leher
 Ukuran lingkar kepala
 Mikrosefali
 Hidrosefali

 Rambut
 Gizi buruk: warna rambut merah jagung, kering mudah
dicabut
 Ubun-ubun besar (UUB)
 Normal UUB → datar
 UUB cekung → dehidrasi
 UUB cembung (membonjol) → encephalitis,
meningoencephalitis
Kepala dan leher
 Wajah
 Asimetris

 Dismorfik→ Wajah Down syndrome


 Edema palpebra →sindroma nefrotik

 Edema wajah (moon face) → penggunaan steroid


jangka panjang
Edema palpebra

Moon face

Wajah Down Syndrome


Kepala dan leher...
 Mata
 Mata cowong → pd dehidrasi
 Konjungtiva pucat → anemia
 Konjungtivitis → Discharge
 Leukocoria → retinoblastoma
 Konjungtiva kering (xerosis) → defisiensi Vit A
 Sklera ikterik
 Eksoftalmus → hipertiroidisme, glaukoma, tumor
 Strabismus

 Pemeriksaan mata dilakukan dengan ophtalmoskop


Mata cowong Leukocoria
Kepala dan leher...
 Telinga
 Bentuk, letak daun telinga
 Sekret yg keluar dari telinga
 Hidung
 Napas cuping hidung
 Epistaksis (mimisan)
 Mulut
 Trismus → tetanus, parotitis, ensefalitis
 Sianosis
 Halitosis → bau mulut tidak sedap higiene buruk, dehidrasi,
stomatitis, bau lain
 Labio-gnato-palatoschisis
 Oral thrush → infeksi jamur pada HIV/AIDS
 Lidah besar (makroglosi) → hipotiroid, Down syndrome
Trismus
Kepala dan leher...
 Faring hiperemis → faringitis
 Tonsil hipertrofi → tonsilitis
 Pembesaran kelenjar limfe pada leher → limfadenitis, limfoma
 Single/multiple
 Ukuran
 Terfiksasi/mobile
 Tanda radang
 Tortikolis
 Kaku kuduk
 Bengkak pada kelenjar parotis → parotitis (Mumps/gondongan)
 Bengkak pada kelenjar tiroid → struma, hipertiroid
Struma Lymphoma

Parotitis (Mumps)
Mengukur tekanan vena jugularis (JVP)

 Posisi anak tidur telentang, posisi setengah duduk


(sudut 450)
 Tarik garis maya sejajar manubrium sterni
 Normal vena jugularis eksterna yg terisi tidak boleh
melebihi garis yg ditarik horisontal dari manubrium
sterni
 Bila melebihi garis tersebut→ desakan pada atrium
kanan naik →JVP meningkat
Pemeriksaan Dada
 Inspeksi
 Pectus ekscavatum
 Pectus carinatum (pigeon chest, dada burung)
 Simetris atau tidak simetris
 Ketinggalan gerak
 Retraksi dada → retraksi subkostal, interkostal,
suprasternal
 Palpasi
 Perkusi
 Auskultasi
Pectus excavatum Pectus carinatum
Pemeriksaan jantung
 Inspeksi
 Ictus kordis
 Palpasi
 Pada prekordium dapat meraba ictus kordis → kuat
angkat
 Bila ada bising yg keras → teraba getaran (thrill)

 Perkusi
 Menilai konfigurasi jantung → tidak lagi banyak
dilakukan
 Auskultasi → suara jantung, bising, gallop
Suara jantung
 Suara jantung 1 (S1)
 Suara getaran akibat menutupnya katup mitral dan
katup trikuspid
 Paling baik terdengar pada sisi sternum kiri bawah

 Suara jantung 2 (S2)


 Suara penutupan katup aorta dan katup pulmonal
 Dapat terdengar mendua (split) saat inspirasi. Saat
ekspirasi terdengar tunggal → split tak konstan
Suara jantung...
 Suara jantung 3 (S3)
 Getaran yg lemah, nada rendah → terjadi akibat
getaran darah yg mengalir cepat dari atrium ke
ventrikel pada saat permulaan diastole
 Terdengar paling baik di apeks pada posisi miring

 Normal pada anak

 Suara jantung 4 (S4)


 Sangat sulit terdengar
Suara jantung...
 Irama Gallop
 Kombinasi terdengarnya S3 atau sumasi S3 dan S4 dengan
takikardia
 Terjadi pada gagl jantung

 Bising
 Suara yg ditimbulkan karena turbulensi aliran darah melalui
jalan abnormal atau daerah yg menyempit
 Menentukan: derajat, lokasi punctum maksimum, bentuk
bising, penjalaran
 Derajat bising:
 Derajat 1: lemah, hanya terdengar bila menahan napas
 Derajat 2: lemah, tapi mudah didengar
 Derajat 3: cukup keras, tidak menimbulkan getaran
 Derajat 4: bising keras, ada getaran
 Derajat 5: bising sangat keras, bila stetoskop diangkat
tidak terdengar
 Derajat 6: bising sangat keras, masih terdengar bila
stetoskop diangkat 1 cm di atas dinding dada
PDA

Sistolik: ASD
Sistolik: VSD

Diastolik
Stensosi mitral

Sistolik
Insuf mitral
Sistolik Diastolik
Insuf trikuspid Stenosis trikuspid
Pemeriksaan paru
 Pada anak yg besar → periksa dada depan dan punggung
 Inspeksi
 Bentuk dada
 Retraksi → subkostal, interkostal, supra sternal
 Palpasi
 Perkusi
 Normal → sonor
 Redup/pekak normal → pada daerah skapula, hepar, jantung
 Redup/pekak abnormal → pada konsolidasi jaringan paru
(pneumonia lobaris), atelektasis, tumor, efusi pleura
 Pekak hepar → pada sela iga ke-6 midaksila kanan. Menurun
saat inspirasi, emfisema. Pekak hepar naik saat ekspirasi,
atelektasis paru kanan, hepatomegali
Pemeriksaan paru...
 Auskultasi
 Suara dasar paru
 Vesikuler
 Bronkial terdengar normal pada bronkus besar, parasternal
atas, interskapula
 Bronkovesikuler pada sela iga 1-2

 Suara tambahan
 Ronki basah
 Ronki kering, wheezing
 Krepitasi
 Friction rub
Pemeriksaan Abdomen
 Inspeksi
 Distensi, asites, scaphoid, potbelly, hernia umbilikalis
Pemeriksaan abdomen...
 Auskultasi dilakukan lebih dulu sebelum palpasi dan
perkusi
 Suara peristaltik → normal setiap 10-30 detik
 Peristaltik meningkat → diare
 Peristaltik turun → ileus

 Palpasi (dan perkusi)


 Kaki difleksikan pada panggul dan lulut
 Nyeri tekan → lokasi pada kuadran abdomen
 Turgor
 Defense muskular
 Pemeriksaan hepar, spleen, ginjal
 Pemeriksaan hepar
 Normal tidak teraba atau teraba saat anak ekspirasi
 Menilai di bawah arkus kosta dan bawah proc
sifoideus → ukuran, konsistensi, nyeri tekan, tepi hepar
 Perkusi hepar → untuk menentukan liver span
6 bulan : 5 cm
 3 tahun : 7 cm
 10 tahun : 8-10 cm
 Remaja : 9-12 cm
 Pemeriksaan spleen
 Normaldapat tidak teraba
 Pembesaran spleen → splenomegali dg skala Schuffner

 Pemeriksaan ginjal
 Pemeriksaan massa abdomen
 Pemeriksaan asites
 Shiftingdullness
 Tes undulasi
Anus
 Pemeriksaan anus pada anak tidak dilakukan
secara rutin → hanya bila ada indikasi
 Diaper rash → diare
Alat kelamin
 Genitalia wanita
 Leukorea (keputihan) normal → pada bbrp bulan sebelum
menarche
 Leukorea patologis → berlebihan, kental, berwarna, berbau
 Tanda seks sekunder → rambut pubes, pembesaran
mammae
 Genitalia laki-laki
 Fimosis → preputium yg sempit bisa faktor risiko ISK
 Mikropenis, hipospadia, epispadia

 Pembesaran skrotum

 Undesensus testikulorum

 Tanda seks sekunder


Stadium pubertas (Tanner)
Laki-laki
 Tanda pubertas pertama: pembesaran testis (11-12th)

 Rambut wajah dan aksila mulai tumbuh 2th setelah


rambut pubes
Perempuan
 Tanda pubertas pertama: perubahan payudara
(telarche) (mean usia 9,5 th)
 menyusul pertumbuhan rambut pubes

 Menarche: mean usia 12,5 th; terjadi 2-3th pasca


telarche
Tulang belakang
 Lordosis → condong ke depan (bungkuk)
 Kifosis → posisi badan ke posterior
 Skoliosis → deviasi ke lateral kongenital
Kifosis

Skoliosis

Lordosis
Ekstremitas
 Kelainan anatomi (polidaktili, sindaktili, equinovarus, equinovalgus,
lumpuh layu)
 Jari tabuh → penyakit jantung bawaan sianosis, penyakit paru yg
berat
 Telapak tangan pucat → anemia
 Simian line
 Ujung ekstremitas teraba dingin, nadi di punggung kaki sangat
lemah/tdk teraba → tanda syok
 Pengisian kapiler lambat → tanda syok
 Edema
 Pitting edema → hipoalbumin sindroma nefrotik, gizi buruk tipe
kwasihorkor
 Non-pitting edema → pd penyakit jantung
Jari tabuh

Pitting edema
Polidactili

Sindactili Brachidactili
Talipes equinovalgus Talipes equinovarus
Pemeriksaan neurologis
 Pediatric coma scale (PCS)
 Pemeriksaan gerakan, kekuatan, tonus, refleks fisiologis, refleks
patologis
 Refleks fisiologis:
 Refleks bisep, trisep, patela, achilles
 Refleks patologis:
 Refleks Babinski
 Refleks Oppenheim
 Refleks Chaddock
 Refleks Schafer
 Pemeriksaan klonus
 Pemeriksaan meningeal sign:
 Kaku kuduk
 Kernig sign
 Brudzinski sign
Setelah selesai melakukan
pemeriksaan...
 Cuci tangan
 Memberikan kesimpulan hasil pemeriksaan
 Memberikan konseling
 Memberi kesempatan untuk bertanya
 Menutup sesi anamnesis dan pemeriksaan
Timing of pubertal milestones

Anda mungkin juga menyukai