Anda di halaman 1dari 23

APENDISITIS

PENYAJI : NANDA AMELIA

PEMBIMBING: Dr. AUNNURRARIEQ, Sp. B


DEFINISI
 Appendisitis adalah peradangan yang terjadi
pada appendix vermicularis.
 Dapat ditemukan pada semua umur, hanya
pada anak-anak kurang dari 1 tahun jarang
dilaporkan.
 Insiden tertinggi: 20-30 tahun = laki >
perempuan
ANATOMI
Anatomi Appendiks
 Terletak di puncak  Lumen menyempit
sekum dibagian proksimal
dan melebar di
 Bentuk tabung
distal. Pada bayi:
kerucut
 p: 7-10cm, d:0,7cm
 Vaskularisasi :
a. apendikularis;
 Dipangkal terdapat
cabang dari
valvula
a.iliocaecalis;
apendikularis
cabang dari a.
mesenterica
superior
MACAM POSISI APPENDIKS
Promontorik : ujung
appendiks menunjuk kearah
promontorium sacri
Retrocolic: appendiks
berada dibelakang kolon
ascenden dan biasanya
retroperitoneal
Antecaecal: appendiks
berada didepan caecum
Paracaecal: appendiks
terletak horizontal di
belakang caecum
Pelvic descenden: appendiks
menggantung ke arah pelvis
minor
Retrocaecal (65%):
appendiks berputar ke atas
kebelakang caecum.
FUNGSI APPENDIKS

 Berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh


 Apendiks dianggap sebagai struktur vestigial
(sisihan) yang tidak memiliki fungsi apapun
bagi tubuh.
 Menjaga Flora Usus
ETIOLOGI

 Adanya isi lumen


 Sumbatan yang terus menerus. o/ krn
adanya fekalit, hipertrofi jaringan limfoid,
sisa barium dr pemeriksaan rontgen, diet
rendah serat, cacing usus (ascaris)
 Erosi mukosa apendiks: e.histolitica
PATOFISIOLOGI
Gejala Klinis
• Awal nyeri di seluruh perut ( epigastrium dan
regio umbilical). Tahap lanjut Nyeri perut
kanan bawah (Mc Burney)
• Mual muntah
• Nafsu makan menurun
• Obstipasi
• Demam bila sudah ada komplikasi (berkisar
37,5◦c)
ALVARADO SCORE

• Appendicitis akut
>7 poin
• Penanganan 1-4 :
observasi
• Penanganan 5-6 :
antibiotik
• Penanganan 7-10 :
operasi dini
DIAGNOSIS
 Anamnesa : nyeri
perut kanan bawah,
anorexia, mual
muntah, obstipasi

 Pemeriksaan fisik
status generalis:
tampak kesakitan,
membungkuk,
memegang perut
kanan bawah, demam
Diagnosis cont...
 Status lokalis:
abdomen kuadran kanan
bawah: McBurney nyeri
tekan, lepas, ketok
(+)rangsang
peritoneum
 Defans muskuler (+) 
m.rectus abdominis
 Rovsing sign (+)
 Psoas sign (+)
 Obturator sign (+)
 RT : Nyeri tekan pada
jam 9 - 12

Gambar: Mc Burney point


Rovsing’s sign
Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium : darah dan urin
 Appendicogram
 Foto polos abdomen
 USG
Diagnosis Banding
 Gastroenteritis : rasa  Kelainan ovulasi
sakit (lebih ringan)  Infeksi
yang didahului panggul/salpingitis
dengan mual muntah,  Kehamilan diluar
leukositosis < kandungan
 Demam dengue :
 Kista ovarium
sakit perut mirip
terpuntir
peritonitis, rumpel
leede (+),  Endometriosis
trombositopeni, ht eksterna
meningkat  Urolitiasis pielum
 Limfadenitis  Penyakit GIT
mesenterika
Penatalaksanaan
 Appendektomi cito :
appendicitis akut,
abses dan perforasi
 Appendektomi
elektif : appendisitis
infiltrat
 Konservativ
kemudian operasi
elektif : appendisitis
infiltrat
Appendektomi
 Insisi Mc Burney
 Insisi Roux
 Insisi Pararectal
Terapi konservativ

 Bed rest dengan  Antibiotik yang


posisi fowler (posisi masif :
terlentang dengan Metronidazol
kepala di yinggikan
18-20 inchs, kaki  Monitor : infiltrat,
diberi bantal, lutut tanda2 peritonitis
ditekuk) (perforasi), suhu
 Diet cair, kompres tiap 6 jam, LED,
dingin daerah Mc. angka leukosit
Burney
Komplikasi
 Gangren
 Perforasi dinding apendiks
 Phlebitis v.portae
 Abses hepar multiple
 Sepsis
 Menjadi apendisitis kronis
Prognosis
 Dengan diagnosis yang akurat dan
pembedahan, tingkat mortalitas dan
morbiditas sangat kecil.
 Keterlambatan diagnosis akan meningkatkan
morbiditas dan mortalitas jika terjadi
komplikasi.
 Serangan berulang dapat terjadi bila
apendiks tidak diangkat
Daftar pustaka
 Sjamsuhidajat R, De Jong Wim. Buku Ajar
Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.2004.
 Grace, Borley, At a Glance ILMU BEDAH. Edisi
Ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga. 2006
 Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga.
Jakarta : Penerbit Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran Univeristas Indonesia. 2000
 Schwartz. Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah.
Jakarta : EGC 2000.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai