T0 : Post Tonsilektomi
T2 : Sudah melewati pillar anterior belum melewati garis paramedian (pillar post)
1. Isolasi Penderita
Penderita difteria harus di isolasi dan baru dapat dipulangkan setelah pemeriksaan sediaan langsung
menunjukkan tidak terdapat lagi Corynebacterium Diphtheriae (1,2,6)
2. Imunisasi
Imunisasi adalah cara terbaik untuk mencegah difteri. Vaksin difteri umumnya dikombinasikan dengan vaksin
tetanus dan pertusis. Ada empat jenis kombinasi vaksin difteri, tetanus dan pertusis : DTaP, Tdap, DT, dan Td. DT
tidak mengandung pertusis, dan digunakan sebagai pengganti DTaP untuk anak-anak yang tidak dapat
mentoleransi vaksin pertusis. Td adalah vaksin tetanus-difteri yang diberikan kepada remaja dan orang dewasa
sebagai booster setiap 10 tahun, atau bila terpapar tetanus dalam kondisi tertentu. Tdap mirip dengan Td
tetapi juga mengandung perlindungan terhadap pertusis. (10,11)
Imunisasi DTaP untuk bayi dan anak-anak umumnya lima kali umumnya diberikan pada 2, 4, dan 6 bulan,
dengan dosis keempat yang diberikan antara 15-18 bulan, dan dosis kelima pada usia 4-6 tahun. Karena
kekebalan terhadap difteri berkurang seiring dengan waktu, maka pemberian booster dianjurkan.(10,11,18)
Komplikasi
• Komplikasi yang paling sering ditemukan adalah miokarditis. Biasanya jelas didapatkan pada hari
ke 10 – 14 tetapi dapat dijumpai sepanjang minggu 1 – 6, biarpun setelah gejala tonsillitis
menghilang. Risiko cardiac toxicity terkait dengan derajat tonsillitis sendiri. Kelainan EKG yang
tidak signifikan ditemukan pada 20 – 30% pasien, tetapi disosiasi atrioventrikular, complete heart
block, dan aritmia ventricular bisa terjadi dan biasa diasosiasi dengan tingkat kematian yang
tinggi. Gagal jantung juga bisa terjadi.(1,2)
• Toksisitas system saraf bisa terjadi pada pasien dengan kasus tonsillitis difteria berat2. Toksin
difteri mengakibatkan demyelinating polyneuropathy yang mengenai saraf cranial dan perifer.
Kesan toksin biasanya bermula pada minggu 1 infeksi dengan kehilangan akomodasi ocular dan
bulbar palsy, mengakibatkan disfagia serta regurgitasi nasal. Bisa juga didapatkan suara parau dan
kelumpuhan otot pernafasan. Neuropati perifer pula terlihat sepanjang minggu 3 – 6. Neuropati
terjadi secara motorik dan sensorik, walaupun symptom motorik lebih dominan. Resolusi terjadi
dalam masa beberapa minggu (2,3,4)
• Komplikasi yang paling berat melibatkan penutupan jalan nafas oleh pseudomembran yang
mengakibatkan gejala sumbatan. Semakin muda usia pasien makin cepat pula timbul komplikasi
ini. Selain itu bisa timbul gejala albuminuria sebagai akibat komplikasi ke ginjal yang
menyebabkan nefritis. (4,6,21)
Prognosis
Prognosis tergantung kepada
• Virulensi kuman
• Lokasi dan perluasan membrane
• Kecepatan terapi
• Status kekebalan
• Umur penderita,karena makin muda umur anak prognosis makin buruk.
• Keadaan umum penderita,misalnya prognosisnya kurang baik pada penderita gizi kurang
• Ada atau tidaknya komplikasi.
• Secara umum, pasien dengan tonsillitis difteri tanpa komplikasi yang berespon baik
terhadap pengobatan memiliki prognosis yang baik. Penyembuhan bisa mengambil masa
yang lama dan kadar kematian adalah 5 – 10% bagi semua kasus difteri respiratorik.
(5,20,21)
Daftar Pustaka
• Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Mitchell R. Basic of Pathology. 8ed. Elsevier.United Kingdom:2008
• Demirci CS, Abuhammour W. Pediatric Diphhteria. Available at :
http://emedicine.medscape.com/article/963334-overview#showall. Accesed at August 3, 2018.
• The Histopathology of Tonsilitis Diphtheria. Available at : http://www.histopathology-
india.net/Dipth.htm. Accesed at August 3, 2018.
• CDC.DiphtheriaEpidemiology and Prevention of Vaccine-Preventable Diseases.Edisi
12.2011,diakses dari http://www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/dip.html. Accesed at August 3,
2018.
• CDC.Diphtheria.Edisi 5.2011, diakses dari http://www.cdc.gov/vaccines/pubs/surv-
manual/chpt01-dip.html. Accesed at August 3, 2018.
• Zieve D, Kaneshiro NK. Diphtheria. Available at:
http://www.umm.edu/ency/article/001608trt.htm. Accessed at August 3, 2018.
• Dale DC. Infections Due to Gram Positive Bacilli. In: In Infectious Diseases: The Clinician's Guide to
Diagnosis, Treatment, and Prevention. 16th ed. WebMD Corporation; 2007.