Anda di halaman 1dari 21

FARMAKOKINETIK KLINIS

“TEOFILIN”

INDRA KURNIAWAN TENDEAN


3351171503
KELAS C
TEOFILIN

C7H8N4O2

Sinonim: [(3,7-dihidro-1,3-di-metilpurin-2,6-(1H)-dion]
TEOFILIN
 Teofilin adalah relaksan otot halus bronkial yang
digunakan untuk mengobati asma bronkial dan penyakit
pernapasan lainnya.
 Dosis rendah teofilin dimulai dari 5 mg/L - 10 mg/L
memilliki efek anti inflamasi dan imunomodulator.
 Dosis muatan aminofilin 300 mg hingga 500 mg untuk BB
rata-rata 70 kg (5 mg/kg hingga 6 mg/kg) melalui injeksi
IV dengan kecepatan 30 mg/jam hingga 50 mg/jam (0,5
mg/kg/jam).
 Dosis pemeliharaan teofilin secara oral sediaan tidak-
pelepasan- berkelanjutan pada usia dewasa lazimnya 200
mg hingga 300 mg (3-4 x sehari) atau 200 mg hingga 400
mg (2xsehari) untuk sediaan pelepasan berkelanjutan .
KONSENTRASI PLASMA TERAPEUTIK DAN
TOKSISITAS

 Rentang konsentrasi terapi untuk teofilin adalah 10-20


mg /L.
 Untuk digunakan pada penyakit paru obstruktif kronik
(PPOK), konsentrasi teofilin berkisar dari 8-15 mg/L.
 Pengobatan pada anak-anak dengan kondisi apne (tidak
dapat bernafas secara temporer) prematur memerlukan
konsentrasi teofilin minimal 5 mg/L, dengan konsentrasi
10 mg/L secara umum diterima sebagai konsentrasi
terapeutik.
 Mual dan muntah merupakan efek samping teofilin yang
paling umum. Meskipun efek ini dapat terjadi pada
konsentrasi antara 13 mg/L hingga 15 mg/L, efek ini
lebih sering ditemukan pada konsentrasi lebih dari 20
mg/L.
PARAMETER UTAMA : TEOFILIN
BIOAVAILABILITAS (F)

Bentuk Sediaan Nonsustained – Release


 Absorpsi teofilin dan turunan teofilin, bila diberikan baik dalam
bentuk cair ataupun bentuk sediaan bukan-pelepasan-
berkelanjutansecara oral, terlihat cepat dan sempurna.
Konsentrasi puncak teofilin sekitar 1 hingga 2 jam setelah
pemberian oral.

Bentuk Seddiaan Sustained – Release


 Produk ini dirancang untuk melepaskan teofilin perlahan
sehingga pasien yang memetabolisme obat dengan cepat
(misalnya, anak-anak dan perokok) bisa menjaga konsentrasi
teofilin dalam plasma rentang dosis terapi biasa ketika interval
6 sampai 12 jam.
 Beberapa bentuk sediaan diserap lebih dari 3 sampai 4 jam,
sedangkan yang lain tampak diabsorpsi selama 8-12 jam
PEMILIHAN BENTUK SEDIAAN TEOFILIN
DAN FAKTOR GARAMNYA
VOLUME DISTRIBUSI (V)

 Volume distribusi untuk teofilin adalah ≈ 0,5 L / kg,


dan proses distribusi mengikuti model kompartemen
dua.

 Volume distribusi pada bayi baru lahir prematur


adalah ≈ 0,7 L/kg. Namun, Setelah usia 1 tahun,
volume distribusi adalah ≈ 0,5 L/kg.

 Volume distribusi untuk teofilin meningkat hingga ≈


0,6 L/kg pada pasien dengan fibrosis sisik.
KLIRENS (CI)

 Klirens teofilin rerata adalah 0,04 L/kg/jam, didasarkan pada


berat badan tanpa lemak atau berat badan yang ideal. Sejumlah
faktor klinis mempengaruhi klirens teofilin (Tabel 12.2).
Kegemukan
kliren teofilin Subyek obesitas diperkirakan paling akurat dengan
menggunakan berat non obesitas.

Merokok
Perokok mempunyai kliren teofilin sekitar 1,5 sampai 2 kali yang non
perokok.

Penyakit
Gagal jantung kongestif (CHF), berbeda dengan merokok, mengurangi
clearance teofilin untuk sekitar 50% dari normal, edema pada paru juga
dilaporkan menueunkan klirens teofilin. Penyakit paru yang parah
menurunkan klirens teofilin hingga kira-kira 80% dari nilai rata-rata.

Diet/makanan
Makanan juga mempengaruhi metabolisme teofilin. Pasien mencerna
makanan protein tinggi, karbohidrat rendah umumnya metabolisme teofilin
lebih cepat, kemungkinan karena diet menginduksi enzim hati. Asupan diet
dari methylxanthin lainnya, seperti kafein, dapat mengurangi laju
metabolisme teofilin hingga tingkat batasnya.
INTERAKSI OBAT

Tabel obat-obat terpilih yang mempengaruhi klirens teofilin


 Simetidin (Tagamet) tampak menurunkan metabolisme
teofilin sekitar 30% hingga 40%.
 Rifampisin dapat meningkatkan metabolisme teofilin,
akan tetapi peningkatan klirens hanya sekitar 20%
hingga 25%.
 Isoproterenol (Isuprel) IV juga menunjukkan dapat
meningkatkan klirens teofilin sekitar 20%.
 Fluvoksamin dapat menurunkan klirens teofilin hingga
70%.
WAKTU PARUH (T1/2)

 Waktu paruh normal teofilin pada pasien dewasa


adalah sekitar 8 jam, namun, pada kenyataanya
bervariasi.
 Waktu paruh teofilin dapat lebih pendek sekitar 3
hingga 4 jam pada pasien yang merokok atau yang
menkonsumsi obat-obatan yang dapat menginduksi
metabolisme teofilin.
 Waktu paruh teofilin lebih panjang sekitar 18-24 jam
pada pasien dengan gagal jantung kongestif yang
parah atau menerima obat-obatan yang
menghambat metabolisme teofilin,
 Waktu paruh teofilin pada subyek obesitas seringkali
lebih lama dari 8 jam.
CONTOH KASUS

 Kasus 1
Pasien Tn. Rj dengan BB 80 kg (BB total= berat ideal)
berusia 50 tahun, masuk UGD dengan keluhan asma,
tidak memberikan repons saat diinhalasi
bronkodilator dan epinefrin. Hitunglah dosis muatan
dari aminofilin yang akan menghasilkan konsentrasi
teofilin 10 mg/L?
 Penyelesaian:
Diasumsikan pasien Tn. Rj tidak mendapat teofilin
yang baru, sehingga dosis muatan dapat dihitung
dengan rumus:
 Bentuk garam (S) dari aminofilin yaitu 0,80 atau
0,84 tergantung apakah bentuknya anhidrat (0,84)
atau hidrat (0,80) yang digunakan untuk mencampur
produk obat. Volume distribusi lazim teofilin sekitar
0,4 L/kg hingga 0,5 L/kg.
 Perhitungan dosis muatan aminofilin

Kesimpulan :
Dosis aminofilin termasuk dalam rentang dosis muatan lazim
300 hingga 500 mg dan konsisten dengan nilai standar 5
hingga 6 mg/kg yang digunakan secara klinis
 Kasus 2

Pasien Tn. Rj usia 40 tahun dengan berat badan 80 k g menderita


gagal jantung kongestif dan merokok lebih dari satu pak rokok per
hari. Hitunglah dosis pemeliharaan aminofilin yang dapat
memelihara konsentrasi rerata tunak teofilin pada 10 mg/L?

 Penyelesaian

1 . Apabila tidak ada faktor yang diketahui berpengaruh terhadap


klirens teofilin, klirens teofilin yang diharapkan dari pasien Tn. Rj
akan menjadi 3,2 L/jam (0,04 L/k g/jam × 80 k g). Namun merokok
dan gagal jantung kongestif mempengarauhi klirens teofilin dengan
faktor masing masing, yaitu 1 ,6 dan 0,5. Dimana hasil dari faktor
ini sbb:

(1 ,6)(0,5) = 0,8
2. Perkiraan klirens teofilin pasien adalah
(3,2 L/jam)(0,8) = 2,6 L/jam
3. Perhitungan dosis pemeliharaan aminofilin 33
mg/jam
 Kasus 3

Pasien Tn. Rj usia 40 tahun dengan berat badan 80 kg


menderita gagal jantung kongestif dan merokok lebih dari
satu pak rokok per hari. Hitunglah perkiraan waktu paruh
teofilin pasien dengan asumsi klirens 2,6 L/jam dan volume
distribusi 40 L?
 Penyelesaian

1 . Waktu paruh merupakan fungsi dari klirens dan volume


distribusi dan dapat dihitung sbb :
Waktu paruh ini lebih lama
dibandingkan nilai rata-rata yaitu 6
hingga 10 jam karena pasien Tn. Rj
memiliki 2 faktor yang diketahui
berpengaruh, dan pada kasus ini ,
klirens teofilin meneurun terutama yang
disebabkan oleh pengaruh gagal jantung
kongestif.
DAFTAR PUSTAKA

Winter, Michael E. 2013. Farmakokinetika


Klinis Dasar (Terjemahan) Edisi 5. Jakarta:
EGC

Anda mungkin juga menyukai