Anda di halaman 1dari 178

Bandung , Pebruari 2017

Dr. TARLI SUPRIYATNA,SE,.MM


Widyaiswara Madya
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI JAWA BARAT
Dr. Tarli Supriyatna,SE,.MM

Widyaiswara Madya

Komp. Gending Mas N 35

Kota Bandung

Hp: 08122441838

Email: tarli65@yahoo.co.id
TUJUAN UMUM
Peserta mampu :
1. Memahami konsep dan manfaat serta alasan Pemerintah menerapkan Basis
Akrual;
2. Mengimplementasikan Akuntansi Berbasis Akrual dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan Pemerintah.

TUJUAN KHUSUS
Pelatihan bertujuan agar peserta :
1. Memahami konsep akuntansi berbasis akrual dan keunggulannya;
2. Memahami menerapkan basis akrual dalam pelaporan keuangan;
3. Mampu memahami perbedaan pelaporan keuangan basis akrual dng CTA;
4. Memahami laporan keuangan yang dihasilkan dari akuntansi berbasis akrual;
5. Memahami dan meningkatkan komitmen untuk persiapan akuntansi dan
pelaporan keuangan berbasis akrual;
6. Mampu menerapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah
Perencanaan Pelaksanaan Penatausahaan Pertgjwban Pemeriksaan
RPJMD Rancangan Penatausahaan
DPA-SKPD Pendapatan Disusun Sesuai SAP
• Bendahara penerimaan
RKPD wajib menyetor
penerimaannya ke
rekening kas umum
Verifikasi daerah selambat-
KUA/PPAS lambatnya 1 hari kerja

DPA-SKPD Penatausahaan
Nota Belanja
Kesepakatan Laporan Keuangan
• Penerbitan SPM-UP, SPM-
GU, SPM-TU dan SPM-LS Pemerintah Daerah
Pelaksanaan APBD oleh Kepala SKPD
Pedoman • Penerbitan SP2D oleh • LRA
Penyusunan
PPKD • LPSAL
Pendapatan
• Neraca Laporan Keuangan
RKA-SKPD
• LO diperiksa oleh BPK
Belanja Penatausahaan • Lap. Arus Kas
Pembiayaan
• LPE
RKA-SKPD
Pembiayaan • Dilakukan oleh PPKD • CaLK

RAPBD Kekayaan dan


Kewajiban daerah
• Kas Umum
Evaluasi Raperda Laporan Realisasi • Piutang
• Investasi
APBD oleh Semester Pertama
Gubernur/
• Barang Raperda
• Dana Cadangan
Mendagri • Utang Pertanggung-
jawaban APBD

Perubahan APBD Akuntansi


APBD Keuangan Daerah
4
Sejarah Akuntansi
Pemerintahan Daerah di
Indonesia
Tahapan Sejarah Akuntansi Pemda
Masa Tahun 1974 s/d 1999
Pada tahap ini Regulasi yang menjadi acuan utama dalam pengelolaan keuangan daerah adalah :
UU No 5 Tahun 1974 ttg Pokok-pokok Pemerintahan Daerah
PP No 5 Tahun 1975 ttg Pengurusan, Pertanggungjawaban, dan Pengawasan Keuangan Daerah.
PP No.6 Tahun 1975 ttg Cara Penyusunan APBD, Tata Usaha Keu Daerah, Perhitungan Anggaran
dan Belanja Daerah-Daerah.

Masa Tahun 2000 s/d 2005 (Masa Reformasi Akuntansi I)


Pada tahap ini Regulasi yang menjadi acuan utama dalam pengelolaan keuangan daerah
adalah :
UU No 22 Tahun 1999 ttg Pemerintahan Daerah
UU No 25 Tahun 1999 ttg Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah
5
PP No 105 Tahun 2000 ttg Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
Sejarah Akuntansi
Pemerintahan Daerah di
Indonesia
Tahapan Sejarah Akuntansi Pemda
Masa Tahun 2005 s/d Skrg
Pada tahap ini Regulasi yang menjadi acuan utama dalam pengelolaan keuangan daerah
adalah :
PP No 24 Tahun 2005 ttg Standar Akuntansi Pemerintahan telah di ganti dengan PP 71 Tahun
2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Acrual
PP No 58 Tahun 2005 ttg Pengelolaan Keuangan Daerah
PP No.6 Tahun 1975 ttg Cara Penyusunan APBD, Tata Usaha Keu Daerah, Perhitungan
Anggaran dan Belanja Daerah-Daerah.
Bagaimana Praktik Akuntansinya di masing-masing masa?
Pada masa 1974 – 1999, pencatatan transaksi keuangannya menggunakan metode tata
buku tunggal berbasis kas. Bendaharawan mencatat setiap kas masuk dan kas keluar baik
yang langsung melalui tangannya maupun perantara bank. Metode tata buku tunggal
memiliki banyak kelemahan, misalnya sulit melakukan cross-check ketika melakukan
pemeriksaan/perhitungan realisasi anggaran. 6
PENYUSUNAN SAP AKRUAL
• SAP Akrual dikembangkan dari SAP yang ditetapkan
dalam PP 24/2005 dengan mengacu pada International
Public Sector Accounting Standards (IPSAS) dan
memperhatikan peraturan perundangan serta kondisi
Indonesia.
• Pertimbangan:
– SAP yang ditetapkan dengan PP 24/2005 berbasis ”Kas
Menuju Akrual” sebagian besar telah mengacu pada
praktik akuntansi berbasis akrual,
– Para Pengguna yang sudah terbiasa dengan SAP PP
24/2005 dapat melihat kesinambungannya.

7
KRONOLOGI SAP AKRUAL
1. Dengar Pendapat (hearing) telah dilaksanakan dari
tahun 2007 sampai tahun 2008
2. September 2008, konsultasi ke DPR
3. Desember 2008, draft final telah disampaikan ke BPK
untuk dimintakan pertimbangan
4. Februari 2009, Surat Pertimbangan BPK
5. Agustus 2009, RPP SAP Akrual disampaikan ke
Menkeu dan Menhukham
6. November 2009-Juni 2010, pembahasan dengan
Menhukham
7. Juli 2010, RPP SAP Akrual disampaikan ke
Mensesneg
8. Oktober 2010, terbit PP 71/2010 SAP Akrual
8
LINGKUP PENGATURAN
(Penjelasan PP 71/2010 secara umum)

• Meliputi SAP Berbasis Akrual dan SAP Berbasis


Kas Menuju Akrual
• SAP Berbasis Akrual terdapat pada Lampiran I
dan berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dapat
segera diterapkan oleh setiap entitas
• SAP Berbasis Kas Menuju Akrual pada Lampiran
II berlaku selama masa transisi bagi entitas yang
belum siap untuk menerapkan SAP Berbasis
Akrual

9
www.ksap.org
PENERAPAN BASIS AKRUAL
(Pasal 7 PP 71/2010)

• Penerapan SAP Berbasis Akrual dapat


dilaksanakan secara bertahap dari penerapan SAP
Berbasis Kas Menuju Akrual menjadi penerapan
SAP Berbasis Akrual
• Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP
Berbasis Akrual secara bertahap pada pemerintah
pusat diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan
• Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP
Berbasis Akrual secara bertahap pada pemerintah
daerah diatur dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri

10
www.ksap.org
Entitas Pelaporan

Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang


terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang
menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.
Terdiri atas:

Satuan organisasi di
lingkungan pemerintah
pusat/daerah atau
Pemerintah pusat Pemerintah daerah organisasi lainnya yang
diwajibkan oleh
peraturan perundang-
undangan.

11
Dasar Hukum Penerapan Akuntansi Keuangan
Daerah Berbasis Akrual

PERATURAN PEMERINTAH 71/2010


Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

PMK NOMOR 238/PMK.05/2011


Tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi
Pemerintahan

PERMENDAGRI NOMOR 64 TAHUN 2013


Tentang Penerapan SAP Berbasis Akrual Pada
Pemerintah Daerah

Ruang Lingkup:
1. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah
2. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
3. Bagan Akun Standar

12
PERKADA TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI
DAN SISTEM AKUNTANSI PEMDA (SAPD)
BERBASIS AKRUAL
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013
Tentang Penerapan SAP Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah

Ruang Lingkup

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Sistem Akuntansi Pemerintah Bagan Akun


Daerah (KAPD) Daerah (SAPD) Standar (BAS)

pilihan prosedur
dan teknik
akuntansi
Kebijakan akuntansi Kebijakan akuntansi Pedoman
pelaporan keuangan akun mengkodefikasi
Sistem Akuntansi akun
PPKD

Memuat Mengatur definisi,


penjelasan atas pengakuan,
unsur-unsur pengukuran,
penilaian dan/atau Sistem Akuntansi SKPD
laporan keuangan
pengungkapan
transaksi atau
peristiwa sesuai 13
dengan PSAP
Perbandingan Kesiapan Regulasi Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual
pada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

No Regulator Pemerintah Pemerintah No Regulator Pemerintah Pemerintah Daerah


Pusat Daerah Pusat

1 Standar PP 71 Tahun PP 71 Tahun 4 Sistem Akuntansi PMK Diatur dengan


Akuntansi 2010 2010 dan Pelaporan No.213/PMK.05/ peraturan Kepala
Keuangan 2013 Daerah dengan
Pemerintah
mengacu
Permendagri No. 64
2 Pedoman PMK PMK Tahun 2013
Umum Sistem No.238/PMK.05/ No.238/PMK.05/ (Lampiran II )
Akuntansi 2011 2011 (Sebagian besar
Pemerintahan Pemda belum
menerbitkan)

3 Kebijakan PMK Diatur dengan


Akuntansi No.219/PMK.05/ peraturan Kepala
2013 Daerah dengan
5 Bagan Akun PMK Permendagri No. 64
mengacu pada Standar No.214/PMK.05/ Tahun 2013
Permendagri No. 2013 (Lampiran III )
64 Tahun 2013
(Lampiran I )

(Sebagian besar 6 Jurnal Akuntansi PMK Permendagri No. 64


Pemda belum Pemerintah No.215/PMK.05/ Tahun 2013
menerbitkan) 2013 (Lampiran II )

14
Jenis-Jenis Akuntansi
 Akuntansi Berbasis Anggaran (Budgetary Based
Accounting)
 Akuntansi Berbasis Kas (Cash Based Accounting)
 Akuntansi Berbasis Kas Menuju Akrual (Cash Toward
Accrual Based Accounting )
 Akuntansi Berbasis Akrual (Accrual Based Accounting)
Akuntansi Anggaran
 Akuntansi anggaran adalah akuntansi yang mencatat,
mengklasifikasi, dan mengikhtisarkan transaksi
berdasarkan anggaran pendapatan ataupun belanja.
Akuntansi Kas
 Akuntansi berbasis kas adalah akuntansi yang
mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya
pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
Akuntansi Kas Menuju Akrual
 Basis akuntansi yang mengakui pendapatan, belanja,
dan pembiayaan berbasis kas serta mengakui aset,
utang, dan ekuitas dana berbasis acrual.
Akuntansi Akrual
 Akuntansi berbasis akrual adalah akuntansi yang
mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya
pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa
memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau
dibayar.
PERSAMAAN AKUNTANSI

ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS ( MODAL )


ASET LANCAR
Investasi jangka pendek
Piutang
Beban dibayar dimuka
Persediaan
KEWAJIBAN JANGKA EKUITAS
PENDEK
INVESTASI JAKNGA PANJANG Utang PFK EKUITAS SAL
Investasi jangka panjang permanen
Investasi jangka panjang non permanen
Utang bunga
Bagian lancar utang JP EKUITAS UNTUK
ASET TETAP Pendapatan diterima DIKONSOLIDASIKAN
Tanah dimuka
Peralatan dan mesin Utang belanja
Gedung dan bangunan
Jalan, irigasi dan jaringan
Aset tetap lainnya KEWAJIBAN JANGKA
Konstruksi dalam pengerjaan PANJANG
Akumulasi penyusutan Utang dalam negeri
Utang luar negeri
DANA CADANGAN Utang jangka panjang
ASET LAINNYA lainnya
Tagihan jangka panjang
Aset tidak berwujud
PP 71/2010
tentang
SAP
BASIS KAS VS BASIS AKRUAL
(PP 71/2010 – SAP)
•Basis kas adalah“basis akuntansi yang
mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa
lainnya pada saat kas atau setara kas diterima
atau dibayar”.

•Basis Akrual didefinisikan sebagai “basis


akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi
dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan
peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan
saat kas atau setara kas diterima atau dibayar”
PERBEDAAN ANTARA
SAP BERBASIS AKRUAL DAN KAS MENUJU
AKRUAL
SAP Berbasis Kas Menuju SAP Berbasis Akrual:
Akrual:
 Komponen LKPD terdiri dari 4 Komponen LKPD terdiri dari 7
laporan: laporan:
1. Laporan Realisasi Anggaran 1. Laporan Realisasi Anggaran
(LRA) (LRA)
2. Neraca 2. Laporan Perubahan SAL
3. Laporan Arus Kas (LAK) dan 3. Laporan Operasional (LO)
4. Catatan Laporan Keuangan 4. Neraca
(CaLK). 5. Laporan Perubahan Ekuitas
(LPE)
6. Laporan Arus Kas (LAK) dan
7. Catatan Laporan Keuangan
(CaLK)
SAP BERBASIS AKRUAL DAN KAS MENUJU
AKRUAL
KATEGORI LAPORAN KEUANGAN
 Laporan Pelaksanaan Anggaran 1. Laporan Realisasi Anggaran
(budgetary reports) (LRA)
2. Laporan Perubahan SAL
 Laporan Finansial 1. Laporan Operasional (LO)
2. Neraca
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Perubahan Ekuitas
(LPE)
 Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan
(CaLK)
SAP BERBASIS AKRUAL DAN KAS MENUJU
AKRUAL
SKPD PPKD

 Laporan Realisasi Anggaran 1. Laporan Realisasi Anggaran


(LRA) (LRA)

 Laporan Operasional 1. Laporan Operasional (LO)


 Neraca 2. Neraca
 Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Perubahan Ekuitas
(LPE) (LPE)

 Catatan atas Laporan 1. Catatan atas Laporan


Keuangan Keuangan (CaLK)
2. Laporan Perubahan SAL
3. Laporan Arus Kas (LAK)
PERSAMAAN AKUNTANSI

ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS


PPKD
TGL ASET = KEWAJIBAN EKUITAS

Kas Daerah Piutang RK SKPD = Pendapatan Beban

SKPD

TGL ASET = KEWA EKUITAS


JIBAN
Kas di Kas di Bend Piutang Kendar = Pendap Beban RK PPKD
Bend Penerimaan aan atan
Pengel
KETERKAITAN LAPORAN KEUANGAN
BERBASIS AKRUAL

Laporan Operasional LRA


Pendapatan 500
Beban (200) Pendapatan 450
Surplus/Defisit Opr 300 Belanja (150)
Kegiatan non Surplus/(defisit) 300
operasional 60 Pembiayaan 1.000
Surplus/Defisit LO 360 SILPA 1.300

Laporan Perubahan Ekuitas

Ekuitas Awal 1.000 Laporan Perubahan SAL


Surplus/Defisit LO 360 SAL Awal 100
Ekuitas Akhir 1.360 Penggunaan SAL (30)
SILPA 1.300
SAL Akhir 1.370

Neraca
Aset 2.000
Kewajiban 640
Ekuitas 1.360
27
Manfaat basis akrual antara lain:
Memberikan gambaran yang utuh atas posisi
keuangan pemerintah
Menyajikan informasi yang sebenarnya mengenai
hak dan kewajiban pemerintah
Bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja
pemerintah terkait biaya jasa layanan, efisiensi,
dan pencapaian tujuan
BAGAN AKUN STANDAR
ASET
Sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau
dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi dan/atau sosial di masa depan
diharapkan dapat diperoleh, baik oleh
pemerintah maupun masyarakat .
KEWAJIBAN

Utang yang timbul dari peristiwa masa lalu


yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran
keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
EKUITAS

Kekayaan bersih pemerintah yang merupakan


selisih antara aset dan kewajiban pemerintah.
PENDAPATAN LRA

Semua penerimaan Rekening Kas Umum


Negara/Daerah yang menambah Saldo
Anggaran Lebih dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang menjadi
hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar
kembali oleh pemerintah.
BELANJA

Semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum


Negara/Daerah yang mengurangi Saldo
Anggaran Lebih dalam periode tahun
anggaran bersangkutan yang tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh
pemerintah.
TRANSFER

Penerimaan/pengeluaran uang dari suatu


entitas pelaporan dari/kepada entitas
pelaporan lain, termasuk dana perimbangan
dan dana bagi hasil.
PEMBIAYAAN

Setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali


dan/atau pengeluaran yang akan diterima
kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan
maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang
dalam penganggaran pemerintah terutama
dimaksudkan untuk menutup defisit atau
memanfaatkan surplus anggaran.
PENDAPATAN LO

Hak pemerintah pusat/daerah yang diakui


sebagai penambah ekuitas dalam periode
tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak
perlu dibayar kembali.
BEBAN
Penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa
dalam periode pelaporan yang menurunkan
ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau
komsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Daerah

Sistem Akuntansi
Pemerintah Daerah

SUBSTANSI Bagan Akun Standar


PERMENDAGRI (BAS)
64 TAHUN 2013

Konversi Penyajian
LRA, LAK, Neraca

Penyajian kembali
(Restatement)
Pendapatan-LRA
1 4 7
PEMDA Be l a nja
LRA SAL
Transfer
Pembiayaan

PP Penda pata n-LO 2 5


71/2010
Beban LO LPE C
Kas & Setara Kas a
Permen Kebijakan Piutang L
dagri Akt & Persediaan
64/2013 SAPD
3 K
Investasi Jangka
Panjang Neraca
**)
Aset Tetap & 6
Penyusuta n
LAK *)
Dana Cadangan
Aset Lainnya
Lap. Keu PPKD Pemda
Lap. Keu SKPD Kewajiban Transaksi
Koreksi Kesalahan Transitoris ***)
*) LAK disusun berdasarkan
hasil analisis arus masuk
dan keluar kas.
**) CaLK merupakan penjelasan
deskriptif atas keseluruhan
laporan. Konsolidasi

***) Transaksi Transitoris dapat Re Statement


berupa Potongan Pajak, Laporan Keuangan
Penyetoran Pajak, PPh21, dll.
Pendapatan-LRA 1 7
SKPD Belanja LRA

Penda pata n-LO 2 5


Beban LO LPE
C
Permend Kas & Setara Kas aL
PP
agri Pi uta ng K
71/2010
64/2013 Persediaan **)
3
Neraca
Aset Tetap &
Penyusuta n
Aset Lainnya

Kewajiban
Koreksi Kesalahan

Konsolidasi
Laporan Pemda
1
Analisis Transaksi dengan bukti
Transaksi
2
Jurnal
(Posting)
3 Buku Besar

4 Neraca Saldo (Trial Balance)

5 Kertas Kerja (Work Sheet)


A
K 7 8 11
S Aku n Trial Penyesu TB as LRA LO Neraca
U Balance aian adjusted
I
N
K 1 4 8 1
T
L s/d 5 9 2
A 9 6 3
U 9 12
N 6
J urn a l Jurnal Penutup Jurnal Penutup LO
S Penyesuaian
7
S LRA
(Posting) (Posting) 13
10
I Buku Besar LRA Buku Besar LO
di Nol ka n 14 diN ol ka n
Neraca Saldo setelah
Penutupan LRA dan LO

15
N eraca
PERSAMAAN AKUNTANSI

Meskipun ada dua basis akuntansi yaitu kas


(LRA) dan akrual (LO dan Neraca), namun hanya
1 persamaan akuntansi yang digunakan. Karena
unsur ekuitas terbentuk dari transaksi kas
(realisasi anggaran) dan transaksi yg bersifat
akrual. Sehingga persamaan yg digunakan untuk
dasar pencatatan sbb :

Aset = Kewajiban + Ekuitas + (Pendapatan-LO –


Beban)
PERSAMAAN AKUNTANSI

Ekuitas +
Aset Hutang (PEN DAPATAN-
BEBAN)

Persamaan akuntansi tersebut digunakan dalam basis


akrual untuk menghasilkan Laporan Operasional (LO)
Penyusunan Laporan Keuangan
SKPD

45
SIKLUS AKUNTANSI
Analisa 1
Transaksi

Pelaporan 5 2
Pencatatan
(Laporan
(Jurnal)
Keuangan)

4 3
Neraca Klasifikasi per
Percobaan Akun
(Kertas Kerja) (Buku Besar)

46
ANALISA TRANSAKSI
Analisa transaksi merupakan :

• proses awal akuntansi


• untuk memahami data dan informasi transaksi
• agar dapat menentukan akun-akun apa saja yang terpengaruh

Analisa transaksi ini diperlukan agar tahap berikutnya


yaitu pencatatan (jurnal) lebih mudah dilaksanakan

Analisa transaksi memerlukan pemahaman atas akun-


akun laporan keuangan yang memadai
47
ANALISA TRANSAKSI
 Pemahaman akun-akun laporan keuangan :

Kode Uraian Akun


Akun
1 Aset
2
3
Kewajiban
Ekuitas
Neraca
4 Pendapatan-LRA

LRA
5 Belanja
6 Transfer
7 Pembiayaan

LO
8 Pendapatan-LO
9 Beban 48
1. ANALISA TRANSAKSI
 Pemahaman atas pengaruh terhadap akun-akun laporan
keuangan :
Kode Uraian Nilai Nilai
Akun Akun Bertambah Berkurang
1 Aset Debit Kredit
2 Kewajiban Kredit Debit
3 Ekuitas Kredit Debit
4 Pendapatan-LRA Kredit Debit
5 Belanja Debit Kredit
6 Transfer Debit Kredit
7.1 Penerimaan Pembiayaan Kredit Debit
7.2 Pengeluaran Pembiayaan Debit Kredit
8 Pendapatan-LO Kredit Debit
9 Beban Debit Kredit
Sering disebut sebagai
Saldo Normal 49
Buatlah Standar Jurnal untuk transaksi-transaksi
berikut ini :
1. Jurnal anggaran pada waktu DPA disahkan dengan kondisi defisit
2. Jurnal pencatatan pengakuan hak atas pendapatan untuk pelaporan di
LO, pada saat haknya /piutang timbul.)
3. Jurnal untuk mencatat pelunasan piutang
4. Jurnal Penyetoran Kas ke Rek Kasda dan penerimaan oleh PPKD
5. Jurnal untuk mencatat penerimaan SP2D UP/GU/TU dan penerbitan
oleh PPKD
6. Jurnal untuk mencatat pembayaran belanja dengan SP2D UP/GU/TU
7. Jurnal untuk mencatat pembayaran belanja gaji dengan LS
8. Jurnal untuk mencatat Penerimaan Aset dengan BAST
9. Jurnal untuk mencatat Pelunasan Pembelian Aset dengan LS
10. Jurnal untuk mencatat penyesuaian Persediaan
11. Jurnal untuk mencatat penyesuaian Penyusutan
STANDAR JURNAL

 Akuntansi anggaran pada waktu DPA disahkan,


maka jurnal nya adalah:

SKPD
Estimasi Pendapatan xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx
Apropiasi Belanja xxx
STANDAR JURNAL
Jurnal pencatatan pengakuan hak atas pendapatan untuk
pelaporan di LO, pada saat haknya /piutang timbul.)

SKPD

Piutang Pendapatan …… xxx

Pendapatan ……-LO xxx


Jurnal pencatatan pada saat pelunasan Piutang
 Jurnal untuk mencatat pelunasan piutang pendapatan untuk pelaporan LO.

SKPD

Kas di Bendahara Penerimaan xxx

Piutang Pendapatan ……. xxx

Jurnal untuk mencatat pelunasan piutang pendapatan untuk pelaporan LRA.

SKPD

Estimasi Perubahan SAl xxx

Pendapatan …..LRA xxx


Standar Jurnal Penyetoran Kas ke Rek Kasda

Penerimaan setoran
Penyetoran ke Kas Daerah
pendapatan dari SKPD

SKPD PPKD
RK PPKD xxx Kas di Kas Daerah xxx
Kas di Bend Penerimaan xxx RK SKPD -…… xxx
 Jurnal untuk mencatat penerimaan sp2d up/gu/tu dan penerbitan
oleh ppkd

SKPD PPKD

Kas di Bend Pengeluaran xxx RK SKPD - …….. xxx

RK PPKD xxx Kas di Kas Daerah xxx


 Jurnal untuk mencatat pembayaran belanja dengan SP2D UP/GU/TU

SKPD
Beban ……… xxx

Kas di Bendahara Pengeluaran xxx

SKPD
Belanja ………. xxx

Estimasi Perubahan SAL xxx


 Jurnal untuk mencatat pembayaran belanja gaji dengan LS

SKPD PPKD

Beban Gaji …. xxx RK SKPD - …….. xxx

RK PPKD xxx Kas di Kas Daerah xxx

SKPD PPKD

Belanja Gaji …. xxx

Tidak dijurnal
Estimasi Perubahan SAL xxx
 Jurnal untuk mencatat Penerimaan Aset dengan BAST

SKPD PPKD

Aset …. xxx

Tidak dijurnal
Utang Belanja Modal …… xxx
 Jurnal untuk mencatat Pelunasan Pembelian Aset dengan LS

SKPD PPKD

Belanja Modal …. xxx

Tidak dijurnal
Estimasi Perubahan SAL xxx
 Jurnal untuk mencatat penyesuaian Persediaan

SKPD
Persediaan xxx

Beban Persediaan xxx

 Jurnal untuk mencatat penyesuaian Penyusutan

SKPD
Beban Penyusutan ……… xxx

Akumulasi Penyusutan ……….. xxx


KLASIFIKASI PER AKUN/BUKU BESAR
 Contoh Format Buku Besar :
nomer dan halaman keterangan
jurnal tentang
Kode Akun : transaksi
Nama Akun :

Tanggal Ref. Uraian Debit Kredit

Jumlah debit dan kredit


Saldo debit/kredit
tanggal
transaksi

nominal transaksi

61
KLASIFIKASI PER AKUN/BUKU BESAR
Buku Jurnal
 Contoh Posting Buku Besar:
Tanggal Kode Rekening Uraian Debit Kredit
12 Juli 2015 1.1.1.02.01 Kas di Bendahara Penerimaan 8.000.000

8.1.1.07.01 Pendapatan pajak hotel – LO 8.000.000

Buku Besar Saldo awal khusus untuk akun neraca


Kode Rekening : 1.1.1.02.01 Diisi dari saldo neraca periode sebelumnya
Saldo awal diisi sebelum dilakukan posting dari jurnal
Nama Rekening: Kas di Bendahara Penerimaan
Tanggal Ref. Uraian Debit Kredit
Saldo Awal

12 Juli 2015 Pembayaran pajak 8.000.000

Saldo 8.000.000
Kode Rekening : 8.1.1.07.01
Nama Rekening: Pendapatan pajak hotel-LO
Tanggal Ref. Uraian Debit Kredit
12 Juli 2015 Pembayaran pajak 8.000.000

Saldo 8.000.000
62
SIKLUS AKUNTANSI PEMDA
Pelaporan Keuangan Pelaporan Keuangan Pelaporan Keuangan
SKPD PPKD Pemda Konsolidasian
• Neraca Saldo sebelum • Neraca Saldo sebelum • Kertas Kerja gabungan
Penyesuaian Penyesuaian neraca saldo SKPD2
• Jurnal Penyesuaian • Jurnal Penyesuaian dan PPKD
• Neraca Saldo Setelah • Neraca Saldo Setelah • Jurnal Eliminasi
Penyesuaian Penyesuaian • Neraca Saldo Setelah
• Penyusunan LRA • Penyusunan LRA Jurnal Eliminasi
• Jurnal Penutup LRA • Jurnal Penutup LRA • Penyusunan LRA
• Penyusunan LO • Penyusunan LO • Jurnal Penutup LRA
• Jurnal Penutup LO • Jurnal Penutup LO • Penyusunan LO
• Penyusunan Neraca • Penyusunan Neraca • Jurnal Penutup LO
untuk LPE untuk LPE • Penyusunan Neraca
• Penyusunan LPE • Penyusunan LPE untuk LPE
• Jurnal Penutup Akhir • Jurnal Penutup Akhir • Penyusunan LPE
• Penyusunan Neraca • Penyusunan Neraca • Jurnal Penutup Akhir
• Penyusunan Neraca
• Penyusunan LP SAL
• Penyusunan LAK

63
 Bagan berikut ini menunjukkan proses penyusunan laporan
keuangan SKPD.
1.Menyiapkan kertas kerja ( worksheet)

Mengisi Membuat Membuat


Neraca Saldo Jurnal Neraca Saldo
sebelum Penyesuaian setelah
penyesuaian penyesuaian
Pemerintah Kota Angin Ribut
SKPD
Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Saldo
Kode Akun Uraian
Debit Kredit
1.1.1.02.01 Kas di Bendahara Penerimaan 0
1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran 0
1.1.7.01.01 Persediaan ATK 5.000.000
1.3.2.04.01 Kendaraan Bermotor Penumpang 225.000.000
1.3.3.01.01 Bangunan Gedung Kantor 5.000.000.000
1.3.7.01.04 Akumulasi Penyusutan Alat Angkutan Darat Bermotor 20.000.000
1.3.7.02.01 Akumulasi Penyusutan Gedung 50.000.000
2.1.5.03.02 Utang Belanja Modal Peralatan dan mesin 0
3.1.1.01.01 Ekuitas 5.125.000.000
3.1.2.01.01 Estimasi Pendapatan 300.000.000
3.1.2.03.01 Apropriasi Belanja 450.000.000
3.1.2.05.01 Estimasi Perubahan SAL 30.000.000
3.1.3.01.01 RK PPKD 180.000.000
4.1.2.05.01 Pendapatan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah - LRA 50.000.000
5.1.1.01.01 Belanja Gaji Pokok 75.000.000
5.1.1.01.02 Belanja Tunjangan Keluarga 10.000.000
5.1.1.01.03 Belanja Tunjangan Jabatan 15.000.000
5.1.2.01.01 Belanja Alat Tulis Kantor 20.000.000
5.1.2.11.02 Belanja Makan dan Minum Rapat 10.000.000
5.2.2.04.02 Belanja modal pengadaan Kendaraan Bermotor Penumpang 100.000.000
8.1.2.05.01 Pendapatan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah - LO 50.000.000
9.1.1.01.01 Beban Gaji Pokok 75.000.000
9.1.1.01.02 Beban Tunjangan Keluarga 10.000.000
9.1.1.01.03 Beban Tunjangan Jabatan 15.000.000
9.1.2.01.01 Beban Alat Tulis Kantor 15.000.000
9.1.2.11.02 Beban Makan dan Minum Rapat 10.000.000
9.1.7.01.04 Beban Penyusutan Alat Angkutan Darat Bermotor 20.000.000
9.1.7.02.01 Beban Penyusutan Bangunan Gedung Tempat Kerja 50.000.000
TOTAL 5.955.000.000 5.955.000.000
2. Menyusun Laporan Keuangan

Menyusun LRA, Menyusun LO, Menyusun Neraca


membuat jurnal membuat Jurnal untuk LPE ,
penutup LRA penutup Menyusun LPE

Jurnal Penutup Akhir Menyusun Catatan Atas


dan Menyusun Neraca Laporan Keuangan
Pemerintah Kota Angin Ribut
SKPD
Laporan Realisasi Anggaran
Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2015

URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015


PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah 300.000.000 0
Pendapatan Retribusi Daerah 100.000.000 50.000.000

Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 0


Lain-lain PAD yang sah 0
Jumlah Pendapatan Asli Daerah 400.000.000 50.000.000

JUMLAH PENDAPATAN 400.000.000 50.000.000

BELANJA
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai 300.000.000 100.000.000
Belanja Barang dan Jasa 50.000.000 30.000.000
Jumlah Belanja Operasi 350.000.000 130.000.000

BELANJA MODAL
Belanja Tanah 0
Belanja Peralatan dan Mesin 200.000.000 100.000.000
Belanja Gedung dan Bangunan 0
Belanja Jalan Irigasi dan Jaringan 0
Belanja Aset Tetap lainnya 0
Belanja Aset lainnya 0
Jumlah Belanja Modal 200.000.000 100.000.000

JUMLAH BELANJA 550.000.000 230.000.000

SURPLUS/DEFISIT (150.000.000) (180.000.000)


Pemerintah Kota Angin Ribut
SKPD
Jurnal Penutup LRA

Uraian Debit Kredit


Pendapatan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah - LRA Rp 50.000.000
Apropriasi Belanja Rp 450.000.000
Estimasi Perubahan SAL Rp 30.000.000
Estimasi Pendapatan Rp 300.000.000
Belanja Gaji Pokok Rp 75.000.000
Belanja Tunjangan Keluarga Rp 10.000.000
Belanja Tunjangan Jabatan Rp 15.000.000
Belanja Alat Tulis Kantor Rp 20.000.000
Belanja Makan dan Minum Rapat Rp 10.000.000
Belanja modal pengadaan Kendaraan Bermotor Penumpang Rp 100.000.000
Pemerintah Kota Angin Ribut
SKPD
Neraca Saldo Setelah Penutupan LRA
Saldo
Kode Akun Uraian
Debit Kredit
1.1.1.02.01 Kas di Bendahara Penerimaan 0
1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran 0
1.1.7.01.01 Persediaan ATK 5.000.000
1.3.2.04.01 Kendaraan Bermotor Penumpang 225.000.000
1.3.3.01.01 Bangunan Gedung Kantor 5.000.000.000
1.3.7.01.04 Akumulasi Penyusutan Alat Angkutan Darat Bermotor 20.000.000
1.3.7.02.01 Akumulasi Penyusutan Gedung 50.000.000
2.1.5.03.02 Utang Belanja Modal Peralatan dan mesin 0
3.1.1.01.01 Ekuitas 5.125.000.000
3.1.2.01.01 Estimasi Pendapatan 0
3.1.2.03.01 Apropriasi Belanja 0
3.1.2.05.01 Estimasi Perubahan SAL 0
3.1.3.01.01 RK PPKD 180.000.000
4.1.1.15.01 Pendapatan PBB - LRA 0
4.1.2.05.01 Pendapatan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah - LRA 0
5.1.1.01.01 Belanja Gaji Pokok 0
5.1.1.01.02 Belanja Tunjangan Keluarga 0
5.1.1.01.03 Belanja Tunjangan Jabatan 0
5.1.2.01.01 Belanja Alat Tulis Kantor 0
5.1.2.11.02 Belanja Makan dan Minum Rapat 0
5.2.2.04.02 Belanja modal pengadaan Kendaraan Bermotor Penumpang 0
8.1.2.05.01 Pendapatan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah - LO 50.000.000
9.1.1.01.01 Beban Gaji Pokok 75.000.000
9.1.1.01.02 Beban Tunjangan Keluarga 10.000.000
9.1.1.01.03 Beban Tunjangan Jabatan 15.000.000
9.1.2.01.01 Beban Alat Tulis Kantor 15.000.000
9.1.2.11.02 Beban Makan dan Minum Rapat 10.000.000
9.1.7.01.04 Beban Penyusutan Alat Angkutan Darat Bermotor 20.000.000
9.1.7.02.01 Beban Penyusutan Bangunan Gedung Tempat Kerja 50.000.000
TOTAL 5.425.000.000 5.425.000.000
Pemerintah Kota Angin Ribut
SKPD
Laporan Operasional
Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2015

URAIAN 2015
KEGIATAN OPERASIONAL
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah 0
Pendapatan Retribusi Daerah 50.000.000
0
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Lain-lain PAD yang sah 0
Jumlah Pendapatan Asli Daerah 50.000.000

JUMLAH PENDAPATAN 50.000.000

BEBAN
Beban Pegawai 100.000.000
Beban Persediaan 15.000.000
Beban Jasa 10.000.000
Beban Penyusutan Aset Tetap 70.000.000
Beban Perjalanan Dinas 0

JUMLAH BEBAN 195.000.000

SURPLUS (DEFISIT) - LO (145.000.000)


Pemerintah Kota Angin Ribut

SKPD

Jurnal Penutup LO

Uraian Debit Kredit


Pendapatan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah - LO Rp 50.000.000

Surplus (Defisit) - LO Rp 145.000.000

Beban Gaji Pokok Rp 75.000.000

Beban Tunjangan Keluarga Rp 10.000.000

Beban Tunjangan Jabatan Rp 15.000.000

Beban Alat Tulis Kantor Rp 15.000.000

Beban Makan dan Minum Rapat Rp 10.000.000

Beban Penyusutan Alat Angkutan Darat Bermotor Rp 20.000.000

Beban Penyusutan Bangunan Gedung Tempat Kerja Rp 50.000.000


Pemerintah Kota Angin Ribut
SKPD
Neraca Saldo Setelah Penutupan LO
Saldo
Kode Akun Uraian
Debit Kredit
1.1.1.02.01 Kas di Bendahara Penerimaan 0
1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran 0
1.1.7.01.01 Persediaan ATK 5.000.000
1.3.2.04.01 Kendaraan Bermotor Penumpang 225.000.000
1.3.3.01.01 Bangunan Gedung Kantor 5.000.000.000
1.3.7.01.04 Akumulasi Penyusutan Alat Angkutan Darat Bermotor 20.000.000
1.3.7.02.01 Akumulasi Penyusutan Gedung 50.000.000
2.1.5.03.02 Utang Belanja Modal Peralatan dan mesin 0
3.1.1.01.01 Ekuitas 5.125.000.000
3.1.1.02.01 Surplus (Defisit) - LO 145.000.000
3.1.2.01.01 Estimasi Pendapatan 0
3.1.2.03.01 Apropriasi Belanja 0
3.1.2.05.01 Estimasi Perubahan SAL 0
3.1.3.01.01 RK PPKD 180.000.000
4.1.1.15.01 Pendapatan PBB - LRA 0
4.1.2.05.01 Pendapatan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah - LRA 0
5.1.1.01.01 Belanja Gaji Pokok 0
5.1.1.01.02 Belanja Tunjangan Keluarga 0
5.1.1.01.03 Belanja Tunjangan Jabatan 0
5.1.2.01.01 Belanja Alat Tulis Kantor 0
5.1.2.11.02 Belanja Makan dan Minum Rapat 0
5.2.2.04.02 Belanja modal pengadaan Kendaraan Bermotor Penumpang 0
8.1.2.05.01 Pendapatan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah - LO 0
9.1.1.01.01 Beban Gaji Pokok 0
9.1.1.01.02 Beban Tunjangan Keluarga 0
9.1.1.01.03 Beban Tunjangan Jabatan 0
9.1.2.01.01 Beban Alat Tulis Kantor 0
9.1.2.11.02 Beban Makan dan Minum Rapat 0
9.1.7.01.04 Beban Penyusutan Alat Angkutan Darat Bermotor 0
9.1.7.02.01 Beban Penyusutan Bangunan Gedung Tempat Kerja 0
TOTAL 5.375.000.000 5.375.000.000
Pemerintah Kota ANGIN RIBUT
SKPD
Neraca
Per 31 Desember 2015

URAIAN 2015
ASET
ASET LANCAR
Kas di Bendahara Pengeluaran 0
Persediaan ATK 5.000.000
Jumlah Aset Lancar 5.000.000
ASET TETAP
Kendaraan 225.000.000
Gedung dan Bangunan 5.000.000.000
Jalan, Irigasi, dan Jaringan 0
Aset Tetap Lainnya 0
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap (70.000.000)
Jumlah Aset Tetap 5.155.000.000

JUMLAH ASET 5.160.000.000


KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek 0

JUMLAH KEWAJIBAN 0
EKUITAS
Surplus (Defisit) - LO (145.000.000)
RK PPKD 180.000.000
Ekuitas 5.125.000.000

JUMLAH EKUITAS 5.160.000.000


JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 5.160.000.000
Pemerintah Kota ANGIN RIBUT

SKPD

Laporan Perubahan Ekuitas

Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2015

URAIAN 2015

Ekuitas Awal 5.125.000.000

RK PPKD 180.000.000

Surplus (Defisit) - LO (145.000.000)

Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan/Kesalahan Mendasar

Ekuitas Akhir 5.160.000.000


Pemerintah Kota Angin Ribut

SKPD

Jurnal Penutup Akhir

Uraian Debit Kredit

RK PPKD Rp 180.000.000

Surplus (Defisit) - LO Rp 145.000.000

Ekuitas Rp 35.000.000
Pemerintah Kota Angin Ribut
SKPD PERJUANGAN
Neraca Saldo Akhir
Saldo
Kode Akun Uraian
Debit Kredit
1.1.1.02.01 Kas di Bendahara Penerimaan 0
1.1.1.03.01 Kas di Bendahara Pengeluaran 0
1.1.7.01.01 Persediaan ATK 5.000.000
1.3.2.04.01 Kendaraan Bermotor Penumpang 225.000.000
1.3.3.01.01 Bangunan Gedung Kantor 5.000.000.000
1.3.7.01.04 Akumulasi Penyusutan Alat Angkutan Darat Bermotor 20.000.000
1.3.7.02.01 Akumulasi Penyusutan Gedung 50.000.000
2.1.5.03.02 Utang Belanja Modal Peralatan dan mesin 0
3.1.1.01.01 Ekuitas 5.160.000.000
3.1.1.02.01 Surplus (Defisit) - LO 0
3.1.2.01.01 Estimasi Pendapatan 0
3.1.2.03.01 Apropriasi Belanja 0
3.1.2.05.01 Estimasi Perubahan SAL 0
3.1.3.01.01 RK PPKD 0
4.1.2.05.01 Pendapatan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah - LRA 0
5.1.1.01.01 Belanja Gaji Pokok 0
5.1.1.01.02 Belanja Tunjangan Keluarga 0
5.1.1.01.03 Belanja Tunjangan Jabatan 0
5.1.2.01.01 Belanja Alat Tulis Kantor 0
5.1.2.11.02 Belanja Makan dan Minum Rapat 0
5.2.2.04.02 Belanja modal pengadaan Kendaraan Bermotor Penumpang 0
8.1.2.05.01 Pendapatan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah - LO 0
9.1.1.01.01 Beban Gaji Pokok 0
9.1.1.01.02 Beban Tunjangan Keluarga 0
9.1.1.01.03 Beban Tunjangan Jabatan 0
9.1.2.01.01 Beban Alat Tulis Kantor 0
9.1.2.11.02 Beban Makan dan Minum Rapat 0
9.1.7.01.04 Beban Penyusutan Alat Angkutan Darat Bermotor 0
9.1.7.02.01 Beban Penyusutan Bangunan Gedung Tempat Kerja 0
TOTAL 5.230.000.000 5.230.000.000
Pemerintah Kota ANGIN RIBUT
SKPD PERJUANGAN
Neraca
Per 31 Desember 2015

URAIAN 2015
ASET
ASET LANCAR
Kas di Bendahara Pengeluaran 0
Sewa Dibayar Dimuka
Persediaan ATK 5.000.000
Jumlah Aset Lancar 5.000.000
ASET TETAP
Kendaraan 225.000.000
Gedung dan Bangunan 5.000.000.000
Jalan, Irigasi, dan Jaringan 0
Aset Tetap Lainnya 0
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap (70.000.000)
Jumlah Aset Tetap 5.155.000.000
JUMLAH ASET 5.160.000.000
KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek 0

JUMLAH KEWAJIBAN 0

EKUITAS
Ekuitas 5.160.000.000

JUMLAH EKUITAS 5.160.000.000


JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 5.160.000.000
Menyusun CALK
Calk meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang
tertera dalam LRA, LO, LPE, dan Neraca. Hal-Hal yang diungkapan
di dalam CALK antara lain:

a. Informasi umum tentang entitas pelaporan dan entitas akuntansi.


b. Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro.
c. Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan
berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian
target.
d. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas
transaksi-transaksi dan kejadian –kejadian penting lainnya. Rincian
dan lembar penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada
lembar muka laporan keuangan.
PMDN 64/2013 –CaLK SKPD
Bab I Pendahuluan
1.1 Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan SKPD
1.2 Landasan hukum penyusunan laporan keuangan SKPD
1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan SKPD
Bab II Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan SKPD
2.1 Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan SKPD
2.2 Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan

Bab III Penjelesan pos-pos laporan keuangan SKPD


3.1 Rincian dari penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan keuangan Pemda

3.1.1 Pendapatan
3.1.2 Beban
3.1.3 Belanja
3.1.4 Aset
3.1.5 Kewajiban
3.1.6 Ekuitas Dana
3.2 Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan
basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas,
untuk entitas akuntansi/entitas pelaporan yang rnenggunakan basis akrual pada Pemda.

Bab IV Penjelasan atas informasi-informasi non keuangan Pemda


Bab V Penutup
Laporan Keuangan PPKD
Mekanisme dan prosedur penyusunan
laporan keuangan PPKD pada
dasarnya sama seperti mekanisme
penyusunan dan prosedur penyusunan
laporan keuangan SKPD.
Dari 7 laporan keuangan yang wajib terdapat
dalam PP 71 tahun 2010, terdapat 5 laporan
keuangan yang dibuat oleh SKPD sebagai
entitas akuntansi yang meliputi :
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2. Neraca.
3. Laporan Operasional (LO).
4. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) dan
5. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK).
Pihak-pihak terkait dalam prosedur
penyusunan laporan keuangan adalah :
1. Fungsi akuntansi PPKD.
2. PPKD.
Laporan keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan Konsolidasi adalah laporan keuangan


gabungan dari seluruh laporan keuangan PPKD dan seluruh
laporan Keuangan SKPD. Menjadi laporan keuangan entitas
tunggal pemerintah daerah. Laporan keuangan ini disusun
oleh PPKD yang dalam hal ini bertindak mewakili
pemerintah daerah .
PPKD
(SEBAGAI KANTOR LAPORAN
PUSAT SEBAGAI KEUANGAN
KONSOLIDATOR KONSOLIDASIAN

PPKD
SKPD SEBAGAI
Kantor Cabang ENTITAS
AKUNTANSI
Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah
menggabungkan/mengonsolidasikan laporan keuangan dari
seluruh skpd dengan ppkd.
Proses penyusunan laporan keuangan konsolidasi ini terdiri
dari atas dua tahap utama, yakni tahap penyusunan kertas
kerja ( work sheet) konsolidasi dan tahap penyusunan
laporan keuangan gabungan pemerintah daerah sebagai
entitas pelaporan
LRA PEMDA

NERACA SAL PEMDA


SALDO
SETELAH
PEMYESUAIAN LO PEMDA

NERACA WORKSHEET LPE PEMDA


SALDO KONSOLIDASI
SETELAH
PENYESUAIAN
NERACA

JURNAL
ELIMINASI CALK PEMDA
5. PELAPORAN (LAPORAN KEUANGAN)

Kode Uraian Akun


Akun
1 Aset
2 Kewajiban
3 Ekuitas
4 Pendapatan-LRA
5 Belanja
LAK
6 Transfer
7 Pembiayaan LP SAL
8 Pendapatan-LO
9 Beban
88
KONSOLIDASI
LAPORAN KEUANGAN
PENDAHULUAN
Laporan keuangan konsolidasi adalah laporan
keuangan gabungan dari seluruh laporan keuangan
PPKD dan laporan keuangan SKPD menjadi satu
laporan keuangan entitas tunggal, dalam hal ini
adalah laporan keuangan pemda sebagai entitas
pelaporan. Laporan keuangan konsolidasi ini disusun
oleh PPKD yang dalam hal ini bertindak mewakili
pemda sebagai konsolidator. Laporan konsolidasi ini
dibuat karena Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
(SAPD) dibangun dengan arsitektur pusat dan cabang
(Home Office – Branch Office). PPKD bertindak sebagai
kantor pusat, sedangkan SKPD bertindak sebagai
kantor cabang.
JURNAL ELIMINASI

Uraian Debit Kredit

RK-PPKD xxx

RK-SKPD xxx
KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN

Setiap entitas menyajikan komponen-komponen laporan


keuangan tersebut kecuali :
•LAK yang hanya disajikan oleh entitas yang mempunyai
fungsi perbendaharaan umum;
•Laporan Perubahan SAL yang hanya disajikan oleh
Bendahara Umum Negara/Daerah dan entitas pelaporan
yang menyusun laporan keuangan konsolidasiannya.
(Par 15)
LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Tetap diperlukan untuk memenuhi


kewajiban pemerintah yang diatur
dalam peraturan perundangan
(statutory)
LAPORAN PERUBAHAN SAL
Laporan Perubahan SAL menyajikan secara komparatif
dengan periode sebelumnya pos-pos berikut:
a. Saldo Anggaran Lebih awal;
b. Penggunaan Saldo Anggaran Lebih;
c. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun
berjalan;
d. Koreksi Kesalahan Pembukuan tahun Sebelumnya; dan
e. Lain-lain;
f. Saldo Anggaran Lebih Akhir.
(Par 41)
NERACA

Neraca menggambarkan posisi


keuangan pemerintah mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas dana pada
tanggal tertentu.
LAPORAN ARUS KAS

 Menyajikan informasi mengenai sumber,


penggunaan, perubahan kas dan setara kas
pada tanggal pelaporan.
 Disajikan oleh entitas yang mempunyai
fungsi perbendaharaan umum (Par 15)
 Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan
berdasarkan aktivitas operasi, investasi,
pendanaan, dan transitoris (Par 90)
LAPORAN OPERASIONAL

Merupakan Laporan yang menyajikan pos-pos


sebagai berikut:
a) Pendapatan-LO dari kegiatan operasional;
b) Beban dari kegiatan operasional ;
c) Surplus/defisit dari Kegiatan Non Operasional, bila
ada;
d) Pos luar biasa, bila ada;
e) Surplus/defisit-LO.
(Par 92)
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Merupakan Laporan yang menyajikan pos-pos:
a) Ekuitas awal;
b) Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan;
c) Koreksi-koreksi yang langsung menambah/ mengurangi ekuitas,
yang antara lain berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan
oleh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan
mendasar, misalnya: koreksi kesalahan mendasar dari
persediaan yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan
perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap.
d) Ekuitas akhir.
(Par 101)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam LRA,


Laporan Perubahan SAL, Neraca, LO, LAK, dan LPE
harus mempunyai referensi silang dengan informasi
terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan
atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos
yang disajikan dalam LRA, Laporan Perubahan SAL,
Neraca, LO, LAK, dan LPE.

(Par 105 & 106)


PENGAKUAN ASET
 Aset diakui pada saat potensi ekonomi masa
depan diperoleh dan mempunyai nilai yang
dapat diukur dengan andal;
 Aset dalam bentuk piutang diakui ketika hak
klaim untuk mendapatkan arus kas masuk
atau manfaat ekonomi lainnya dari entitas
lainnya telah atau tetap masih terpenuhi,dan
nilai klaim tersebut dapat diukur atau
diestimasi
 Aset dalam bentuk kas yang diperoleh
pemerintah titik pengakuannya memerlukan
pengaturan yang lebih rinci
100
PENGAKUAN KEWAJIBAN
 Kewajiban diakui pada saat dana
pinjaman diterima atau pada saat
kewajiban timbul

101
KLASIFIKASI BELANJA
Laporan Realisasi Anggaran DAN13/2006
PERMENDAGRI BEBAN Laporan Operasional
Belanja Operasi Belanja Tidak Langsung Beban
Belanja Pegawai Belanja Pegawai Beban Pegawai
Belanja Barang Belanja Bunga Beban Persediaan
Belanja Bunga Belanja Subsidi Beban Jasa
Belanja Subsidi Belanja Hibah Beban Pemeliharaan
Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Beban Perjalanan Dinas
Belanja Bagi Hasil kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Bantuan Sosial Pemerintahan Desa Beban Bunga
Belanja Modal Belanja Bantuan Keuangan Beban Subsidi
Belanja Tak Terduga Belanja Tidak Terduga Beban Hibah
Transfer Belanja Langsung Beban Bantuan Sosial
Transfer/Bagi Hasil ke Desa Belanja Pegawai Beban Penyusutan
Belanja Barang dan Jasa Beban Transfer
Belanja Modal Beban Lain-Lain
Pos Luar Biasa
Beban Luar Biasa

102
• Pendapatan LRA diakui pada saat
Bendahara Pengeluaran menerbitkan
Pengakuan STS dan menyetorkannya ke Bank
Jabar

• Pendapatan LRA dicatat sebesar STS yang


disetorkan bendahara penerimaan ke Bank
Pengukuran Jabar berdasarkan tarif yang telah
ditetapkan

•Pendapatan LRA disajikan sesuai dengan kode akun di PP 71


tahun 2010
Penyajian dan •Konversi pendapatan versi Permendagri 13 tahun 2006 ke versi
Pengungkapan SAP dituangkan dalam CALK
•CALK juga menyajikan besaran restitusi pendapatan pda
tahun berjalan
104
KEBIJAKAN AKUNTANSI BELANJA
105

• Belanja LS diakui pada saat terbitnya SP2D LS dan telah dicairkan


oleh Bank Jabar
Pengakuan • Belanja UP/GU/TU diakui berdasarkan pengesahan SPJ oleh BUD
• Belanja Gaji diakui pada saat terbitnya SP2D Gaji dan telah
dicairkan oleh Bank Jabar

• Belanja diakui secara bruto berdasarkan dokumen pengeluaran


Pengukuran kas yang telah sah
• Potongan harga/diskon atas belanja tidak mengurangi belanja
yang bersangkutan dan dicatat sebagai pendapatan

• Penyajian belanja dalam LRA mengacu pada PP 71 Tahun 2010


Penyajian • Konversi belanja versi Permendagri 13 Tahun 2006 vs PP 71
tahun 2010 disajikan dalam CALK
106

Puput Tri Komalasari


107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133

Puput Tri Komalasari


134
135
136
137
138
139
140
141
142
KOMITMEN MUTU
DEFINISI ASET TETAP
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa
manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan atau dimaksudkan
untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum.

Kriteria yang harus dipenuhi:


1. Berwujud
2. Masa manfaat lebih dari 12 bulan
3. Biaya perolehan dapat diukur secara handal
4. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal
entitas
5. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan
KLASIFIKASI ASET TETAP

Klasifikasi aset tetap :


1. Tanah
2.Peralatan dan Mesin
3. Gedung dan Bangunan
4.Jalan, Irigasi dan Jaringan
5. Aset Tetap Lainnya
6.Konstruksi dalam Pengerjaan
PENGAKUAN ASET TETAP

Pengakuan aset tetap ditandai dengan telah


diterimanya atau diserahkannya hak
kepemilikan atas aset tetap dan atau pada saat
penguasaannya berpindah
PENGUKURAN ASET TETAP

Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Biaya perolehan merupakan


jumlah kas atau setara kas yang telah dan yang masih wajib dibayarkan
atau nilai wajar imbalan lain yang telah dan yang masih wajib diberikan
untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi
sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap
untuk dipergunakan.

Apabila tidak memungkinkan menggunakan biaya perolehan maka


digunakan nilai wajar pada saat perolehan. Nilai wajar adalah nilai tukar
aset atau penyelesaian kewajiban antar pihak yang memahami dan
berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.
KAPITALISASI

Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset


tetap yang memperpanjang masa manfaat atau
yang kemungkinan besar memberi manfaat
ekonomi di masa yang akan datang dalam bentuk
kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar
kinerja yang harus ditambahkan pada nilai tercatat
aset yang bersangkutan.
PENGHENTIAN DAN PELEPASAN
ASET TETAP

Penghentian dan pelepasan aset dapat disebabkan


karena pemusnahan, pemindahtanganan atau sebab lain
seperti terbakar, dicuri dsb.

Pencatatan transaksi penghentian dan pelepasan aset


tetap dilakukan ketika telah terbit SK Kepala Daerah
tentang Penghapusan Barang Milik Daerah
KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

Konstruksi dalam pengerjaan adalah aset-aset tetap yang


sedang dalam proses pembangunan.

Suatu aset berwujud harus diakui sebagai Konstuksi Dalam


Pengerjaan, jika :
1. Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang
akan datang berkaitan dengan aset tersebut akan diperoleh
2. Biaya perolehan tersebut dapat diukur secara handal
3. Aset tersebut masih dalam proses pengerjaan
Soal KDP:
Pada tahun 2015, Dinas Perindag membangun pasar yang
direncanakan selesai dalam satu tahun. Nilai kontrak adalah
Rp.5.000.000.000,00. Pada bulan september terjadi
bencana alam yang mengakibatkan pembangunan terhenti
beberapa saat. Akibatnya pembangunan pasar tidak dapat
selesai di akhir tahun 2015. pada tanggal 24 Desember 2015
dilakukan pemeriksaan fisik kemajuan pekerjaan. Panitia
pemeriksa barang menyatakan bahwa fisik pekerjaan telah
selesai 80% dalam Berita Acara Pemeriksaan tanggal 24
Desember 2105. Pada tanggal 27 desember 2015 dibayar
sebesar Rp.4.000.000.000,00 menggunakan SP2D LS.

Buatlah jurnalnya
Jurnal KDP
24 KDP 4.000.000.000
des Utang Belanja Barang dan
Jasa 4.000.000.000

27 Belanja Modal Gedung dan


des Bangunan 4.000.000.000
Est Perubahan SAL 4.000.000.000

Utang Belanja Barang dan


Jasa 4.000.000.000
RK PPKD 4.000.000.000
Soal Kapitalisasi

Pada tanggal 5 Oktober 2015, Dinas Pertanian


melakukan renovasi gedung sehingga
menambah umur manfaat gedung dengan
nilai realisasi sebesar Rp.50.000.000,00. Nilai
perolehan gedung tersebut sebesar
Rp.300.000.000,00. batasan kapitalisasi dalam
kebijakan akuntansi sebesar 10% dari nilai
perolehan gedung.

Buatlah jurnalnya
Jurnal Kapitalisasi

Bangunan Gedung Kantor 50.000.000


RK PPKD 50.000.000

Belanja Modal Pengadaan 50.000.000


Bangunan Gedung Kantor
Est Perubahan SAL 50.000.000
Soal Perolehan Aset

Pada tanggal 3 Mei 2015, Dinas Perindag membeli 4 unit


laptop seharga Rp.10.000.000,00 per unit dengan bukti
Berita Acara Serah Terima. Pada tanggal 6 Mei 2015,
dibayar melalui SP2D LS.

Buatlah jurnalnya
Jurnal Perolehan
Laptop 40.000.000
Utang Belanja Modal Pengadaan
Peralatan Mesin 40.000.000

Utang Belanja Modal Pengadaan Peralatan


Mesin 40.000.000
RK PPKD 40.000.000

Belanja Modal Pengadaan Laptop 40.000.000


Est Perubahan Sal 40.000.000
Soal Pelepasan Aset

Pada tanggal 30 Desember 2015, berdasarkan SK


Penghapusan BMD, Pemda menghapus satu buah sepeda
motor karena rusak parah. Sepeda motor tersebut dibeli
pada tanggal 5 Januari 2010 seharga Rp.15.000.000,00.
Akumulasi Penyusutan hingga tanggal 30 Desember 2015
tercatat sebesar Rp 12.000.000,00.

Buatlah jurnalnya
Jurnal Penghentian Aset

Akumulasi penyusutan alat


angkutan darat bermotor 12.000.000

defisit penghentian aset


peralatan dan mesin – LO 3.000.000

Kendaraan Bermotor
Beroda dua 15.000.000
158
KOMITMEN MUTU
PENYUSUTAN ASET TETAP
Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai
D suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable
E assets) selama masa manfaat aset yang
bersangkutan.
F Penyusutan merupakan penyesuaian nilai yang terus
menerus sehubungan dengan penurunan kapasitas
I suatu aset, baik penurunan kualitas, kuantitas,
maupun nilai. Penurunan kapasitas terjadi karena
N aset digunakan dalam operasional suatu entitas.

I Penyusutan dilakukan dengan mengalokasikan biaya


perolehan suatu aset menjadi beban penyusutan
S secara periodik sepanjang masa manfaat aset.
Tanah dan Konstruksi Dalam Pengerjaan merupakan
I dua jenis aset tetap yang tidak disusutkan.
Metode Penyusutaan Berdasarkan PP 71/2010

Garis Lurus (Straight


Line Method)

Saldo Menurun Ganda (Double


Declining Balance Method)

Unit Produksi (Unit of


Production Method).
Beban Penyusutan =
(Harga Perolehan – Estimasi Nilai Sisa)
Estimasi Masa Manfaat

Ilustrasi:
Harga sebuah printer adalah Rp5.000.000,00. Diestimasikan
bahwa printer ini dapat digunakan dengan baik selama 3
tahun dengan kemampuan mencetak 100.000 lembar
kertas. Setelah masa manfaatnya habis, printer tersebut
diharapkan dapat terjual dengan harga Rp500.000 (estimasi
nilai sisa). Jika printer ini disusutkan menggunakan metode
garis lurus, maka besarnya beban penyusutan adalah
=(Rp5.000.000,00 – Rp500.000,00)
3 tahun
= Rp1.500.000,00 per tahun
Beban Penyusutan =
100 % x 2 x harga perolehan
Estimasi masa manfaat aset

Tahun % Penyusutan Akumulasi Nilai Buku


ke Penyusutan Penyusutan

0 0 0 5.000.000
1 66,67% 3.333.333 3.333.333 1.666.667
2 66,67% 1.111.111 4.444.444 555.556
3 66,67% 55.556 4.500.000 500.000
Beban Penyusutan =
(Harga Perolehan – Estimasi Nilai Sisa)
Estimasi Jumlah Produksi)
x Jumlah Produksi Setahun

Ilustrasi :
Dengan menggunakan ilustrasi yang sama dengan
sebelumnya dengan tambahan informasi bahwa tahun
ke-1 mencetak 50.000 lembar, tahun ke-2 30.000 lembar,
dan tahun ke-3 20.000 lembar, maka depresiasi tahun
pertama adalah :
Beban Penyusutan :
Rp 5.000.000 – Rp 500.000 x 50.000 lbr = Rp 4.750.000
100.000 lembar
Amortisasi

• Amortisasi adalah alokasi yang sistematis


atas nilai suatu aset tetap tidak berwujud
yang dapat disusutkan selama masa
manfaat aset yang bersangkutan.
• Nilai amortisasi untuk masing-masing
periode diakui sebagai pengurang nilai
tercatat aset tetap tidak berwujud dalam
neraca dan beban amortisasi dalam
laporan operasional.
Ilustrasi :
Dinas Pertanian ABC memiliki hak paten atas pupuk
organik yang dikembangkannya. Nilai perolehan hak
paten tersebut adalah Rp40.000.000,00 untuk masa 40
tahun. Beban amortisasi ditentukan menggunakan
metode garis lurus. Maka jurnal yang dibuat setiap
tahun adalah Rp 40.000.000/40 tahun adalah Rp
1.000.000
Jurnal untuk mengakui transaksi ini adalah sbb :
Tgl No Rek Kode Rek Uraian Debit Kredit
30 Des xxx 9.1.7.04.04 Beban Amortisasi Paten 1.000.000
20xx
1.5.3.06.04 Akumulasi
Amortisasi Paten 1.000.000
Latihan menghitung beban penyusutan
Pada tgl 31 Des 2015, dilakukan penyusutan gedung dengan metode garis lurus.
KEL I

Gedung dibeli pada tgl 2 Jan 2015 dng nilai perolehan Rp 375.000.000. Nilai sisa
sebesar Rp 25.000.000 dan umur ekonomis gedung adalah 20 tahun.

Pada tgl 31 Des 2015, dilakukan penyusutan untuk mesin fotocopy dengan metode
KEL II

saldo menurun ganda. Mesin fotocopy dibeli pd tgl 3 Jan 2015 dengan nilai
perolehan Rp 15.000.000. Nilai sisa sebesar Rp 1.600.000 dan umur ekonomis
mesin adalah 10 tahun.

Pada tgl 31 Des 2015, dilakukan penyusutan untuk mobil Sedan Dinas dengan
KEL III

metode unit produksi. Mobil dibeli pada tgl 2 Januari 2015 dengan nilai perolehan
Rp 250.000.000 dan nilai sisa Rp 10.000.000. Selama tahun 2015, jumlah
kilometernya 40.000 dengan masa manfaat total 400.000 Km.

Pada tgl 31 Des 2015, dilakukan penyusutan untuk seperangkat komputer dengan
KEL IV

metode garis lurus. Seperangkat komputer dibeli pada tgl 1April 2015 dengan
nilai oerolehan Rp 100.000.000 dan nilai sisa Rp 10.000.000. Masa manfaat
komputer diestimasi selama 10 tahun.
JAWABAN
1. Beban Penyusutan =
375.000.000 - 25.000.000 = 17.500.000
20
2. Beban Penyusutan =
100% x 2 x 15.000.000 = 3.000.000
10
3. Beban Penyusutan =
250.000.000 – 10.000.000 x 40.000 = 24.000.000
400.000
4. Beban Penyusutan =
100.000.000 – 10.000.000 x 9 = 6.750.000
10 12
ASET LAINNYA
Aset Lainnya merupakan aset pemerintah
daerah yang tidak dapat diklasifikasikan
sebagai aset lancar, investasi jangka panjang,
aset tetap dan dana cadangan

Dalam Bagan Akun Standar, aset lainnya diklasifikasikan


sebagai berikut:

Tagihan Jangka Panjang Tagihan Penjualan Angsuran


Tuntutan Ganti Kerugian Daerah
Kemitraan Dng Pihak ke III Sewa, Kerjasama Pemanfaatan, Bangun
Guna Serah, Bangun Serah Guna
Aset Tidak Berwujud Goodwill, Lisensi dan Frenchise, Hak
Cipta, Paten, Aset Tidak Berwujud lainnya
Aset Lain-lain Aset Lain-lain
DOKUMEN YANG DIGUNAKAN

URAIAN DOKUMEN
Tagihan Jang. Tagihan Penjualan Angsuran : Kontrak/Perjanjian
Panj a. Penjualan Kend. Perorangan Penjualan secara angsuran/
Dinas kepada Kepala Daerah BA Penjualan/yang
b. B. Penjualan rumah Gol III dipersamakan
Tuntutan Ganti Kerugian Daerah Keputusan pembebanan
dan/atau dokumen yg
dipersamakan
Kemitraan Sewa Kontrak/Perjanjian-Sewa/yg
dng Pihak III dipersamakan
Kerjasama Pemanfaatan Kontrak/PK-
Pemanfaatan/dok yg
dipersamakan
Bangun Guna Serah (BOT) Idem dan BOT
Bangun Serah Guna (BTO) Idem dan BOT & BAST
Aset Lain-lain Restricted Cash Per-KDH/SP2D/Dok yg
dipersamakan.
DOKUMEN YANG DIGUNAKAN

URAIAN DOKUMEN
Aset Tidak Lisensi dan Frenchise Surat/Ijin dari pemegang
Berwujud HAKI/Dok yg dipersamakan
Hak Cipta HAKI/Dok yang dipersamakan
Paten HAKI/Dok yang dipersamakan
Aset Tidak Berwujud Lainnya Dokumen menyesuaikan
Aset Lain-lain Barang Rusak dalam Proses Surat Usulan
Penghapusan Penghapusan/Dokumen yang
dipersamakan
Hasil Pemeriksaan atas LKPD
menunjukkan peningkatan
prosentase opini WTP. Hal tersebut
menggambarkan adanya perbaikan
entitas pemerintah daerah dalam
menyajikan laporan keuangan yang
wajar sesuai prinsip akuntansi yang
berlaku. Penyajian laporan
keuangan yang wajar merupakan
gambaran dan hasil dari
pengelolaan keuangan yang lebih
baik.
• Pemerintah daerah belum melakukan langkah-langkah
optimal untuk konversi laporan keuangan tahun 2014 dari
basis kas menjadi basis akrual

• aset tetap yang belum tuntas di inventarisasi dan dilakukan


penilaian menyulitkan penyusunan laporan akuntansi
berbasis akrual  akan berdampak pada laporan
operasional (contoh kapitalisasi aset tetap dan penyusutan )

• Konsep pengakuan pendapatan dan beban basis akrual


belum dipahami secara baik oleh pemerintah daerah (contoh
pengakuan pendapatan dan piutang pajak daerah/PBB/PKB)
• Kesiapan Regulasi: belum seluruh PEMERINTAH
DAERAH memiliki/menerbitkan Peraturan Kepala Daerah
(Perkada) tentang Kebijakan Akuntansi dan Perkada tentang
Sistem Akuntansi Berbasis Akrual berdasarkan Permendagri
Nomor 64 tahun 2013

• Kesiapan sistem dan sarana pendukung: belum


seluruh PEMERINTAH DAERAH didukung oleh tata kelola
keuangan berbasis teknologi informasi (contoh : memiliki
aplikasi Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah)

• Kesiapan SDM aparatur: Belum seluruh PEMERINTAH


DAERAH memiliki tenaga pengelola keuangan yang memiliki
kompetensi akuntansi (D3 Akuntansi, sertifikat Akuntansi
Pemerintah dari IAI, dsb)
BPK melakukan pemeriksaan atas
penerapan akuntansi berbasis akrual
pada Pemerintah Daerah
sejak tahun 2015
Pemerintah Daerah harus menyajikan LK TA 2015
secara komparatif dengan LK tahun sebelumnya
yang telah dikonversi menjadi basis akrual.

apabila tidak disajikan secara komparatif maka


BPK akan memberi opini selain WTP

• Opini WTP LKPD Provinsi ???? Naik ataukah Turun (Brp %),
• opini WTP LKPD Kabupaten/Kota ???? Naik ataukah Turun (Brp %)
176
• Kesiapan Regulasi: Kemendagri harus meningkatkan sosialisasi
penerapan laporan keuangan berbasis akrual, melakukan evaluasi
dan monitoring kesiapan penerbitan Peraturan Kepala Daerah
(Perkada) tentang Kebijakan Akuntansi dan Perkada tentang Sistem
Akuntansi Berbasis Akrual

• Kesiapan sistem dan sarana pendukung: pemerintah daerah


harus menyiapkan perangkat sistem aplikasi berbasis akrual

• Kesiapan SDM aparatur: pemerintah daerah menyiapkan SDM


yang memahami akuntansi baik yang menyusun laporan keuangan
maupun yang melakukan reviu. Pemerintah pusat perlu memberikan
asistensi secara intensif.

• Percepatan Inventarisasi BMD: Kemendagri , BPKP, Kemenkeu


membantu Pemda untuk percepatan penyelesaian Inventarisasi BMD
TERIMA KASIH

WASSALAM
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai