Anda di halaman 1dari 27

Case report

hordeolum internum

Disusun oleh :
Sarah tri wahyuni
1102013264

Pembimbing :
Kol (Purn) dr. Dasril Dahar, Sp.M
Mayor CKM dr. Leidina R, Sp.M
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. W
Umur : 68 Tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Ceger
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMP
Tgl. Pemeriksaan : 26 Februari 2018
ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis pada tanggal 26 Februari 2018
Keluhan Utama : Kelopak mata kiri bagian bawah bengkak

Riwayat penyakit sekarang :


Pasien datang ke poliklinik mata RS TK.II Moh. Ridwan Meuraksa
dengan keluhan bengkak pada kelopak mata kiri bagian bawah bengkak dan
kemerahan sejak 1 hari yang lalu, pasien mengatakan sebelumnya pasien
begadang dan sering mengucek mata sehingga keesokan harinya mata
bengkak. keluhan dirasakan nyeri saat disentuh terasa sedikit gatal, mata
pegal dan tidak nyaman seperti mengganjal, mata terasa berair, mata terasa
silau saat melihat disangkal, keluhan baru pertama kali dirasakan pasien.
pasien saat ini menggunakan kaca mata hanya saat membaca.
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Pasien tidak memiliki riwayat penyakit Diabetes Melitus
• Pasien memiliki riwayat hipertensi
• Pasien tidak memiliki riwayat trauma pada mata
• Pasien tidak memiliki riwayat alergi dan asma

Riwayat Penyakit Keluarga :


• Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki riwayat penyakit serupa.

Riwayat Obat-obatan :
• Pasien tidak sedang menggunakan obat tetes mata dalam jangka waktu lama.
• Pasien tidak mengkonsumsi obat untuk sakit matanya saat ini.

Riwayat Operasi :
• Pasien tidak pernah operasi mata sebelumnya.
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum : Baik
• Kesadaran : compos mentis
• Kesan sakit : ringan - sedang

Tanda Vital:
• Tekanan darah : 130/90 mmHg
• Nadi : 84 x/ menit
• Pernapasan : 20 x/ menit
• Suhu : 36.6 OC

• Status Generalis : dalam batas normal.


Pemeriksaan oftalmologi
Okuli Dekstra Okuli Sinistra
Visus VOD: 6/10 VOS: 6/10
Muscle Balance Orthotropia
Gerakan Bola Mata Normal ke segala arah Normal ke segala arah

Palpebra Superior Nyeri tekan -, Edema -, Entropion -, ektropion -, Nyeri tekan -, Edema -, Entropion -, ektropion -,
lagoftalmus -, ptosis -, blefarospasme -, hordeolum -, lagoftalmus -, ptosis -, blefarospasme -, hordeolum -,
kalazion -, kalazion -,

Palpebra Inferior Nyeri tekan -, edema -, Entropion -, ektropion -, Nyeri tekan +, edema +, Entropion -, ektropion -,
lagoftalmus -, ptosis -, blefarospasme -, hordeolum -, lagoftalmus -, ptosis -, blefarospasme -, hordeolum +,
kalazion -, kalazion -,

Silia Trikiasis (-) Trikiasis (-)


App. Lakrimal Punctum terbuka, sumbatan (-) Punctum terbuka, sumbatan (-)
Konjungtiva Tarsal Superior Hiperemis -, corpal -, folikel -, papil - Hiperemis -, corpal -, folikel -, papil -

Konjungtiva Tarsal Inferior Hiperemis -, corpal -, folikel -, papil - Hiperemis -, corpal -, folikel -, papil -

Konjungtiva Bulbi Tenang, injeksi -, Perdarahan subkonjungtiva -, Tenang, injeksi -, Perdarahan subkonjungtiva -,
Pterigium -, Pinguekula -, Nevus pigmentosus -, Kista Pterigium -, Pinguekula -, Nevus pigmentosus -, Kista
Kornea Jernih, edema -, permukaan licin, Jernih, edema -, permukaan licin,
pterigium -, sensibilitas baik, pterigium -, sensibilitas baik,
arcus senilis +, ulkus -, infiltrat -, arcus senilis +, ulkus -, infiltrat -,
perforasi -, edema - perforasi -, edema -
COA Jernih, kedalaman sedang, hifema , Jernih, kedalaman sedang, hifema ,
hipopion -, efek tyndall - hipopion -, efek tyndall -

Pupil Bulat, isokor Bulat, isokor


Diameter ±2 mm ±2 mm
RC Direk/Indirek +/+ +/+
Iris Warna coklat, sinekia (-). kriptae Warna coklat, sinekia (-), kriptae
jelas, koloboma - jelas, koloboma -

Lensa Letak ditengah, bulat, keruh, Letak ditengah, bulat, keruh,


Shadow test (-) Shadow Test (-)
Visus : VOD = 6/10
VOS = 6/10
Tonometer palpasi : TIO OD=OS dalam batas normal
Tonometer Schiotz : tidak dilakukan
Tonometer Aplanasi goldmann : tidak dilakukan
Tes konfrontasi : lebih sempit dari pemeriksa
• Resume
Pasien perempuan 68 tahun datang ke poliklinik mata RS TK.II
Moh. Ridwan Meuraksa dengan keluhan palpebra inferior sinistra
edema +, eritema +, sejak 1 hari yang lalu, nyeri saat ditekan +,
gatal +, mengganjal +, gangguan visus + sebelum keluhan ini
dirasakan, epifora +, riwayat hipertensi +, pemeriksaan fisik dalam
batas normal, status lokalis mata terdapat massa berupa benjolan
kemerahan di medial palpebra inferior sinistra sebesar +- 0,5 cm,
eritema, pain, epifora, massa ke arah kelopak mata dalam.
• Pemeriksaan visus didapatkan VODS = 6/10
• Tonometer palpasi = TIO ODS dalam batas normal.
• V. Diagnosis
OS Hordeolum Interna

• VI. Diagnosis Banding


OS Hordeolum eksterna
OS Kalazion

• VII. Penatalaksanaan
Kompres hangat 4 kali sehari selama minimal 10 menit
Bersihkan kelopak mata secara teratur, dan jangan mengucek mata
Antibiotik Oral amoxicilin tablet 500 mg 3x1 tablet
Cendo xitrol 3x1 tetes OS.
VIII. Prognosis
OD OS
• Quo ad vitam ad bonam ad bonam
• Quo ad Functionam ad bonam ad bonam
• Quo ad Sanactionam bonam bonam
• Quo ad Visam bonam bonam
Anatomi dan Fisiologi Kelopak Mata
Palpebra/ kelopak mata  lipatan
tipis kulit, otot, dan jaringan
fibrosa yang berfungsi melindungi
struktur-struktur jaringan mata,
serta mengeluarkan sekresi
kelenjar yang membentuk film air
mata disepan kornea
 alat menutup mata yang
berguna untuk melindungi bola
mata terhadap trauma, trauma
sinar, dan pengeringan bola mata
Palpebra terdiri beberapa bagian, yaitu :
• Kelenjar  kelenjar sebasea, kelenjar Moll
atau kelenjar keringat, kelenjar Zeis pada
pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada
tarsus.
• Otot M. orbikularis okuli yang berjalan
melingkar didalam kelopak mata atas dan
bawah, dan terletak dibawah kulit kelopak, f/
menutup bola mata yang dipersarafi oleh
N.fasial.
M.levator palpebra Bagian kulit tempat insersi
M.levator palpebra terlihat sebagai sulkus
palpebra. Otot ini dipersarafi oleh N.III yang f/u/
mengangkat kelopak mata atau membuka mata.
• Tarsus jaringan ikat dengan kelenjar
didalamnya atau kelenjar Meibom yang
bermuara pada margo palpebra.
• Septum orbitajaringan fibrosis yang berasal
dari rima orbita merupakan pembatas isi orbita
dengan palpebra superior
Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae adalah a. Palpebra.
Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal
nervus V, sedang kelopak mata bawah oleh cabang kedua nervus V
Definisi
Hordeoluminfeksi/peradangan pada kelenjar di tepi kelopak
mata bagian atas maupun bagian bawah yang disebabkan oleh
bakteri, biasanya oleh kuman Stafilokokus (Staphylococcus
aureus).

Bila kelenjar Meibom yang terkena, timbul pembengkakan besar


yang hordeolum interna.
hordeolum eksterna yang lebih kecil dan lebih superfisial 
infeksi kelenjar Zeiss atau Moll.
Hordeolum Eksternum
 infeksi kelenjar sebaceous dari Zeis di dasar bulu
mata/infeksi pada kelenjar keringat apokrin dari
Moll.
Hordeolum eksternum terbentuk pada bagian luar
palpebra dan dapat dilihat sebagai benjolan merah kecil.

Hordeolum Internum
 infeksi pada kelenjar sebaceous meibom yang
melapisi bagian dalam kelopak mata.
benjolan merah di bawah palpebra (pada konjunctiva
tarsalis) dan tampak dari luar sebagai bengkak dan
kemerahan. Hordeolum internum mirip dengan
chalazia, tetapi cenderung lebih kecil dan lebih
menyakitkan dan biasanya tidak menghasilkan
kerusakan permanen. ditandai dengan onset akut dan
biasanya pendek durasinya (7-10 hari tanpa pengobatan)
dibandingkan dengan chalazia yang kronis dan biasanya
tidak sembuh tanpa intervensi
• hordeolum eksternus benjolan ikut bergerak dengan pergerakan
kulit, benjolan menonjol ke arah kulit, dan bila mengalami supurasi
benjolan memecah sendiri ke arah kulit.
• hordeolum internus  benjolan tidak ikut bergerak dengan pergerakan
kulit, benjolan menonjol ke arah konjungtiva dan karena letaknya
dalam tarsus jarang memecah sendiri.
ETIOLOGI
Hordeolum merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Staphylococcus dan Streptoccocus pada kelenjar sebasea kelopak mata.
Staphylococcus aureus merupakan agent infeksi pada 90-95% kasus
hordeolum.
PATOFISIOLOGI
Staphyloco
ccus
aureus

Infeksi pada
kelopak inflamasi nyeri
mata

Pembentukan
Hordeolum Kelenjar Kelenjar Hordeolum
nanah dalam
internum meibom zeis/moll eksternum
lumen
kelenjar

Pembengka
kan kelopak
mata

Kelopak
mata sukar
dibuka
Gejala • Benjolan di kelopak mata atas atau bawah
• Pembengkakan • Pembengkakan lokal kelopak mata
• Rasa nyeri pada kelopak mata • Nyeri lokal kelopak mata
• Perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada • Kemerahan pada kelopak mata
kelopak mata
• Nyeri sentuh
• Riwayat penyakit yang sama
• Pengerasan kulit dari margo kelopak mata
• Sensasi terbakar di mata
Tanda
• Terasa berat pada kelopak mata
• Eritema
• Gatal pada bola mata
• Edema
• Iritasi pada mata
• Nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata
• sensitivitas cahaya
• Seperti gambaran absces kecil
• Tearing
• Ketidaknyamanan selama berkedip
GEJALA TAMBAHAN
• Sensasi benda asing di mata
Selain keluhan utama diatas hordeolum juga dapat
disertai dengan beberapa gejala tambahan, yaitu :
DIAGNOSIS BANDING
• Kalazion
 peradangan lipogranulomatosa kelenjar meibom yang
tersumbat. Pada kalazion terbentuk nodul pada palpebra
yang bersifat keras dan tidak nyeri.
dibedakan dari hordeolum karena tidak ada tanda-tanda
radang akut.

• Blefaritis
ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di
dalam kelenjar didekat kelopak mata
sering menganggap kelelahan pada mata, mata yang
berpasir, terasa silau juga tidak nyaman bila terkena
sinar matahari atau pada saat berada pada lingkungan
yang berasap, memberikan gambaran berupa mata
merah dan seperti ada benda asing di dalam mata.
PENATALAKSANAAN
Biasanya hordeolum dapat sembuh dengan sendiri dalam waktu 5-7
hari.8
Umum :
• Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit u/membantu drainase.
Lakukan dengan mata tertutup.
• Bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan sabun atau
sampo yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi.
• Jangan menekan atau menusuk hordeoluminfeksi yang lebih serius.
• Hindari pemakaian makeup pada mata, karena kemungkinan hal itu menjadi
penyebab infeksi.
• Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke kornea.
Obat
• Antibiotikbila dengan kompres hangat selama 24 jam tidak ada perbaikan, dan
bila proses peradangan menyebar ke sekitar daerah hordeolum.
• Antibiotik topikal.
Bacitracin/tobramicin salep mata diberikan setiap 4 jam selama 7-10 hari. Dapat
juga diberikan eritromicin salep mata untuk kasus hordeolum eksterna dan
hordeolum interna ringan.
• Antibiotik sistembila terdapat tanda-tanda bakterimia atau terdapat tanda
pembesaran kelenjar limfe di preauricular.
• Pada kasus hordeolum internum dengan kasus yang sedang-berat  cephalexin
atau dicloxacilin 500 mg per oral 4x/hari selama 7 hari. Bila alergi penisilin atau
cephalosporindiberikan clindamycin 300 mg oral 4 kali sehari selama 7 hari
atau klaritromycin 500 mg 2 kali sehari selama 7 hari.
Pembedahan
 Bila dengan pengobatan tidak berespon dengan
baik, u/untuk membuat drainase pada hordeolum.
• diberikan anestesi topikal dengan pantokain
tetes mata. Dilakukan anestesi filtrasi dengan
prokain atau lidokain di daerah hordeolum dan
dilakukan insisi yang bila:
 Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah
fluktuasi pus, tegak lurus pada margo palpebra.
Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar
dengan margo palpebra.
Setelah dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi
atau kuretase seluruh isi jaringan meradang di
dalam kantongnya dan kemudian diberikan salep
antibiotik
KOMPLIKASI
berupa mata kering, abses, dan selulitis palpebra yang merupakan radang jaringan
ikat jarang palpebra di depan septum orbita dan abses palpebra

PENCEGAHAN
• Jaga kebersihan wajah dan membiasakan mencuci tangan sebelum menyentuh
wajah agar hordeolum tidak mudah berulang. 1,5
• Usap kelopak mata dengan lembut menggunakan washlap hangat untuk
membersihkan ekskresi kelenjar lemak.
• Jaga kebersihan peralatan make-up mata agar tidak terkontaminasi oleh kuman.
• Gunakan kacamata pelindung jika bepergian di daerah berdebu.

Anda mungkin juga menyukai