Anda di halaman 1dari 22

POTENSI HIDROKARBON DI

KEPULAUAN ARU SELATAN

Kelompok 3
• Akbar Ryan 111.160.057
• Dwi Aji Disastra 111.160.064
• Ika Pramesti 111.160.103
• Maulani Rukya 111.160.119
• Nanang Ridho Saputro 111.160.147
• Algy Novalripahla Rizki 111.160.160
OUTLINE

• Pendahuluan & Latar Belakang


• Dasar Teori & Tinjauan Pustaka
• Metodologi
• Hasil Pembahasan
• Kesimpulan
Pendahuluan & Latar Belakang
Pendahuluan
Minyak dan gas bumi merupakan salah satu kebutuhan
manusia yang sangat penting. Kebutuhan manusia akan
minyak dan gas bumi memacu manusia untuk
mengembangkan teknologi-teknologi yang semakin modern
untuk memperoleh informasi tentang keberadaan cekungan-
cekungan minyak dan gas bumi. Maka, saat ini sangat banyak
metode eksplorasi dan eksploitasi untuk menemukan
lapangan-lapangan minyak baru yang potensial.
Migas (Minyak dan Gas Bumi) sering juga disebut hidrokarbon karena dalam
pembentukannya didominasi oleh senyawa dari unsur hidrogen dan karbon. Syarat yang
mutlak ada dalam keterdapatan akumulasi hidrokarbon yaitu (petroleum system). Wilayah
perairan Aru bagian selatan dan sekitarnya yang terletak di tepi timur Cekungan Palung
Aru, perairan Papua Selatan merupakan lokasi penelitiannya karena diduga sangat
berpotensi migas. Dengan menggunakan survei geofisika yaitu metode geomagnet, bisa
diperoleh data bawah pemukaan, baik di daratan maupun di perairan yang mendukung
dalam eksplorasi hidrokarbon di cekungan Palung Aru tersebut.
Latar Belakang
1. Kebutuhan manusia akan hidrokarbon khusunya minyak dan
gas bumi semakin meningkat

2. Indonesia terus melakukan perkembangan terhadap


eksplorasi hidrokarbon seperti hal nya penelitian yang
dilakukan untuk eksplorasi hidrokarbon di daerah Perairan
Kepulauan Aru Selatan, Papua Barat karena diduga berpotensi
dalam dunia migas.
3. Untuk mengetahui bagaimana potensi hidrokarbon di daerah
tersebut.
Dasar Teori & Tinjauan Pustaka
Dasar Teori
Metode Geomagnet adalah salah satu metode geofisika
yang digunakan untuk menyelidiki kondisi permukaan bumi
dengan memanfaatkan sifat kemagnetan batuan yang
diidentifikasikan oleh kerentanan magnet batuan.Metode ini
didasarkan pada pengukuran variasi intensitas magnetik di
permukaan bumi yang disebabkan adanya variasi distribusi
(anomali) benda termagnetisasi di bawah permukaan bumi.
Medan Magnet Bumi
Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis atau
disebut juga elemen medan magnet bumi (Gambar II.1), yang dapat diukur
yaitu meliputi arah dan intensitas kemagnetannya. Parameter fisis
tersebut meliputi :
•Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara
magnetik dengan komponen horizontal
yang dihitung dari utara menuju timur
•Inklinasi(I), yaitu sudut antara medan
magnetik total dengan bidang horizontal
yang dihitung dari bidang horizontal
menuju bidang vertikal ke bawah.
•Intensitas Horizontal (H), yaitu besar dari
medan magnetik total pada bidang
horizontal.
•Medan magnetik total (F), yaitu besar dari (Gambar II.1)
vektor medan magnetik total.
Koreksi Data Magnetik
Untuk memperoleh nilai anomali medan magnetik yang diinginkan,
maka dilakukan koreksi terhadap data medan magnetik total hasil
pengukuran pada setiap titik lokasi atau stasiun pengukuran, yang mencakup
koreksi harian, IGRF dan topografi.
1. Koreksi Harian
Koreksi harian (diurnal correction) merupakan penyimpangan nilai
medan magnetik bumi akibat adanya perbedaan waktu dan efek radiasi
matahari dalam satu hari. Waktu yang dimaksudkan harus mengacu atau
sesuai dengan waktu pengukuran data medan magnetik di setiap titik lokasi
(stasiun pengukuran) yang akan dikoreksi.
2. Koreksi IGRF
Data hasil pengukuran medan magnetik pada dasarnya adalah
konstribusi dari tiga komponen dasar, yaitu medan magnetik utama bumi,
medan magnetik luar dan medan anomali. Nilai medan magnetik utama tidak
lain adalah niali IGRF. Jika nilai medan magnetik utama dihilangkan dengan
koreksi harian, maka kontribusi medan magnetik utama dihilangkan dengan
koreksi IGRF.
Tinjauan Pustaka

• GEOLOGI REGIONAL
Continuation
• METODE GEOMAGNET Upward Continuation
Downward Continuation
• SISTEM PETROLEUM
Geologi Regional

Secara regional, tatanan tektonik di daerah penelitian


merupakan bagian dari tepi lempeng benua Australia pada
sektor barat laut dan dengan kondisi sejarah struktur geologi
yang kompleks.

Penampang Geologi Aru-Arafuru (Charlton


1992 dalam Sunarjanto dkk, 2012)
Rumus-rumus dasar

• Gaya magnet :

• Kuat medan magnet:

• Bila benda magnetik diletakkan dalam medan magnet luar 𝐻 ⃗, kutub


kutub internalnya akan menyearahkan diri dengan 𝑀⃗ dan terbentuk
suatu medan magnet baru, yaitu:

• Induksi magnet 𝐵⃗⃗ : atau , 1 + 4𝜋 𝑘 sama


dengan permeabilitas magnetik (𝜇):

• Intensitas magnetisasi:
Filter-Filter yang digunakan

• Pengangkatan ke Atas: transformasi suatu medan potensial terukur


pada suatu permukaan ke suatu bidang permukaan yang lain jauh di
atas pemukaan sumber.
• Reduksi ke Kutub: Proses transformasi reduksi ke kutub dilakukan
dengan mengubah arah magnetisasi dan medan utama dalam arah
vertikal (Blakely,1996).
• Pemodelan ke Depan 2D (Forward Modelling 2D): pembuatan
model melalui pendekatan berdasarkan intuisi geologi, berdasarkan
medan magnet pengamatan, medan magnet bumi (International
Geomagnetic Reference Field), medan magnet harian dapat dilakukan
interpretasi (analisis) berupa pemodelan bawah permukaan. Dalam
interpretasi geofisika dicari suatu model yang menghasilkan respon
yang cocok dengan data data pengamatan. Dengan demikian, model
tersebut dianggap mewakili kondisi bawah permukaan.
SISTEM PETROLEUM

• Sistem petroleum merupakan


seluruh elemen dan proses pada
suatu cekungan sedimen yang
dibutuhkan untuk
terakumulasinya hidrokarbon
(Wahyudi, 2011).

• Adapun (source rock), migrasi,


batuan waduk atau batuan
penyimpan hidrokarbon, batuan
penutup (cap rock), dan kondisi
geologi yang membentuk jebakan
hidrokarbon.

Unsur-unsur Sistem Pteroleum


Metodologi
Lokasi

• Penelitian ini dilakukan


di Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi
Kelautan (PPPGL),
Bandung.
• Perairan Kepulauan Aru
Selatan, Papua Barat
(543,78 km)
Prosedur Penelitian
1. Akuisisi 2. Pengolahan Data
•Pengambilan data • Melakukan beberapa Koreksi
•Menggunakan kapal Geomarin III (IGRF dan Harian)
•Dilengkapi dengan beberapa alat
• Membuat penampang anomali
geofisika
-Echosounder SyQuest Bathy 2010 magnet total
 kedalaman dasar laut • Filtering (Geosoft Oasis Montaj)
-Marine Magnetometer SeaSPY • - Pengangkatan ke atas
 intensitas medan magnet • - Reduksi ke kutub
• Pemodelan 2D (GMsys Oasis
3. Interpretasi Montaj)
• Kualitatif
• Kuantitatif
Diagram Alir
Hasil Pembahasan
Hasil Pengamatan Kedalaman Laut
• Hasil pengukuran kedalaman dasar laut berkisar 19.8
meter hingga 1436.3 meter.
Interpretasi Kualitatif
Anomali Magnet Total Anomali Magnet Regional
Nilai anomali magnet total Untuk mendapatkan anomali
yang diperoleh di daerah regional, maka dilakukan
penelitian berkisar -119.9 nT proses filtering Pengangkatan
sampai 124.1 nT. ke Atas. Peta kontur anomali
regional menunjukkan
rentang nilai -85.5 nT sampai
76.2 nT.
Anomali Magnet Residual Reduksi ke Kutub
Anomali magnet residual Proses filter Reduksi ke Kutub
merupakan anomali magnet yang dilakukan untuk melokalisasi
disebabkan oleh sumber yang daerah dengan anomali minimum
dekat dengan permukaan tepat berada di atas penyebab
(dangkal). Untuk mendapatkan nya anomali dengan cara
dengan melakukan pengurangan mentransformasikan kenampakan
pengurangan anomali magnet total dipole menjadi kenampakan
dan anomali Regional Hasil monopole.
anomali residual daerah penelitian
memiliki rentang nilai anomali
yaitu -43.4 nT sampai 70.4 nT.
Interpretasi Kuantitatif
• Interpretasi kuantitaatif dilakukan dengan membuat pemodelan bawah
permukaan 2D (Forward Modelling 2D) pada daerah penelitian. Penelitian ini
menggunakan data anomali residual yang telah di slice dari penampang yang
sudah di tentukan. Menggunakan 1 penampang yaitu A-A’. Nilai error yang
dihasilkan adalah 12.34 menunjukkan persamaan antara data lapangan dan
data teoritas. Lapisan pertama suseptibilitas 0.005 (SI) terdapat batulanau dan
batu pasir yang berumur jura dengan ketebalan 0-1700 m, lapisan kedua
suseptibilitas 0.02 (SI) terdapat batulempung, lapisan ketiga dan keempat
suseptibilitas 0.01 (SI) juga di temukan dolomit dan serpih, lapisan kelima
suseptibilitas 0.0 (SI) ditemukan batuan top ordovisium, lapisan keenam
suseptibilitas 0.005 (SI) ditemukan batupasir, lapisan ketujuh suseptibilitas
0.0113 (SI) terdapat batuan sedimen serpih, dan lapisan kedelapan
suseptibilitas 0.126 (SI) didasari oleh batuan dasar yaitu Gabro dan batuan
metamorfosa.

• Lokasi penemuan ini terletak pada bagian barat tepi lempeng australia yang
sebelah barat nya termasuk cekungan Aru. Di bagian selatan termasuk pula
kedalam Arafuru Shelf dan terdapat sumur Koba-1. Sumur tersebut dengan
status dry hole (Kingston, 1988).
• Pada lapisan keenam terdapat lapisan batupasir yang bertindak sebagai batuan
reservoir. Walaupun, status sumur koba-1 dry hole, ada penelitian yang mengatakan
bahwa terdapat gas Chimneys (Robert, dkk, 2001) yang mengarah keatas. Tetapi
karena perangkap tersebut bocor, makanya akan naik keatas di lapisan pertama.

• Pada lapisan ketujuh terdapat batuan serpih yang juga sebagai source rock. Yang di
tandai dengan ada nya ketebalan sampai 5000m. Dan di indkasi juga lokasi Kitchen
Area Lokal, karena nilai anomali yang rendah maka source rock tersebut masing
belum berpotensi hidrokarbon

• Pada lapisan kedua terdapat pula lempung sebagai penutup hidrokarbon. Karena
bersifat pejal dan kedap air sehingga dapat mencegah hidrokarbon bermigrasi ke
tempat lain.

• Dari analisis Petroleum system, hanya ditemukan sebagian dari kelima syarat
tersebut yaitu : Source rock, reservoir hidrokarbon, perangkap hidrokarbon, dan
penutup hidrokarbon. Sehingga penelitian tidak terdapat indikasi ada nya
hidrokarbon, namun dengan di temukan nya kitchen area dan gas chimneys maka
daerah penelitian tsb ada potensi hidrokarbon
Kesimpulan
Dengan menggunakan salahsatu metode dalam
geofisika yaitu geomagnet, di sekitar Kepulauan Aru Selatan,
Papua Barat, penelitian hanya memenuhi 4 dari 5 syarat
sistem petroleum, yaitu: Source rock hidrokarbon, reservoir
hidrokarbon, perangkap hidrokarbon, dan penutup
hidrokarbon. Satu syarat yang kurang yaitu migrasi, migrasi
sendiri merupakan proses transportasi minyak dan gas dari
batuan sumber menuju Reservoir. Tetapi lokasi penelitian
masih dikatakan berpotensi hidrokarbon, karena
ditemukannya lokasi kitchen area dan adanya gas chimneys.
Namun pengaruh dari gas chimneys terhadap migrasi sangat
lambat dan tidak cukup untuk mengganggu original
sedimentary bedding terlalu banyak.

Anda mungkin juga menyukai