Anda di halaman 1dari 31

KEHAMILAN GANDA

OLEH : TATING KUSMIATI


DEFINISI
• Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan
dengan dua janin atau lebih yang ada didalam
kandungan selama proses kehamilan
(Wiknjosastro,2007)
• (Mochtar Rustam 2012) kehamilan ganda atau
kembar adalah kehamilan dengan dua jenis
janin atau lebih
Etiologi Kehamilan Gemelli
Menurut Mellyna (2007:64) kehamilan gemelli
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
• Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah :
bangsa, umur dan paritas
• sering mempengaruhi kehamilan 2 telur
• Faktor obat-obat induksi ovulasi profertil, domid
dan hormon gonadotropin dapat menyebabkan
kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari dua
• Faktor keturunan
• Faktor yang lain belum diketahui
Patofisiologi
• 0-72 jam : rahim punya dua selaput ketuban,
dan dikorionik atau rahim punya dua plasenta
• 4-8 hari : selaput ketuban tetap dua, tapi
rahim hanya punya satu plasenta
• 9-12 hari : selaput ketuban dan plasenta
masing-masing hanya sebuah, tapi bayi masih
membelah dengan baik
• 13 atau lebih : rahim hanya punya satu
plasenta dan satu selaput ketuban
Jenis kehamilan ganda
1. Gemelli dizigotik = kembar dua telur ,
heterolog, biovuler dan praternal :
Kedua telur berasal dari :
• 1 ovarium dan dari 2 folikel de graff
• 1 ovarium dan dari 1 folikel de graff
• dari ovarium kanan dan satu lagi dari ovarium
kiri.
lanjutan
2. Kembar Monozigot
dapat terjadi karena :
1) Satu telur dengan 2 inti, hambatan pada
tingkat blastula
2) Hambatan pada tingkat segmentasi
3) Hambatan setelah amnion dibentuk, tetapi
sebelum primitif steak
Perbedaan kembar monozygot &
Dizygot
3. Conjoined twins, superfekkundasi 2
superfetasi
• Conjoined twins atau kembar siam adalah kembar
dimana janin melengket satu dengan yang lainnya
• Superfekundasi adalah pembuahan dua telur
yang dikeluarkan dalam ovulasi yang sama pada
dua kali koitus yang dilakukan pada jarak waktu
yang pendek
• Superfetasi adalah kehamilan kedua yg terjadi
beberapa minggu atau bulan setelah kehamilan
pertama.
Pertumbuhan janin gemeli
• Berat badan satu janin kehamilan kembar
rata-rata 1000 gr lebih ringan dari janin
tunggal
• Semakin banyak jumlah janin kembar, BB
semakin kecil
• BB rata-rata tidak sama
Letak & presentasi
a. Kedua janin dalam letak membujur, presentasi kepala
(44-47 %).
b. Letak membujur, presentasi kepala bokong (37-38 %).
c. Keduanya presentasi bokong (8-10 %).
d. Letak lintang dan presentasi kepala (5-5,3 %).
e. Letak lintang dan presentasi bokong (1,5-2 %).
f. Keduanya letak lintang (0,2-0,6 %).
g. Letak dan presentasi 69 adalah letak yang berbahaya
karena dapat terjadi kunci-mengunci (interlocking)
Diagnosis
a. Anamnesa
• Perut lebih buncit dari semestinya tua
kehamilan
• Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu
hamil
• Uterus terasa lebih cepat membesar
• Pernah hamil kembar atau ada sejarah
keturunan.
b. Inspeksi dan palpasi
• Pada pemeriksaan pertama dan ulang ada
kesan uterus lebih besar dan cepat
tumbuhnya dari biasa.
• Teraba gerakan-gerakan janin lebih banyak
• Banyak bagian-bagian kecil teraba
• Teraba 3 bagian besar janin
• Teraba 2 balotemen
c. Auskultasi
• Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2
tempat yang agak berjauhan dengan
perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut
per menit atau sama-sama dihitung dan
berselisih 10.
d. Rontgen foto abdomen, tampak gambaran 2
janin.
e. Ultrasonografi
• Tampak 2 janin, 2 jantung yang berdenyut
telah dapat ditentukan pada triwulan I.
f. Elektrokardiogram fetal
• Diperoleh dua EKG yang berbeda dari kedua
janin.
lanjutan
• Reaksi kehamilan
Karena pada hamil kembar umumnya plasenta
besar atau ada 2 plasenta, maka produksi HCG akan
tinggi. Jadi reaksi kehamilan bisa positif kadang-
kadang sampai 1/200. Hal ini dapat meragukan
dengan molahidatidosa. Kadangkala diagnosa baru
diketahui setelah bayi pertama lahir, uterus masih
besar dan ternyata ada satu janin lagi didalam
rahim. Kehamilan kembar sering terjadi bersamaan
dengan hidramnion dan toksemia gravidarum
Komplikasi
1. Prematuritas (50%)
2. Hyalin Membrane Disease (HMD)
3. Asfiksia
4. Infeksi Streptococcus group B
5. Vanishing Twin Syndrome
6. Solusio Plasenta
7. Kesalahan Letak
• Ibu :
1. Anemia
2. Hidramnion
3. Preeklampsi dan eklampsi
4. Sesak nafas, sering nuksi, edema & varises
pada tungkai dan vulva
5. Inersia uteri, perdarahan post partum,
solusio plasenta setelah anak pertama lahir
Penanganan saat hamil
• Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal
kehamilan kembar dan mencegah komplikasi yang
timbul, dan bila diagnosis telah ditegakkan
pemeriksaan ulangan harus lebih sering (1× seminggu
pada kehamilan lebih dari 32 minggu)
• Setelah kehamilan 30 minggu, koltus dan perjalanan
jauh sebaiknya dihindari, karena akan merangsang
partus prematurus.
• Pemakaian korset gurita pada perut yang tidak terlalu
ketat diperbolehkan, supaya terasa lebih ringan.
• Periksa darah lengkap, Hb, dan golongan darah
Penanganan Kala I
1. Lakukan palpasi Leopold untuk memastikan
kembali letak dan presentasi janin
Perhatikan:
• Jika anak pertama ( AP ) presentasi kepala dan
tidak ditemui penyulit lainnya, upayakan
persalinan pervaginam
• Jika anak pertama ( AP ) bukan presentasi kepala
tetapi tanpa penyulit lainnya, observasi dan
pantau secara ketat apabila akan diselesaikan
pervaginam
• Jika anak pertama ( AP ) bukan presentasi
kepala dan disertai penyulit lainnya,
pertimbangkan untuk terminasi per
abdominam.
KALA II
1. Melahirkan anak pertama (Presentasi Kepala)
-Pada saat ibu mengedan dan kepala membuka
vulva serta mendorong perineum, lakukkan
episiotomi mediolateralis ( bila diperlukan )
-Istirahatkan ibu, nilai kembali his dan lakukan
periksa dalam ulangan untuk menilai presentasi
dan posisi Anak Kedua ( AK )
• bila persalinan terhenti, macet atau tak maju,
pertimbangkan untuk menyelesaikan
persalinan dengan tindakan obstetrik operatif
( pervaginam atau per abdominam )
disesuaikan dengan indikasi, kondisi ibu-bayi
dan sumber daya yang tersedia.
2. Melahirkan Anak Kedua (AK)
Setelah AP lahir, segera lakukan pemeriksaa
dalam untuk menilai :
- Presentasi
- Keutuhan selaput Ketuban
- Adanya penyulit dari faktor anak, faktor
teknis, faktor ibu.
a. Anak kedua presentasi kepala
• Tunggu his kuat, tahan fundus uteri kemudian
fiksasikan kepala bayi agar msuk ke dalam
pintu atas panggul, kemudian lakukan
amniotomi
• Perhatikan : pastikan tidak ada tali pusat
terkemuka saat amniotomi dilakukan
b. Anak kedua bukan presentasi kepala
• Jika syarat memenuhi, lakukan versi luar
– Jika berhasil lanjutkan persalinan pervaginam
– Jika gagal lanjutkan dengan persalinan sungsang
jika tidak ada indikasi kontra
• Perhatikan : Jika terjadi prolapsus tali pusat
dan syarat tindakan terpenuhi, lakukan
terminasi per abdominam
• Segera setelah AK lahir berikan oksitosin drip 10 IU dan
lakukan pengosongan kandung kemih
• Upayakan uterus berkontraksi dengan baik ( lihat
penatalaksanaan aktif kala III )
• Lahirkan plasenta dengan traksi terkontrol pada tali
pusat. Bila belum berhasil, tunggu hingga tampak tanda
pelepasan ( separasi ) plasenta
• Jika setelah 30 menit plasenta belum lepas, lahirkan plasenta
secara manual
• Setelah plasenta lahir, periksa kelengkapannya.
Perhatikan kontraksi uterus dan bila diperlukan, beri
uterotonika
• Perhatikan perdarahan yang terjadi dan eksplorasi
kemungkinan laserasi pada jalan lahir
KALA IV
• Lakukan penjahitan episiotomi ( bila dilakukan ).
Setelah selesai nilai kembali kontraksi uterus,
keluarkan sisa darah pada jalan lahir dan pasang
kasa yang dibasahi dengan larutan antiseptikpada
tempat jahitan episiotomi
• Pantau kontraksi uterus dan jumlah perdarahan
selama 2 jam pasca persalinan
• Jika tanda vital dan hasil pemantauan
menunjukkan nilai normal, kenakan kasa
pembalut dan pakaian kemudian bawa pasien ke
ruang rawat gabung.
• F:\MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA
IBU BERSALIN GEMELLI.docx

Anda mungkin juga menyukai