Anda di halaman 1dari 37

CANINE PARVOVIRUS PADA ANJING

Syinthia Arya Novianti


Canine Parvovirus pada Anjing
• Signalemen
- Nama Pemilik : Ni Made Lestari
- Alamat : JL. Gatot Subroto
- Hewan : Anjing
- Nama Hewan : Jojo
- Ras Hewan : Mix
- Warna : Hitam
- Umur : ± 1,5 Tahun
- Jenis Kelamin : Jantan
- Berat Badan : ± 1 Kg
• Anamnesa
Pemilik anjing bernama Ni Made Lestari beralamat di Jl.
Gatot Subroto, Denpasar Utara. Berdasarkan informasi dari
pemilik, diketahui bahwa anjing merupakan anak dari anjing
pemilik yang baru melahirkan satu kali. Anjing sudah sakit
sejak 3 hari lalu dengan gejala nafsu makan menurun, tidak
aktif, lemah, lesu dan mengalami diare yang disertai darah.
Anjing mulai sakit sejak anjing yang lain yang dipelihara
bersamaan sakit dan mengalami kematian terlebih dahulu
dengan gejala yang sama. Anjing belum pernah diberi vaksin
dan obat cacing dan pakan yang diberikan berupa dog food,
dipelihara dengan cara dilepaskan dirumah dan hewan yang
dipelihara dirumah berjumlah dua ekor.
• Gejala Klinis
Saat dilakukan pemeriksaan fisik, terlihat gejala klinis
yakni anjing mengalami diare berdarah dengan bau
yang khas, nafsu makan menurun, kesulitan berdiri,
dan lemas.
• Epidemiologi
– Hospes
Hospes dalam kasus ini adalah anjing mix berjenis kelamin jantan dengan
umur ± 1,5 bulan. Status anjing belum diberi vaksinasi dan obat cacing.
Anjing biasa diberi makan berupa dog food. Anjing dipelihara dengan cara
dikandang dan terkadang dilepas di pekarangan rumah agar dapat bermain.
– Agen
Berdasarkan status anjing yang belum divaksin dan belum diberi obat
cacing maka anjing berpeluang terinfeksi virus, bakteri, dan parasit.
– Lingkungan
Pemilik anjing beralamat di Jl. Gatot Subroto, Denpasar Utara. Anjing
dipelihara dengan cara dilepaskan di pekarangan rumah, hewan yang
dipelihara berjumlah 2 ekor. Lingkungan tempat anjing dipelihara
merupakan lingkungan padat penduduk dan banyak anjing liar yang sering
berkeliaran di lingkungan tersebut.

Interpretasi :
•Anemia Normositik Normokromik
• Limfositosis
• Leukositosis
• Neutropilia
Indikasi : Infeksi Virus
Hasil Ulas Darah
Sel Neutrofil

Sel Limfosit
Colibacillosis Pada Babi Landrace
Juliana Franciska
Signalement

Nama Pemilik : Latra


Alamat : Desa Ayunan, Abiansemal, Badung,
Bali
Hewan/Ras : Babi Landrace
Jenis Kelamin : Betina
Warna : Putih
Umur : 6 Minggu
Berat Badan : ± 10 Kg
Suhu : 39.3 °C
Anamnesa
Babi landrace kasus berasal dari peternakan bapak Latra yang
berada di Desa Ayunan, Abiansemal, Badung. Peternakan babi
ini yang menerapkan metode pemeliharaan dengan cara
dikandangkan. Terdapat 115 ekor babi, diantaranya 52 ekor
babi dewasa dan 63 ekor anakan. 7 ekor babi menunjukkan
gejala sakit dan 2 diantaranya telah mati.
Babi anakan telah diberikan vaksin pada saat usia ± 1
minggu pasca dilahirkan. Pakan yang diberikan berupa
konsentrat dan sisa limbah dapur, serta air minum yang berasal
dari air sumur.
Babi mulai menunjukkan gejala sakit selama 3 hari
berturut-turut, dan belum pernah dilakukan upaya penanganan
dengan pemberian obat-obatan.
Gejala Klinis

Babi landrace kasus mengalami diare dengan


konsistensi sedikit encer, mengalami penurunan
nafsu makan, tidak aktif bergerak, serta babi
tersebut terlihat lebihb lemah dan lesu.
Epidemiologi
• Hospes
Hospes dalam kasus ini adalah babi landrace berjenis kelamin betina
berumur ± 1,5 bulan yang dipelihara pada sebuah peternakan yang
menggunakan metode dikandangkan. Status babi sudah divaksinasi pada saat
usia 1 minggu pasca dilahirkan. Pakan yang diberikan berupa konsentrat dan
sisa limbah dapur, serta air minum yang berasal dari air sumur.
• Agen
Berdasarkan status babi yang sudah divaksinasi, maka kemungkinan
kecil babi terserang infeksi virus adalah kecil, namun kemungkinan besar babi
tersebut berpeluang besar terinfeksi bakteri maupun parasit.
• Lingkungan
Pemilik babi beralamatkan di Desa Ayunan, Abiansemal, Badung.
Babi dipelihara dengan cara dikandangkan. Terdapat 115 ekor babi,
diantaranya 52 ekor babi dewasa, dan 63 ekor babi anakan. Lingkungan
peternakan berada di tengah persawahan dan jauh dari pemukiman penduduk.
Hasil Pemeriksaan Darah

• Interpretasi : Neutrofilia, limfopenia,


monositosis
• Indikasi : Penyakit kronis akibat
infeksi bakteri, respon
terhadap stress, serta
defisiensi Fe.
Hasil Ulas Darah

Limfosit
Neutrofil

Neutrofil

Neutrofil

Limfosit
Neutrofil
Neutrofil
ZATYA WIRA BHAKTY
Trichuriosis Pada Babi Landrace
SIGNALEMENT
Nama pemilik : Wayan Dolen
Alamat : Jln. Hayam Wuruk,
Jenis/ras : Babi/Landrace
Umur : 5 bulan
Sex : Betina
ANAMNESIS
Bapak Wayan dolen memiliki ternak babi landrace
yang bertempat di daerah jalan Hayam Wuruk, Denpasar.
Bapak Wayan memelihara 28 ekor babi yang terdiri dari 18
indukan dan 10 anakan. Jumlah babi anakan yang sakit
yaitu 3 ekor termasuk babi kasus yang ditempatkan dalam
satu kandang dengan 3 babi lainnya. Anakan babi bukan
merupakan anak dari indukan milik Bapak Wayan. Rata-
rata anakan babi miliknya di beli secara terpisah termasuk
babi kasus. Pakan yang diberikan sehari-hari yaitu limbah
sisa makanan dan air penampungan (sumur) mapun air
sungai. Berdasarkan informasi dari pemilik, babi kasus
sakit sejak 1 minggu yang lalu dengan gejala nafsu makan
menurun, lemas, diare terus menerus, dan bertambah
kurus. Selian itu, babi kasus telah vaksinasi dan dilakukan
pengobatan berupa pemberian antibiotik namun belum
pernah di berikan obat cacing sebelumnya.
GEJALA KLINIS
Kurus
Rambut kusam dan kasar
Lemas
fases cair dan berwarna cokelat
kehitaman.
EPIDEMIOLOGI
• Hospes
Babi yang digunakan dalam kasus adalah babi landrace
berjenis kelamin betina dan berumur 5 bulan.
• Agen
Berdasarkan anamnesis yang di dapatkan dari pemilik, babi
kasus telah vaksinasi dan di berikan terapi antibiotik sebelumnya
namun belum diberikan obat cacing.
• Lingkungan
Lokasi peternakan babi kasus berada di jalan Hayam Wuruk,
Denpasar. Lingkungan sekitar peternakan merupakan lingkungan
padat penduduk dan sungai yang sedikit kumuh. Hampir disetiap
rumah meiliki ternak babi. Babi dipelihara di dalam kandang
permanen dengan alas semen. Alas semen dari kandang tidak rata
terdapat bagian melengkung dan berlubang-lubang. Kandang
dibersihkan sehari 1 kali mengunakan air sungai yang berada di
sebelah peternakan milik Bapak Wayan.
HEMATOLOGI RUTIN

Interpretasi: Anemia normositik


hipokromik, eosinofilia, limfopenia
Indikasi: Infeksi akut, defisiensi zat besi
dan infeksi parasit
Ulas Darah
C

Keterangan:

A. Limfosit
B. Eosinofil
C. Eritrosit
B

C A

Keterangan:

A. Eosinofil
B. Neutrofil
C. Limfosit
Ni Made Putri Suryani
Avian Influenza dan
Newcastle Disease pada
Itik
Signalement
• Nama Pemilik : Wayan Sampar.
• Alamat : Desa Nyanglan, Kec. Banjarangkan,
Kab. Klungkung.
• Hewan : Unggas
• Ras Hewan : Itik
• Umur : ± 2 bulan
• Jenis Kelamin : Jantan
• Berat badan : 700 gram
• Warna : Putih
Anamnesa
• Itik milik Bapak Wayan Sampar asal dari Desa
Nyanglan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten
Klungkung, Bali. Total populasi itik yang dipelihara
sebanyak 20 ekor. Itik yang dipelihara belum
pernah divaksinasi dan sistem pemeliharaannya
digembalakan di persawahan
• Pakan yang diberikan adalah pakan jadi dan
sumber air minum bagi itik-itiknya adalah
tampungan air hujan.
Anamnesa
• sakit sejak tiga hari yang lalu, itik tersebut
terlihat lemas dan tidak mau makan. Itik
tersebut hanya diam ditempat dan
mengeluarkan feses cair berwarna putih
kehijauan. Seminggu yang lalu sampai hari
tersebut itik milik Bapak Wayan sampar telah
mati sebanyak 14 ekor itik dewasa dengan
gejala yang sama.
Gejala Klinis
• Gejala klinis yang teramati pada itik
kelemahan umum, nafsu makan dan minum
menurun, leher terpelintir (torticolis),
inkoordinasi gerak dan diare berwarna putih
kehijauan.
Epidemiologi
• Hospes
Terdapat 20 ekor itik yang dipelihara di tempat tersebut. Itik tersebut tidak
pernah mendapatkan vaksinasi ataupun pengobatan sebelumnya. Itik yang
dimiliki oleh Bapak Wayan Sampar terdapat 16 ekor sakit sedangkan 14
ekor mati. Semua itik yang mati menunjukan gejala klinis yang sama. Itik
susspect sakit sejak 3 hari yang lalu. Hal serupa juga terjadi pada itik yang
dipelihara oleh tetangga Bapak Wayan Sampar.
• Agen
Itik tersebut belum pernah di vaksinasi dan diberikan pengobatan selama
sakit sehingga agen penyakit lebih mengarah ke virus.
• Lingkungan
Sistem pemeliharaan itik di daerah tersebut dengan cara melepas liarkan
atau digembalakan di persawahan dan setiap sore dikumpulkan pada
kandang terbuka di dekat rumah. Tidak ada biosecurity khusus yang
diterapkan, dan sampai saat ini sama sekali belum ada tindakan berupa
vaksinasi dan pengobatan pada itik di daerah tersebut. Pakan yang
diberikan adalah pakan jadi dan sumber air minumnya berasal dari air
sumur. Kondisi lingkungan sekitar merupakan pedesaan yang hampir
setiap rumahnya memelihara ayam buras dan itik, serta dekat dengan area
persawahan. Saat ini keadaan cuaca tidak menentu dan sedang
mengalami musim pancaroba.
• Interpretasi
Anemia normositik normokromik, leukopenia,
neutropenia limfositosis
• Indikasi
infeksi virus disertai perdarahan
Ulas Darah

Limfosit

C Keterangan :
A. Limfosit
A B. Monosit
B C. Eosinofil
TRICHURIOSIS PADA BABI
LANDRACE
Melia Hendiyani
1309006063
SIGNALEMENT
• Nama pemilik : Bapak Wayan Sudra
• Alamat : Desa Suwung Kauh, Denpasar
Selatan
• Jenis/ras : Babi Landrace
• Jenis kelamin : Jantan
• Umur : 4 bulan
ANAMNESA
• Babi kasus dipelihara dikandang dengan lantai yang terbuat dari semen dan
kondisinya lembab.
• Lingkungan sekitar kandang pak wayan juga terdapat kandang peternak
babi lain dengan sistem pemeliharaan yang sama.
• Sistem pemeliharaan dikandangkan dengan yang seumuran untuk anak babi
nya.
• Jumlah babi 22 ekor yang terdiri 4 ekor indukan dan 18 ekor anakan.
• Babi berjumlah 6 ekor termasuk babi kasus yang berada dalam satu
kandang dengan 1 ekor babi terlihat memiliki gejala hampir sama dengan
babi kasus.
• Pakan yang diberikan sehari-hari yaitu limbah sisa makanan, dan air yang
diberikan berasal dari air sumur.
• Babi kasus mulai memperlihatkan gejala sakit sejak 2 minggu yang lalu
dengan gejala tidak nafsu makan, lemas, diare terus menerus, dan kurus.
Babi sudah di vaksin namun belum pernah diberikan obat cacing.
TANDA KLINIK
• Rambut kusam dan kasar
• Kurus
• Lemas
• Feses encer dan berwarna kecoklatan.
EPIDEMIOLOGI
• Hospes : babi kasus adalah babi landrace berjenis kelamin jantan
dan berumur 4 bulan.
• Agen : babi kasus sudah pernah divaksinasi dan diberikan terapi
antibiotik, namum belum pernah diberikan obat cacing. Babi kasus
juga belum pernah diberikan terapi apapun sejak menunjukkan tanda
sakit.
• Lingkungan : Lokasi peternakan babi kasus berada Desa Suwung,
Denpasar Selatan. Babi di pelihara di dalam kandang permanen
dengan alas semen dan ada beberapa bagian alas yang bolong.
Kondisi kandang babi kotor dan lembab. Lingkungan di sekitar
peternakan terlihat kumuh, dengan jarak antar kandang setiap
peternak sangat dekat dan berhimpitan, serta sistem
pemeliharaannya sama dengan yang dilakukan pak wayan. Keadaan
lingkungan serta perawatan yang kurang baik juga dapat
mempengaruhi kejadian penyakit pada kasus ini.
HASIL ULAS DARAH

Eosino Neutro
fil fil

Limfos
it

Monos
it
Eosino
fil

Eosino
neutrof fil
il
• Interpretasi : anemia normositik
normokromik, eosinofilia

• Indikasi : radang kronik, infeksi


parasit

Anda mungkin juga menyukai