3
Lanjutan...
4
ALUR PELAYANAN
RUJUK BALIK
PULANG RUJUK
RUJUKAN
NON 1. KARTU BPJS BALIK
2. KTP/KK/SIM
EMERGENCY 3. SURAT
RUJUKAN/
SURAT
PELAYANAN
PULANG
KONTROL SEP
RAWAT
PULANG
MENYERAHKAN KARTU BPJS
MAKSIMAL 3X24 JAM KERJA
INAP
ATAU SEBELUM PASIEN
NON PULANG
EMERGENCY
Flagging kasus kronis yang sudah stabil yang dapat dirujuk balik feedback Faskes
PMK
No. 28 Th 2014
www.bpjs-kesehatan.go.id
Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, meliputi :
1. Rawat Jalan yang Meliputi : 2. Rawat Inap yang Meliputi :
a) Administrasi pelayanan; a) Perawatan inap non intensif; dan
b) Pemeriksaan, pengobatan dan b) Perawatan inap di ruang intensif
konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis
dan subspesialis;
c) Tindakan medis spesialistik sesuai
dengan indikasi medis;
d) Pelayanan obat dan bahan medis habis
pakai;
e) Pelayanan alat kesehatan implan;
f) Pelayanan penunjang diagnostik
lanjutan sesuai dengan indikasi medis;
g) Rehabilitasi medis;
h) Pelayanan darah;
i) Pelayanan kedokteran forensik; dan
j) Pelayanan jenazah di Fasilitas Kesehatan
www.bpjs-
PASAL 25
PERUBAHAN PASAL
PERPRES 12 TAHUN 2013 jo. PERPRES 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN
PERPRES 111 TAHUN 2013 KEDUA ATAS
TENTANG JAMINAN KESEHATAN PERPRES 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN
KESEHATAN
(1) Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin meliputi: (1) Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin meliputi:
a. pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa a. pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa
melalui prosedur sebagaimana diatur dalam melalui prosedur sebagaimana diatur dalam
peraturan yang berlaku; peraturan yang berlaku;
b. pelayanan kesehatan yang dilakukan di Fasilitas b. pelayanan kesehatan yang dilakukan di Fasilitas
Kesehatan yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan yang tidak bekerja sama dengan BPJS
Kesehatan, kecuali dalam keadaan darurat; Kesehatan, kecuali dalam keadaan darurat;
c. pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh c. pelayanan kesehatan yang dijamin oleh program
program jaminan kecelakaan kerja terhadap jaminan kecelakaan kerja terhadap penyakit
penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau cedera akibat kecelakaan kerja atau
atau hubungan kerja; hubungan kerja;
d. pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh d. pelayanan kesehatan yang dijamin oleh program
program jaminan kecelakaan lalu lintas yang jaminan kecelakaan lalu lintas yang bersifat
bersifat wajib sampai nilai yang ditanggung oleh wajib sampai nilai yang ditanggung oleh
program jaminan kecelakaan lalu lintas; program jaminan kecelakaan lalu lintas;
e. pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar e. pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar
negeri; negeri;
f. pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik; f. pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik;
g. pelayanan untuk mengatasi infertilitas; g. pelayanan untuk mengatasi infertilitas;
h. pelayanan meratakan gigi (ortodonsi); h. pelayanan meratakan gigi (ortodonsi);
i. gangguan kesehatan/penyakit akibat i. gangguan kesehatan/penyakit akibat
ketergantungan obat dan/atau alkohol; ketergantungan obat dan/atau alkohol;
12
PASAL 25
PERUBAHAN PASAL
PERPRES 12 TAHUN 2013 jo. PERPRES 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN
PERPRES 111 TAHUN 2013 KEDUA ATAS
TENTANG JAMINAN KESEHATAN PERPRES 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN
KESEHATAN
j. gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti j. gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti
diri sendiri, atau akibat melakukan hobi yang diri sendiri, atau akibat melakukan hobi yang
membahayakan diri sendiri; membahayakan diri sendiri;
k. pengobatan komplementer, alternatif dan k. pengobatan komplementer, alternatif dan
tradisional, termasuk akupuntur, shin she, tradisional, yang belum dinyatakan efektif
chiropractic, yang belum dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi kesehatan
berdasarkan penilaian teknologi kesehatan (health technology assessment);
(health technology assessment); l. pengobatan dan tindakan medis yang
l. pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan (eksperimen);
dikategorikan sebagai percobaan (eksperimen); m. alat dan obat kontrasepsi, kosmetik, makanan
m. alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan bayi, dan susu;
susu; n. perbekalan kesehatan rumah tangga;
n. perbekalan kesehatan rumah tangga; o. pelayanan kesehatan akibat bencana pada
o. pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat, kejadian luar
masa tanggap darurat, kejadian luar biasa/wabah;
biasa/wabah; p. pelayanan kesehatan pada kejadian tak
p. biaya pelayanan kesehatan pada kejadian tak diharapkan yang dapat dicegah (preventable
diharapkan yang dapat dicegah (preventable adverse events); dan
adverse events); dan q. pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan
q. biaya pelayanan lainnya yang tidak ada dengan Manfaat Jaminan Kesehatan yang
hubungan dengan Manfaat Jaminan Kesehatan diberikan.
yang diberikan.
13
PASAL 25
PERUBAHAN PASAL
PERPRES 12 TAHUN 2013 jo. PERPRES 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN
PERPRES 111 TAHUN 2013 KEDUA ATAS
TENTANG JAMINAN KESEHATAN PERPRES 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN
KESEHATAN
(2) Kejadian tak diharapkan yang dapat dicegah (2) Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti
(preventable adverse events) sebagaimana diri sendiri, atau akibat melakukan hobi yang
dimaksud pada ayat (1) huruf p ditetapkan oleh membahayakan diri sendiri sebagaimana
Menteri. dimaksud pada ayat (1) huruf j, pengobatan dan
tindakan medis yang dikategorikan sebagai
percobaan (eksperimen) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf l, dan kejadian tak diharapkan
yang dapat dicegah (preventable adverse events)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf p
ditetapkan oleh Menteri.
14
Manfaat Persalinan
15
Dasar hukum apa yang menyatakan
anak yang ditanggung tidak
dibatasi jumlahnya?
UU No 40 Tahun 2004
Pasal 20
1. Peserta jaminan kesehatan adalah setiap orang yang telah membayar iuran
atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.
2. Anggota keluarga peserta berhak menerima manfaat jaminan kesehatan.
3. Setiap peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga yang lain menjadi
tanggungannya dengan penambahan iuran.
Penjelasan Pasal 20
Anggota keluarga adalah istri/suami yang sah, anak kandung, anak tiri dari
perkawinan yang sah, dan anak angkat yang sah, sebanyak-banyaknya 5 (lima)
orang.
Yang dimaksud dengan anggota keluarga yang lain dalam ketentuan ini adalah
anak ke 4 dan seterusnya, ayah, ibu, dan mertua
Penjaminan Persalinan
Persalinan merupakan benefit bagi peserta BPJS
Kesehatan tanpa pembatasan jumlah
kehamilan/persalinan, dengan syarat:
1. Pasien tersebut terdaftar sebagai Peserta JKN
2. Kartu aktif
3. Mengikuti prosedur/ketentuan yang berlaku
Penjaminan Bayi Baru Lahir
PMK 28/2014 dan PerBPJS No 4 2014
Bayi baru
lahir
Didaftarkan
Otomatis Tidak
dijamin Otomatis
Dijamin*
Anak PBPU/BP
Anak ke-4 Anak dari Anak dari Anak dari PBI Anak dari PMKS dengan
APBN dan PBI
dst dari PBPU
Peserta Bukan APBD dengan dengan manfaat rekomendasi
PPU Pekerja manfaat kelas 3 kelas 3 Dinsos dan
manfaat kelas 3
Sistem Pembayaran
19
SISTEM PEMBAYARAN FASKES
UU No 40 Tahun 2004
Tentang SJSN
Pasal 24
(3) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial mengembangkan
sistem pelayanan kesehatan, sistem kendali mutu
pelayanan, dan sistem pembayaran pelayanan, kesehatan
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
Penjelasan Pasal 24
(3) Dalam pengembangan pelayanan kesehatan, Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial menerapkan sistem kendali
mutu dan kendali biaya termasuk menerapkan iuran
biaya untuk mencegah penyalahgunaan pelayanan
kesehatan.
20
Sistem Pembayaran
21
SISTEM PEMBAYARAN FASKES
Pasal 1
Tarif Indonesian - Case Based Groups yang selanjutnya disebut
Tarif INA-CBG’s adalah besaran pembayaran klaim oleh BPJS
Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan atas
paket layanan yang didasarkan kepada pengelompokan
diagnosis penyakit dan prosedur.
Penjelasan Pasal 24
(2) Ketentuan ini menghendaki agar Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
membayar fasilitas kesehatan secara efektif dan efisien. Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial dapat memberikan anggaran tertentu
kepada suatu rumah sakit di suatu daerah untuk melayani sejumlah
peserta atau membayar sejumlah tetap tertentu per kapita per bulan
(kapitasi). Anggaran tersebut sudah mencakup jasa medis, biaya
perawatan, biaya penunjang, dan biaya obat-obatan yang
penggunaan rincinya diatur sendiri oleh pimpinan rumah sakit. Dengan
demikian, sebuah rumah sakit akan lebih leluasa menggunakan dana
seefektif dan seefisien mungkin.
23
Lanjutan....
Permenkes 71 Tahun 2013 pasal 20........lanjutan
(2) Administrasi pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
terdiri atas biaya pendaftaran pasien dan biaya administrasi lain yang
terjadi selama proses perawatan atau pelayanan kesehatan pasien.
(3) Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis
dan subspesialis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b termasuk
pelayanan kedaruratan.
(4) Jenis pelayanan kedokteran forensik klinik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf h meliputi pembuatan visum et repertum atau surat
keterangan medik berdasarkan pemeriksaan forensik orang hidup dan
pemeriksaan psikiatri forensik.
(5) Pelayanan jenazah pada pasien yang meninggal di Fasilitas Kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i terbatas hanya bagi Peserta
meninggal dunia pasca rawat inap di Fasilitas Kesehatan yang bekerja
sama dengan BPJS tempat pasien dirawat berupa pemulasaran jenazah
dan tidak termasuk peti mati.
www.bpjs-kesehatan.go.id
24
Lanjutan....
Peraturan BPJS Kesehatan No 1/2014 pasal 57
(1) Fasilitas kesehatan wajib memberikan pelayanan secara paripurna
termasuk penyediaan obat, bahan medis habis pakai, alat
kesehatan dan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan.
(2) Dalam hal pelayanan yang dibutuhkan berupa pelayanan rawat
jalan maka pelayanan kesehatan tersebut dapat diberikan dalam
satu tempat atau melalui kerjasama fasilitas kesehatan dengan
jejaringnya.
(3) Pelayanan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), sudah termasuk dalam
pembayaran kapitasi atau non kapitasi untuk fasilitas kesehatan
tingkat pertama, dan INA CBG’s untuk fasilitas kesehatan tingkat
lanjutan.
www.bpjs-kesehatan.go.id
25
Lanjutan....
Permenkes 71 Tahun 2013
Pasal 24
(1) Pelayanan obat, Alat Kesehatan, dan bahan medis habis
pakai pada Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan
merupakan salah satu komponen yang dibayarkan dalam
paket Indonesian Case Based Groups (INA-CBG’s).
(2)Dalam hal obat yang dibutuhkan sesuai indikasi medis pada
Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan tidak tercantum
dalam Formularium Nasional, dapat digunakan obat lain
berdasarkan persetujuan Komite Medik dan kepala/direktur
rumah sakit.
www.bpjs-kesehatan.go.id
26
Lanjutan....
Peraturan BPJS Kesehatan No 1/2014 pasal 69
(2) Pelayanan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
pada fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan merupakan
salah satu komponen yang dibayarkan dalam paket INA-CBG’s.
(3) Dalam hal obat yang dibutuhkan sesuai indikasi medis pada
fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan tidak tercantum
dalam Formularium Nasional, dapat digunakan obat lain
berdasarkan persetujuan Komite Medik dan Kepala/Direktur
Rumah Sakit.
(4) Pelayanan obat yang sudah termasuk dalam paket INA-CBGs,
baik mengacu pada Formularium Nasional, tidak dapat
ditagihkan tersendiri kepada BPJS Kesehatan serta tidak dapat
dibebankan kepada Peserta.
www.bpjs-kesehatan.go.id
27
PMK No. 28
Th 2014
Pasal 26
(1) Pelayanan Alat Kesehatan sudah termasuk dalam paket
Indonesian Case Based Groups (INA-CBG’s).
(2) Fasilitas Kesehatan dan jejaringnya wajib menyediakan Alat
Kesehatan yang dibutuhkan oleh Peserta sesuai indikasi
medis.
www.bpjs-kesehatan.go.id
29
Lanjutan....
www.bpjs-kesehatan.go.id
30
PMK No. 28
Th 2014
1. Prosedur Operasi
Prosedur Investigasi dan terapi lainnya yang tidak termasuk operasi seperti radiologi,
laboratorium, fisioterapi, psikologi dan prosedur lainnya.
37
Masalah Yang Sering Dihadapi
Diagnosis/tindakan tidak ditulis
Diagnosis/tindakan tidak spesifik
Diagnosis/tindakan tidak lengkap
Tulisan dokter tidak terbaca
Singkatan tidak standar
Prosedur tidak dilakukan tapi di koding
Prosedur dilakukan tapi tidak di koding
Salah Koding
Diperlukan :
VERIFIKATOR CODER
DOKTE
Konfirmasi, bila
R memberikan pelayanan serta
diperlukan melakukan pencatatan kelengkapan
rekam medis
mengenai data
resume medis
maupun data
medis pasien
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
• DOKTER
menegakkan dan menuliskan diagnosis primer dan diagnosis
sekunder apabila ada sesuai dengan ICD 10 serta menulis seluruh
prosedur/tindakan yang telah dilaksanakan dan membuat resume
medic pasien secara lengkap dan jelas selama pasien dirawat di
rumah sakit. DOKTER TIDAK MENULIS KODE DX
• KODER
melakukan kodifikasi dari diagnosis dan prosedur/tindakan yang
diisi oleh dokter yang merawat pasien sesuai dengan ICD 10
untuk diagnosa dan ICD 9 CM untuk prosedur/tindakan
KODER TDK MENGKODE APA YG TDK DITULIS
KOMPETENSI KODER
1. Aturan Koding
2. Kemampuan / Pemahaman ttg aspek Klinis
3. Pemahaman terhadap regulasi & standar
pelayanan
4. Motivasi
5. Dukungan
Wewenang Verifikator
www.bpjs-kesehatan.go.id
43
Rujukan Parsial
Pengiriman pasien atau spesimen ke Faskes lain dalam
rangka menegakkan diagnosis atau pemberian terapi, yang
merupakan satu rangkaian perawatan pasien di Fasilitas
Kesehatan tersebut.
Rujukan parsial dapat dilakukan antar fasilitas kesehatan
dan biayanya ditanggung oleh fasilitas kesehatan yang
merujuk
Peserta yang mendapatkan pelayanan rujukan parsial tidak
diterbitkan Surat Elijibilitas Peserta (SEP) di Fasilitas
Kesehatan penerima rujukan
Rujukan Parsial
KENAIKAN KELAS RAWAT
Atas permintaan sendiri
PERMENKES No. 71 tahun 2013
KENAIKAN KELAS
RAWAT
Peserta/anggota
Bisa dilakukan Dikecualikan untuk keluarga harus
dengan: peserta PBI menandatangani
pernyataan tertulis*
Mengikuti asuransi
Bayar urun biaya kesehatan
tambahan
*Permenkes No 28/2014
46
KENAIKAN KELAS RAWAT
Atas permintaan sendiri
PERHITUNGAN
SELISIH BIAYA
RS harus memberikan
Sampai dengan kelas informasi mengenai
I Naik ke VIP urun biaya yang
harus dibayarkan
oleh Peserta*
*Permenkes No 28/2014
47
PENURUNAN KELAS RAWAT
Akibat ruang sesuai hak penuh
PERMENKES No. 28 tahun 2014
Ruang sesuai
hak penuh
Dirawat di kelas
rawat satu Paling lama 3
tingkat lebih (hari)
rendah
Collar neck
150.000 max 2 th sekali
SE MENKES NO.HK/Menkes/31/I/2014 Pengantian biaya alat bantu penambahan pembayaran diluar tarif
ALKES DI LUAR PAKET INA CBG’s
(1) Alkes yang tidak masuk dalam paket INA CBG’s dibayar dengan
klaim tersendiri
(2) Alkes yang tidak masuk dalam paket INA CBG’s ditetapkan oleh
Menteri
54
Hemofilia A dan B
KASUS PENAGIHAN KLAIM
PELAYANAN RAWAT JALAN/INAP + FAKTOR TARIF INA CBG’S RAWAT INAP + TAMBAHAN
PEMBEKUAN DARAH TARIF HEMOFILIA
PELAYANAN RAWAT JALAN TANPA FAKTOR TARIF INA CBG’S RAWAT JALAN
PEMBEKUAN DARAH
PELAYANAN RAWAT INAP TANPA FAKTOR TARIF INA CBG’S RAWAT INAP
PEMBEKUAN DARAH
TAMBAHAN TARIF HEMOFILIA SAMA UNTUK SEMUA TINGKAT KEPARAHAN KASUS DAN
SEMUA KELAS PERAWATAN
KELAS RUMAH SAKIT
www.bpjs-kesehatan.go.id
58
Kadaluarsa Klaim
a. Klaim Kolektif
Batas waktu maksimal pengajuan klaim bagi Fasilitas
Kesehatan milik Pemerintah maupun Swasta, baik Tingkat
Pertama maupun Tingkat Lanjutan adalah 2 (dua) tahun
setelah pelayanan diberikan.
Permenkes 28/2014
PROSES PENGAJUAN
KLAIM
SYARAT ADMINISTRASI PENGAJUAN KLAIM
RAWAT JALAN
RAWAT INAP
OBAT KRONIS
www.bpjs-kesehatan.go.id
Landasan Hukum • Perpres No 12 Tahun 2013
Pasal 24
Peserta yang menginginkan kelas perawatan yang
lebih tinggi dari pada haknya, dapat meningkatkan
haknya dengan mengikuti asuransi kesehatan
tambahan, atau membayar sendiri selisih antara
biaya yang dijamin oleh BPJS Kesehatan dengan biaya
yang harus dibayar akibat peningkatan kelas
perawatan.
Bukan
koordinasi
manfaat &
tidak ada
sharing
KOORDINASIPELAYANAN
pembiayaan
POLANTAS
B Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP)
9 4
Paling lambat
3 x 24 jam Tidak ada LP Laporan Polisi (LP)
sejak masuk
RS 5
Laka Tunggal
JR belum dapat Non Laka Laka Dijamin JR
memberikan kepastian Dijamin BPJSK Kerja
6
JR Ganda
7 Maks. 10 juta*
penjaminan
Laka Tunggal
8 Laka Kerja
Tidak Dijamin JR
dan BPJSK/BPJS TK Dijamin BPJS TK
Pasien Pulang
LP terbitdapat melakukan
Reimburse ke JR
Mengurus LP
*Jika biaya perawatan peserta lebih dari plafon Jasa Raharja maka sisanya ditanggung oleh
BPJSK/BPJS TK sesuai dengan ketentuan pembiayaan yang berlaku.
IDENTIFIKASI KASUS LAKALANTAS
DAN KECELAKAAN KERJA
1. KELENGKAPAN PENULISAN ANAMNESA OLEH DR UGD
2. SAAT PEMBUATAN SEP CENTANG KASUS KECELAKAAN LALU LINTAS
3. SAAT PENGKODINGAN, WAJIB DI ISI PENYEBAB.
CONTOH;
DIAGNOSA PRIMER ; FRAKTUR TIBIA (S82.2)
DIAGNOSA SEKUNDER ; Pengemudi cedera dalam tabrakan d
engan ranmor lain (V29.0)
4. KODE KASUS KECELAKAAN DALAM ICD 10 (V01-X59)
PEMBUATAN
SEP
CENTANG
DIDALAM
KOTAK
BPJS CENTER
73
www.bpjs-kesehatan.go.id
Surat Edaran Direktur Pelayanan PT. Askes (Persero)
Nomor 0173 tahun 2013 tentang Penyiapan Badan
Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Center
BPJS Center terdiri dari Petugas RS dan Petugas BPJS dengan masing
masing fungsi/tugas sebagai berikut :
Petugas Rumah Sakit :
• Sesuai dengan Permenkes Nomor 71 Tahun 2013 (Lampiran peraturan Mentri
Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013, Prosedur dan Tata Laksana Pelayanan
Kesehatan bagi Peserta Jaminan Kesehatan Nasional, poin A 7) “ Seluruh Fasilitas
Kesehatan baik tingkat Pertama maupun tingkat Lanjutan berkewajiban meneliti
kebenaran dan identitas Peserta dan penggunaannya”.
• Melakukan pengecekan keabsahan kartu dan surat rujukan.
• Melakukan entry data ke dalam aplikasi Surat Elijibilitas Peserta (SEP).
• Melakukan pencetakan SEP.
• Mengkoding pelayanan yang telah diberikan dan mengentrikannya ke dalam aplikasi
INA-CBGs.
S PJ
(Jaminan)
S PE
(Elijibilitas)
Elijibilitas sebagai Peserta dan mendapatkan pelayanan
Dalam SJP tertulis: “Surat Elijibilitas ini bukan sebagai bukti penjaminan”
•Surat Eligibilitas Peserta (SEP) adalah bukti yang menyatakan bahwa Peserta sah sebagai
Peserta BPJS Kesehatan, bukan sebagai bukti penjaminan Peserta. Pelayanan Kesehatan
yang diberikan kepada Peserta dapat dijamin dan dibayar oleh BPJS Kesehatan jika
Pelayanan Kesehatan tersebut sesuai dengan ketentuan prosedur Pelayanan, termasuk
dalam benefit yang dijamin, dan sesuai dengan hal – hal yang telah ditetapkan dalam
Perjanjian Kerjasama.
•Bila Pelayanan Kesehatan yang diberikan tidak sesuai dengan ketentuan prosedur
Pelayanan dan tidak termasuk dalam benefit yang dijamin, meskipun sudah diterbitkan SEP,
tidak dapat dijamin dan dibayar oleh BPJS Kesehatan.
Terima Kasih