Anda di halaman 1dari 14

PEMERIKSAAN

BIAKAN HIV DARI


DARAH
LATAR BELAKANG

HIV/AIDS saat ini merupakan penyakit yang


dianggap paling menakutkan.
Pada tahun 2005 saja, AIDS diklaim telah
menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3
juta jiwa; lebih dari 570.000 jiwa di antaranya
adalah anak-anak.
Sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat
menyembuhkan penderita dari penyakit ini. Obat yang
ada hanya berfungsi untuk menghambat pertumbuhan
virus dan memperpanjang masa hidup penderita.
Oleh karena itu, sangat penting untuk
dilakukandiagnosa dini terhadap penyakit ini
karena penyakit ini merupakan penyakit yang
tidak menunjukkan gejala pada bulan bulan
pertama padahal pada masa tersebut penderita
sudah dapat menularkan penyakit HIV/AIDS
ini kepada orang lain.
Tantangan mendiagnosis infeksi HIV
pada bayi

Kebanyakan infeksi HIV pada anak akibat


penularan HIV dari ibu-ke-bayi (mother-to-child
transmission/MTCT), yang dapat terjadi selama
kehamilan dan persalinan, atau selama
menyusui.
Hampir 2.000 bayi terinfeksi HIV setiap hari
melalui
MTCT di negara miskin sumber daya.1 Pada 2006, ada
kurang lebih 2,3 juta anak terinfeksi HIV di seluruh dunia.
Jumlah ini diduga tetap akan meningkat dalam waktu
dekat
karena beberapa alasan. Saat ini, kurang dari 10% ibu
hamil
yang terinfeksi HIV di negara miskin sumber daya
menerima profilaksis antiretroviral (ARV) untuk
pencegahan penularan HIV dari ibu-ke-bayi (prevention of
mother-to-child transmission/PMTCT).
Anak yang terinfeksi HIV menanggapi
ART
dengan baik. Tetapi, pengobatan semacam ini
paling efektif apabila dimulai sebelum anak
jatuh sakit (artinya, sebelum pengembangan
penyakit lanjut). Tanpa ART, pengembangan
infeksi HIV sangat cepat pada bayi dan anak.
Pendekatan klinis pada diagnosis
Para dokter di negara miskin sumber daya
yang tidak mempunyai kemampuan untuk
mendiagnosis bayi di bawah usia 18 bulan yang
terinfeksi HIV dengan kepastian dapat memakai
pendekatan klinis, misalnya algoritme yang
diuraikan dalam Integrated Management of
Childhood Illnesses (IMCI) untuk memandu
keputusan perawatan dan pengobatan
mereka.
Tes yang ideal
Tes diagnostik yang ideal untuk bayi yang
terpajan HIV akan memenuhi kriteria sebagai
berikut:
• Mempunyai spesifitas >99% untuk semua
subtipe HIV, dan sensitivitas >98%.
• Petugas kesehatan dapat melakukan tes pada
darah kering (dried blood spot/DBS) yang
diteteskan pada kertas filter.
• Tes harus murah, sederhana dan teknologi yang
mudah dirawat, dengan peralatan dan suku
cadang yang mudah diperoleh.
• Tes memakai reagen yang murah dan tidak
perlu disimpan di kulkas.
• Metodologi tes mudah diajarkan dan dapat
dilakukan tanpa pelatihan secara besar-besaran.
• Harga tes tidak lebih dari dua dolar AS.
• Hasil tes tidak dipengaruhi oleh ART yang
dipakai oleh ibu untuk infeksi HIV selama
kehamilan atau profilaksis ARV pada ibu atau
bayi untuk mencegah MTCT.
Berikut ini pemeriksaan/tes yang lazim
dilakukan:
1. Biakan HIV dari darah
Biakan HIV dalam darah digunakan untuk:
 mendeteksi infeksi HIV
 mengukur jumlah virus dalam darah secara
langsung
 mendAiagnosis bayi
 menentukan tingkat keparahan infeksi dan
tanggapan selanjutnya terhadap pengobatan
pada orang dewasa dan anak.
2. Tes Antigen P24,
3. Pemeriksaan ELISA,
4. Pemeriksaan western bloat,
5. PCR (Polymerace Chain Reaction)
KESIMPULAN

AIDS (Acquired Immune Deficiency


Syndrome) merupakan kumpulan gejala
penyakit akibat adanya penurunan immunitas /
zat kekebalan tubuh yg disebabkan oleh
Human Immunodeficiency Virus (HIV) dgn
tanda/ gejala penderita mudah terserang infeksi
& kanker.
Penularan virus HIV dapat terjadi melalui :
tranfusi darah yang mengandung HIV, jarum
suntik atau alat tusuk lain (akupunktur, tato,
tindik) bekas dipakai oleh pengidap
HIV,hubungan seksual dengan pengidap HIV ,
ibu hamil pengidap HIV kepada janinnya .
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai