Anda di halaman 1dari 46

Materi 13

KEGAWATDARURATAN PADA
TRAUMA
MUSKULOSKELETAL
Disampaikan pada :
Pelatihan
Emergency Nursing – Intermediate Level
(ENIL)
Pokok Bahasan
• Cedera pada Muskuloskeletal
• Tipe Cedera
– Cedera Muskular (Jaringan Lunak)
• Strain
• Sprain
– Cedera Skeletal
• Fraktur
• Dislokasi
• Amputasi
• Sindrom Kompartemen
• Asuhan Keperawatan Gawat Darurat
Cedera pada Muskuloskelatal
Cedera Muskuloskeletal yang memerlukan
penanganan awal, yaitu:
1. Strain
2. Sprain
3. Fraktur
4. Dislokasi
5. Amputasi
6. Sindrom Kompartemen
Tipe Cedera
• Terbuka
– Terjadi kerusakan kulit dan disertai perdarahan
• Tertutup
– Tdk terjadi kerusakan kulit ttp kemungkinan adanya
perdarahan di dalam bisa terjadi

PERHATIKAN CEDERA PENYERTA


• Cedera saraf
• Cedera arteri
• Cerera vena
• Cedera jaringan lunak
Cedera Jaringan Lunak
Tertutup
A. Sprain
Cedera ligamen akibat tarikan dan
peregangan berlebihan.

Tanda dan gejala :


a. Tidak berfungsinya bagian tubuh
b. Pembengkakan, nyeri
c. Keterbatasan gerak dalam 2-3 jam
d. Rongent  untuk mengetahui
kemungkinan fraktur
Cedera Jaringan Lunak Tertutup, Sprain (Lanjutan...)

Tindakan :
• Tindakan awal dengan RICE
– Rest : Istirahatkan bagian yang cedera
– Ice : Kompres es
– Compression : Bebat dengan verban elastis.
– Elevation : Tinggikan bagian yang cedera
• Kolaborasi dalam pemberian analgetik
Cedera Jaringan Lunak Tertutup (Lanjutan...)

B. Strain
Pereganganan pada otot dan tendon
yang berlebihan.

Tanda dan gejala :


a. Nyeri yang sangat berat
b. Pembengkakan
c. Ekimosis sesudah beberapa hari
d. Rongent  ada atau tidaknya fraktur
Cedera Jaringan Lunak Tertutup, Strain (Lanjutan...)

Tindakan :
• Tindakan awal dengan RICE
• Pembedahan  jika rupture jaringan
• Penyembuhan : 4-6 minggu  aktifitas
ringan
Cedera Jaringan Lunak Tertutup (Lanjutan...)

C. Dislokasi
• Sangat nyeri
• Bila terjadi pada sendi besar dpt menjadi darurat 
jepitan neurovaskuler dpt menyebabkan amputasi
• Penting untuk menilai PMS
• Imobilisasi dengan pading (bantalan) dan fiksasi
ekstremitas pada posisi yang nyaman
• Tanda dan Gejala Dislokasi
a. Asimetris dari sendi
b. Nyeri
c. Bengkak
d. Kehilangan fungsi
Cedera Jaringan Lunak Tertutup, Dislokasi (Lanjutan...)

Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2nd ed, Mosby, 2005
Cedera Jaringan Lunak Tertutup, Dislokasi (Lanjutan...)

Tindakan :
• Reposisi secara tertutup atau terbuka
dengan kontrol anesthesi
• Imobilisasi dengan bantalan lunak
• Terapi analgetik
Cedera Jaringan Lunak Tertutup (Lanjutan...)

Perlu diperhatikan pada luka tertutup

1. Proteksi diri
2. Memar besar berikan kompres dingin
3. Perubahan warna kulit luas  perdarahan luas.
4. Memar sekepalan tangan  hilang darah 10 %
5. Memar besar di kepala, dada dan perut  perdarahan
di dalam.
6. Memar di atas anggota gerak  kemungkinan fraktur
Luka Terbuka
Perlu diperhatikan pada Luka terbuka

1. Buka pakaian hingga seluruh luka terlihat.


2. Kontrol perdarahan dengan penekanan
langsung dan peninggian
3. Cegah kontaminasi, jaga luka sebersih
mungkin
4. Jangan pernah coba mencabut benda
tertancap
5. Balut luka dengan kasa steril dan balut
6. Periksa nadi distal setelah pembalutan.
1 2

3 4

Mengontrol Perdarahan
Luka Tusuk dengan Benda
Tertancap
Penatalaksanaan
a. Amankan benda tertancap untuk cegah
pergerakan
b. Buka pakaian sekitar luka
c. Kontrol perdarahan, stabilisasi/balut
tekan sekitar luka tusuk.
d. Gunakan balut besar u/ stabilkan benda
e. Jangan cabut benda yang tertancap
Gambar : Luka tusuk karena pensil di kelopak mata Gambar : Luka tusuk di kepala

Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2 nd ed, Mosby, 2005
Perawatan Luka
• Teknik showering (irigasi).
– Gunakan Cairan normal saline / NaCl 0,9%
 Tidak tosik terhadap jaringan
 Tidak menghambat proses penyembuhan
 Tidak menyebabkan alergi

• Teknik debridement
Membantu proses penyembuhan luka 
menghilangkan jaringan nekrotik
– Teknik yang digunakan surgical debridement
Fraktur
Tanda dan Gejala Fraktur
• Nyeri dan kemerahan.
• Pembengkakan.
• Deformitas.
• Krepitasi.
• Keterbatasan gerak sendi.
• Bone expose.
• Perubahan posisi.
Pengkajian
1. Primary survey (ABC)
2. Mekanisme terjadinya cedera
3. Cedera lain : kepala, servikal, spine, thorak,
abdomen, ektremitas atas dan bawah.
4. Periksa ada tidaknya ketidakstabilan dan
krepitasi, pelvis hati-hati
5. Periksa ada tidaknya nyeri pada semua sendi
6. Periksa dan catat PMS
7. Kolaborasi dokter
Pengkajian Sistem Muskuloskeletal
• Status Lokalis
Pemeriksaan dilakukan secara sistematis :
1. Inspeksi (Look)
2. Palpasi (Feel)
3. Kekuatan otot (Power)
4. Pergerakan (Move).
• Inspeksi (Look) :
– Raut muka pasien, cara berjalan/duduk/tidur.
– Lihat kulit, jar lunak, tulang dan sendi.

• Palpasi (Feel) :
– Suhu kulit panas atau dingin, denyutan arteri
teraba/tdk, adakah spasme otot.
– Nyeri tekan atau nyeri kiriman (referred pain)

• Kekuatan otot (Power) :


– Grade 0,1,2,3,4,5 (Lumpuh s/d normal)

• Pergerakan (Move) :
– ROM (Range of Motion)
– Pergerakan sendi : abduksi, adduksi, ekstensi, fleksi
PENGELOLAAN
• Penanganan cedera muskuloskeletal yang baik
dan benar akan mengurangi nyeri, kecacatan,
dan menghindari komplikasi
• Antisipasi syok perdarahan pada fraktur femur
dan pelvis
• Reduksi dilakukan dengan segera dengan cara
traksi (menarik) dan gentle
• Bila ada tahanan pada saat reduksi jangan
dipaksa, lakukan pembidaian pada posisi yang
nyaman menurut pasien
PENGELOLAAN (Lanjutan....)

• Selalu catat PMS sebelum dan sesudah


pembidaian
• Perawatan luka, pencegahan infeksi, dan
tetanus
• Fr terbuka harus tangani perdarahannya.
• Gunakan balut tekan.
• Jangan gunakan torniquet  kerusakan
neurovaskuler.
PENGELOLAAN (Lanjutan....)
Pembidaian
Pengertian
Memasang alat untuk mempertahankan kedudukan
tulang.

Indikasi
◦ Patah tulang terbuka / tertutup

Tujuan
◦ Mencegah pergerakan tulang yang patah
◦ Mengurangi nyeri
◦ Mencegah cedera lebih lanjut
◦ Mengistirahatkan daerah patah tulang
◦ Mengurangi perdarahan.
Jenis dan Teknik Pembidaian
• Bidai kaku (rigit splint) : cardboard, plastik kaku,
metal, kayu, atau vacum splint.
• Bidai lunak (soft splint) : air splint, bantal sling.
• Sling dan bebat (sling and swathe) : anggota
tubuh diikat dan digantung ke anggota tubuh.
• Bidai tarik (traction splint) : alat khusu untuk fr
femur, dipakai untauk membidai sekaligus
menarik (traksi) pada kaki.
Pembidaian (Lanjutan....)

• Prinsip Pembidaian
– Pastikan ABC aman
– Kontrol perdarahan
– Pasien sadar : menginformasikan adanya nyeri
– Buka daerah yg akan dibidai
– Periksa dan catat PMS (pulse, motoric, sensoric)
sebelum dan sesudah.
Prinsip Pembidaian (Lanjutan....)

– Jika terdapat angulasi yang besar dan


pulsasi hilang lakukan traksi secara gentle.
– Luka terbuka ditutup dgn kasa steril.
– Bidai mencakup sendi atas dan bawah
cedera
– Berikan bantalan yang lunak
– Bila ragu-ragu apakah ada fraktur/tdk
sebaiknya lakukan bidai untuk pencegahan.
Prinsip Pembidaian (Lanjutan....)

Gambar :
Pembidaian pada fraktur pergelangan tangan
Jenis dan Tehnik Pembidaian
• Bidai kaku (rigid splint) : cardboard, plastik kaku,
metal, kayu, atau vacum splint.
• Bidai lunak (soft splint) : air splint, bantal sling.
• Sling dan bebat (sling and swathe) : anggota
tubuh diikat dan digantung ke anggota tubuh.
• Bidai tarik (traction splint) : alat khusu untuk fr
femur, dipakai untauk membidai sekaligus
menarik (traksi) pada kaki.
Vacuum Splints (kiri) dan Air Splints (kanan)
Gambar: Lengan yang cedera Gambar: Sling dan swathe sering
diimobilisasi dengan Air Splint digunakan untuk membalut
cedera bahu untuk mencegah
pergerakan lengan dan bahu
Gambar: Bidai Tarik (Traction Splint)
AMPUTASI
• Amputasi lebih ke proksimal akan mengancam
jiwa karena perdarahan
• Pada umumnya perdarahan akan berhenti
dengan penekanan pada ujung stump (puntung)
• Bila perdarahan masif tidak terkontrol dengan
balut tekan dapat dipilih pemasangan tornikuet
• Tornikuet dapat dilakukan se-distal mungkin
AMPUTASI (lanjutan...)

• Usahakan menemukan bagian amputee dan


bawa serta
• Bagian ini bila mungkin disambung kembali atau
menjadi bagian untuk graft
• Reimplantasi dapat dilakukan pada kondisi luka
tertentu dan fasilitas tertentu
• Cara membawa amputee : bagian amputee
masukan dalam kantong plastik yang bersih dan
kering kemudian masukan dalam tempat yang
lebih besar yang diisi es batu dan air
TOURNIQUET
• Sebagai alternatif terakhir untuk mengontrol
perdarahan ketika semua cara gagal.
– Karena tourniquet dapat menghentikan seluruh
aliran darah pada anggota gerak,
– Gunakan tourniquet hanya pada ujung dari anggota
gerak yang sudah hancur atau sudah teramputasi
(terpotong).
• Dapat menyebabkan kerusakan yang menetap
pada saraf, otot dan pembuluh darah serta
dapat berakibat hilangnya fungsi dari anggota
gerak tersebut.
• Selalu coba dulu dengan tekanan langsung
TOURNIQUET (Lanjutan ...)

Cara Pemasangan
a. Pilih perban yang lebarnya 4
inci dan buatlah 6 – 8 lapis.
b. Lilitkan di sekeliling anggota
gerak, di proksimal
(sebelum) luka.
c. Talikan simpul pada perban.
Kemudian tempatkan
sebuah batang kecil/pensil
diatasnya talikan batang
pensil pada perban.
d. Putar batang pensil/kayu
sampai perdarahan berhenti
kemudian kunci batang pada
posisinya.
e. Catat waktu
SINDROMA KOMPARTEMEN
• Ekstremitas bersisi jaringan otot dan
neurovaskuler dalam rongga yang tertutup
yang dibatasi oleh suatu membran yang yang
kuat dan kurang elastis

• Cedera pada daerah ini dapat menimbulkan


perdarahan dalam rongga tertutup, sehingga
tekanan meningkat, menyebabkan penekanan
pada pembuluh darah dan saraf
KOMPARTEMEN SINDROMA (Lanjutan...)

• Bila berlangsung > 6 jam dapat


menimbulkan kematian pada bagian distal
• Gejala 5 P (pain, pallor, pulseless,
paresthesia, paralisis)
• Gejala awal pain dan paresthesia
• Jika menemukan gejala ini segera
laporkan untuk tindakan fasciotomy
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. NYERI
• Kaji intensitas nyeri, lokasi dan lama nyeri.
• Memberikan posisi yang anatomis dan
nyaman bagi pasien.
• Menganjurkan untuk teknik relaksasi (tarik
napas dalam)
• Melakukan tindakan bidai
• Mengukur tanda-tanda vital
• Kolaborasi dalam pemberian analgetik
dengan tim medis.
INTERVENSI KEPERAWATAN (Lanjutan...)

2. DEFISIT VOLUME CAIRAN


– Pasang IV line dua jalur dengan jarum besar,
larutan kristaloid hangat.
– Hentikan perdarahan dengan teknik balut
tekan.
– Pasang kateter,monitor urine output tiap jam
– Observasi tanda-tanda vital tiap jam.

(LIHAT JUGA MATERI SYOK HIPOVOLEMIK)


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai