Anda di halaman 1dari 27

CASE REPORT

GLAUKOMA SEKUNDER
OELH : JAJANG PERMANA SUBHAN (1102012136)
PEMBIMBING : dr. DIJAH HALIMI, Sp.M
LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. J
• Usia : 55 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Pendidikan : SD
• Pekerjaan : Tidak Bekerja
• Alamat: : Kampung Linduk
• Agama : Islam
• Status : Sudah menikah
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis
Keluhan utama
• Penglihatan buram perlahan – lahan pada mata kanan dan kiri sejak 7 bulan SMRS
Keluhan Tambahan : -
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan penglihatan mata kanan buram sejak 3 bulan yang lalu.
Semakin hari penglihatan dirasa semakin buram. Pasien mengatakan seperti melihat
kabut dan silau. Keluhan tersebut disertai rasa sakit dan berdenyut dan terkadang mata
berair.
Sebelumnya pasien mengalami keluhan yang sama pada mata kirinya. Mata kiri terasa
sakit dan berair, sudah pernah dibawa berobat, setelah berobat pasien merasakan
keluhan hilang timbul. Selain itu, pasien merasa penglihatannya seperti ada bingkai bulat
berwarna hitam dimana bagian yang tampak semakin lama semakin kecil hingga saat ini
mata kirinya tidak dapat melihat. Pasien sudah mengalami itu sejak 7 bulan yang lalu
namun keluhan sakit masih sering timbul sampai sekarang. Sebelumnya penglihatan
pasien baik, riwayat penggunaan kacamata (-), nyeri bola mata (+).
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu:
• Riwayat keluhan serupa sebelumnya disangkal
• Riwayat adanya gangguan penglihatan sebelumnya disangkal
• Riwayat pembedahan pada mata sebelumnya disangkal
• Riwayat penggunaan obat dalam jangka panjang disangkal
• Riwayat penyakit diabetes mellitus disangkal
• Riwayat mengalami benturan atau trauma benda asing disangkal
• Riwayat alergi obat disangkal
• Riwayat darah tinggi disangkaal

Riwayat Penyakit Keluarga


• Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama disangkal
• Riwayat penyakit diabetes mellitus disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS OFTALMOLOGIS
RESUME

Pasien datang dengan keluhan penglihatan mata kanan buram sejak 3 bulan yang lalu.
Semakin hari penglihatan dirasa semakin buram. Pasien mengatakan seperti melihat kabut
dan silau. Keluhan tersebut disertai rasa sakit dan berdenyut dan terkadang mata berair.
Sebelumnya pasien mengalami keluhan yang sama pada mata kirinya. Mata kiri terasa sakit
dan berair, keluhan hilang timbul. Selain itu, pasien merasa penglihatannya seperti ada
bingkai bulat berwarna hitam dimana bagian yang tampak semakin lama semakin kecil
hingga saat ini mata kirinya tidak dapat melihat. Pasien sudah mengalami itu sejak 7 bulan
yang lalu namun keluhan sakit masih sering timbul sampai sekarang. Sebelumnya
penglihatan pasien baik, riwayat penggunaan kacamata (-), nyeri bola mata (+).
PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS
TATALAKSANA

Penghambat adrenergic beta

Inhibitor karbonat anhidrase sistemik


PROGNOSIS
PENDAHULUAN

Glaukoma merupakan salah satu penyebab kebutaan utama di Amerika. Hampir 80.000 penduduk
Amerika Serikat buta akibat glaukoma. Diperkirakan terdapat 2 juta penduduk mengidap glaukoma.
Glaukoma berasal dari kata Yunani “ Glaukos ” yang berarti hijau kebiruan, yang memberikan kesan
warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Kelainan mata glaukoma ditandai dengan meningkatnya
tekanan bola mata, atropi saraf optik dan menciutnya lapang pandang.

Penyakit yang ditandai dengan peninggian tekanan intraokular ini disebabkan:

• Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar

• Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil

• Hambatan pengaliran pada pupil waktu pengaliran cairan dari bilik mata belakang ke bilik mata depan
DEFINISI

Glaukoma adalah suatu neuropati optik kronik didapat yang ditandai oleh

pencekungan (cupping) diskus optikus dan pengecilan lapang pandang, biasanya

disertai dengan peningkatan tekanan intraokular.


KLASIFIKASI

Klasifikasi Vaughen untuk glaukoma adalah sebagai berikut :

1. Glaukoma Primer 3. Glaukoma Sekunder

- Glaukoma sudut terbuka (glaukoma simpleks) - Perubahan Lensa

- Glaukoma sudut sempit - Kelainan Uvea

2. Glaukoma Kongenital - Trauma

- Primer atau infantil - Bedah, steroid dll

- Menyertai kelainan kongenital lainnya 4. Glaukoma Absolut


1. GLAUKOMA PRIMER

Glaukoma dengan etiologi tidak pasti, di mana tidak didapatkan kelainan yang
merupakan penyebab glaukoma. Glaukoma ini didapatkan pada orang yang telah memiliki
bakat bawaan glaukoma, seperti

1. Bakat dapat berupa gangguan fasilitas pengeluaran cairan mata atau susunan anatomis
bilik mata yang menyempit

2. Mungkin disebabkan kelainan pertumbuhan pada sudut bilik mata depan


(goniodisgenesis), berupa trabekulodisgenesis, iridodisgenesis dan korneodisgenesis dan
yang paling sering berupa trabekulodisgenesis dan goniodisgenesis.
2. GLAUKOMA KONGENITAL

Glaukoma ini terdapat lebih jarang daripada glaukoma pada orang dewasa.
Frekuensinya kira-kira 0,01% diantara 250.000 penderita, dimana prevalensinya 2/3
adalah laki-laki dan 2/3 terjadi bilateral. Schele membagi glaukoma kongenital
menjadi 2 yaitu:

- Glaukoma Infantum

- Glaukoma Juvenil
3. GLAUKOMA SEKUNDER

Glaukoma sekunder terjadi jika mata mengalami kerusakan akibat:

- Infeksi

- Peradangan

- Tumor

- Penyakit mata yang mempengaruhi pengaliran humor Aqueus dari bilik Anterior

- Katarak yang meluas


3. GLAUKOMA SEKUNDER

Pada Katarak sering terjadi glaukoma sekunder, prosesnya:

- Fakotopik

- Fakolitik

- Fakotoksik
4. GLAUKOMA ABSOLUT

Glaukoma absolut merupakan stadium akhir glaukoma (sempit / terbuka) di


mana sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan
fungsi lanjut.

Pada glaukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi
dengan ekskavasi glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit.

Sering mata dengan buta ini mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah


sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskularisasi pada iris, keadaan ini
memberikan rasa sakit sekali akibat timbulnya glaukoma hemoragik.
DIAGNOSIS DAN
PEMERIKSAAN MATA
PEMERIKSAAN MATA

1. Ketajaman penglihatan
2. TonometrI
3. Gonioskopi
4. Oftalmoskopi
5. Pemeriksaan lapangan pandangan
6. Tonografi
7. Tes provokasi
TATALAKSANA
TATALAKSANA

Medikamentosa
A. Supresi Pembentukan Humor Aqueous C. Penurunan Volume Korpus Vitreum.

1. Penghambat adrenergic beta 1. Obat-obat hiperosmotik

2. Apraklonidin 2. Gliserin (gliserol) oral

3. Inhibitor karbonat anhidrase sistemik-asetazolamid D. Miotik, Midriatik dan Siklopegik

B. Fasilitasi Aliran Keluar Humor Aqueous.

1. Kolinergik/ Parasimpatomimetik, yakni pilokarpin

2. Antikolinesterase ireversibel

3.Epinefrin 0,25-2%

4. Dipivefrin
TATALAKSANA

Pembedahan
A. Iridektomi dan iridotomi perifer

B. Trabekuloplasti laser

C. Bedah drainase glaukoma

D. Tindakan siklodestruktif
PROGNOSIS

Tanpa pengobatan, glaukoma dapat mengakibatkan


kebutaan total. Apabila proses penyakit terdeteksi dini
sebagian besar penyakit glaukoma dapat ditangani dengan
baik
DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton, Arthur C. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. EGC: Jakarta.
2. Ilyas, Sidarta Prof. dr. spM. 2004. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia: Jakarta
3. Vaughan, Daniel G et all. 2000. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Widya Medika: Jakarta.
4. Pascotto A, Sacca SC, Fioretto M, Orfeo V. Glaucoma, Complications and Management of
Glaucoma Filtering.
5. Supiandi, S. Cara Pemeriksaan dan Jenis Glaukoma. FKUI. Jakarta. 1986.
6. Perhimpunan dokter spesialis mata Indonesia, 2002, Ilmu Penyakit Mata untuk dokter
umum dan mahasiswa kedokteran: edisi ke-2, Sagung Seto, Jakarta.
7. Suhardjo et. Al. 2007. Ilmu Kesehatan Mata, Bagian Ilmu Penyakit Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
8. Lee, D. A. Clinical Guide to Comprehensive Ophtalmology. Stuggart. NewYork. 1999.
9. Boyd, B. F., Luntz, M. Innovations In The Glaucomas Etiology, Diagnosis, and
Management. Highlights of Ophthalmology International. 2002.
10. Wijana, N., 1993 Ilmu Penyakit Mata, cetakan 6, Abadi Tegal, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai