Artikel adalah sebuah karangan faktual (nonfiksi)
tentang suatu masalah secara lengkap yang dimuat dalam media massa. Meyakinkan Mendidik Menghibur Menawarkan pemecahan suatu masalah Menemukan ide. Mencari bahan-bahan referensiuntuk mengembangkan ide. Membuat outlineuntuk mengorganisasikan paduan antara ide dan referensi sehingga sistematis. Free Writing (menulis bebas)berupa penulisan naskah awal (first draft). Menulis ulang naskah (rewriting)merevisi tulisan. Menyunting naskah (editing)memerbaiki naskah secara redaksional dan substansial. Judul (Head) Nama Penulis (By Line) Prolog pembuka tulisan, atau intro. Bridge pengail atau jembatan antara intro dan pokok bahasan. Berupa pertanyaan. Isi (Body) paparan masalah, berupa sub-subjudul. Penutup (Closing) berupa kesimpulan atau ajakan. Keterangan atau identitas penulis. Artikel Deskriptif (Apa yang sedang terjadi) Artikel Eksplanatif (Kenapa) Artikel Prediktif (Apa yang akan terjadi) Artikel Preskriptif (Apa yang harus dilakukan) Artikel Deskriptif adalah tulisan yang isinya menggambarkan secara detail ataupun garis besar tentang suatu masalah. Artikel Eksplanatif adalah tulisan yang isinya menerangkan sejelas-jelasnya tentang suatu masalah. Artikel Prediktif adalah tulisan yang berisi ramalan atau dugaan apa yang kemungkinan terjadi pada masa mendatang (Berkaitan dengan masalah yang dikemukakan). Artikel Preskriptif adalah tulisan yang isinya mengandung ajakan, imbauan, atau “perintah” bagi pembaca agar melakukan sesuatu. (Kata-kata “harus”, “seharusnya”, “hendaknya”, “seyogianya”, dan semacamnya mendominasi tulisan jenis ini). Artikel Informatif, yakni tulisan yang berisi tentang suatu masalah atau peristiwa.
Artikel Persuasif, yakni tulisan yang berisi ajakan,
imbauan, atau perintah kepada pembaca.
Artikel Rekreatif, yakni artikel yang bermaksud
menghibur pembaca dengan sebuah masalah atau peristiwa yang mengandung kelucuan. Kemauan (Semangat, keuletan, dan pendorong seseorang melakukan apa saja yang memungkinkannya mencapai kemampuan menulis). Motivasi Menulis (Tentukanlah alasan, mengapa Anda ingin menjadi penulis?). Kemampuan: Kemampuan mengamati fenomena Kemampuan berbahasa tulisan Kemampuan berbahasa Jurnalistik Pengamatan yang terus-menerus atas isu atau masalah yang berkembang di masyarakat Dimensi Statis (Kejadian dipandang sebagai “takdir” semata, tidak bisa digugat, atau diduga “terdapat sesuatu” di balik fenomena itu). Fenomena Dimensi Dinamis (Kejadian yang dipandang “terdapat sesuatu” dan berkemungkinan mengalami perkembangan, perubahan, atau “sebenarnya tidak harus terjadi” Struktur kalimat atau ketaatan pada Kaidah Bahasa: Kalimat harus lengkap (SPOK) Menguasai EYD dengan baik Ringkas/hemat kata menghindari pemborosan kata. Jelas mudah dipahami pembaca, hindari penyingkatan. Tertib patuh pada aturan atau norma yang berlaku dalam penulisan berita. Singkat. Menarik hindari ungkapan klise (dalam rangka, sementara itu, selanjutnya dikatakan), dan hal monoton (menulis nama tokoh berulang-ulang, cari sebutan/jabatan lain tokoh tersebut). Menggali ide: Mencari inspirasi atau ilham. Mengumpulkan bahan: Siapkan bahan atau referensi yang mendukung pengembangan ide tersebut menjadi tulisan (artikel). Mulai menulis: Biarkan ide mengalir dan tuangkan dalam bentuk tulisan. Menyoal Nasib Guru Fulan (30 tahun), seorang guru SD di Anu, melakukan “mogok ngajar” gara-gara gajinya yang hanya 100 ribu rupiah per bulan dipotong 25%. Seperti diberitakan Harian Anu (1/1), Fulan melakukan aksi protesnya selama seminggu, membuat murid-murid tidak bisa belajar selama itu. Apa yang dilakukan Fulan, dapat dimengerti. Langka sekali seorang guru dengan berani melakukan aksi nyata seperti dia, sebagai protes akan pemotongan gajinya. Fulan hanyalah satu contoh betapa nasib guru sekarang memprihatinkan. Tulisan ini akan membahas kondisi umum guru kita dewasa ini dan gambaran betapa mulia status guru. Akhlakul Karimah: Kunci Sukses Pergaulan “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. Demikia (arti) sabda Rasulullah Saw, yang menjelaskan tugas utamanya sebagai utusan Allah di dunia ini. Gambaran misi Rasulullah tersebut sangat sederhana, namun bermakna dalam, dan menegaskan bahwa penyempurnaan akhlak mulia merupakan sasaran utama risalah Islam. Hadits di atas juga menunjukkan, betapa akhlak merupakan hal penting diperhatikan oleh kita. Sebab, akhlak atau budi pekerti adalah sumber sekaligus penggerak perilaku seseorang, baik dalam berhubungan dengan sesama manusia (pergaulan sosial) maupun dengan Tuhan. Tulisan ini akan membahas mengapa akhlak menjadi sasaran risalah Islam, apa yang dimaksud dengan akhlak mulia, dan bagaimana fungsi dan peran akhlak dalam pergaulan sosial manusia. (Subjudul pembahasan: pengertian akhlak, ciri-ciri akhlak mulia, akhlak mulia modal utama pergaulan harmonis). Melacak Akar Perselingkuhan “Perselingkuhan semakin merajalela dan menjadi fenomena nasional,” demikian ungkap Dr. Anu dalam sebuah ceramahnya. “Penyebabnya antara lain mandegnya komunikasi antara suami-isteri.” Apa yang diungkapkan Dr. Anu di atas patut menjadi perhatian sekaligus keprihatinan kita. Terlebih, penyebab perselingkuhan yang dikemukakan pakar tadi, hanyalah satu dari sekian faktor. Tulisan ini akan mengulas apa sebenarnya perselingkuhan, mengapa hal itu terjadi, dan bagaimana mengantisipasinya. (Subjudul pembahasan: pengertian selingkuh/perselingkuhan, sebab-sebab perselingkuhan, kiat menghindari perselingkuhan). Potret Kehidupan Umat Beragama Agama, menurut Dr. M.A. Jabbar Beg (1984), mempengaruhi dan membentuk pandangan dunia (world view) seseorang. Agama menciptakan perasaan tanggungjawab terhadap Tuhan-nya dengan menyadarkannya bahwa ia merupakan bagian dari alam semesta. Agama, lanjut Beg, bisa mempengaruhi sikap normal seseorang. Ia bisa mencegahnya berbuat jahat dan tercela; membuatnya mampu berbuat baik, baik pada dirinya sendiri maupun pada orang lain. Jika kita sepakat dengan pandangan di atas, kita melihat bagaimana pentingnya agama bagi kehidupan seseorang dan kehidupan di dunia ini pada umumnya. Kita juga bisa mengukur diri, apakah agama yang kita anut telah berperan atau diperankan dalam diri kita sebagaimana dikatakan Beg di atas? Lalu, bagaimana “potret” keberagaman umat dewasa ini? Apakah perilaku mereka telah mencerminkan bahwa mereka umat beragama? (Subjudul pembahasan: fungsi agama bagi manusia, karekteristik umat beragama, realitas kehidupan umat beragama).