Anda di halaman 1dari 98

Pemicu 4

Kelompok 09
Sistem Muskuloskeletal
2016
Tutor: dr. silviana

Ketua: Kevin Jonatan (405140085)


Sekretaris: Hartomas Bumiharjo (405140065)
Penulis: Deti Tiffani (405140156)

Anggota:
1. Nadya A. R. (40514190)
2. Marco (40513219)
3. Wenny Damayanti (40514049)
4. Rachelle Betsy (40514052)
5. Siti Suryani (40514141)
6. Dewi Sri Fitriani (40514142)
7. Ferdian (40514209)
8. Suraj Singh S. (40514258)
Balada benjolan bikin benjol
Seorang laki-laki berusia 63 tahun datang ke klinik dengan keluhan
benjolan di tungkai kanan yang mengeluarkan nanah. Benjolan teah
ada sejak 2 minggu yang lalu, awalnya sebesar 4cm dan membesar
cepat hingga saat ini diameter 10cm. Pada awalnya pasien tidak
merasakan nyeri, nyeri baru dirasakan sejak 1minggu terakhir. Sehari
sebelum ke RS, benjolan pecah mengeluarkan nanah berbau dan
tampak seperti luka yang menganga. Pasien ini tidak segera
memeriksakan benjolan dikakinya karena dia menganggap bahwa
benjolan tersebut sama seperti benjolan yang terdapat di punggung
kanannya yang telah ada selama 2 tahun.
Unfamiliar Terms
Perumusan Masalah
1. Kenapa nyeri baru dirasakan 1 minggu yang lalu ?
2. Kenapa benjolan awalnya 4cm membesar cepat menjadi 10 cm ?
3. Apakah ada hubungan benjolan sekarang dengan yang telah ada 2 tahun
yang lalu?
4. Mengapa benjolan pecah keluar nanah dan berbau ?
5. Sebagai dokter klinik apa yang harus dilakukan pertama kali ? Bagaimana
tatalaksananya ?
6. Apa pemeriksaan penunjang yang tepat ?
7. Jika benjolan di kaki itu tumor, apakah ada hubungan dengan infeksinya ?
Curah Pendapat
1 & 2. - karena infeksi
- karena tumor
3. Beda, yang sekarang karena keluar nanahada infeksi
yang dulu  tumor jinak atau ganglion (pengumpulan cairan sendi)
4. Ada infeksi  sel darah putih  bernanah
5. Dibersihkan selanjutnya antibiotic
6. Kultur, cek darah, CT-Scan, MRI
7. Mungkin bisa
Review
Tumor otot &
Jaringan lunak + Jinak
Ganas
ulkus pada
tungkai

Definisi, klasifikasi, etiologi, patfis, factor resiko, epdemiologi, tanda dan gejala, penegakan diagnosis, tata
laksana ( farmako, non farmako, dan edukasi), komplikasi, DD, prognosis
Learning Objective
1. MM Tumor ganas pada otot dan jaringan lunak
2. MM Tumor jinak pada otot dan jaringan lunak
3. MM Ulkus pada tungkai

* Definisi, Patfis, Etiologi, Klasifikasi, PF, PP, Tanda dan Gejala,


Tatalaksana( farmako&nonfarmako), Prognosis, komplikasi, Faktor
Resiko, DD, Gizi
Learning Objective 1
Liposarkoma
Definisi
• Tumor ganas (maligna) pada jaringan lemak.

Epidemiologi
• Biasanya terjadi pada umur 40-60an.
• Jarang terjadi pada anak-anak.
Tanda dan Gejala
• Lembut/lunak.
• Ada rasa sakit/nyeri
• Biasanya terdapat pada jaringan lunak dalam dari ekstremitas proksimal dan retroperitoneum.
• Tumor retroperitoneal: penurunan BB, sakit pada perut, gagal ginjal
Morfologi
• Secara histologi :
• Well-differentiated liposarcoma  liposit
• Myxoid liposarcoma
• Round cell liposarcoma lipoblas
• Pleomorphic variant
Liposarkoma
Diagnosa
• CT Scan
• MRI
• Pemeriksaan secara histologi

Tatalaksana
• Low-grade  wide excision
• High-grade  radical resection
• In inaccesible access  radiation theraphy
Liposarkoma
Liposarkoma
Fibrosarkoma
Definisi
• Tumor ganas (maligna) dari jaringan fibrosa.

Gejala
• Pembengkakan
• Tidak nyeri
• Sulit bila berjalan
• Retriksi gerakan sendi pada sendi terdekat
Morfologi
• Batas / tepi tidak tegas.
• Tanpa rasa sakit/nyeri.
• Bertambah besar dan bermetastase (biasanya ke paru-paru).
• Secara mikroskopik :
• High-grade : sel spindel
• Low-grade : dapat sulit dibedakan dengan fibromatosis
Fibrosarkoma
Diagnosa
• Diagnosa biasanya hanya dapat ditegakkan setelah biopsi dan pemeriksaan
secara histologi.
• Anamnesis: letak pada persendian menyebabkan gangguan pergerakan,
nyeri dan gangguan aliran darah pada bagian distal dari lesi, riwayat
paparan (pekerjaan, radioterapi lama, bekas luka lama)
• Pemeriksaan penunjang: X-ray, USG, CT-scan, MRI

Tatalaksana
• High-grade : eksisi luas.
• Low-grade : eksisi luas + pre-operatif dan post-operatif terapi radiasi.
Fibrosarkoma
Rhabdomiosarkoma
Definisi
• Tumor ganas (maligna) pada otot lurik.

Epidemiologi
• Biasanya pada orang-orang dewasa muda.

Morfologi
• Biasanya pada punggung atau pinggang
• Membesar
• Tepi/batas tidak tegas
• Ada rasa sakit/nyeri
• Dapat berubah bersamaan dengan otot yang terkena.
• Terlihat kelompok sel otot lurik yang sangat abnormal pasa pemeriksaan histologi.
Rhabdomiosarkoma
Diagnosa
• Biopsi dan pemeriksaan histologi
• CT scan
• MRI
Tatalaksana
• High-grade : reseksi radikal dari otot yang terkena. Cth : dari origo hingga ke insersio.
• Jika tidak dapat dipastikan grade nya atau tumor telah menyebar hingga ke fascial sheath
 disarankan melakukan amputasi.
• Amputasi juga bisa untuk lesi yang kambuh.
• Jika dapat dilakukan pengangkatan menyeluruh, dapat dilakukan juga radioterapi untuk
menurunkan resiko kambuh.
Penyebab dan Jenis Rhabdomyosarcoma

Hingga saat ini penyebab pasti rhabdomyosarcoma belum diketahui. Namun,


beberapa kondisi medis yang diakibatkan oleh kelainan genetik bawaan
meningkatkan risiko terkena rhabdomyosarcoma, yaitu:
• Neurofibromatosis, yaitu suatu kondisi yang menyebabkan tumbuhnya tumor
pada jaringan saraf.
• Sindrom Li-fraumeni, yaitu suatu kondisi yang menyebabkan seseorang, terutama
anak dan remaja dewasa menjadi rentan terhadap pertumbuhan beberapa jenis
kanker.
• Sindrom Costello dan sindrom Noonan, yaitu suatu
kondisi yang ditandai dengan kelainan bentuk anggota
tubuh (deformitas), keterbelakangan mental, dan
gangguan lainnya.
• Sindrom Beckwith-Wiederman, yaitu suatu kondisi
yang menyebabkan terjadinya pertumbuhan secara
berlebihan pada bayi.
• Sindrom Rubinstein-Taybi, yaitu suatu kondisi yang
menyebabkan kelainan pada penampilan fisik, seperti
ibu jari dan jari kaki yang melebar, fitur wajah yang
khas, hingga cacat intelektual.
• Sindrom Gorlin Basal Cell Nevus, adalah suatu kondisi
yang menyebabkan pemiliknya menjadi rentan
terhadap kanker kulit non-melanoma.
• Beberapa jenis rhabdomyosarcoma yang utama, antara lain:
• Alveolar RMS, yaitu jenis rhabdomyosarcoma yang umum
terjadi pada pasien remaja dan sering menjangkiti area lengan,
tungkai, dada, atau perut. Kondisi ini membutuhkan perawatan
yang intensif karena tumor dapat berkembang dengan cepat.
Jenis ini sulit ditangani.
• Pleomorphic RMS, yaitu jenis rhabdomyosarcoma yang
menyerang pasien dewasa dan menjangkiti area otot di lengan
dan tungkai.
• Embryonal RMS, yaitu jenis rhabdomyosarcoma yang umum
menjangkiti area kepala, leher, genital, atau saluran kemih.
Kondisi ini menyerang pasien yang berusia di bawah enam
tahun dan tergolong agresif, namun biasanya membaik dengan
terapi yang diberikan.
• Botryoid, yaitu jenis embryonal RMS yang menyerang orang
dewasa dengan perwujudan berbentuk anggur di area vagina
atau kandung kemih.
Gejala
Rhabdomyosarcoma memiliki gejala yang berbeda untuk lokasi yang
berbeda pula.
• Kepala, dapat memiliki gejala berupa sakit kepala, kelopak mata yang
turun, atau mata yang menonjol.
• Prostat, gejala yang muncul berupa gangguan pada usus maupun
kandung kemih.
• Vagina, gejala yang muncul berupa pertumbuhan massa polypoid
(polip).
• Paratestikular, gejala yang muncul berupa benjolan pada skrotum
yang tidak terasa nyeri.
• Rahim dan leher rahim, gejala yang muncul berupa
pendarahan menstruasi berlebih (menorrhagia) atau siklus
haid yang menjadi tidak teratur (metrorrhagia).
• Kandung kemih, gejala yang muncul dapat berupa kencing
mengandung darah (hematuria).
• Lengan dan tungkai/ekstremitas, gejala yang muncul berupa
benjolan yang tidak terasa nyeri.
• Area sekitar mata/orbit, gejala yang muncul berupa
penonjolan bola mata dan gerakan bola mata yang tidak
normal.
• Parameningeal (area telinga, rongga hidung, rongga sinus di
dekat hidung, fossa infratemporal, dan pterigopalatina), gejala
yang muncul berupa sakit atau nyeri pada saluran pernapasan
atas.
• Gejala yang timbul akibat penyebaran sel kanker dari organ
asalnya juga dapat muncul dalam bentuk rasa sakit atau ngilu
pada tulang, anemia, sesak napas, trombositopenia, dan
neutropenia.
Luas penyebaran ditentukan menurut TNM
Stadium
• Stadium 1, penyakit hanya muncul di area leher, orbit, kepala, namun
bukan pada area parameningeal, area genital dan saluran kemih, atau
saluran empedu.
• Stadium 2, penyakit hanya muncul di area selain area stadium 1 dengan
ukuran tumor sebesar 5 cm atau lebih kecil dan belum memengaruhi
kelenjar getah bening.
• Stadium 3, penyakit hanya muncul di area selain area stadium 1 dengan
tumor berukuran 5 cm atau lebih besar dan telah memengaruhi kelenjar
getah bening.
• Stadium 4, telah terjadi metastase atau penyebaran sel kanker ke organ lain
saat diagnosis diperoleh.
Pengobatan
• Kemoterapi
• Radioterapi
• Operasi, namun tidak dapat dilakukan jika kasus cukup parah
• Amputasi
Komplikasi
• Kardiomiopati
• Metastase
• Gangguan pada paru2
Rhabdomiosarkoma
Rhabdomiosarkoma
Leiomyosarkoma
Definisi
• Tumor mesenkim yang berasal dari otot polos
• Paling sering  usus, berasal antara propia muskularis dan
lapisan mukosa dinding usus.
Epidemiologi
• Jarang; frekuensi  1,4 kasus per 100.000 pasien.

Gambaran klinik
• Tidak dapat terlihat jelas kecuali ada perdarahan akut dan
massa jarang teraba
Leiomyosarkoma

Pemeriksaan histologi
•Biopsi pada dinding lumen dan USG
endoskopi
Penatalaksanaan
•Kemoterapi dan radiasi
Leiomyosarkoma
Sarkoma sinovia
• adalah neoplasma maligna muncul dari sel sinovia
• Sering ditemukan pada sarung tendo / dekat persendian orang
dewasa muda.
• Walaupun terdapat sebagai pembengkakan jar. lunak dekat sendi, tapi
jarang menimbulkan nyeri
• Secara radiologis terdapat gambaran kalsifikasi jar. lunak
Sarkoma sel retikulum
• Tumor ganas jar. lunak dari matriks jar. ikat sistem retikuloendotelial
• Proliferasi sel ditemukan di luar dan dalam kelenjar limfe
• Penyakit primer pada usila, baik pria & wanita
Terapi
• Terapi bedah
• Penyinaran  radioterapi sbg terapi primer hasil mengecewakan
karena tahan hidup 5 tahun hanya 30 %
• Kemoterapi adriamisin, ifosfamid, dan DTIC, dimetil imidazol
karboksamid, pada prabedah & pascabedah
• Metastasektomi  bila bedah primer secara radikal dan tidak
diemukan metastasis serta tidak ada KI pembedahan paru
metastektomi paru (bila ke-3 syarat terpenuhi, bisa hidup selama 5
tahun sekitar 30-40%)
Perfusi regional terisolasi
• Ekstremitas yang bersangkutan diisolasi dari peredaran darah tubuh
dan diperfusi dengan mesin jantung paru.
• Perfusi yang diedarkan mengandung kemoterapi dosis tinggi
(melfalan) disertai faktor nekrosis tumor (TNF-alfa) nekrosis
tumor remisi total / parsial
Learning Objective 2
Klasifikasi tumor jinak pada jar lunak
LIPOMA
• Definisi : adalah tumor jinak subkutis yang berisi jaringan lemak
• Penyebab dan epidemiologi :
Penyebab : tidak diketahui
Umur : anak dan dewasa
Jenis kelamin : pria
• Gejala singkat penyakit : benjolan lunak dibawah
kulitmembesar&banyak,tanpa nyeri
Pemeriksaan kulit
Lokalisasi: lengan,leher,punggung,dada dan tungkai
Efloresensi/sifat-sifatnya: tumor solitar atau multipel dengan
konsistensi lunak,besarnya bervariasi lentikular sampai
numular,berlobus-lobus
• Gambaran histopatologi: tampak lobulus dengan kapsul berisi sel lemak
normal yang berikatan dengan jaringan ikat
• Diagnosis banding:
1. Neurofibromatosis: biasanya multipel,pada penekanan terasa lunak dan
tidak dapat digerakan dari dasarnya
2. Kista epidermal: konsistensi agak keras,sulit ditegakan dari daerah
sekitarnya
3. Hibernoma : berasal dari lipoma embrional,warna yang coklat,konsistensi
keras dan biasanya tunggal
• Penatalaksanaan : EKSISI
• Prognosis: baik
LIPOMA
Fibroma
Definisi
• Tumor jinak (benigna) dari jaringan fibrosa.

Tanda dan Gejala


• Asimptomatik.
• fibroma durum konsistensinya keras dan fibroma mobile lunak.
Tatalaksana
• Jika diperlukan dapat dilakukan eksisi marginal.
• Fibroma: eksisi sederhana
• Desmoid: eksisi luas
• Neurofibromatosis jinak: eksisi sederhana untuk tumor yang besar dan mengganggu
• Neufibrosarkoma: eksisi luas
Fibroma
Fibromatosis
Definisi
• Suatu kelompok dari lesi fibrosa terdiferensiasi yang menginfiltrasi jaringan.
• Beresiko tinggi muncul lagi setelah eksisi lokal, tetapi tidak bermetastase.
Morfologi
• Fibromatosis superfisial
• Pada jaringan mesenkim superfisial.
• Fibromatosis dalam / tumor desmoid
• Pada jaringan subkutan (biasanya pada tungkai dan batang tubuh).
• Tepi tidak rata.

Patologi
• Secara mikroskopik : lesi bervariasi dari sel benigna hingga beberapa terlihat seperti sel maligna
• Tidak bermetastase dan dapat dieradikasi jika operasi cukup menyeluruh.
• Dalam keadaan berbahaya jika setelah beberapa usaha eradikasi, tumor infiltrasi ke aksila atai pelvis.  tidak
dapat lagi dilakukan pengangkatan menyeluruh.
Fibromatosis
Tatalaksana
• Operatif :
• Eksisi luas dan terapi radiasi
• Resiko kambuh 2x lebih tinggi dengan reseksi intralesional dan marginal
dibandingkan dengan reseksi hingga luar margin dari tumor.
• Non-operatif :
• Untuk lesi yang tidak dapat dijangkau atau gagal pada beberapa kali operasi
pengangkatan.
• Agen hormonal : cth  tamoxifen (preparat anti-estrogen)
• Terapi sitotoksik
Fibromatosis
Rhabdomyoma
Definisi
• Tumor jinak (benigna) pada otot lurik.

Etiologi
• Variasi genetik dari perkembangan otot lurik

Tanda dan Gejala


• Ada massa polipoid di bawah leher
• Murmur jantung
• Biasanya dapat tertukar dengan benjolan yang muncul setelah ruptur otot.

Diagnosa
• Pemeriksaan histologi  sel-sel besar yang menyerupai otot lurik, eosinofilik poligonal dengan inti di perifer
• Jika diduga tumor  eksplorasi dini dan biopsi disarankan karena dapat terjadi malignansi.
• Radiografi  MRI dan CT scan

Tatalaksana
• Jika sudah pasti tumor  eksisi.
Rhabdomyoma

Gambaran histologi dan radiografi rhabdomyoma


Leiomyoma
Definisi
• Tumor jinak (benigna) di otot polos.

Tanda dan Gejala


• Piloleiomyoma (leiomyoma kutaneus): merupakan tumor tunggal dengan permukaan halus, papula/nodul diameter 2
cm dan berwarna coklat kemerahan. Tempat predileksi pada tubuh, wajah/ekstremitas. Pola distribusi bilateral simetris.
• Angioleiomyoma: nodul kulit cukup dalam dengan diameter 4cm, nyeri saat palpasi, soliter, terjadi terutama di
ekstremitas bawah.
• Leiomyoma genitalis: pada vulva/skrotum biasanya berukuran lebih besar.

Morfologi
• Papul-papul atau nodul-nodul yang halus dan tidak keras
• Biasanya dengan diameter <2cm
• Berwarna coklat kemerahan
• Sakit pada palpasi
• Pada kulit  tidak bisa digerakkan ke segala arah tapi hanya dapat digerakkan ke jaringan subkutan yang ada
dibawahnya.
Leiomyoma
Etiologi
• Transmisi/kelainan gen

Diagnosa
• Secara histologi:
• Nukleus memanjang dengan ujung tumpul (seperti bentuk rokok atau belut)
• Pada potongan melintang : perinuclear vascualisation
• Terlihat normal pada mikroskop elektron

Tatalaksana
• Operatif : eksisi / eksisi biopsik
• Farmakoterapi : pengurang rasa sakit  Ca Channel blocker : ex: nifedipine.
Leiomyoma
Tumor sel raksasa
• Asal: dari sarung tendo
• Sangat jarang ditemukan, cenderung berinvasi ke tulang, tapi tidak
pernah bermetastasis jauh
• Umumnya batas tidak tegas
• Eksisi sederhana / kuretase memberi hasil baik
Tumor desmoid
- asal: sel sarung fasia dan struktur muskulaponeuretik sehingga disebut
fibromatosis agresif/ fibromatosis muskuloaponeurotik
- Secara histologis jinak, tapi bersifat invasif lokal
- Menurut lokasi tumor desmoid abdomen & ekstra abdomen
Kondrometaplasia sinovia
• Sel sinovia berubah menjadi kondroblast yang menghasilkan
pengumpulan jar kartilago dalam membran sinovia
• Pengumpulan kartilago berkembang jadi pusat osifikasi radiopak
pada gambaran radiologis
• Massa osteokondral, tumbuh bertangkai dan terlepas dari membran
sinovia menjadi korpus liberum dalam rongga sendi
Kondrometaplasia sinovia
• Pada > 40 tahun
• Sendi yang umumnya terkena: lutut, panggul , siku
• Gejala & keluhan: sesuatu yang bergerak dan “berbuni gemertak”
dalam sendi yang terkena
• Terapi : mengeluarkan penumbuhan tersebut dari sendi dan
sinovektium
Learning Objective 3
Definisi
• Ulkus adalah kerusakan lokal atau ekskavasi, permukaan organ atau
jaringan yang ditimbulkan oleh terkelupasnya jaringan.
• Ulkus kruris adalah luka terbuka disertai hilangnya epidermis atas
hingga mengenai dermis yang disebabkan oleh infeksi, gangguan
pembuluh darah, atau keganasan
Klasifikasi Ulkus Kruris
1. Ulkus Tropikum
2. Ulkus Varikosum
3. Ulkus Arteriosum
4. Ulkus Neutropik
1.Ulkus Tropikum

Definisi Etiologi
• Ulkus Tropikum  Ulkus yang • Trauma
cepat berkembang dan nyeri, • Higiene
biasanya pada tungkai bawah
dan lebih sering ditemukan pada • Gizi
anak-anak kurang gizi di daerah • Infeksi oleh kuman Bacillus
tropik fusiformis dan Borrelia vincentii
Manifestasi Klinis
• Dimulai dari luka kecil  terbentuk papula dengan cepat meluas
menjadi vesikel  vesikel pecah dan terbentuklah ulkus kecil 
setelah ulkus diinfeksi kuman  ulkus meluas ke samping dan ke
dalam dan memberi bentuk khas ulkus tropikum
Diagnosis Pemeriksaan penunjang
• Predileksi  tungkai
bawah • Diambil sekret dari
• Kelainan kulit : ulkus dinding ulkus  mencari
solitar, numular, ada lesi bakteri Bacillus
satelit akibat fusiformis dan Borrelia
autoinokulasi vincentii
• Pinggir ulkus meninggi,
dinding menggaung, tepi
teratur, sekret produktif
(warna kuning coklat
kehijauan dan berbau)
• Terasa nyeri
Ulkus Tropikum
Penatalaksanaan
1. Umum : Perbaiki gizi 2. Khusus :
 memberikan a. Pengobatan Sistemik :
makanan mengandung
kalori dan protein  Penisillin IM  selama 1
tinggi, vitamin, mineral mggu s/d 10 hri, dosis sehari
600.000 – 1,2 jt unit
 Tetrasiklin PO  dosis
Pengobatan Topikal : 3x500 mg sehari (sebagai
 Salep salisilat 2% pengganti penisillin)
 Kompres KMnO4
2.ULKUS VARIKOSUM

Definisi Etiologi
• Ulkus varikosum  ulkus pada • Dari P.D  trombosis dan
tungkai bawah yang disebabkan kelainan katup vena
oleh gangguan aliran darah vena • Dari luar P.D  Bendungan di
daerah proksimal tungkai bawah
oleh karena tumor di abdomen,
kehamilan, atau pekerjaan yang
dilakukan dengan banyak berdiri
Patofisiologi
• Terjadi bendungan di daerah proksimal / terjadi kerusakan katup vena
tungkai bawah  tekanan vena meningkat timbul edema pada
sekitar pergelangan kaki dan tekanan kapiler juga ikut meningkat 
sel darah merah keluar dari jaringan  timbul perdarahan di kulit 
awal bintik merah lambat laun jadi hitam
Patofisiologi
• Vena superficialis melebar dan memanjang berkelok-kelok seperti
cacing (varises)  lama-kelamaan awal sembab akan digantikan j.
fibrotik  kulit akan teraba kaku . Mengeras  jaringan alami
gangguan suplai darah karena iskemik  nekrosis
Manifenstasi Klinis
• Tanda khas insufisiensi vena
menahun  edema
• Bengkak pada kaki yang
semakin meningkat ketika
berdiri dan diam, berkurang
saat elevasi tungkai
• Kaki terasa pegal, gatal,
terbakar, tidak nyeri dan
berdenyut
• Daerah predileksi  maleolus
(maleolus medialis) dan betis
• Ulkus biasanya memilki tepi tidak
teratur, ukurannya bervariasi dan
bisa jadi meluas
• Di dasar ulkus terlihat jaringan
granulasi
• Terdapat banyak eksudat
• Kulit sekitar tampak merah
kecoklatan akibat hemosiderin
• Kulit sekitar luka mengalami
indurasi, mengkilat, dan fibrotik
Diagnosis
• Predileksi : tungkai bawah dan betis
• Kelainan kulit : eritema dan hiperpigmentasi
• Ulkus bisa soliter dan multipel
• Bentuk bulat / oval, bentuk kadang tidak teratur
• Tepi luka lunak dan meninggi oleh karena radang akut dan dasar kotor
• Ulkus tidak terasa nyeri, kecuali disertai selulitis / infeksi sekunder
lainnya
Penatalaksanaan
1. Umum : Khusus :
 Tinggikan letak tungkai a. Pengobatan Sistemik :
saat berbaring untuk  Seng Sulfat 2x200 mg/hri
mengurangi hambatan
aliran vena, sementara
untuk varises yang b. Pengobatan Topikal
terletak di proksimal  Bila terdapat pus kompres
ulkus diberi beban dengan larutan permanganas
elastis agar dapat kalikus 1:5000 atau larutan
membantu kerja otot perak nitrat 0,5 % atau 0,25 %
tungkai bawah
memompa darah ke
jantung
ULKUS ARTERIOSUM
3. ULKUS ARTERIOSUM
Definisi Etiologi
• Ateroma yang terjadi pada P.D abdominal dan
• Ulkus arteriosum  tungkai
ulkus yang terjadi
akibat gangguan Secara garis besar, penyebab ulkus arteriosum
peredaran darah arteri dibagi jadi 3 :
• Ekstra mural  aliran darah arteri terganggu
oleh karena p.d ateriole terjepit oleh jaringan
fibrosis, misal karena edema yang lama,
skeloris karena skleroderma
• Mural  aliran darah terganggu karena
kelainan pada dinding p.d, misalnya vaskulitis
/ arterosklerosis
• Intra mural  aliran darah terganggu karena
sumbatan lumen p.d kecil, misal akibat
perubahan viskositas darah, perlekatan,
platelet, fibrinogenesis
Patogenesis
• Gangguan aliran darah arteri (terjadi penyempitan / penyumbatan
lumen)  jaringan akan alami hipoksia (iskemi)  terjadi perubahan
di kulit  kulit jadi tipis kering, bersisik, sianotik, bulu tungkai
berkurang, kuku jari menebal, dan distrofik  akibatnya daya tahan
terhadap trauma dan infeksi menurun  bisa terjadi gangren pada
jari kaki, kaki dan tungkai  ulkus
Manifestasi Klinis
• Ulkus karena :
• Hipertensi  Sering disebelah posterior, medial / anterior
• Arteriosklerosis obliterans  terjadi pada tonjolan tulang
• Awal terlihat lesi eritematosa yang nyeri, kemudian bagian tengah
berwarna kebiruan dan menjadi bula hemoragik  akhirnya alami
nekrosis
• Ulkus timbul biasanya dalam, berbentuk plong (punched out), kotor
tepi ulkus jelas
• Terdapat rasa nyeri  biasanya malam hari (mendadak / perlahan)
• Saat tungkai diangkat / keadaan dingin rasa nyeri makin hebat
Diagnosis
• Predileksi : tungkai bawah
• Kelainan kulit : ulkus yang timbul
biasanya dalam, bentuk plong
(punched out), tepi ulkus jelas
• Terasa nyeri
Penatalaksanaan
2. Khusus :
1. Umum :
a. Pengobatan Sistemik :
 Hindari suhu  Untuk menanggulangi infeksi dapat
dingin diberikan AB / metronidazol (khusus
kuman anaerob) dan analgetik untuk
 Hindari mengurangi rasa nyeri
merokok
b. Pengobatan Topikal :
 Benzoin Peroksida 10-20 % untuk
merangsang granulasi, bakterisidal,
dan melepaskan O2 ke dalam jaringan
 Vaseline : agar kulit normal di
sekitar ulkus tidak teriritasi
 Seng Oksida utk mengabsorbsi
eksudat dan bakteri
4. ULKUS NEUTROFIK
Definisi Etiologi
Ulkus Neutrofik  • Kerusakan saraf  neuropati
ulkus yang terjadi perifer  hilang rasa nyeri /
karena tekanan / anestesi
trauma pada kulit • Pada penderita siringomieli , spina
anestetik bifida, tabes dorsalis, cedera pada
saraf
• Pada pasien DM yang alami
komplikasi neuropati perifer 
tidak akan merasa sakit jika
menginjak benda tajam padahal
timbul luka dan mudah terkena
infeksi  berulang akan
menimbulkan kerusakan jaringan
• Pasien Kusta  saraf rusak 
hilang rasa nyeri dan suhu  tidak
menyadari bila terjadi trauma
Manifestasi Klinis
• Sering terjadi pada kaki (sering
terkena trauma)  Tumit dan
metatarsal (bisa tunggal dan
multipel)
• Bentuk ulkus bulat, tidak nyeri,
berisi j. nekrotik, kering
(anhidrotik), hiperkeratotik
• Ulkus bisa sampai subkutis
bentuk sinus bahkan mengenai
tulang, dan dapat pula
mengalami infeksi sekunder
Diagnosis
• Predileksi : telapak kaki, ujung jari dan sela pangkal jari kaki
• Kelainan kulit : ulkus soliter, bulat, pinggir rata, dasar cekung, kering
(tidak produksi sekret), tidak ada indurasi
• Tidak nyeri
• Ulkus dapat ditutupi krusta dan daerah sekitarnya anhidrosis (kering)
Penatalaksanaan
1. Kurangi tekanan
2. Atasi infeksi
3. Obati DM ( mengontrol kadar gula )
4. Melindungi diri terhadap trauma
Pemeriksaan Penunjang

• Tes gula darah untuk DM


• Biopsi untuk kusta

Prognosis
Kurang baik  karena sering mengalami residif
Tatalaksana Ulkus Secara Umum
Prinsip Utama Tatalaksana Ulkus
• Menghilangkan tekanan pada lokasi ulkus  mengistirahatkan dan membalut
kaki, penggunaan plester gips, serta penggunaan sepatu khusus
• Debridement yang agresif
• Kontrol infeksi yang adekuat :
• Infeksi ringan  antibiotik PO
• Infeksi berat  antibiotik IV dosis tinggi
Debridement
• Untuk mempercepat penyembuhan, luka dijaga agar tetap kering dari
drainase dan jaringan nekrotik. Metode yang paling biasa adalah
membilas dengan normal saline, apabila tidak berhasil perlu dilakukan
debridement
• Debridement adalah pengangkatan jaringan mati dari luka.
Pengangkatan jaringan mati sangat penting terutama bila ada infeksi.
Proses Penyembuhan Ulkus
1. Fase Aktif
 Leukosit berperanan aktif menghancurkan jaringan rusak
 Monosit akan melepaskan enzim untuk menghancurkan kolagen
 Pada fase ini, transudat dan eksudat akan dikeluarkan
 Pada fase aktif awal, eksudat yang dikeluarkan bersifat steril.
Proses Penyembuhan Ulkus
2. Fase Proliferasi
 Fase ini ditandai dengan adanya granulasi dan reepitelisasi
jaringan

3. Fase Maturasi
 Dalam fase ini kulit yang sakit tampaknya telah sembuh,
namun sebenarnya proses penyembuhan belum selesai. Banyak hal
dapat dilakukan selama fase ini untuk mencegah terbentuknya jaringan
parut
Perawatan Ulkus Berdasarkan atas Fase
Penyembuhan Ulkus
1. Fase aktif
 Tidak memberikan beban pada kaki
 Imobilisasi
 Mengganti pembalut sesering mungkin
 Menjaga higiene luka
 Yang perlu diperhatikan dalam fase aktif adalah jangan sampai pembalut
menjadi basah oleh transudat, karena pada fase ini transudat bersifat steril,
pada tahap ini tidak dibutuhkan antibiotik.
Perawatan Ulkus Berdasarkan atas Fase
Penyembuhan Ulkus
2. Fase proliferasi
 Tidak memberikan beban untuk kaki
 Menggunakan pembalut yang lembab (pembalut direndam
dalam larutan salin dan diperas sampai kering)
 Menjaga higiene luka
 Balutan diganti setelah dua hari, saat mengangkat balutan,
bila balutan melekat dengan luka, maka balutan harus direndam
terlebih dahulu.
Perawatan Ulkus Berdasarkan atas Fase
Penyembuhan Ulkus
3. Fase maturasi
 Pemberian beban bertahap dengan alas kaki protektif
 Kaki dapat direndam
 Luka ditutup dengan plester semipermeabel
Kesimpulan dan Saran
• Kesimpulan:
Kami telah mempelajari Definisi, Patofisiologi, Etiologi, Klasifikasi,
PF, PP, Tanda dan Gejala, Tatalaksana( farmako&nonfarmako),
Prognosis, komplikasi, Faktor Resiko, DD, Gizi dari Tumor jinak dan
ganas otot dan tulang rawan serta ulkus pada tungkai.
• Saran:
disarankan pada laki-laki tersebut untuk melakukan pemeriksaan
penunjang seperti CT-Scan, MRI untuk benjolan di tungkainya. Serta
memeriksakan benjolan yang ada pada punggungnya untuk
mengetahui apakah itu tumor jinak atau ganas.
Daftar pustaka
• 1.Lin P, Phillips T. Ulcers in Jean L Bolognia et al. Dermatology. Volume
• 2.London: Mosby, 2003:1631-48.2.Sudirman U, dr. Ulkus Kulit dalam Ulkus Kulit. Ilmu Penyakit Kulit.Jakarta: Hipokrats, 2000:281-97.
• 3.Sularsito S.A. Ulkus Kruris dalam Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit DanKelamin. Edisi III. Jakarta: FKUI, 2002:227-34.
• 4.Siregar R.S. Ulkus Tropikum, Ulkus Trofik. Saripati Penyakit Kulit. Edisi2. Jakarta: EGC,2004:63-7.
• 5. PeDOIA, Ulcus Cruris Venosum,http://www.dermis.net [diakses 23September 2007].
• 6.Hall John C. Sauers Manual of Skin Disease. Philadelphia: LippincottWilliams and Wilkins, 2000:110-2.
• 7.Landow K R. Ulkus Tungkai. Kapita Selekta Terapi Dermatologi. Jakarta:EGC,1995:201-3.
• 8.Agustin T, Pusponegoro EHD. Patogenesis dan Penatalaksanaan Ulkus Stasis. Media Dermato-Venereologica Indonesiana:2005;32:87-95.
• 9.Mulyana S. Ullkus Diabetik,http://www.tentangkedokterandanlinux.html [diakses:22 September 2007].
• 10.ellerman K, Rothel H, Ulcus Cruris Assosiated With Polidase Deficiency,http://Dermatology.Colib.org[diakses 23 September 2007]
• At a Glance, Reumatologi, Ortopedi, Trauma.
• Salter-Textbook of Disorders and Injuries of the Musculoskeletal SystemDas gupta. 2008. a cancer journal for clinicians.
• Jong W.D. 2004. Buku ajar ilmu bedah de jong. Edisi 2. jakarta: EGC
• Sularsito S.A. Ulkus Krusis dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 3. jakarta: FKUI. Apley’s System of Orthopaedics and Fractures 9th
edition.
• Robbins Pathologic Of Disease 7th edition.
• http://emedicine.medscape.com/article/1057733-clinical#showall
• Tumor Bone Diseases and Osteoporosis in Cancer Patients. (Jean Jacques Body)

Anda mungkin juga menyukai