Anda di halaman 1dari 10

Pewarna Pangan

“ERITROSIN”
Bilqis Hudaibiyah F1C115012
Rinaldi Satria F1C115027
Pewarna
Mutu
warna jugaadalah
suatu bahan
pangan tambahan
bahanmenentukan
dapat biasanya makanan
ditentukan
kesegaran atau
yang beberapa
oleh dapat memperBaiki
kematangan faktor
dari
LATAR suatu atau
yaitu
bahan
BELAKANG memberi
cita warna
rasa, tekstur,
pangan. Warna
padanilai
dan makanan. [2] serta sifat mikrobiologisnya.
gizinya,
juga dapat menunjukkan baik tidaknya
Dari banyaknya
Tetapi sebelum
pencampuran zatmempertimbangkan
atau pewarna
cara sintesis, salah
pengolahan satu
faktor-
zat tersebut,
faktor pewarna faktor sintesis yang diizinkan
penggunaannya adalah eritrosin (erythrosine).
Tinjauan Masalah
1. Bagaimana ciri-ciri zat pewarna sintetis
eritrosin?
2. Apa kegunaan dari zat pewarna sintetis
eritrosin?
3. Apa resiko kesehatan dari penggunaan
zat pewarna sintetis eritrosin ini?
4. Bagaimana regulasi penggunaan zat
pewarna sintetis eritrosin?

Tujuan
1. Untuk mengetahui ciri-ciri pewarna
sintetis eitrosin.
2. Untuk mengetahui penggunaan zat
pewarna sintetis eritrosin.
3. Untuk mengetahui resiko
kesehatan dari penggunaan zat
pewarna sintetis eritrosin.
4. Untuk mengetahui bagaimana
regulasi penggunaan zat pewarna
sintetis eritrosin.
Eritrosin

DASAR TEORI

Beberapa sifat fisikaZat danpewarna


kimia nyainimemiliki
berupa tepung coklat,
Eritrosin
massa molar 879,86 g/mol dengan bernama
rumuskimia
kimia9-(o-karboksifenil)-6-
larutannya dalam alkohol 95% menghasilkan
C20H6I4Na2O5 dengan hidroksi-2,4,5,7-tetraiodo-3-isoxanthone
titik lebur 142 to 144 °C
(288 to 291 °F; 415 warna
to 417 merah
monohidratK) Zat yang berfluoresensi,
pewarna
garam ini
dinatrium. sedangkan
Zat pewarna ini
berupa tepung coklat,larutannya
larutannyadalam
dalam air
larut dalam air dan alkohol
berwarna merah cherry
ethanol.
95% tanpa fluoresensi.
• FD&C Red No. 3
• E number E127 (Food Red 14)
• Color Index no. 45430 (Acid Red 51)
• Indian Standards No. 1697
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor: 722/MENKES/PER/IX/88 tentang
Bahan Tambahan Makanan, penggunaan eritrosin didasarkan pada makanan yang akan diberi warna.[2]

Tabel 1. Jenis Makanan dan Batas Penggunaan Eritrosin[2]

No Jenis Bahan Pangan Batas Penggunaan


100 mg/kg produk akhir (total
1. Es krim dan sejenisnya
campuran pewarna 300mg/kg)
200 mg/kg, tunggal atau
2. Buah pir kalengan
campuran dengan pewarna lain
300 mg/kg, tunggal atau
campuran dengan Ponceau 4R,
3. Buah prem (plum) kalengan
hanya untuk buah prem merah
atau ungu
Selai dan jeli; saus apel 200 mg/kg, tunggal atau
4.
kalengan campuran dengan Ponceau 4R
30 mg/kg, tunggal atau
5. Udang kalengan
campuran dengan pewarna lain
30 mg/kg, tunggal atau
campuran dengan pewarna lain,
6. Udang beku
hanya pada produk yang telah
dipanaskan
Yoghurt beraroma dan produk
27 mg/kg, berasal dari aroma
7. yang dipanaskan setelah
yang digunakan
fermentasi
8. Irisan daging 15 mg/kg
300 mg/kg, tunggal atau
9. Makanan lain
campuran dengan pewarna lain
Tabel 2. Perbandingan antara ADI dan Jumlah yang
Diserap Tubuh [6]

Jumlah maksimum ADI


Perkiraan jumlah
maksimum yang
Zat pewarna
diserap tubuh
mg/70kg berat
mg/kg (mg/hari/kapita)
badan

FD & C Red no. 3 1,25 87 1,9

ADI (Acceptable Daily Intake) adalah batasan berapa banyak


konsumsi BTP (Bahan Tambahan Pangan) yang dapat
diterima dan dicerna setiap hari sepanjang hayat tanpa
mengalami resiko kesehatan.
penggunaan

Eritrosin biasanya digunakan untuk mewarnai makanan. Buah ceri yang


ditempatkan dalam toples, seperti ceri maraschino, biasanya diwarnai dengan
eritrosin. [8]
Dampak

Positf Negatif

• mewarnai makanan • kasinogen.


• meningkatnya produksi susu • mengakibatkan reaksi alergi :
pada ibu menyusui nafas pendek, dada sesak,
• Zat pewarna ini juga sakit kepala, dan iritasi kulit.
digunakan pada obat gigi . • hiperaktivitas,
• Membuat makanan lebih • mutagenisitas.
menarik sehingga • kenaikan sensitivitas cahaya
mengundang selera. pada orang yang sensitif
• Memperbaiki variasi warna terhadap sinar matahari.
• Pada konsentrasi yang tinggi,
eritrosin mengganggu
metabolism iodium.
UJI KUALITATIF DAN KUANTITATIF

Kualitatif Kuantitatif

• Kromatografi • Spektrofotometri
Kertas (SNI, 01- UV-VIS (531 nm)
2895-1992).
Simpulan

Eritrosin merupakan zat pewarna sintetis yang


digunakan sebagai pewarna makanan. Eritrosin juga
termasuk senyawa kimia dengan beberapa sifat-sifat
kimianya. Zat ini dapat menimbulkan efek samping negatif
apabila dikonsumsi dengan kadar yang tidak tepat.
Di Indonesia, zat ini diperbolehkan
penggunaannya dengan batas penggunaan yang sudah
diatur oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor:
722/MENKES/PER/IX/88 tentang Bahan Tambahan
Makanan.

Anda mungkin juga menyukai