Anda di halaman 1dari 119

SASARAN KESELAMATAN PASIEN

(SKP)

 Dr.dr.Sutoto.,M.Kes
 Komisi Akreditasi Rumah Sakit
Sutoto.KARS 1
Curiculum vitae: DR.Dr.Sutoto.,M.Kes
JABATAN SEKARANG:
 Ketua KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit ) Th 2011-2014
 Ketua umum PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia) Th 2009-2012/ 2012-2015
 Dewan Pembina MKEK (Majelis Kehormatan Etika Kedokteran) IDI Pusat 2009-2012/2012-2015
 Dewan Pembina AIPNI (Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia)
 Anggota Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit Kementerian Kesehatan R.I
 Dewan Pengawas RS Mata Cicendo,Pusat Mata Nasional
PENDIDIKAN:
1. SI Fakultas Kedokteran Univ Diponegoro
2. SII Magister Manajemen RS Univ. Gajahmada
3. S III Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (Cumlaude)

PENGALAMAN KERJA
 Staf Pengajar Pascasarjana MMR UGM, UMY, UHAMKA
 Surveyor Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) sejak 1998
 Kepala Puskesmas Purwojati, Banyumas, Jawa Tengah, tahun 1978-1979
 Kepala Puskesmas Jatilawang, Banyumas,jawa Tengah., tahun 1979-1992
 Direktur RSUD Banyumas Jawa Tengah 1992-2001
 Direktur Utama RSUP Fatmawati Jakarta 2001 - 2005
 Direktur Utama RS Kanker Dharmais Jakarta 2005-2010
2
 Sesditjen/Plt Dirjen Bina Pelayanan Medis KEMENKES R.I(Sutoto.KARS
Feb-Sept 2010)
TELUSUR SISTEM:
PERTANYAAN KEPADA PERAWAT (P)/DOKTER (D)
1. Bagaimana memastikan bahwa perintah dokter untuk memberikan
obat lewat telepon diterima secara benar ?
2. Bagaimana memastikan bahwa obat diberikan pada orang yang
tepat ? (P/D)
3. Apa yang anda lakukan bila obat yang akan anda berikan adalah obat
High alert ? jelaskan (P/D)
4. Jelaskan bagaimana implementasi aturan pengamanan obat obat
high alert (P/D)
5. Bagaiman anda memastikan obat yang diperintahkan dokter sampai
pasien dengan tepat (P/D)
6. Kapan saat anda harus mencuci tangan ? Apa manfaat cuci tangan
itu, tolong diperagakan cuci tangan sesuai standar WHO. (P/D)
7. Apabila ada pasien baru masuk rawat inap berjalan dengan dibantu
oleh keluarganya, aesmen apa yang akan anda lakukan, tolong
jelaskan bagaimana anda melakukan asesmen tersebut, dimana anda
mencatat hasil asesmen tersebut? (P)
8. Bagaimana anda menangani pasien risikoSutoto.KARS
jatuh ? (P) 3
AKREDITASI RS VERSI 2012

KELOMPOK STANDAR KELOMPOK STANDAR


SASARAN KESELAMATAN SASARAN MILENIUM
PELAYANAN BERFOKUS MANAJEMEN RUMAH
PASIEN DEVELOPMENT GOALS
PADA PASIEN SAKIT
• AKES KE PELAYANAN • PENINGKATAN MUTU • KETEPATAN IDENTIFIKASI • PENURUNAN ANGKA
DAN KONTINUITAS DAN KESELAMATAN PASIEN KEMATIAN BAYI DAN
PELAYANAN (APK) PASIEN (PMKP) • PENINGKATAN PENINGKATAN
• HAK PASIEN DAN • PENCEGAHAN DAN KOMUNIKASI YANG KESEHATAN IBU
KELUARGA (HPK) PENGENDALIAN INFEKSI EFEKTIF • PENURUNAN ANGKA
• ASESMEN PASIEN (AP) (PPI) • PENINGKATAN KESAKITAN HIV/AIDS
• PELAYANAN PASIEN (PP) • TATA KELOLA, KEAMANAN OBAT YANG • PENURUNAN ANGKA
• PELAYANAN ANESTESI KEPEMIMPINAN DAN PERLU DI WASPADAI KESAKITAN TB.
DAN BEDAH (PAB) PENGARAHAN (TKP) • KEPASTIAN TEPAT
• MANAJEMEN • MANAJEMEN FASILITAS LOKASI, TEPAT
PENGGUNAAN OBAT DAN KESELAMATAN PROSEDUR, TEPAT
(MPO) (MFK) PASIEN OPERASI
• PENDIDIKAN PASIEN DAN • KUALIFIKASI DAN • PENGURANGAN RISIKO
KELUARGA (PPK) PENDIDIKAN STAF (KPS) INFEKSI TERKAIT
• MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
KOMUNIKASI DAN • PENGURANGAN RISIKO
INFORMASI (MKI) PASIEN JATUH
ENAM SASARAN KESELAMATAN PASIEN

 Sasaran I : Ketepatan identifikasi pasien


 Sasaran II: Peningkatan komunikasi yang efektif
 Sasaran III: Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai (high-alert)
 Sasaran lV: Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur,
tepat-pasien operasi
 Sasaran V: Pengurangan risiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan
 Sasaran VI: Pengurangan risiko pasien jatuh

Sutoto.KARS 5
SASARAN I : KETEPATAN IDENTIFIKASI
PASIEN
Rumah sakit mengembangkan suatu
pendekatan untuk memperbaiki /
meningkatkan ketelitian identifikasi
pasien.

Sutoto.KARS 7
WRONG IDENTIFICATION  WRONG PERSON OPERATION
KESALAHAN IDENTIFIKASI  SALAH SPERMA

Sutoto.KARS 9
WARNA GELANG PASIEN
GELANG IDENTITAS
• Biru: Laki Laki
• Pink: Perempuan
GELANG PENANDA:
• Merah: Alergi
• Kuning: Risiko Jatuh
• Ungu : Do Not Resucitate

Sutoto.KARS 12
CARA IDENTIFIKASI PASIEN
1. Identitas pasien melekat pada pasien 
Gelang Identifikasi
2. Identitas pasien tak bisa/takmudah berubah
3. Identifikasi Pasien : menggunakan dua
identitas dari minimal tiga identitas
1. nama pasien (  e KTP)
2. tanggal lahir atau
3. nomor rekam medis

 !!!! dilarang identifikasi dg nomor kamar


pasien atau lokasi
 Bila ada kekecualian, RS harus membuat SPO
khusus

Sutoto.KARS 13
CARA IDENTIFIKASI PASIEN
Petemuan Pertama seorang petugas dengan pasien:
1. Secara verbal: Tanyakan nama pasien
2. Secara visual: Lihat ke gelang pasien. Cek dua dari tiga
identitas, cocokkan dengan perintah dokter

Pertemuan berikutnya lihat secara visual


ke gelang pasien, Cek dua identitas dari
tiga identitas cocokkan dengan perintah
dokter

Sutoto.KARS 14
KEBIJAKAN IDENTIFIKASI PASIEN

1. Identifikasi menggunakan gelang pasien, identifikasi terdiri dari tiga


identitas: nama pasien (e KTP), nomor rekam medik, dan tanggal lahir.
2. Pasien laki-laki memakai gelang warna biru, pasien perempuan
memakai gelang warna pink, sedangkan gelang merah sebagai
penanda alergi, dan gelang kuning penanda risiko jatuh, gelang ungu
penanda Do not Resucitate
3. Pada gelang identifikasi pasien: Nama pasien harus ditulis lengkap
sesuai e-KTP bila tak ada gunakan KTP/kartu identitas lainnya, bila
tak ada semuanya minta pasien/keluarganya untuk menulis pada
formulir identitas yang disediakan RS dengan huruf kapital pada kotak
kota huruf yang disediakan, nama tidak boleh disingkat, tak boleh
salah ketik walau satu huruf
4. Identifikasi pasien pada gelang identitas pasien harus di cetak, tulisan
tangan hanya boleh bila printer sedang rusak/tak ada fasilitas untuk
itu dan harus segera diganti bila printer berfungsi kembali.
KEBIJAKAN IDENTIFIKASI PASIEN lanjutan………….
1. Saat memasang gelang harus dijelaskan manfaat gelang pasien, dan
bahaya untuk pasien yang menolak, melepas, menutupi gelang .dll,
minta pasien utuk mengingatkan petugas bila akan melakukan tindakan
atau memberi obat memberikan pengobatan tidak menkonfirmasi nama
dan mengecek ke gelang
2. Petugas melakukan identifikasi pasien minimal dua dari tiga identitas
diatas
3. Cara Identifikasi : verbal (menanyakan/mengkonfirmasi nama pasien)
dan visual (melihat gelang pasien dua identitas, cocokkan identitas pada
RM pasien)
4. Semua pasien harus di identifikasi secara benar sebelum dilakukan
pemberian obat, tranfusi/produk darah, pengobatan, prosedur
/tindakan, diambil sample darah, urin atau cairan tubuh lainnya
5. Pasien rawat jalan tak harus memakai gelang identitas pasien kecuali
telah ditetapkan lain oleh RS,misalnya ruang haemodialisa, endoskopi
6. Pasien dengan nama sama harus diberi tanda “HATI HATI PASIEN
DENGAN NAMA SAMA” pada rekam medik dan semua formulir
permintaan penunjang
Sutoto.KARS 17
PETUGAS HARUS MELAKUKAN
IDENTIFIKASI PASIEN SAAT:

 pemberian obat
 pemberian darah / produk darah
 pengambilan darah dan spesimen
lain untuk pemeriksaan klinis
 Sebelum memberikan
pengobatan
 Sebelum memberikan tindakan

Sutoto.KARS 20
Elemen Penilaian SKP.I.

1. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak


boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien (LIHAT
MKI 19.2 EP 1)
2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau
produk darah. (lihat juga AP.5.3.1, Maksud dan Tujuan)
3. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen
lain untuk pemeriksaan klinis (lihat juga AP.5.6, EP 2)
4. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan
tindakan / prosedur
5. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan
identifikasi yang konsisten pada semua situasi dan lokasi

Sutoto.KARS 21
 MKI 19.2 EP 1: 1. Mereka yang mendapat
otorisasi untuk mengisi rekam medis pasien
diatur dalam kebijakan rumah sakit

Sutoto.KARS 22
SASARAN II : PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG
EFEKTIF

 Rumah sakit mengembangkan


pendekatan untuk meningkatkan
efektivitas komunikasi antar para
pemberi layanan.

Sutoto.KARS 23
Komunikasi yang mudah terjadi
kesalahan
Terjadi pada saat:
 Perintah diberikan secara lisan
 Perintah diberikan melalui
telpon
 Saat pelaporan kembali hasil
pemeriksaan kritis.

Sutoto.KARS 25
Perintah Lisan/Lewat Telepon
 ISI PERINTAH
1. Tulis Lengkap  NAMA LENGKAP DAN TANDA
TANGAN PEMBERI PERINTAH
2. Baca Ulang- Eja  NAMA LENGKAP DAN TANDA
untuk TANGAN PENERIMA PERINTAH
 TANGGAL DAN JAM
NORUM/LASA
3. Konfirmasilisan
dan tanda tangan

Sutoto.KARS 26
CONTOH FORMULIR
CATATAN LENGKAP PERINTAH LISAN/MELALUI
TELEPON/PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KRITIS

NO TGL/ ISI PERINTAH PENERIMA PEMBERI PELAKSANA KETERANGAN


PERINTAH PERINTAH PERINTAH
JAM (TANDA (TANDA (TANDA
TANGAN) TANGAN) TANGAN)

27
Sutoto.KARS 28
Ronald A. Sacher, Richard A. McPherson.Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan,
Laboratorium, EGC Edisi 11, jakarta. 2004.
Sutoto.KARS 29
 .

Sacher.R.A, McPherson.R.A.Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan, Laboratorium, EGC Edisi


Sutoto.KARS
11, jakarta. 2004.
30
SBAR
A Communication Technique for Today's Healthcare
Professional
 SBAR is a standardized way of communicating.
It promotes patient safety because it helps
individuals communicate with each other with a
shared set of expectations.
 It improves efficiency and accuracy.
 SBAR stands for:
 Situation
 Background
 Assessment
 Recommendation

Sutoto.KARS 34
SBAR
I INTRODUCTION INDIVIDU YANG TERLIBAT DALAM HANDOFF
MEMPERKENALKAN DIRI, PERAN DAN TUGAS
, PROFESI
S SITUATION KOMPLAIN, DIAGNOSIS, RENCANA PERAWATAN
DAN KEINGINAN DAN KEBUTUHAN PASIEN

B BACKGROUND TANDA-TANDA VITAL, STATUS MENTAL , DAFTAR


OBAT-OBATAN DAN HASIL LAB
A ASSESSMENT PENILAIAN SITUASI SAAT INI OLEH PROVIDER
R REKOMENDATION MENGIDENTIFIKASI HASIL LAB YG TERTUNDA
DAN APA YANG PERLU DILAKUKAN SELAMA
BEBERAPA JAM BERIKUTNYA DAN
REKOMENDASI LAIN UNTUK PERAWATAN
Q/A QUESTION N KESEMPATAN BAGI TANYA-JAWAB DALAM
ANSWER PROSES HANDOFF
Persiapan Perawat Sebelum Memberikan Laporan
Kepada Dokter

 Visit dan periksa pasien


 Diskusikan keadaan pasien dengan PN
 Review hasil pemeriksaan untuk
menetapkan dokter yg tepat yang akan
dilapori
 Ketahui kapan pasien masuk dan diagnosis
waktu masuk
 Baca catatan perkembangan terakhir dari
dokter dan perawat
Elemen Penilaian SKP.II.
1. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon
atau hasil pemeriksaan kritis dituliskan secara lengkap
oleh penerima perintah (lihat juga MKI.19.2, EP 1)
2. Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil
pemeriksaan kritis dibacakan kembali secara lengkap
oleh penerima perintah. (lihat AP 5.3.1 maksud dan
tujuan)
3. Perintah atau hasil pemeriksaan kritis dikonfirmasi
oleh pemberi perintah atau yang menyampaikan hasil
pemeriksaan
4. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan
verifikasi keakuratan komunikasi lisan atau melalui
telepon secara konsisten

Sutoto.KARS 37
MAKSUD DAN TUJUAN APK 5.3.1

 Proses pelaporan hasil pemeriksaan/tes


dikembangkan rumah sakit untuk pengelolaan
hasil kritis dari tes diagnostik untuk
menyediakan pedoman bagi para praktisi untuk
meminta dan menerima hasil tes pada keadaan
gawat darurat.
 RS mempunyai Prosedur yang meliputi
 penetapan tes kritis dan ambang nilai kritis bagi setiap
tipe tes,
 oleh siapa dan kepada siapa hasil tes kritis harus
dilaporkan
 menetapkan metode monitoring yang memenuhi
ketentuan
Sutoto.KARS 39
SASARAN III : PENINGKATAN KEAMANAN OBAT
YANG PERLU DIWASPADAI (HIGH-ALERT)

 Rumah sakit
mengembangkan
suatu pendekatan
untuk memperbaiki
keamanan obat-obat
yang perlu
diwaspadai (high-
alert)
Sutoto.KARS 41
Maksud dan Tujuan SKP 3
 Obat yg Perlu diwaspadai : obat yang sering
menyebabkan KTD atau kejadian sentinel;
 HIGH ALERT
 ELEKTROLIT KONSENTRAT
 NORUM/LASA (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip/Look
alike sound alike)

 Kesalahan bisa terjadi:


 Secara tidak sengaja
 Bila perawat tidak mendapatkan orientasi dengan
sebelum ditugaskan
 Pada keadaan gawat darurat
Sutoto.KARS 42
WRONG DRUG INJECTION

Sutoto.KARS 43
Look Alike Sound Alike

LASA LASA

Sutoto.KARS 44
LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE)
NORUM ( NAMA OBAT RUPA MIRIP)
CARA MEMBEDAKAN:
 hidraALAzine  hidrOXYzine
1. TALLMAN LETTERING
 ceREBYx  ceLEBRex
2. BERI LABEL LASA/NORUM
 vinBLASTine  vinCRIStine
 chlorproPAMIDE  chlorproMAZINE
 glipiZIde  glYBURIde
 DAUNOrubicine  dOXOrubicine

Sutoto.KARS 46
HIGH-ALERT

HIGH -ALERT

Sutoto.KARS 47
Look-Alike High Alert Drugs

LOOK ALIKE
HIGH ALERT
OBAT HIGH ALERT: KATAGORI OBAT (ISMPs)
HIGH
1 ADRENERGIC AGONIS IV (Contoh: adrenalin)
ALERT
2 ADRENERGIC ANTAGONIS IV (Contoh: Propanolol)
3 ANESTETIC AGENT GENERAL, INHALED dan IV (Misal: Propofol)
4 CARDIOPLEGIC SOLUTION
5 CHEMOTERAPIC AGENTS PARENTERAL DAN ORAL
6 DEXTROSE HIPERTONIC 20% ATAU LEBIH
7 DIALISIS SOLUTION (PERITONEAL, HEMODIALISIS)
8 OBAT EPIDURAL DAN INTRATHECAL
9 GLICOPROTEIN INHIBITOR II B/III A (Misal: Ephbatide)
10 HIPOGLIKEMIK ORAL
11 OBAT OBAT INOTROPIK IV (Misal: Digoxin, milrinone)
12 LIPOSOMAL FORM OF DRUGS (Liposomal Ampheterisine B)
13 MODERATE SEDATION AGENTS IV (Contoh : Midazolame)
14 MODERATE SEDATION AGENTS ORAL FOR CHILDREN (Contoh Chloralhydrate)
15 ANESTETIC/OPIATE IV DAN ORAL ( Termasuk cairan konsentrat, immediate and
sustained released Formulation)
16 NEUROMUSCULAR BLOCKING AGENT (Contoh: Succynil Choline)
17 RADIO CONTRAS AGENT IV
18 THROMBOLITIC/ FIBRINOLITIC IV (Contoh: Tenecteplace)
19 TOTAL PARENTERAL SOLUTION Sutoto.KARS 52
DAFTAR OBAT HIGH ALERT HIGH
ALERT
OBAT SPESIFIK
1 Amiodarone IV
2 Colcichine Injection
3 Heparin, Low moluculer weigt injection
4 Heparin Unfractionated IV
5 Insulin SC dan IV
6 Lidocaine IV
7 Magnesium SUlfat Injecion
8 Methotrxate oral non oncologic use
9 Netiride
10 Nitroprusside sodium for injection
11 Potasium Cloride for injection concentrate
12 Potasium Phospate injection
13 Sodium Chloride injection hypertonic >0.9%
14 Warfarin
Sutoto.KARS 53
ELEKTROLIT KONSENTRAT
1. kalium/potasium klorida = > 2 mEq/ml
2. kalium/potasium fosfat => 3 mmol/ml
3. natrium/sodium klorida > 0.9% !
4. magnesium sulfat => 50% atau lebih pekat HIGH
ALERT

Sutoto.KARS 55
K Cl Concentrated
 Concentrated potassium chloride has been identified as a
highrisk medication by organizations in Australia, Canada,
and the United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland
(UK) (1).
 In the US, 10 patient deaths from misadministration of K Cl
concentrated solution were reported to the Joint Commission
in just the first two years of its sentinel event reporting
programme: 1996–1997 (1).
 In Canada, 23 incidents involving KCl mis-administration
occurred between 1993 and 1996 (2).
 There are also reports of accidental death from the inadvertent
administration of concentrated saline solution (3).

Sutoto.KARS 56
Look alike

LASA

Sutoto.KARS 60
LASA

LASA

Sutoto.KARS 61
LASA LASA

Sutoto.KARS 62
LASA

Sutoto.KARS 63
LASA

Sutoto.KARS 64
KEBIJAKAN PENANGANAN OBAT HIGH ALERT
 DEFINISI:
 Obat berisiko tinggi yang menyebabkan bahaya
yang bermakna bila digunakan secara salah
 KETENTUAN :
1. Setiap unit yan obat harus punya daftar obat high
alert, Obat LASA, Elektrolit Konsentrat, serta
panduan penata laksanaan obat high alert
2. Setiap staf klinis terkait harus tahu penata
laksanaan obat high alert
3. Obat high alert harus disimpan terpisah, akses
terbatas, diberi label yang jelas
4. Instruksi lisan obat high alert hanya boleh dalam
keadaan emergensi, atau nama obat harus di eja
perhuruf
HIGH
ALERT
Sutoto.KARS 65
KEBIJAKAN PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT DI
INSTALASI FARMASI
1. Tempelkan stiker obat high alert pada setiap dos obat
2. Beri stiker high alert pada setiap ampul obat high alert yang akan
diserahkan kepada perawat
3. Pisahkan obat high alert dengan obat lain
4. Simpan obat sitostatika secara terpisah dari obat lainnya
5. Simpan Obat Narkotika secara terpisah dalam lemari terkunci
double, setiap pengeluaran harus diketahui oleh penanggung
jawabnya dan dicatat
6. Sebelum perawat memberikan obat high alert cek kepada perawat
lain untuk memastikan tak ada salah pasien dan salah dosis
7. Obat hig alert dalam infus: cek selalu kecepatan dan ketepatan
pompa infus, tempel stiker label nama obat pada botol infus. Dan di
isi dengan catatan sesuai ketentuan
HIGH
ALERT
Sutoto.KARS 66
SASARAN IV : KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT-
PROSEDUR, TEPAT-PASIEN OPERASI

 Rumah sakit
mengembangkan
suatu pendekatan
untuk
memastikan
tepat-lokasi,
tepat-prosedur,
dan tepat- pasien.
Sutoto.KARS 69
OPERASI SALAH KAKI

Sutoto.KARS 70
OPERASI SALAH SISI
Chapter 36. Wrong-Site Surgery: A Preventable Medical Error Deborah F. Mulloy, Ronda G. Hughes.
http://www.ahrq.gov/professionals/clinicians-providers/resources/nursing/resources/nurseshdbk/MulloyD_WSS.pdf
Penyebab Salah-lokasi, Salah-prosedur, Salah
Pasien Pada Operasi
1. Komunikasi Yang Tidak Efektif/Tidak Adekuat Antara
Anggota Tim Bedah
2. Kurang/Tidak Melibatkan Pasien Di Dalam Penandaan
Lokasi (Site Marking)
3. Tidak Ada Prosedur Untuk Verifikasi Lokasi Operasi
4. Asesmen Pasien Yang Tidak Adekuat
5. Penelaahan Ulang Catatan Medis Tidak Adekuat
6. Budaya Yang Tidak Mendukung Komunikasi Terbuka
Antar Anggota Tim Bedah
7. Resep Yang Tidak Terbaca (Illegible Handwriting)
8. Pemakaian Singkatan
Sutoto.KARS 75
Sutoto.KARS 76
Sutoto.KARS 78
KEBIJAKAN PENANDAAN LOKASI
OPERASI
1. Penandaan dilakukan pada kasus termasuk sisi (laterality),
multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi), atau multipel
level (tulang belakang)
2. Perlu melibatkan pasien
3. Tak mudah luntur terkena air/alkohol / betadine
4. Mudah dikenali
5. Digunakan secara konsisten di RS
6. dibuat oleh operator /orang yang akan melakukan tindakan,
7. Dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika
memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat akan disayat

Sutoto.KARS 79
CONTOH PENANDAAN

Sutoto.KARS

80
BEBERAPA PROSEDUR YANG TIDAK
MEMERLUKAN PENANDAAN:

 Kasus organ tunggal (misalnya operasi


jantung, operasi caesar)
 Kasus intervensi seperti kateter jantung
 Kasus yang melibatkan gigi
 Prosedur yang melibatkan bayi prematur di
mana penandaan akan menyebabkan tato
permanen

Sutoto.KARS 81
TIME OUT

Sutoto.KARS 82
KEBIJAKAN VERIFIKASI PRAOPERATIF :

1. Verifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar


2. Pastikan bahwa semua dokumen, foto, hasil
pemeriksaan yang relevan tersedia, diberi label dan
dipampang dg baik
3. Verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan/atau
implant 2 implant yg dibutuhkan
4. Tahap Time out :
1. memungkinkan semua pertanyaan/kekeliruan diselesaikan
2. dilakukan di tempat tindakan, tepat sebelum dimulai,
3. melibatkan seluruh tim operasi
5. Pakai surgical safety check-list (WHO . 2009)

Sutoto.KARS 83
Sebelum Induksi Anestesi:
Apakah……
1. Identifikasi pasien, prosedur, informed
concent sudah dicek ?
2. Sisi operasi sudah ditandai ?
3. Mesin anestesi dan obat-obatan lengkap ?
4. pulse oxymeter terpasang dan berfungsi ?
5. Allergi ?
6. Kemungkinan kesulitan jalan nafas atau
aspirasi
7. Risiko kehilangandarah >= 500ml
Sutoto.KARS 84
Sebelum Insisi Kulit (Time-
out):Apakah …….
1. Konfirmasi anggota tim (nama dan peran)
2. Konfirmasi nama pasien , prosedur dan lokasi
incisi
3. Antibiotik propillaksi sdh diberikan dalam 60
menit sebelumnya
4. Antisipasi kejadian kritis:
1. Dr Bedah: apa langkah, berapa lama, kmk blood lost ?
2. Dr anestesi: apa ada patients spesific corcern ?
3. Perawat : Sterilitas , instrumen ?
5. Imaging yg diperlukan sdh dipasang ?

Sutoto.KARS 85
TIME OUT

Sutoto.KARS 86
PerMenKes No 2406/Menkes/Per/XII/2011 Pedoman umum Penggunaan antibiotik
Sutoto.KARS 87
Sutoto.KARS 88
Sutoto.KARS 89
Sebelum Pasien Meninggalkan
Kamar Operasi
1. Perawat melakukan konfirmasi secara verbal,
bersama dr dan anestesid
1. Nama prosedur,
2. Instrumen, gas verband, jarum lengkap
3. Speciment telah di beri label dengan PID tepat
4. Apa ada masalah peralatan yang harus ditangani
2. Dokter kpd perawat dan anesesi, apa yang
harus diperhatikan dalam recovery dan
manajemen pasien
Sutoto.KARS 92
SASARAN V : PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT
PELAYANAN KESEHATAN

 Rumah sakit mengembangkan suatu


pendekatan untuk mengurangi risiko infeksi
yang terkait pelayanan kesehatan.

Sutoto.KARS 94
Maksud dan Tujuan SKP.V.
 PPI (Pencegahan dan pengendalian infeksi ):
 tantangan terbesar dalam yan kes
 peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi yang terkait yan
kes
 keprihatinan besar bagi pasien maupun para profesional
pelayanan kesehatan.
 Infeksi dijumpai dalam semua bentuk yan kes termasuk:
UTI,blood stream infections dan VAP
 Pokok pokok eliminasi : cuci tangan (hand hygiene)
yang tepat  pakai Pedoman hand hygiene dari WHO
 Rumah sakit mempunyai proses kolaboratif untuk
mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur yang
menyesuaikan atau mengadopsi petunjuk hand hygiene
yang sudah diterima secara umum untuk implementasi
petunjuk itu di rumah sakit.
Sutoto.KARS 95
Sutoto.KARS 96
WHO Guidelines On Hand Hygiene In Health Care.World Health Organization 2009
 Luka
Operasi
Terinfeksi
MRSA

SETIAP STAF KLINIS HARUS


MENCUCI TANGAN SESUAI
STANDAR WHO, DAN
MENERAPKAN FIVE MOMENT
FOR HAND HYGINE
Elemen Penilaian SKP.V.
1. Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi
pedoman hand hygiene terbaru yang
diterbitkan dan sudah diterima secara umum al
dari WHO Patient Safety
2. Rumah sakit menerapkan program hand
hygiene yang efektif.
3. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan
untuk mengarahkan pengurangan secara
berkelanjutan risiko infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan
Sutoto.KARS 98
Sutoto.KARS 99
Sutoto.KARS 100
Sutoto.KARS 101
Sutoto.KARS 102
Sutoto.KARS 104
Contoh: PENGGGUNAAN JEMBATAN KELEDAI, ENAM AREA DALAM HAND-WASH/RUB

 TELAPAK TANGAN
 PUNGGUNG TANGAN
 SELA- SELA JARI
 PUNGGUNG JARI-JARI (GERAKAN LAMA CUCI TANGAN:
KUNCI) HAND RUB : 20-30 DETIK
 SEKELILING IBU JARI (PUTAR- PUTAR) HAND WASH 40-60 DETIK
 KUKU DAN UJUNG JARI (PUTAR-
PUTAR)
Acknowledgement : WHO World Alliance for Patient Safety Sutoto.KARS 106
REKOMENDASI PENGGUNAAN SARUNG TANGAN OLEH WHO
1. Penggunaan Sarung Tangan Tidak Menggantikan Kebutuhan Cuci Tangan (Hand Rub
/Handwash)
2. Pakailah Sarung Tangan Ketika Kontak Dengan Darah Atau LainnyaYang Berpotensi
Bahan Menular, Selaput Lendir, Atau Nonintact Kulit Akan Terjadi.
3. Tidak Mengenakan Sepasang Sarung Tangan Yang Sama Untuk Perawatan Lebih
Dari Satu Pasien.
4. Ketika Mengenakan Sarung Tangan, Mengubah Atau Menghapus Sarung Tangan
Dalam Situasi Berikut:
1. Selama Perawatan Pasien Jika Bergerak Dari Situs Tubuh Yang Terkontaminasi
Untuk Membersihkan Situs Tubuh Dalam PasienYang Sama;
2. Setelah Menyentuh Pasien;
3. Setelah Menyentuh Daerah Yang Terkontaminasi Dan Sebelum Menyentuh Situs
Bersih Atau Lingkungan.
5. Hindari Penggunaan Kembali Sarung Tangan. Jika Sarung Tangan Digunakan Kembali,
Metode PengolahanYang Memadai Dan Divalidasi Perlu Dikembangkan Untuk
Memastikan Integritas Sarung Tangan Dan Dekontaminasi Mikrobiologi.
6. Penggunaan Sarung Tangan Ganda Di Negara-negara Dengan Prevalensi Tinggi
Hbv, Hcv Dan Hiv Untuk Prosedur BedahYang Panjang (> 30 Menit), Untuk Prosedur
Dengan Kontak Dengan Sejumlah Besar Darah Atau Cairan Tubuh, Untuk Beberapa
Prosedur Ortopedi Berisiko Tinggi, Dianggap Sebagai PraktekYang Tepat.
The First Global Patient Safety Challenge “Clean Care Is Safer Care” Information Sheet 6.
Glove Use Technical
107
EP 3 . KEBIJAKAN DAN/ATAU PROSEDUR DIKEMBANGKAN UNTUK
MENGARAHKAN PENGURANGAN SECARA BERKELANJUTAN
RISIKO INFEKSI YANG TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN

Sutoto.KARS 108
 Numerator dihitung angka kejadian infeksi, sedangkan
denominator dihitung populasi yang beresiko.
Menghitung dan menganalisa data pakai metode
statistical.
 Populasi yang beresiko Surgical Site Infection (SSI)
atau Infeksi Luka Operasi (ILO) adalah semua pasien
yang dilakukan operasi.
 Populasi Ventilator Associated Pneumonia (VAP) adalah
semua pasien yang memakai ventilator.
 Populasi Urinary Tractus Infection (UTI) atau Infeksi
Saluran Kemih (ISK) adalah semua pasien yang
memakai kateter urine
 Untuk menghitung surveilens yang dipakai adalah
insiden rate.
 Insiden Rate infeksi luka operasi adalah jumlah
pasien infeksi luka operasi ( Numerator) dibagi
jumlah total kasus operasi ( Denominator) dikali 100
%.
 Sedangkan Rate VAP/ISK/IADP adalah jumlah
VAP/ISK/IADP ( Numerator) dibagi total jumlah hari
pemakaian alat ( Denominator) dikali 1000
 Data harus dianalisa dengan cepat dan tepat, untuk
mendapatkan informasi apakah ada masalah infeksi
HAIs, yang memerlukan penanggulangan atau
investigasi lebih lanjut.
 Interpretasi yang dibuat harus menunjukkan informasi
tentang penyimpangan yang terjadi.
 Bandingkan angka infeksi HAIs apakah ada penyimpangan ,
dimana terjadi kenaikkan atau penurunan yang cukup tajam.

 Perhatikan dan bandingkan kecenderungan menurut jenis


infeksi HAIs, ruang perawatan dan patogen penyebab bila
ada.
 Perlu dijelaskan sebab-sebab peningkatan atau penurunan
angka infeksi HAIs, jika ada data yang mendukung relevan
dengan masalah yang dimaksud.
Menghitung dan menganalisa data infeksi

• Insiden Rate ISK


Jumlah ISK
----------------------------------------------------------X 1000
Jumlah hari pemakaian kateter urine menetap dalam
kurun waktu tertentu
Contoh:
Pada bulan Maret 2014 jumlah pasien terpasang kateter urine
menetap 20 orang, total hari pemakaian kateter urine 80
hari.Jumlah pasien ISK dua orang, maka rate ISK adalah 2/80 X
1000 = 25 ‰
• Insiden Rate VAP
Jumlah VAP
-------------------------------------------------- X 1000
Jumlah hari pemakaian Ventilasi Mekanik dalam
kurun waktu tertentu
Contoh:
Pada bulan Maret 2014 jumlah pasien terpasang
ventilasi mekanik lima orang, total hari pemakaian
ventilasi mekanik 20 hari.Jumlah pasien VAP dua
orang, maka insiden rate VAP adalah 2/20 X 1000
= 100 ‰
• Insiden Rate IADP
Jumlah IADP
------------------------------------ X 1000
Jumlah hari pemakaian kateter vena sentral
dalam kurun waktu tertentu
Contoh:
Pada bulan Maret 2014 jumlah pasien terpasang
kateter vena central 10 orang, total hari
pemakaian kateter vena sentral 40 hari.Jumlah
pasien IADP dua orang, maka insiden rate IADP
adalah 2/40 X 1000 = 50 ‰
• Insiden Rate Plebitis
Jumlah Plebitis
------------------------------------ X 1000
Jumlah hari pemakaian intra vena perifer dalam
kurun waktu tertentu
Contoh:
Pada bulan Maret 2014 jumlah pasien terpasang intra vena
perifer 50 orang, total hari pemakaian kateter vena perifer
200 hari.Jumlah pasien Plebitis 10 orang, maka insiden rate
Plebitis adalah 10/200 X 1000 = 50 ‰
Insiden Rate ILO
Jumlah ILO
----------------------------------------- X 100
Jumlah kasus operasi dalam kurun waktu
tertentu
Contoh:
Pada bulan Maret 2014 jumlah kasus
operasi SC 20 orang, terjadi ILO dua orang,
maka insiden rate infeksi adalah
2/20 X 100 = 10 %
SASARAN VI : PENGURANGAN RISIKO PASIEN
JATUH

 Rumah sakit
mengembangkan suatu
pendekatan untuk
mengurangi risiko
pasien dari cedera
karena jatuh.

Sutoto.KARS 117
Morse, Janice M..Preventing Patient Falls. Establishing a Fall Intervention Program, 2 nd Ed. Springer Publishing Company, New
Sutoto.KARS York. 2009. 118
Maksud dan Tujuan SKP VI.
 Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab
cedera pasien rawat inap.
 Rumah sakit perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan
mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila
sampai jatuh.

 Evaluasi :
 riwayat jatuh,
 obat dan telaah terhadap konsumsi alkohol
 gaya jalan dan keseimbangan
 serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien.

 Program tersebut harus diterapkan di rumah sakit.

Sutoto.KARS 119
Elemen Penilaian SKP.VI.

1. Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal


risiko pasien jatuh dan melakukan asesmen ulang
bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau
pengobatan dll. lihat juga AP.1.6, EP4)
2. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi
risiko jatuh bagi mereka yang pada hasil asesmen
dianggap berisiko jatuh . (lihat juga AP.1.6, EP5)
3. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik
keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh dan
dampak dari kejadian tidak diharapkan
4. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk
mengarahkan pengurangan berkelanjutan risiko
pasien cedera akibat jatuh di rumah sakit
Sutoto.KARS 120
AP 1.6.
 EP 4. Staf yang kompeten mengembangkan
kriteria untuk mengidentifikasi pasien yang
memerlukan asesmen fungsional lebih lanjut
(lihat juga Sasaran Keselamatan Pasien VI, EP
1, terkait asesmen risiko jatuh).
 EP 5. Pasien disaring untuk menilai
kebutuhan asesmen fungsional lebih lanjut
sebagai bagian dari asesmen awal (lihat juga
Sasaran Keselamatan Pasien VI, EP 2).
Sutoto.KARS 121
Patient falls
There are three types of patient falls
1. an accidental fall: is prevented by ensuring a safe
environment.
2. a physiological anticipated fall: Anticipated
physiological falls are prevented by first identifying
who is likely to fall using the MFS.
3. an unanticipated physiological fall: The first
unanticipated physiological fall cannot be predicted
and, therefore, cannot be prevented, because the
staff and the patient may not realize that the
patient has the condition that precipitates the
unexpected
Morse, Janice M..Preventing Patient Falls. Establishing a Fall Intervention Program, 2 nd Ed. Springer Publishing Company, New
York. 2009.

Sutoto.KARS 123
Sutoto.KARS 125
CONTOH: ASESMEN
RISIKO JATUH
MORSE FALL
SCALE

Sutoto.KARS 126
TINDAKAN PENCEGAHAN JATUH SECARA UMUM

Sutoto.KARS 127
Heparin lock

Sutoto.KARS 128
Morse, Janice M..Preventing Patient Falls. Establishing a Fall Intervention Program, 2nd Ed. Springer Publishing Company, New
York. 2009.
No/low risk: < 45
 Pencegahan jatuh akibat kecelakaan
 Pastikan lingkungan aman
 Edukasi pasien dan keluarga
High risk: > 45
 Strategi proteksi dari jatuh:
 Monitoring
 Proteksi jatuh dari tempat tidur/kursi
 Proteksi dari lingkungan berbahaya
 Proteksi dari cedera
 Strategi pencegahan jatuh
 Tranfer pasien dengan aman
 Cegah kencing yang urgen
 Evaluasi kemampuan komunikasi
 Latihan /exercise keseimbangan
 Optimalisasi kondisi fisik
Morse, Janice M..Preventing Patient Falls. Establishing a Fall Intervention Program, 2 nd Ed. Springer Publishing Company, New
Sutoto.KARS York. 2009.
130
TINDAKAN PENCEGAHAN JATUH RISIKO TINGGI

Sutoto.KARS 131
ASESMEN ULANG RISIKO JATUH
MORSE
 Saat terdapat perubahan kondisi pasien
 Pemberian obat yang meningkatkan risiko
jatuh
 Saat transfer ke unit lain
 Adanya kejadian jatuh

Sutoto.KARS 132
Sutoto.KARS 133
Pediatric Patient Falls Scale
Scale Characteristics
General Risk Humpty- CHAMPS Pediatric Fall
Assessment of Dumpty Scale- Pediatric Fall Risk Assessment
Pediatric Inpatient Risk Scale
Inpatient Falls Assessment (PFRA)
(GRAF-PIF) Tool Used at NCH
Physical & All types of falls All types of falls All types of falls
physiological falls except when child
(not developmental) is “dropped”

5 items 7 items 4 items 10 items

Scale 0 to 5+ Scale 7 to 23 Scale 0 to 4 Scale 0 to 30

Cut-off score = 2 Cut-off score = 12 Cut-off score = 1 Cut-off score = 5

Sutoto.KARS 134
 Edmonson Psychiatric Fall Risk Assessment
Sutoto.KARS 137
Edmonson Psychiatric Fall Risk Assessment

Sutoto.KARS 138
Sutoto.KARS 139
140
Sutoto.KARS 141
Contoh Langkah Pencegahan Pasien
Risiko Jatuh
1. Anjurkan pasien meminta bantuan yang diperlukan
2. Anjurkan pasien untuk memakai alas kaki anti slip
3. Sediakan kursi roda yang terkunci di samping tempat
tidur pasien
4. Pastikan bahwa jalur ke kamar kecil bebas dari hambatan
dan terang
5. Pastikan lorong bebas hambatan
6. Tempatkan alat bantu seperti walkers/tongkat dalam
jangkauan pasien
7. Pasang Bedside rel
8. Evaluasi kursi dan tinggi tempat tidur
Sutoto.KARS 142
Contoh Langkah Pencegahan Pasien
Risiko Jatuh
9. Pertimbangkan efek puncak obat yang diresepkan yang
mempengaruhi tingkat kesadaran, dan gait
10. Mengamati lingkungan untuk kondisi berpotensi tidak aman, dan
segera laporkan untuk perbaikan
11. Jangan biarkan pasien berisiko jatuh tanpa pengawasan saat di
daerah diagnostik atau terapi
12. Pastikan pasien yang diangkut dengan brandcard / tempat tidur,
posisi bedside rel dalam keadaan terpasang
13. Informasikan dan mendidik pasien dan / atau anggota keluarga
mengenai rencana perawatan untuk mencegah jatuh
14. Berkolaborasi dengan pasien atau keluarga untuk memberikan
bantuan yang dibutuhkan dengan
Contoh tata laksana risiko jatuh
Sutoto.KARS 143
Sekian
Terima Kasih

Sutoto.KARS 156
Unit : ..........
Tgl Telusur :

INDIKATOR SKP CATATAN LAP BULANAN MASALAH


HARIAN
1. Identifikasi pasien
2.
PERUBAHAN ASUHAN
Perawat Bisa Memperagakan
KEPERAWATAN menjalankan :
 RJP
 APAR/evakuasi
 Hand Wash
 Terima perintah
lisan/telepon
 Identifikasi pasien,
 Askep

Sutoto.KARS 158
PERUBAHAN PELAYANAN KEPERAWATAN

1. Kebutuhan keperawatan pasien


2. Asesmen keperawatan selama 24 jam
3. Asesmen terdokumentasi dalam 24 jam 13. Kriteria sadar kembali
setelah masuk dirawat 14. Asesmen pra anestesi dan pra-induksi
4. Asesmen gizi dan status fungsional 15. Daftar obat yang diminum sebelum dirawat
5. Asesmen nyeri saat masuk 16. Jenis obat yang diresepkan dicatat di rekam
6. Asesmen dan asesmen ulang pasien yang
medis
akan meninggal 17. Mencatat dan melaporkan Efek obat yang
tidak diharapkan (adverse effect)
7. Asesmen untuk kebutuhan khusus (misal:
gigi, pendengaran, mata, dll) 18. Asesmen meliputi hal-hal sebagai berikut :
• a. Budaya pasien dan keluarganya
8. Asesmen awal untuk rencana
• b. Tingkat pendidikan, bahasa
keluar/pemulangan pasien dari rumah sakit
• c. Kendala emosional
9. Ukuran keberhasilan dari rencana asuhan • d. Kendala fisik dan kognitif
10. Asesmen kebutuhan pendidikan pasien dan • e. Kesediaan pasien menerima
keluarga informasi
11. Asesmen pra sedasi (moderat dan dalam) 19. Pencatatan, tanggal, waktu dari setiap entri
12. Monitoring selama sedasi data
20. Pencatatan setiap keterlambatan tindakan
Sutoto.KARS 159
Sutoto.KARS 160

Anda mungkin juga menyukai

  • Kak Penanganan Pasien Stroke
    Kak Penanganan Pasien Stroke
    Dokumen2 halaman
    Kak Penanganan Pasien Stroke
    eko prastyo
    100% (1)
  • Beban Kerja
    Beban Kerja
    Dokumen4 halaman
    Beban Kerja
    Virginia Majestica Septrianne
    Belum ada peringkat
  • Spo Penugasan Kembali Staf
    Spo Penugasan Kembali Staf
    Dokumen3 halaman
    Spo Penugasan Kembali Staf
    eko prastyo
    Belum ada peringkat
  • Kak Sosialisasi Bank Darah
    Kak Sosialisasi Bank Darah
    Dokumen3 halaman
    Kak Sosialisasi Bank Darah
    eko prastyo
    Belum ada peringkat
  • Spo Penugasan Kembali Staf
    Spo Penugasan Kembali Staf
    Dokumen3 halaman
    Spo Penugasan Kembali Staf
    eko prastyo
    Belum ada peringkat
  • Penilaian Faktor Resiko
    Penilaian Faktor Resiko
    Dokumen1 halaman
    Penilaian Faktor Resiko
    eko prastyo
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen5 halaman
    Bab 4
    eko prastyo
    Belum ada peringkat
  • Book 1
    Book 1
    Dokumen2 halaman
    Book 1
    eko prastyo
    Belum ada peringkat
  • 04 Uu 029
    04 Uu 029
    Dokumen42 halaman
    04 Uu 029
    Muhammad Udai
    Belum ada peringkat
  • SPO ID Card
    SPO ID Card
    Dokumen3 halaman
    SPO ID Card
    Ranggi Ananta
    Belum ada peringkat
  • Cirriculum Vitae
    Cirriculum Vitae
    Dokumen3 halaman
    Cirriculum Vitae
    eko prastyo
    Belum ada peringkat
  • Cirriculum Vitae
    Cirriculum Vitae
    Dokumen3 halaman
    Cirriculum Vitae
    eko prastyo
    Belum ada peringkat
  • 2 April 2019
    2 April 2019
    Dokumen4 halaman
    2 April 2019
    eko prastyo
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    eko prastyo
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen5 halaman
    Bab 4
    eko prastyo
    Belum ada peringkat
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen9 halaman
    Bab 5
    eko prastyo
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen5 halaman
    Bab 4
    eko prastyo
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen5 halaman
    Bab 4
    eko prastyo
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen5 halaman
    Bab 4
    eko prastyo
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen5 halaman
    Bab 4
    eko prastyo
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen5 halaman
    Bab 4
    eko prastyo
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen20 halaman
    Bab 2
    eko prastyo
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen35 halaman
    Bab 1
    eko prastyo
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen3 halaman
    Bab 3
    eko prastyo
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen3 halaman
    Bab 3
    eko prastyo
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen4 halaman
    Bab 1
    eko prastyo
    Belum ada peringkat
  • Contoh Cover
    Contoh Cover
    Dokumen1 halaman
    Contoh Cover
    eko prastyo
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen35 halaman
    Bab 1
    eko prastyo
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen35 halaman
    Bab 1
    eko prastyo
    Belum ada peringkat
  • Pedoman Keselamatan Pasien: Rumah Sakit Graha Medika Banyuwangi
    Pedoman Keselamatan Pasien: Rumah Sakit Graha Medika Banyuwangi
    Dokumen1 halaman
    Pedoman Keselamatan Pasien: Rumah Sakit Graha Medika Banyuwangi
    eko prastyo
    Belum ada peringkat