MANAJEMEN ANESTESI
PADA PASIEN DENGAN KET
EKA SUNTIARA
N 111 16 100
PEMBIMBING KLINIK
dr. M. Rizal, Sp.An
BAB I PENDAHULUAN
• Anestesiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang
mendasari berbagai tindakan meliputi pemberian
anestesi, penjagaan keselamatan penderita yang
mengalami pembedahan, pemberian bantuan hidup
dasar, pengobatan intensif pasien gawat, terapi
inhalasi dan penanggulangan nyeri menahun.
• Kehamilan ektopik suatu kehamilan yang
pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi tidak
menempel pada dinding endometrium kavum uteri,
akibatnya akan tumbuh di luar rongga rahim.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Kehamilan ektopik merupakan kehamilan dengan
implantasi blastokista tidak pada lapisan
endometrium di kavum uterus
Epidemiologi
Faktor risiko Diangnosis
1.Riwayat kehamilan 1.Anamnesis dan
ektopik Pemeriksaan Fisik
sebelumnya, • Amenorea
2.Operasi tuba, • Nyeri abdomen
3.Paparan • Perdarahan
dietilsilbestrol
(DES) in utero. 2. Pemeriksaan
4.Riwayat infeksi penunjang
organ genitalia atau Laboratorium
infertilitas Kuldosintesis
5.Perokok
6.Penggunaan alat
kontrasepsi
intrauterin.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kehamilan
ektopik terganggu terdiri atas
konservatif dan pembedahan.
Tindakan pembedahan yang
dilakukan yaitu salpingostomi
atau salpingektomi.
Anestesi spinal atau subarakhnoid adalah
anestesi regional dengan tindakan
penyuntikan obat anestetik lokal ke dalam
ruang subarakhnoid.
Untuk mencapai cairan serebrospinal maka
jarum suntik akan menembus kutis,
subkutis, ligamentum supraspinosum,
ligamentum interspinosum, ligamentum
flavum, ruang epidural, duramater,
kemudian paling akhir adalah ruang
subarakhnoid.
Indikasi anestesi spinal
Hipovolemia ringan
Komplikasi anestesi spinal
Hipotensi berat akibat blok simpatis
terjadi venous pooling. Pada dewasa
dicegah dengan meberikan infus cairan
kristaloid 1000 ml atau koloid 500 ml
sebelum tindakan
Bradikardia dapat terjadi tanpa disertai
hipotensi atau hipoksia.
Hipoventilasi akibat paralisis saraf frenikus
atau hipoperfusi pusat kendali nafas.
Trauma pembuluh saraf.
Persiapan Pra Anestesi
Mempersiapkan mental dan fisik secara
optimal.
2 Analgetik Opiat :
Petidin 1-2 mg/kgbb
Morfin 0,1-0,2 mg/kgbb
Fentanil 1-2 µg/kgbb
Analgetik non opiat Disesuaikan
3 Antikholonergik :
Sulfas atropine 0,1 mg/kgbb
4 Antiemetik :
Ondancentron 4-8 mg (iv) dewasa
Metoklorpamid 10 mg (iv) dewasa
Maintenance anestesi :
Inh. O2 3 lpm
5 (13.55) 80 50 138
10 (14.00) 80 50 135
15 (14.05) 80 55 130
20 (14.10) 80 55 135
25 (14.15) 90 60 133
30 (14.20) 95 60 132
50 (14.40) 110 65 96
Terapi cairan :
BB : 42 kg
Estimated Blood Volume (EBV) : 70 cc/kgBB x 42 kg
= 2940 cc
Jumlah perdarahan : ± 850 cc
% perdarahan : 850/2940 x 100% = 28,91
%
Pemberian Cairan
Cairan masuk:
Pre operatif :
Kristaloid RL 1000 cc
Transfusi Whole Blood 2 Bag 700 cc
Kristaloid NaCl 0,9 % 150 cc
Durante operatif :
Kristaloid RL 700 cc
Kristaloid NaCl 0.9 % 75 cc
Transfusi Whole Blood: 350 cc
Obat injeksi : ± 25 cc
Total input cairan : 3000 cc
Cairan keluar:
Durante operatif: Urin (+) 550 cc, perdarahan ± 850 cc
Total output cairan = ± 1400 cc
PERHITUNGAN CAIRAN
Input yang diperlukan selama operasi
Maintanance
= (4 x 10kg 1) + (2 x 10kg 2) + (1 x 22 kg 3)
= (4 x 10) + (2 x 10) + (1 x 22)
= 40 + 20 + 22
= 82 ml/jam (Dalam 1 Jam)
Stress Operasi
Besar 8 cc×KgBB: 8×42 = 336 ml