Anda di halaman 1dari 28

REFLEKSI KASUS

DIARE AKUT TANPA DEHIDRASI

Oleh :
Lya Angraeni Rusdin
N 111 15 020

Dosen Pembimbing :
dr. H. ERWIN K. PUTRA B.
dr. Diah Mutiarasari, MPH

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITRERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO/ PUSKESMAS LEMBASADA
PALU
2017
PENDAHULUAN
• Penyakit diare merupakan masalah utama kesehatan masyarakat
di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas
dan mortalitasnya yang masih tinggi.

• Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun


2013, setiap tahunnya ada sekitar 1,7 miliar kasus diare dengan
angka kematian 760.000 anak dibawah 5 tahun.

• Pada negara berkembang, anak-anak usia dibawah 3 tahun rata-


rata mengalami 3 episode diare pertahun.
• Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013) menunjukkan insidens diare pada
kelompok umur balita adalah paling tinggi yaitu 6,7%.

• Lima provinsi dengan insiden diare tertinggi adalah Aceh (10,2%), Papua
(9,6%), DKI Jakarta (8,9%), Sulawesi Selatan (8,1%), dan Banten (8,0%).
Karakteristik diare balita tertinggi terjadi pada kelompok umur 12-23 bulan
(7,6%).

• Penyakit Diare merupakan salah satu penyakit yang berpotensi untuk


terjadinya kejadiaan luar biasa (KLB) dan kasus ini masih menduduki urutan
ke-4 dari 10 pola terbesar penyakit rawat inap di UPTD Puskesmas
Lembasada.[7]

• Menurut data UPTD Puskesmas Lembasada angka kejadian diare pada tahun
2016 sebanyak 994 kasus dengan angka kejadian tertinggi di Desa Watutu
dengan angka kejadian diare 124 kasus.
Gambaran 10 penyakit Rawat jalan Terbanyak Untuk Semua
Golongan Umur di UPT Puskesmas Lembasada

NO JENIS PENYAKIT JUMLAH


PASIEN
1 ISPA 3303
2 HIPERTENSI 1426
3 REMATIK 1407
4 DIARE 994
5 GASTRITIS 221
6 HYPOTENSI 856
7 PENY. KULIT ALERGI 827
8 PULPA 334
9 KECELAKAAN 198
10 PENYAKIT KULIT INFEKSI 179
Total 9745
TUJUAN
• Sebagai gambaran penyebaran penyakit diare dan faktor
resiko penyebarannya di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Lembasada
• Sebagai syarat penyelesaian tugas akhir di bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat
KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : An. N
Umur : 5 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : -
Agama : Islam
Alamat : Desa Lera, Kec Banawa Selatan
Tanggal Pemeriksaan 21 Juni 2017
Identitas orang tua
• Nama : Tn.A
• Umur : 40 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Pekerjaan : Nelayan
• Agama : Islam
• Alamat : Desa Lera, Kec Banawa Selatan

• Nama : Ny.R
• Umur : 32 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Alamat : Desa Lera, Kec Banawa Selatan
ANAMNESIS

Keluhan Utama : Bab Cair

Riwayat penyakit Sekarang (heteroanamnesis) :


• Pasien datang ke puskesmas dibawa oleh ibunya dengan keluhan
BAB cair sejak 1 hari yang lalu. BAB cair dengan frekuensi sebanyak
6 kali, berwarna kekuningan, tidak berbau, konsistensi cair tidak
berampas, tidak disertai berlendir maupun darah. Riwayat demam
1 hari sebelum BAB cair. Tidak ada mual dan muntah sebelumnya.
Keinginan minum pasien seperti biasa namun nafsu makannya
menurun. Tidak ada yang menderita diare di dalam rumah.
• Riwayat penyakit Dahulu :
Pasien pernah menderita keluhan yang sama ± 4 bulan yang lalu.

• Riwayat penyakit Keluarga :


Tidak ada keluarga yang menderita keluhan yang sama dengan pasien.
Riwayat Kebiasaan dan Lingkungan :

• Pasien makan 3 kali sehari secara teratur. Menu makanan pasien yaitu nasi,
lauk pauk, sayuran dan buah. Porsi sekali makan pasien yaitu sepiring nasi
berisi 1-2 sendok nasi, lauk yang dikonsumsi berupa ikan, tahu atau tempe
yang digoreng. Sayuran yang biasanya dikonsumsi oleh pasien yaitu bayam
dan kangkung. Buah yang sering dikonsumsi oleh pasien yaitu pisang dan
jeruk.
• Pasien tinggal bersama ayah, ibu, dan ketiga saudaranya.
• Rumah tinggal pasien terdiri dari 2 ruang tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang
keluarga, 1 dapur dan tidak memiliki kamar mandi di dalam rumah, sehingga
aktivitas MCK dilakukan di sumur belakang rumah. Dinding rumah terbuat
dari papan, tidak terdapat plafon, ventilasi kurang dan lantai rumah terbuat
dari semen.
• Rumah pasien berdekatan dengan kandang hewan, tidak ada pekarangan.
• Pendapatan keluarga berasal dari ayahnya, dengan total 50.000-60.000
rupiah per hari
• Riwayat Antenatal :
Ibu rutin memeriksakan kandungan selama
kehamilan ke bidan desa, dan tidak ada penyakit
selama hamil.

• Riwayat Natal :
Pasien lahir normal di bidan, cukup bulan, dengan
berat badan lahir 2700 gr, dan panjang badan lahir
48 cm, langsung menangis.
Riwayat Imunisasi

Jenis Vaksin Keterangan

HB O ( 0-7 hari) Diberikan

BCG (0-1 bulan) Diberikan

Polio (0, 2, 4, 6 bulan) Diberikan

DPT/HB (2, 4, 6 bulan) Diberikan

Campak (9 bulan) Diberikan


PEMERIKSAAN FISIK

Kondisi Umum : Sakit ringan Berat Badan : 16 kg

Tingkat Kesadaran : Compos Mentis Tinggi Badan : 95 cm

Status Gizi : Gizi Baik

Nadi 95 kali/menit (kuat angka, reguler)


Suhu 37.20C
Pernapasan 24 kali/menit
Kulit : Warna sawo matang, lapisan lemak di bawah kulit
cukup.
Kepala : Normosefal, rambut berwarna hitam, tipis dan tidak
mengkilap, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus,
pupil bulat isokor (diameter 3 mm). Tidak terdapat sekret
pada hidung, tidak terdapat pernapasan cuping hidung.
Tidak ada sekret pada telinga, bibir tidak sianosis.
Tenggorokan-Leher : Tonsil dan faring tidak tampak kelainan.
Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening.
Thoraks :

Paru Bronkovesikuler / tidak terdapat kelainan


Dalam batas normal
Jantung

Abdomen : Inspeksi : permukaan datar, seirama gerak napas


Auskultasi : peristaltik kesan meningkat
Perkusi : hypertimpani
Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-).
Turgor : Kembali segera
Ekstremitas
Atas : Akral hangat, edema (-)
Bawah : Akral hangat, edema (-)

Diagnosis Kerja
Diare tanpa dehidrasi

DIAGNOSIS BANDING
Diare akut et causa Rotavirus
Diare akut et causa salmonella
Demam Dengue

ANJURAN PEMERIKSAAN
Pemeriksaan darah rutin
Analisis feses
• Prinsip tatalaksana pasien diare :
– Rehidrasi oral

– Dukungan nutrisi

– Antibiotik secara rasional

– Pemberian Zinc

– Edukasi
• Terapi Medikamentosa :
• Zink 20 mg (1 tablet) per hari
• Oralit diberi 200 ml setiap kali BAB Cair.
• Paracetamol syrup 3x1 (KP)
Nonmedikamentosa :
• Menganjurkan ibu melakukan kompres hangat bila anak demam.
• Menganjurkan ibu utuk memberi minum air matang atau susu yang biasa
di minum atau makanan yang mengandung air seperti kuah sayur.
• Mengedukasi ibu tata cara pemberian oralit dan zink serta mengingatkan
kembali untuk menghabiskan konsumsi zink selama 10 hari walaupun BAB
sudah tidak cair.
• Memberi makanan bergizi pada anak secara teratur untuk membantu
meningkatkan daya tahan tubuh anak.
• Setelah diare berhenti, beri makanan yang sama dan makanan tambahan
selama 2 minggu.
• Nasihati ibu untuk membawa kembali anak apabila BAB cair lebih sering,
muntah berulang, sangat haus, makan dan minum sedikit, timbul demam,
berak berdarah atau tidak membaik dalam 3 hari.
• Istirahat yang cukup.
Analisis kasus
• Pasien merupakan anak yang aktif, sering bermain di
lingkungan luar rumah, pasien sering bermain dan kontak
dengan tanah dan setelahnya jarang mencuci tangan. Pasien
juga belum pernah di ajari cara mencuci tangan yang baik.
Identifikasi masalah
• Bagaimana masalah Diare di Wilayah kerja Puskesmas
Lembasada?
• Faktor resiko apa saja yang mempengaruhi masalah Diare di
Wilayah kerja Puskesmas Lembasada khususnya Desa Lera?
• Bagaimana pelaksanaan program puskesmas terkait Diare di
Wilayah kerja Puskesmas Lembasada khususnya Desa Lera?
PEMBAHASAN
• Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah- masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Banyak
faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan
masyarakat, untuk hal ini Hendrik L. Blum menggambarkan secara ringkas sebagai
berikut
Lingkungan

-Sosio-ekonomi menengah
ke bawah
-Rumah belum memenuhi
kriteria rumah sehat
Pelayanan Kesehatan
Diare akut -Rumah berdekatan
dengan kandang hewan
•Keterbatasan SDM
peliharaan
•Masih kurangnya
-Kebersihan jamban tidak
penyuluhan tentang
diperhatikan
penyakit diare
-Penyedian Air Bersih
•tidak tersedianya fasilitas
masih kurang diperhatikan
pemeriksaan feses untuk
Perilaku -Pengelolaan sampah
mengetahui penyebab
buruk
diare
•Mencuci tangan yang tidak -Sarana pembuangan air
menggunakan sabun limbah yang masih belum
•Pengolahan makanan dan tertata dengan baik
minuman yang tidak higienis
PENUTUP
KESIMPULAN

• Diare masih menempati posisi ke empat dari 10 Penyakit Terbanyak di


Puskesmas Lembasada.

• Diare merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian ASI


ekslusif, imunisasi lengkap, penerapan gaya hidup sehat, mengaplikasikan
perilaku hidup bersih dan sehat, serta menjaga kebersihan rumah agar
tetap sehat. Kejadian penyakit diare pada kasus ini di pengaruhi faktor
perilaku dan faktor lingkungan.
• Penyediaan makanan sehat dan cukup
1 • Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya • Jika ada didapatkan penderita diare segera
penyediaan air bersih, pembuangan sampah, 3 dilakukan penegakkan diagnosa dan
pembuangan tinja dan limbah. pengobatan yang cepat dan tepat.
• Edukasi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat,
salah satunya pentingnya mencuci tangan dengan
sabun.
• Memberikan edukasi tentang makanan sehat dan 4• Pengobatan dan perawatan yang
sempurna agar penderita sembuh
cukup, bagaimana menjaga higinitas dan sanitasi dan tak terjadi komplikasi, sehingga
lingkungan serta penyuluhan kesehatan tentang diare apabila telah ditegakkan diagnosa
di tingkat masyarakat dan sekolah-sekolah di wilayah diare diberikan pengobatan sesuai
Puskesmas Lembasada. dengan gejala dan dianjurkan untuk
ke faskes terdekat untuk
• Pembuangan tinja di tempat yang aman, mendapatkan penanganan awal
2 terutama yang berasal dari penderita apabila didapatkan diare dengan
dehidrasi.
diare, baik penderita bayi, anak ataupun
dewasa;
• Cuci tangan setelah buang air besar, • Pada tingkat ini, pasien
setelah membersihkan kotoran bayi/anak, 5 diberikan konseling tentang jika
sebelum makan, menyuapi atau munculnya gejala baru atau
menyiapkan makanan; bertambah parah agar segera
• Menjaga agar air minum terbebas dari dibawa kepuskesmas, misalnya
pencemaran, baik di rumah maupun di BAB cair lebih banyak, lebih
sumbernya. sering, disertai darah, muntah,
• Memastikan kebersihan tempat anak rewel/gelisah, tidak mau
penyimpanan makanan sehingga tidak minum, dan sebagainya.
dihinggapi serangga ataupun tercemari
oleh debu.

Anda mungkin juga menyukai