Anda di halaman 1dari 18

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

N A M A A N G G OTA K E LO M P O K
1 . DYA H S E T YOWATI (16 0 3018 4047)
2. MUHAMMAD N. MAJID (16030184056)
3. BELA DESI T.C (16 0 3018 4097 )
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN berdasarkan KONSEP FILSAFAT SEPERTI Idealisme,
Realisme, dan Pragmatisme

Metafisika

Tujuan
Epistimologi
Pendidikan

Isi
Aksiologi
Pendidikan
Aliran
Filsafat
Pendidikan

Metode
Humanologi
Pendidikan

Peranan
Peserta
Metafisika
Didik dan
Pendidik
IDEALISME, REALISME, DAN PRAGMATISME ????
1. IDEALISME

Idealisme berpandangan bahwa pengetahuan sebenarnya sudah berada dalam jiwa (mind) kita, tetapi
membutuhkan usaha untuk dibawa pada tingkat kesadaran kita melalui suatu proses yang disebut
intropoeksi.
Inti yang terpenting dari ajaran ini adalah bahwa manusia menganggap ruh atau sukma lebih beharga dan lebih
tinggi dibandingkan materi bagi kehidupan manusia. Ruh merupakan hakikat yang sebenarnya, sementara
benda atau materi disebut sebagai penjelmaan dari ruh atau sukma.
Menurut idealisme, tujuan pendidikan untuk menciptakan manusia yang berkepribadian mulia dan memiliki taraf
kehidupan rohani yang lebih tinggi dan ideal serta memiliki rasa tanggung jawab kepada masyarakat
2. REALISME
Realisme adalah aliran filsafat yang memandang bahwa dunia materi diluar kesadaran ada sebagai suatu yang nyata dan
penting untuk kita kenal dengan mempergunakan intelegensi.

3. PRAGMATISME
Pragmatisme adalah aliran yang mengajarkan bahwa yang benar adalah apa yang membuktikan dirinya sebagai benar
dengan perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis. Aliran ini bersedia menerima suatu asal membawa
akibat praktis, atau dengan kata lain patokannya adalah “manfaat hidup praktis”. Atau manusia dapat mengetahui apa
yang manusia alami.
KONSEP-KONSEP FILSAFAT
A. IDEALISME
(1) Metafisika-idealisme; Secara absolut kenyataan yang sebenarnya adalah spiritual dan rohaniah, sedangkan secara kritis
yaitu adanya kenyataan yang bersifat fisik dan rohaniah, tetapi kenyataan rohaniah yang lebih dapat berperan.
(2) Humanologi-idealisme; Jiwa dikarunai kemampuan berpikir yang dapat menyebabkan adanya kemampuan memilih.
(3) Epistemologi-idealisme; Pengetahuan yang benar diperoleh melalui intuisi dan pengingatan kembali melalui berpikir.
Kebenaran hanya mungkin dapat dicapai oleh beberapa orang yang mempunyai akal pikiran yang cemerlang; sebagian
besar manusia hanya sampai pada tingkat berpendapat.
(4) Aksiologi-idealisme; Kehidupan manusia diatur oleh kewajiban-kewajiban moral yang diturunkan dari pendapat tentang
kenyataan atau metafisika.
B. REALISME

(1) Metafisika-realisme; Kenyataan yang sebenarnya hanyalah kenyataan fisik (materialisme); kenyataan material
dan imaterial (dualisme), dan kenyataan yang terbentuk dari berbagai kenyataan (pluralisme)
(2) Humanologi-realisme; Hakekat manusia terletak pada apa yang dapat dikerjakan. Jiwa merupakan sebuah
organisme kompleks yang mempunyai kemampuan berpikir
(3) Epistemologi-realisme; Kenyataan hadir dengan sendirinya tidak tergantung pada pengetahuan dan gagasan
manusia, dan kenyataan dapat diketahui oleh pikiran. Pengetahuan dapat diperoleh melalui penginderaan.
Kebenaran pengetahuan dapat dibuktikan dengan memeriksa kesesuaiannya dengan fakta;
(4) Aksiologi-realisme; Tingkah laku manusia diatur oleh hukum-hukum alam yang diperoleh melalui ilmu, dan pada
taraf yang lebih rendah diatur oleh kebiasaan-kebiasaan atau adat-istiadat yang telah teruji dalam kehidupan.
C. PRAGMATISME
(1) Metafisika-pragmatisme; Suatu teori umum tentang kenyataan tidak mungkin dan tidak perlu. Kenyataan yang sebenarnya adalah
kenyataan fisik. Segala sesuatu dalam alam dan kehidupan adalah berubah (bicoming).
(2) Humanologi-pragmatisme; Manusia adalah hasil evolusi biologis, psikologis, dan sosial. Ini berarti setiap manusia tumbuh secara
berangsur-angsur mencapai kemampuan-kemampuan biologis, psikologis, dan sosial.
(3) Epistemologi-realisme; Pengetahuan bersifat relatif dan terus berkembang. Pengetahuan yang benar adalah yang ternyata berguna
bagi kehidupan.
(4) Aksiologi-realisme; Ukuran tingkah laku perorangan dan sosial ditentukan secara eksperimental dalam pengalaman-pengalaman
hidup. Ini berati tidak ada nilai yang absolut.
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
A. IDEALISME
1. TUJUAN PENDIDIKAN
Tujuan pendidikan adalah untuk membantu perkembangan pikiran dan diri pribadi (self) siswa. Sebab itu, sekolah
hendaknya menekankan aktifitas aktifitas intelektual, pertimbangan-pertimbangan moral, pertimbangan-pertimbangan
estetis, realisasi diri, kebebasan, tanggung jawab, dan pengendalian diri demi mencapai perkembangan pikiran dan diri
pibadi.
2. ISI PENDIDIKAN
Demi mencapai tujuan pendidikan di atas, isi pendidikan Idealisme berisikan pendidikan liberal dan pendidikan
vokasional/praktis.
Pendidikan liberal dimaksudkan untuk pengembangan kemampuan-kemampuan rasional dan moral.
Pendidikan vokasional dimaksudkan untuk pengebangan kemampuan suatu kehidupan/pekerjaan. Isi pendidikannya
diorganisasi menurut mata pelajaran dan berpusat pada materi pelajaran (subject matter centered).
3. METODE PENDIDIKAN
Metode mengajar hendaknya mendorong siswa memperluas cakrawala; mendorong berpikir reflektif; mendorong
pilihan-pilihan moral pribadi, memberikan keterampilan-keterampilan berpikir logis; memberikan kesempatan
menggunakan pengetahuan untuk masalah-masalah moral dan sosial.
4. PERAN PESERTA DIDIK DAN PENDIDIK
Peserta Didik :
Bebas untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan dasarnya atau bakatnya.
Pendidik :
Bekerjasama dengan alam dlam proses pengembanagn manusia, terutama bertangguing jawab dalam menciptakan
lingkungan pendidikan siswa. Guru harus juga melatih berpikir kreatif dalam mengembangkan kesempatan bagi pikiran
siswa untuk menemukan, menganalisis, memadukan, mensintesa, dan menciptakan aplikasiaplikasi pengetahuan
untuk hidup dan berbuat
B. REALISME
1. TUJUAN PENDIDIKAN
Pendidikan pada dasarnya bertujuan agar para siswa dapat bertahan hidup di dunia yang bersifat alamiah,
memperoleh keamanan dan hidup bahagia. Dengan jalan memberikan pengetahuan yang esensial kepada para
siswa, maka mereka akan dapat bertahan hidup di dalam lingkungan alam dan sosialnya.
2. ISI PENDIDIKAN
Isi pendidikan sebaiknya meliputi:
(1) sains/IPA dan matematika,
(2) Ilmu-ilmu kemanusiaan dan ilmu-ilmu sosial, dan
(3) nilai nilai.
Sains dan matematika sangat dipentingkan. Keberadaan sains dan matematika dipertimbangkan sebagai
lingkup yang sangat penting dalam belajar. Sebab, pengetahuan tentang alam memungkinkan umat manusia untuk
dapat menyesuaikan diri serta tumbuh dan berkembang dalam lingkungan alamnya. Ilmu kemanusiaan tidak
seharusnya diabaikan, sebab ilmu kemanusiaan diperlukan setiap individu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosialnya. Kurikulum hendaknya menekankan pengaruh lingkungan sosial terhadap kehidupan
individu.
2. ISI PENDIDIKAN
Isi pendidikan sebaiknya meliputi:
(1) sains/IPA dan matematika,
(2) Ilmu-ilmu kemanusiaan dan ilmu-ilmu sosial, dan
(3) nilai nilai.
Sains dan matematika sangat dipentingkan. Keberadaan sains dan matematika dipertimbangkan sebagai lingkup
yang sangat penting dalam belajar. Sebab, pengetahuan tentang alam memungkinkan umat manusia untuk dapat
menyesuaikan diri serta tumbuh dan berkembang dalam lingkungan alamnya. Ilmu kemanusiaan tidak seharusnya
diabaikan, sebab ilmu kemanusiaan diperlukan setiap individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.
Kurikulum hendaknya menekankan pengaruh lingkungan sosial terhadap kehidupan individu.
3. METODE PENDIDIKAN
Metode penyajian hendaknya bersifat logis dan psikologis. Pembiasaan merupakan metode utama yang diterima oleh
para filsuf Realisme yang merupakan penganut Behaviorisme” (Edward J. Power).
Metode mengajar yang disarankan para filosof Realisme bersifat otoriter. Guru mewajibkan para siswa untuk dapat
menghafal, menjelaskan, dan membandingkan fakta-fakta; mengiterpretasi hubungan-hubungan, dan mengambil
kesimpulan makna-makna baru.
4. PERAN PESERTA DIDIK DAN PENDIDIK
Peserta Didik
Dalam hal pelajaran, menguasai pengetahuan yang handal, dapat dipercaya.Dalam hal disiplin, peraturan yang baik
dalah esensial untuk belajar. Disiplin mental dan moral dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang baik.
Pendidik
Menguasai pengetahuan, terampil dalam teknik mengajar dan menuntut prestasi dari siswa.
C. PRAGMATISME
1. TUJUAN PENDIDIKAN
Filsuf paragmatisme berpendapat bahwa pendidikan harus mengajarkan seseorang tentang bagaimana berfikir
dan menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi di dalam masyarakat. Tujuan-tujuan pendidikan tersebut
meliputi :
a. Kesehatan yang baik
b. Keterapilan-keterampian dan kejujuran dalam bekerja
c. Minat dan hobi untukkehidupan yag menyenangkan
d. Persiapan untuk menjadi orang tua
e. Kemampuan untuk bertransaksi secara efektif dengan masalah-masalah sosial.
2. ISI PENDIDIKAN
Isi pendidikan pragmatisme “berisi pengalaman-pengalaman yang telah teruji, yang sesuai dengan minat dan
kebutuhan siswa”.

3. METODE PENDIDIKAN
Ajaran pragmatisme lebih mengutamakan penggunaan metode pemecahan masalah (problem solving method)
serta metode penyelidikan dan penemuan (inquiri and discovery method). Dalam praktiknya (mengajar), metode
ini membutuhkan guru yang memiliki sifat pemberi kesempatan, bersahabat, seorang pembimbing, berpandangan
terbuka, antusias, kreatif, sadar bermasyarakat, siap siaga, sabar, bekerjasama, dan bersungguh-sungguh agar
belajar berdasarkan pengalaman dapat diaplikasikan oleh siswa dan apa yang dicita-citakan dapat tercapai.
4. PERAN PESERTA DIDIK DAN PENDIDIK
Peserta Didik
Dalam menghadapi suatu pemasalahan, hendaknya dapat merekonstruksi lingkungan untuk memecahkan kebutuhan yang
dirasakannya.
Pendidik
Dalam pembelajaran, peranan guru bukan “menuangkan” pengetahuanya kepada siswa. Setiap apa yang dipelajari oleh
siswa haruslah sesuai dengan kebutuhan, minat dan masalah pribadinya.

Anda mungkin juga menyukai