Anda di halaman 1dari 59

ANALISA SITUASI DAN

KEBIJAKAN PROGRAM TB
DI JAWA TIMUR

DINAS KESEHATAN PROVINSI


JAWA TIMUR
OUTLINE PRESENTASI
• Situasi TB
• Kebijakan dan Strategi TB
• Data Capaian Program
• Kegiatan
• Permasalahan
• Rencana Tindak Lanjut
BEBAN TB 2013
Absolut Jumlah per Jumlah per Rate (per
hari jam 100.000
penduduk)

Prevalens 11.000.000 30.137 1.256 159

GlobaL Insidens 9.000.000 24.657 1.027 126

Mortalitas 1.100.000 3.014 125 16

Prevalens 680.000 1.863 78 272

Indonesia Insidens 460.000 1.260 52 183

Mortalitas 64.000 175 7 25


Angka Hasil SurveiPrevalensi TB 2013

• Prevalensi TB paru smear positif per 100.000


penduduk umur 15 tahun ke atas = 257
• Prevalensi TB paru dengan konfirmasi bakteriologis
per 100.000 penduduk umur 15 tahun ke atas = 759
• Prevalensi TB paru dengan konfirmasi bakteriologis,
semua umur per 100.000 penduduk = 601
• Prevalensi TB semua bentuk untuk semua umur per
100.000 penduduk = 660 (interval tingkat kepercayaan
95%: 523 – 813), diperkirakan terdapat 1.600.000 orang
dengan TB di Indonesia
ANGKA NOTIFIKASI KASUS TB BTA POSITIF DAN SELURUH KASUS
Per 100.000 penduduk, Indonesia, 2005 – 2013

136 135
129 135
125 131 127
119 122

79 78 83 83 81
72 71 73 73

BTA Positif Baru Semua Kasus

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013


JANGKAUAN PROGRAM
1,200,000

1,000,000

800,000
680,000

600,000

400,000

200,000 321,308

0
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

jumlah seluruh kasus yang ada


jumlah seluruh kasus terjangkau program
Kasus TB di Jawa Timur menempati peringkat kedua di
Indonesia setelah Jawa Barat
Permasalahan TB di Jawa Timur tidak hanya
bedasarkan jumlah kasus yang banyak, tetapi juga
disebabkan pada angka penemuan yang masih rendah,
terkonsentrasinya kasus TB MDR dan kasus TB-HIV
belum tercatat dengan baik.
27% pasien TB MDR yg tidak diobati dan hanya 50%
pasien TB-HIV mendapat PPK/ART.
Data tahun 2014 dilaporkan sebanyak 42.312 kasus
(CNR =110/100.00) dan 22550 pasien baru BTA Pos
(CDR= 55%)
Proposi pasien TB anak di Provinsi Jawa Timur
berkisar antara (5 sd 6)% dan hanya tersebar di
beberapa kabupaten/kota terutama di RS.
Angka keberhasilan pengobatan pasien TB (SR) di
10 kabupaten/kota kurang dari 90%. (Target Th.
2013 : 30 kabupaten/kota : SR >= 90%
Kualitas Laboratorium belum baik , partisipasi
PRM/PPM (ikut cross chek < 90% dengan kualitas baik <
80%).
Kemandirian kepemilikan program TB ,kabupaten/kota
masih rendah.
Visi : “MASYARAKAT BEBAS MASALAH TB, SEHAT,
MANDIRI DAN BERKEADILAN”
Misi :
1. MENINGKATKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT,
TERMASUK SWASTA DAN MASYARAKAT MADANI
DALAM PENGENDALIAN TB.
2. MENJAMIN KETERSEDIAAN PELAYANAN TB YANG
PARIPURNA, MERATA, BERMUTU, DAN
BERKEADILAN.
3. MENJAMIN KETERSEDIAAN DAN PEMERATAAN
SUMBERDAYA PENGENDALIAN TB.
4. MENCIPTAKAN TATA KELOLA PROGRAM TB YANG
BAIK.
AKSES LAYANAN PASIEN TB

Puskesmas
Klinik

DPS Spesialis Pasien TB DPS umum

RSTP BBKPM/
Rumah Sakit BKPM/BP4

Pemerintah Swasta 13
1. Komitmen politis utk 2. Penemuan
kesinambungan program melalui
pemeriksaan
4. Sistem manajemen 1 dahak
logistik obat yang 1 mikroskopis yg
bermutu dan efektif. bermutu
5 komponen
4 kunci

DIRECTLY OBSERVED 3
TREATMENT SHORT-COURSE

5. Sistem monitoring dan 3. Tatalaksana Pengobatan


evaluasi kinerja program standar dan pengawasan
14
principles of do+s
Directly Observed
Treatment Short-course

MENEMUKAN DAN
MENYEMBUHKAN PENDERITA TB

BUKAN SEKEDAR MENGOBATI SAJA TANPA ADA JAMINAN


AKAN KESEMBUHAN PENDERITA
TB.01,02,05,06
+TB.03 UPK,09,10 R/R + TB.4
 Pencatatan:TB. Pemgirimsn FIKSASI
01,02,03UPK,05,0 Sputum PEWARNAAN
6,09,10 PEMBACAAN
 FIKSASI, DPM
BBKPM/BKPM/RSU
PS
PS

BLK Pelatihan
PS PRM  IQC,EQAS
 reagensia
supervisi
RR: + TB.04 GFK

FIKSASI
PEWARNAAN
PEMBACAAN
DINKESKAB/KOTA DINKES PROV
TB.03 (Registrasi)
Kab/Kota LaporanTB.07,08,11,12,13
9/28/2018 16
Laporan:TB.07,08,11,12,13
PPM
Kebijakan MTPTRO
Kategori Resistansi Terhadap Obat Anti TB
(OAT)
1. Monoresistance: resistan terhadap salah satu OAT, misalnya resistan
isoniazid (H)
2. Polyresistance: resistan terhadap lebih dari satu OAT, selain kombinasi
isoniazid (H) dan rifampisin (R), misalnya resistan isoniazid dan
etambutol (HE), rifampisin etambutol (RE), isoniazid etambutol dan
streptomisin (HES), rifampisin etambutol dan streptomisin (RES).
3. Multi Drug Resistance (MDR): resistan terhadap isoniazid dan
rifampisin, dengan atau tanpa OAT lini pertama yang lain, misalnya
resistan HR, HRE, HRES.
4. Extensively Drug Resistance (XDR) : TB MDR disertai resistansi
terhadap salah salah satu obat golongan fluorokuinolon dan salah satu
dari OAT injeksi lini kedua (kapreomisin, kanamisin dan amikasin).
5. TB Resistan Rifampisin (TB RR) : Resistan terhadap rifampisin
(monoresistan, poliresistan, TB MDR, TB XDR) yang terdeteksi
menggunakan metode fenotip atau genotip dengan atau tanpa resistan
OAT lainnya.
Kriteria Terduga TB Resisten Obat
1. Pasien TB gagal pengobatan kategori 2
2. Pasien TB pengobatan kat 2 yang tidak konversi setelah 3 bulan
pengobatan
3. Pasien TB yang mempunyai riwayat pengobatan TB yang tidak
standar serta menggunakan kuinolon dan obat injeksi lini 2
minimal selama 1 bulan
4. Pasien TB pengobatan kat 1 yang gagal
5. Pasien TB pengobatan kat 1 yg tetap positif setelah 3 bulan
pengobatan
6. Pasien TB kasus kambuh kat 1 dan kat 2
7. Pasien TB yang kembali setelah loss to follow up
8. Terduga TB yg mempunyai riwayat kontak eratdengan Pasien TB
MDR
9. Pasien ko inf TB HIV yang tidak respon terhadap pemberian OAT
RSP JEMBER RSUD SUDONO
TARGET SUSPEK DAN PASIEN DIOBATI
TAHUN

2013 2014 2015 2016

Jumlah Suspek yang diperiksa


1.083 2.239
5.403 8.378
(878) (1970)
Jumlah TB MDR yang
188 313
didiagnosis dan diobati 501 626
(194) (206)

Setiap kabupaten kota memiliki target yang berbeda, sesuai denga


angka notifikasi TB yang ada di masing-masing Kab/Ko
10 KABUPATEN/KOTA KASUS TB TERBANYAK
+ KASUS TB MDR*

No Kab/Ko Jumlah Kasus TB MDR


1. SURABAYA 5.036 331
2. JEMBER 3.114 62
3. PASURUAN 2.042 20
4. SIDOARJO 2011 44
5. BANYUWANGI 1.869 11
6. MALANG 1.801 45
7. SUMENEP 1.563 2
8. GRESIK 1.485 58
9. PROBOLINGGO 1.328 11
10. BOJONEGORO 1.218 5
Suspek yang diperiksa di RS Rujukan
dan RS Sub Rujukan TB MDR
NO TAHUN 2014 RSDS RSSA RSP RS TOTAL
JEMBER SOEDONO

1 Jumlah Suspek
​937 ​499 ​498 ​36 1.970

2 Suspek yang diperiksa


dengan tes cepat
​777 ​480 ​487 ​34 1.778

3 Rif Resist yang


terkonfirmasi
​163 ​55 ​54 ​6 278

4 Rif Resist yang diobati


​134 ​45 ​24 ​3 206
Tipe pasien TB RR/MDR
sumber data : TB07 eTB manager Indonesia

2010 2011 2012 2013 2014

Kambuh 15 28 47 78 74

Loss to FU 5 9 6 54 48

Gagal Kat 1 8 23 26 37 37

Gagal Kat 2 19 24 27 21 21

Lain Lain 3 2 6 4 15

TOTAL 50 86 112 194 195


Kebijakan Kolaborasi TB - HIV
• Semua pasien TB HIV diberikan PPK tanpa melihat CD4
• KIE tentang TB HIV merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses
inisiasi tes HIV pada pasien TB dan perawatan pasien TB HIV
• Penemuan kasus TB secara intensif pada ODHA dilakukan dengan
melakukan kaji status secara rutin pada setiap kunjungan
• Diagnosa TB pada ODHA memanfaatkan tes cepat TB (Gene Xpert)
• PP INH diberikan pada ODHA yang tidak terbukti TB aktif dan tidak ada
kontraindikasi
• Pelayanan TB HIV harus menjamin penerapan prinsip-prinsip pencegahan
dan pengendalian infeksi TB HIV
• Monev TB HIV
Permenkes No. 21 Tahun 2013
Pasal 21
 Dilakukan untuk mencegah sedini mungkin terjadinya penularan
atau peningkatan kejadian infeksi HIV.
 Prinsip Pemeriksaan diagnosis HIV:
 konfidensialitas
 persetujuan
 konseling
 pencatatan dan pelaporan
 rujukan
 Prinsip konfidensial: hasil pemeriksaan harus dirahasiakan dan
hanya dapat dibuka kepada :
 yang bersangkutan;
 tenaga kesehatan yang menangani;
 keluarga terdekat dalam hal yang bersangkutan tidak cakap;
 pasangan seksual; dan
 pihak lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
Pasal 22
 Pemeriksaan diagnosis HIV dilakukan melalui KTS atau
TIPK.
 Pemeriksaan diagnosis HIV harus dilakukan dengan
persetujuan pasien.
 Dikecualikan dalam hal:
 penugasan tertentu dalam kedinasan tentara/polisi;
 keadaan gawat darurat medis untuk tujuan pengobatan
pada pasien yang secara klinis telah menunjukan gejala yang
mengarah kepada
 AIDS; dan
 permintaan pihak yang berwenang sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 24
 TIPK terutama diselenggarakan pada:
 pelayanan IMS;
 pelayanan kesehatan bagi populasi kunci/orang yang
berperilaku risiko tinggi;
 fasilitas pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan
pemeriksaan ibu hamil, persalinan dan nifas;
 pelayanan tuberculosis.

 Tes HIV pada TIPK tidak dilakukan dalam hal pasien menolak
secara tertulis.
 TIPK harus dianjurkan sebagai bagian dari standar pelayanan
Pasal 34
 Diberikan setelah mendapatkan konseling, mempunyai
pengingat minum obat (PMO) dan pasien setuju patuh terhadap
pengobatan seumur hidup.
 Pengobatan ARV harus diindikasikan bagi:
 penderita HIV yang telah menunjukkan stadium klinis 3 atau 4 atau
jumlah sel Limfosit T CD4 kurang dari atau sama dengan 350 sel/mm3;
 ibu hamil dengan HIV; dan
 penderita HIV dengan tuberkulosis.
 Pengobatan ARV dimulai di rumah sakit dan dapat dilanjutkan
di puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
 Rumah sakit sebagaimana dimaksud, sekurang-kurangnya
merupakan rumah sakit kelas C
JUMLAH KASUS TB YANG DIOBATI DI
JAWA TIMUR TAHUN 2004 - 2014
45.000 41.404 42.440 41.180 42.312
39.165 38.040
40.000 37.511
35.975 37.116
35.000 33.344

30.000 28.624
26.007 25.512
25.000 23.06822.660 23.679 22.609 23.410 23.703
22.550
20.924
20.000 16.789
15.000
10.000
5.000
0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
SEMUA KASUS BTA POSITIF BARU
% Angka CDR Pasien Baru TB Bta (+)
Kab-Kota Prov. Jatim Tahun 2014
0 20 40 60 80 100 120 140
PACITAN 16
NGANJUK 21
TRENGGALEK 25
KOTA BATU 30
BLITAR 30
TULUNGAGUNG 31
PONOROGO
MALANG
33
35
Target Minimal : 70%
SIDOARJO 38
KOTA PROBOLINGGO 41
NGAWI 42
BANGKALAN 44
SAMPANG 44
KEDIRI 45
KOTA BLITAR 46
MOJOKERTO 49
JOMBANG 51
MAGETAN 52
BANYUWANGI 53
TUBAN 53
JATIM 55
GRESIK 56
PASURUAN 58
KOTA MALANG 59
BONDOWOSO 61
LUMAJANG 65
KOTA SURABAYA 67
MADIUN 67
PROBOLINGGO 67
BOJONEGORO 72
LAMONGAN 73
KOTA KEDIRI 75
SUMENEP 79
SITUBONDO 79
JEMBER 80
KOTA MADIUN 82
KOTA MOJOKERTO 100
PAMEKASAN 103
KOTA PASURUAN 137
Angka CNR Seluruh Pasien TB
Kab-Kota Prov. Jatim Tahun 2014
0 50 100 150 200 250 300 350
PACITAN 33
TRENGGALEK 56
NGANJUK 57
BLITAR 58
TULUNGAGUNG 65
MALANG 71
TUBAN 77
MOJOKERTO 78
KEDIRI 81
NGAWI 82
BANGKALAN 85
KOTA BATU
JOMBANG
88
94
Global Report WHO Th, 2014
PONOROGO 94
SIDOARJO 96 183/100.000 PDDK
BOJONEGORO 99
LUMAJANG 105
BONDOWOSO 107
JATIM 110
MAGETAN 110
SAMPANG 111
PROBOLINGGO 117
BANYUWANGI 118
GRESIK 119
KOTA PROBOLINGGO 124
PASURUAN 130
JEMBER 130
PAMEKASAN 132
SITUBONDO 133
MADIUN 136
SUMENEP 147
KOTA BLITAR 150
LAMONGAN 155
KOTA KEDIRI 162
KOTA MALANG 168
KOTA SURABAYA 178
KOTA MADIUN 223
KOTA PASURUAN 291
KOTA MOJOKERTO 348
-60
-40
-30
-20
-10

-50
0
10
30
40

20
PACITAN

33
KOTA MOJOKERTO
KOTA PASURUAN

2422
KOTA SURABAYA
KOTA BATU

1312
BOJONEGORO
MADIUN
TUBAN

1010 9 8
SIDOARJO
PASURUAN
SAMPANG
SITUBONDO 8 7 6 6
BLITAR
JOMBANG
GRESIK
MALANG
4 4 4 3

PROBOLINGGO
JEMBER
JATIM
BANYUWANGI
NGAWI
0 0 -1 -2

PAMEKASAN
LAMONGAN
LUMAJANG
-2 -3 -4

KEDIRI
PONOROGO
-4 -4

BONDOWOSO
MAGETAN
-7 -8

SUMENEP
-11

KOTA BLITAR
Target Kenaikan CNR/ th: 3- 5%

KOTA MALANG
KOTA KEDIRI
-13-14-14
Kab-Kota Prov. Jatim Tahun 2014
Prosentase Angka Kenaikan CNR

KOTA PROBOLINGGO
-17

MOJOKERTO
TRENGGALEK
-21-23

KOTA MADIUN
-24

TULUNGAGUNG
-38

NGANJUK
-52

BANGKALAN
-60
Angka CNR Seluruh Pasien TB
Kab-Kota Prov. Jatim Tahun 2015 (per 100.000
pddk)
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
MAGETAN 0
BOJONEGORO 0
TUBAN 0
NGANJUK 0
NGAWI 3
KOTA BATU 7
MOJOKERTO 11
PACITAN 15
JOMBANG 17
PONOROGO 19
PROBOLINGGO 23
SIDOARJO 24
BLITAR 32
PAMEKASAN 32
TRENGGALEK 33
TULUNGAGUNG 33
PASURUAN 34
MALANG 36
MADIUN 38
JATIM 41
KEDIRI 42
BANYUWANGI 45
BONDOWOSO 46
KOTA PROBOLINGGO 46
BANGKALAN 46
LUMAJANG 55
SAMPANG 57
LAMONGAN 58
KOTA MALANG 60
JEMBER 64
SITUBONDO 66
GRESIK 70
KOTA BLITAR 74
KOTA MADIUN 78
SUMENEP 78
KOTA SURABAYA 83
KOTA KEDIRI 99
KOTA PASURUAN 188
KOTA MOJOKERTO 192
Angka Keberhasilan Pengobatan Pasien TB Baru Bta (+)
Kab/Ko Prov. Jatim 2013
70 80 90 100
KOTA BLITAR 76
KOTA SURABAYA 78
KOTA BATU 80
SAMPANG
KOTA KEDIRI
81
82
Target Minimal : 90%
KOTA MALANG 83
BLITAR 86
MALANG 89
GRESIK 89
TULUNGAGUNG 89
JOMBANG 90
PROBOLINGGO 90
KOTA MADIUN 90
PASURUAN 90
NGAWI 91
JATIM 91
KOTA PASURUAN 91
BONDOWOSO 92
SIDOARJO 93
LAMONGAN 93
PONOROGO 93
JEMBER 93
PAMEKASAN 94
KOTA MOJOKERTO 94
MADIUN 94
SUMENEP 94
MAGETAN 94
BANGKALAN 95
SITUBONDO 95
KOTA PROBOLINGGO 95
LUMAJANG 95
BANYUWANGI 96
TRENGGALEK 97
TUBAN 97
PACITAN 97
KEDIRI 98
NGANJUK 98
BOJONEGORO 98
MOJOKERTO 98
Angka Konversi Pasien TB Baru Bta (+)
Kab/Ko Prov. Jatim 2015 Tw 1
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

KOTA BATU 0
NGANJUK 0
KEDIRI 24
PROBOLOLINGGO 26
LAMONGAN 27
PASURUAN 27
KOTA MADIUN 28
MOJOKERTO 29
JOMBANG 40
KOTA PROBOLINGGO 41
KOTA BLITAR 42
SIDOARJO 43
KOTA MOJOKERTO 55
KOTA SURABAYA 62
TULUNGAGUNG 63
SAMPANG 64
KOTA PASURUAN 64
JATIM 66
PONOROGO 67
PACITAN 68
SUMENEP 69
MADIUN 70
BLITAR 71
KOTA KEDIRI 71
KOTA MALANG 72
GRESIK 75
MALANG 75
BONDOWOSO 85
NGAWI 86
BANYUWANGI 87
SITUBONDO 87
JEMBER 90
PAMEKASAN 93
BANGKALAN 94
LUMAJANG 95
TRENGGALEK 98
BOJONEGORO 0
MAGETAN 0
TUBAN 0
Angka Keberhasilan Pengobatan Pasien TB Baru Bta (+)
Kab/Ko Prov. Jatim 2014 SD TW 2

0 20 40 60 80 100
PACITAN 14
KOTA BATU 30
KOTA BLITAR 66
NGANJUK 67
KOTA MADIUN 68
MOJOKERTO 76
KOTA SURABAYA 78
KOTA KEDIRI 79
SAMPANG 81
KOTA MALANG 84
NGAWI 86
MALANG 86
JOMBANG 87
GRESIK 88
JATIM 89
BONDOWOSO 90
BLITAR 91
SIDOARJO 91
PROBOLINGGO 91
PASURUAN 91
LAMONGAN 92
MAGETAN 93
MADIUN 93
JEMBER 93
TUBAN 93
PAMEKASAN 94
BANYUWANGI 94
SUMENEP 94
KEDIRI 94
LUMAJANG 94
KOTA PASURUAN 94
PONOROGO 95
SITUBONDO 95
KOTA PROBOLINGGO 95
BANGKALAN 96
TRENGGALEK 96
KOTA MOJOKERTO 97
TULUNGAGUNG 97
BOJONEGORO 98
PASIEN TB ANAK DI JATIM TAHUN 2010 - 2014

JUMLAH TB ANAK PROPORSI (%)TB


ANAK

TH. 2014 2146 TH. 2014 5.1

TH. 2013 2344 TH. 2013 5.5

TH. 2012 2092 TH. 2012 4.9

TH. 2011 1786 4.3


TH. 2011

TH. 2010 1600 4.3


TH. 2010

0 1000 2000 3000 0 2 4 6


50
150
200
250
300

100

0
Kota Surabaya

287
Kab Gresik

57
Kab Sidoarjo
Kab Malang

40 35
Kab Jember
Kota Malang

32 29
Kab Pasuruan
Kota Kediri
Kab Jombang
Kab Lamongan
Kab Sampang
Kab Situbondo
Kab Kediri

16 13 11 101010 9 9
Kab Nganjuk
Kab Lumajang
Kab Probolinggo
Kab Tulung Agung
Kab/Ko XXX
Kab Banyuwangi
Kab Mojokerto
Kab Blitar
Kab Ngawi
Kab Ponorogo
Kab Bangkalan
Kab Tuban
Kab Bojonegoro
Kab Madiun
Kab Magetan
Kota Probolinggo
Kab Bondowoso
Kab Sumenep
Kab Trenggalek
Kota Batu
Kota Madiun
Kota Pasuruan
Kab Pacitan
Prov. Jatim Tahun 2009 sd 2014(Total : 668)

Kab Pamekasan
Distribusi Pasien TB MDR Diobati Per Kab-Kota

8 8 8 7 7 7 6 6 6 5 5 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1

Kota Blitar
DATA KASUS TERKONFIRMASI TB MDR PER RS RUJUKAN/SUB
RUJUKAN TB MDR PROV JATIM TAHUN 2014

NAMA STATUS
FASYANKES SUSPEK MDR % DIOBATI % MATI % DITUTUP %

RSUD SUTOMO 937 180 19 132 73 2 1 46 26

RSUD SAIFIL
ANWAR 501 53 11 42 79 0 0 11 21

RSP JEMBER 498 44 9 17 39 10 23 17 39

RSUD SUDONO 36 6 17 3 50 0 0 3 50

TOTAL 1972 283 14 194 69 12 4 77 27


ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN PASIEN TB MDR
KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2012 (11 Kab/Ko)

Kota malang 100


100
Situbondo 100
100
Probolinggo 100
100
Jombang 100
100
Pasuruan 75
60
Gresik 60
59
Batu 50
50
Sidoarjo 50
50
Kediri 50
50
Sumenep 0
0
Mojokerto 0
0 20 40 60 80 100
SDM LABORATORIUM MIKROSKOPIS
TB DI JATIM TAHUN 2014

TERLATIH
Partisipasi dan Kinerja PRM/PPM Kegiatan Cross Chek
Prov. Jatim Tahun 2013
PRM/PPM PARTISIFASI PRM/PPM PARTISIFASI PRM/PPM KINERJA BAIK

700
605 605 605 605
600 535
507 510 517
500
400 319 320 318
316
300
200
100
0
TW 2 TW 3 TW 4 TH. 2013
Prosentase Partisipasi dan Kinerja PRM/PPM
Kegiatan Cross Chek Prov. Jatim Tahun 2013

100 88 85
84 84
80
63 63 62
59
60 52 53 53 53

40

20

0
TW 2 TW 3 TW 4 TH. 2013
% PARTISIFASI PRM/PPM
% PARTISIFASI PRM/PPM BAIK
% PARTISIFASI PRM/PPM BAIK DIBANDINGKAN JUMLAH PRM/PPM
Partisipasi dan Kinerja PRM/PPM Kegiatan Cross Chek
Prov. Jatim Tahun 2014
PRM/PPM PARTISIFASI PRM/PPM PARTISIFASI PRM/PPM KINERJA BAIK

611 611 611 611 611


600
528
550 513
500 444
450
374 387
400 344
350 316
300 270

250
200
150
100 64
45
50
0
TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TH. 2014
Prosentase Partisipasi dan Kinerja PRM/PPM
Kegiatan Cross Chek Prov. Jatim Tahun 2014

100 86 84
80 71 73 71 70 70
67 63
61
56 52
60 44
40
20 10 7
0
TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 TH. 2014

% PARTISIFASI PRM/PPM
% PARTISIFASI PRM/PPM BAIK
% PARTISIFASI PRM/PPM BAIK DIBANDINGKAN JML PRM/PPM
PENDANAAN TB
APBD Provinsi Jawa Timur 2012 2013 2014 2015

Jumlah alokasi dana untuk 2.000.000. 458.131.00 750.000.000 1.000.00


program TB 000 0 0.000

% dana utk TB diantara alokasi


APBD utk kesehatan
0,67% 0,31% 0,61% 0,9%

% dana utk TB diantara alokasi


dana APBD secara
keseluruhan 0,0042
0,0125% 0,0026% 0,0037% %
Kegiatan2 yang sudah
dilaksanakan
Penemuan pasien TB di fasyankes
Penguatan jejaring Lab, Jaga Mutu Laboratorium dan
Pemberdayaan Labkesda (RUS-1)
Penanganan pasien TB MDR di RS Rujukan dan RS Sub
Rujukan.
Microtraining fasyankes satelit untuk kelanjutan
pengobatan
Intensifikasi penemuan TB anak
Kolaborasi TB-HIV di fasyankes
Penguatan Jejaring di RS, Dokter Praktek Mandiri dan
penerapan ISTC
Kegiatan2 yang sudah
dilaksanakan
Sosialisasi Exit Strategik bagi Pengambil keputusan
kabupaten/kota (Kasi dan Kabid).
Penguatan Tim MTPTRO Kabupaten/Kota.
PERMASALAHAN
1.Belum semua fasyankes terlatih DOTS
melaksanakan program TB strategi DOTS,
terutama RS.
2. Penyedia Pelayanan Kesehatan
Pemerintah dan Swasta :
a. Penatalaksanaan TB di RS dan DPM belum
sesuai standar mutu yang ditetapkan.
b. Standar penerapan ISTC (International
Standard for Tuberculosis Care) masih banyak
kendala
PERMASALAHAN

3. Belum tersedianya JKN yang mencakup seluruh


warga negara, mengakibatkan capaian program
TB tidak optimal.
4. Meningkatnya kasus TB MDR yang belum diobati.
5. Meningkatnya kerentanan terhadap TB akibat
masalah lain, Seperti HIV, merokok DM, gizi buruk,
dll
RENCANA TINDAK LANJUT
1. Mengembangkan Public Private Mix melalui
jejaring di semua fasilitas pelayanan kesehatan,
baik pemerintah maupun swasta
2. Sosialisasi ISTC di RS dan DPM dengan
mengembangkan sistem akreditasi dan sertifikasi
yang memasukkan layanan TB yang berkualitas
3. Mengoptimalkan dana JKN dan memanfaatkan
dana BOK di puskesmas.
4. Mengembangkan layanan rujukan, sub rujukan
dan layanan satelit untuk penanganan TB MDR
RENCANA TINDAK LANJUT

4. Pengembangan kolaborasi program TB-HIV, TB-


DM dan meningkatkan upaya promotif lainnya
5. Pengembangan dan Penguatan RS Sub Rujukan
TB MDR
6. Penguatan surveilans TB, semua fasyankes DOTS
menggunakan SITT-2.
7. Uji Coba Alur Rujukan Pemeriksaan Mikroskopis
dan TB 12 Elektronik.
8. Kecamatan Bebas TB
KESIMPULAN
• Beban permasalahan TB di dunia dan di Indonesia semakin
berat, tidak hanya jumlah kasusnya yang banyak, namun
perkembangan penyakit yang terkait TB semakin besar,
seperti TB MDR, TB-HIV, TB Anak, TB DM, dll
• Upaya-upaya pengendalian sudah dilaksanakan, namun perlu
ada kegiatan yang lebih intensif, sehingga bisa memberi daya
ungkit yang lebih besar.
• Masih banyak kendala-kendala di lapangan, terutama,
penemuan penderita belum optimal, penegakan diagnosis
yang belum standar, peran PPM belum optimal, pemeriksaan
Laboratorium yn belum standar, Pelaporan SITT yang belum
tepat waktu.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai