Anda di halaman 1dari 14

JURUSAN FARMASI

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS


INSTITUT ILMU KESEHATAN MEDIKA PERSADA
2018
OUTLINE

Uji ekperimental Metode apa yang


Komponen-
klinis digunakan dalam
komponen uji klinik
jurnal danHasil
yang didapatkan
setelah melakukan
uji ekperimental

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


UJI EKPERIMENTAL KLINIS

Penelitian eksperimental adalah penelitian dengan kontrol


(perlakukan) terhadap eksposure. Dengan kata lain, pada penelitian
eksperimental, status eksposur ditetapkan oleh peneliti sendiri.
UJI EKPERIMENTAL KLINIS

intervensi pencegahan

Penelitian eksperimental
murni dalam konteks
klinik

intervensi terapetik.
Dalam penelitian ekperimental jenis penelitian Pre-Test Post Test
Control dimana desain ini merupakan pengembangan design Post
Test Only dari responden benar-benar dipilih secara random dan
diberi perlakuan serta ada kelompok pengontrolnya, perbedaannya
terletak pada baik kelompok pertama dan kelompok pengontrol
dilakukan pengukuran didepan (pre-test).
KOMPONEN-KOMPONEN UJI KLINIK

Suatu uji klinik hendaknya mencakup beberapa


komponen berikut,
KOMPONEN-KOMPONEN UJI KLINIK

Dalam uji klinik, harus


ditentukan secara jelas kriteria-
kriteria pemilihan pasien, yaitu: Dalam uji klinik, jenis
Kriteria inklusi dan kriteria ekslusi intervensi dan pembandingnya harus
didefinisikan secara jelas. Informasi
yang perlu dicantumkan meliputi
Untuk memperoleh jenis obat dan formulasinya, dosis
hasil yang optimal perlu dan frekuensi pengobatan, waktu
disusun rancangan penelitian dan cara pemberian serta lamanya
yang dapat pengobatan dilakukan.
dipertanggungjawabkan secara
ilmiah dan etis, dengan tetap
mengutamakan segi
keselamatan dan kepentingan
pasien
KOMPONEN-KOMPONEN UJI KLINIK

Randomisasi atau
pengacakan intervensi mutlak
diperlukan dalam uji klinik
terkendali (RCT), dengan tujuan
utama menghindari bias. Pembutaan adalah
merahasiakan bentuk terapi yang
diberikan. Dengan pembutaan,
maka pasien dan/atau pemeriksa
tidak mengetahui yang mana
Beberapa faktor yang obat yang diuji dan yang mana
mempengaruhi penetapan besar pembandingnya.
sampel adalah: Derajat kepekaan
uji klinik,Keragaman hasil, Derajat
kebermaknaan statistik
KOMPONEN-KOMPONEN UJI KLINIK

Penilaian respons Analisis dan Protokol uji klinik memuat petunjuk


pasien terhadap proses interpretasi hasil bergantung pelaksanaan uji klinik dan rancangan
terapetik yang diberikan pada metode statistik yang ilmiah yang digunakan. Kerangka
harus bersifat objektif, dipakai. Sebagai contoh, protokol uji klinik idealnya mencakup
akurat, dan konsisten. untuk menguji perbedaan hal berikut ini: latar belakang dan
rerata antara 2 kelompok tujuan umum, tujuan khusus, kriteria
uji. pemilihan pasien, dll

Telah mendapat persetujuan dari komisi etik (ethical clearance)


, Menjamin kebebasan dan kesehatan pasien untuk ikut serta secara sukarela atau
menolak atau berhenti sewaktu-waktu dari penelitian , Menjamin kerahasiaan
identitas dan segala informasi yang diperoleh dari pasien.
METODE APA YANG DIGUNAKAN DALAM JURNAL DAN
HASIL YANG DIDAPATKAN SETELAH MELAKUKAN UJI EKPERIMENTAL

Uji klinik efek formula


jamu penurun kolesterol darah Subyek penelitian diberi
terhadap fungsi hati dilakukan di formula jamu dalam jumlah untuk
Klinik Saintifikasi Jamu, Surakarta. penggunaan selama satu minggu,
Penelitian melibatkan 85 subyek kemudian kontrol seminggu sekali
penelitian yang telah memenuhi Uji klinik dilakukan sampai enam minggu, setiap kontrol
kriteria inklusi dan eksklusi. dengan rancangan diberikan bahan uji formula jamu
Kriteria inklusi adalah: subyek penelitian pre-post test untuk penggunaan selama satu
dengan kadar kolesterol darah design minggu.
200 – 300 mg/dl, usia 25-55
tahun, laki-laki atau perempuan,
METODE APA YANG DIGUNAKAN DALAM JURNAL DAN
HASIL YANG DIDAPATKAN SETELAH MELAKUKAN UJI EKPERIMENTAL

Sejak hari pertama subyek penelitian merebus dan minum


jamu (satu kemasan direbus dengan 4 gelas (800 cc) air sampai
mendidih sehingga air tinggal 2 gelas diminum pagi dan sore), satu
kemasan untuk satu hari, hari berikutnya merebus kemasan yang baru.
Subyek penelitian kontrol setiap seminggu sekali untuk dilakukan
anamnesis kemungkinan efek samping dan dilakukan pemeriksaan fisik
diagnostik. Dilakukan pemeriksaan laboratorium fungsi hati (SGOT dan
Penelitian ini telah mendapatkan ethical
SGPT) per tiga minggu sekali. Hasil analisis diatas didapatkan nilai
SGOT dan SGPT sebelum dan sesudah minum ramuan jamu tidak clearance dari Komisi Etik Badan Penelitian
berbeda bermakna. Rerata hasil pemeriksaan SGOT dan SGPT pada hari dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian
ke-21 dan ke-42 mengalami peningkatan sedikit, tetapi masih kurang Kesehatan RI di Jakarta.
dari 2x lipat. Dari data diatas bisa disimpulkan penggunaan formula
jamu penurun kolesterol darah selama 42 hari tidak mengganggu fungsi
hati.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai