Anda di halaman 1dari 13

Terapi Cairan Perioperatif

a. Dasar-dasar Terapi Cairan Elektrolit Perioperatif


1. Kebutuhan normal cairan dan elektrolit harian
• Orang dewasa rata-rata membutuhkan cairan + 30-35
ml/kgBB/hari dan elektrolit utama Na+ = 1-2 mmol/kgBB/hari
K+=1 mmol/kgBB/hari.

2. Defisit cairan dan elektrolit pra bedah


• akibat dipuasakannya penderita terutama pada penderita
bedah elektif (sekitar 6-12 jam),
• kehilangan cairan (perdarahan, muntah, diare, diuresis
berlebihan, translokasi cairan pada penderita dengan trauma)
• kemungkinan meningkatnya insensible water loss akibat
hiperventilasi, demam dan berkeringan banyak.
3. Kehilangan cairan saat pembedahan
a. Perdarahan
b.kehilangan cairan lainnya
akibat adanya evaporasi dan translokasi cairan internal.

4. Gangguan fungsi ginjal


• Trauma, pembedahan dan anestesia dapat
mengakibatkan :
- Laju filtrasi Glomerular menurun.
- Reabsorbsi Na+ di tubulus meningkat
- Meningkatnya kadar hormon anti diuretik (ADH)
menyebabkan terjadinya retensi air dan reabsorpsi Na+
di duktus koligentes meningkat.
b.Pengganti Defisit Pra Bedah

• Defisit cairan karena persiapan pembedahan dan anestesi


(puasa, lavement) harus diperhitungkan dan sedapat mungkin
segera diganti pada masa pra-bedah sebelum induksi.
- Penderita dewasa yang dipuasakan –penggantian cairan
sebanyak 2 ml/kgBB/jam lama puasa.
- Defisit karena perdarahan atau kehilangan cairan
(hipovolemik, dehidrasi) yang seringkali menyertai penyulit
bedahnya -- harus segera diganti dengan melakukan resusitasi
carian atau rehidrasi sebelum induksi anestesi.
c. Terapi Cairan Selama Pembedahan
Jenis cairan yang diberikan tergantung kepada prosedur pembedahannya dan
jumlah darah yang hilang.
1. Pembedahan yang tergolong kecil dan tidak terlalu traumatis misalnya bedah
mata (ekstraksi, katarak) cukup hanya diberikan cairan rumatan saja selama
pembedahan.
2. Pembedahan dengan trauma ringan misalnya : appendektomi dapat diberikan
cairan sebanyak 2 ml/kgBB/jam untuk kebutuhan dasar ditambah 4
ml/kgBB/jam untuk pengganti akibat trauma pembedahan.
3. Pembedahan dengan trauma sedang diberikan cairan sebanyak 2 ml/kgBB/jam
untuk kebutuhan dasar ditambah 8 ml/kgBB/jam untuk pembedahannya. Total
10 ml/kgBB/jam

• Tabel 1. Rates of Fluid Administration to Replace Third Space Losses


luid Shift Example of Operation Rates * (Crystalloid)
• Minor Tendon Repair Tympanoplasty 0 – 3 ml/kg/hr
• Moderate Hysterectomy Inguinal hernia Total hip replacement 6 ml/kg/hr
• Major Abdominal case with peritonitis 9 ml/kg/hr
4. Penggantian darah yang hilang

• Kehilangan darah sampai sekitar 20% EBV (EBV=Estimated


Blood Volume=taksiran volume darah), akan menimbulkan
gejala hipotensi, takikardi dan penurunan tekanan vena
sentral.

• Sebagai patokan kasar dalam pemberian transfusi darah :


• - 1 unit sel darah merah (PRC = Packed Red Cell) dapat
menaikkan kadar hemoglobin sebesar 1 gr% dan
hematokrit 2-3% pada dewasa.
• - Transfusi 10 cc/kgBB sel darah merah dapat menaikkan
kadar hemoglobin 3 gr%.
Jenis cairan
• JENIS CAIRAN
1. Cairan kristaloid : merupakan cairan yang mengandung partikel
dengan berat molekul (BM) rendah (<8000 Dalton), dengan atau
tanpa glukosa.
• Tekanan onkotik rendah, sehingga cepat terdistribusi ke seluruh
ruang ekstraseluler.
• Contoh cairan kristaloid:
• - Larutan ionik
• o Ringer Lactate (RL)
• o Ringer Acetate
• o NaCl physiologic (0,9% saline)
• - Larutan Non-ionik
• o Dextrose 5% dan 10%
2. Cairan Koloid : merupakan cairan yang mengandung zat
dengan BM tinggi (>8000 Dalton).
• Tekanan onkotik tinggi, sehingga sebagian besar akan
tetap tinggal di ruang intravaskuler.
• Contoh:
• o Plasma Protein fraction: plasmanat
• o Albumin
• o Blood product : Fresh Frozen Plasma (FFP), Red Blood
Cells Concentration, Cryoprecipitate
• o Koloid sintetik : dextran, hetastarch, gelatin
Prinsip terapi cairan intravena
• Menjaga keseimbangan masuk dan keluarnya
cairan serta mengantisipasi kemungkinan
kehilangan cairan yang terus berlangsung.
• Tujuan :
a. resusitasi
b. rumatan
c.penggantian dan redistribusi
a. Resusitasi
• Apabila pasien kehilangan cairan yang cukup untuk memicu
mekanisme dekompensasi tubuh
• Resusitasi bertujuan : mengembalikan volume intravaskuler
sehingga mengembalikan perfusi ke jaringan perifer
• Indikator :
- TD sistolik <90 mmHg atau MAP <60 mmHg
- Pengisian kapiler >2 detik dan akral dingin
- Denyut nadi >100x/menit
- Napas >20x/menit
• Cairan yang diberikan adalah kristaloid dengan kandungan
Na 130-154 mmol/L sebanyak 500 ml diberikan <15 menit.
b. Rumatan
• Diberikan untuk menyediakan kebutuhan
cairan dn elektrolit yang tidak dapat dipenuhi
melalui rute oral atau enteral.
• Jenis cairan :
- RL
- NaCl 0,9%
- Glukosa 5%
- Glukosa salin
c. Penggantian dan redistribusi
• Apabila ada defisit air dan atau elektrolit atau
kehilangan cairan ke luar tubuh yang sedang
berlangsung. Bisa melalui traktus gastrointestinal
atau urinarius, pasien luka bakar, dan demam.
• Perubahan distribusi dapat terjadi pada pasien
sepsis, operasi mayor atau penyakit jantung,
ginjal dan hepar.
• Pemilihan cairan berdasarkan jenis cairan yang
hilang.
Dehidrasi
1. Larutan rehidrasi oral : untuk kasus dehidrasi
ringan. Bisa dibuat dirumah dengan 8 sendok
teh gula, ½ sendok the garam dan 1 liter air.
2. Rehidrasi intravena : jalan tercepat untuk
memasukkan cairan dan digunakan pada
kondisi gawat darurat yang membutuhkan
resusitasi segera seperti kehilangan darah
atau luka bakar. Pilihannya adalah kristaloid
tanpa glukosa atau koloid.

Anda mungkin juga menyukai