Anda di halaman 1dari 34

Stroke

DK pemicu 1
Oleh kelompok 4
Review anatomi fisiologi otak
Lapisan Lapisan kepala
Suplai darah dijamin dua pasang arteri yaitu
arteri vertebralis dan arteri karotis interna.
Fisiologi otak
• Otak merupakan organ yang sangat kompleks dan sensitife.
Fungsinya sebagai pengendali dan pengatur seluruh aktivitas,
seperti : gerakan motorik, sensasi, berpikir, dan emosi.
• Darah merupakan sarana transportasi oksigen, nutrisi, dan bahan-
bahan lain yang sangat diperlukan untuk mempertahankan fungsi
penting jaringan otak
• Kehilangan kesadaran terjadi bila aliran darah ke otak berhenti 10
detik atau kurang. Kerusakan jaringan otak yang permanen terjadi
bila aliran darah ke otak berhenti dalam waktu 5 menit
1. Stroke
Menurut WHO, stroke adalah suatu
gangguan fungsi saraf akut yang disebabkan oleh
gangguan peredaran darah otak, dimana secara
mendadak (dalam beberapa detik) atau secara
cepat (dalam beberapa jam timbul gejala dan
tanda yang sesuai dengan fokal di otak yang
terganggu.
2. Etiologi Stroke
Stoke biasanya diakibatkan salah satu dari empat kejadian
• Trombosis : terjadi pada pembuluh darah yang
mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemi
jaringan otak yang dapat menimbulkan oedema dan
kongesti di sekitarnya. Beberapa keadaan di bawah ini
dapat menyebabkan trombosis otak:
• Aterosklerosis
• Hyperkoagulasi pada polysitemia
• Arteritis (radang pada arteri)
• Emboli
• Hemoragi serebral
Akibat pecahnya pembuluh darah otak
menyebabkan perembesan darah kedalam parenkim otak
yang dapat mengakibatkan penekanan, sehingga otak akan
membengkak , jaringan otak tertekan, sehingga terjadi
infark otak
• Hipoksia umum
• Hipoksia setempat
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia
setempat adalah:
• Spasme arteri serebral, yang disertai pendarahan
subarachnoid
• Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain.
Klasifikasi
1. Stroke Iskemik
Terjadi akibat adanya bekuan atau sumbatan pada
pembuluh darah otak yang dapat disebabkan oleh
tumpukan thrombus pada pembuluh darah otak,
sehingga aliran darah ke otak menjadi terhenti. Arya
(2011) menyatakan bahwa stroke iskemik secara
patogenesis dibagi menjadi:
• Stroke trombolitik
• Stroke embolik
• TIA’s (Trasncent Ischemic Attack)
• Rind (Reversible Ischemic Neurologis Defict)
• Stroke in Volution
• Stroke Komplit
Klasifikasi
2. Stroke Hemoragik
Terjadi karena pecahnya pembuluh darah otak,
sehingga menimbulkan perdarahan di otak dan
merusaknya. Menurut Arya (2011), stroke hemoragik
dibagi menjadi dua kategori, yaitu:
• Stroke Hemoragik Intraserebral (pendarahan terjadi
dalam jaringan otak)
• Stroke Hemoragik Subarachnoid (Darah di rongga
subarakhnoid merangsang selaput otak dan
menimbulkan meningitis kimiawi. Darah yang sampai
pada ventrikel (rongga-rongga kecil) dapat
menggumpal dan mengakibatkan hidrosefalus akut. )
Manifestasi Klinik
Berdasarkan lokasinya di tubuh gejala-gejala stroke terbagi menjadi
berikut:
• Bagian sistem saraf pusat: Kelemahan otot (hemiplegia), kaku,
menurunnya fungsi sensorik.
• Batang otak : Menurunnya kemampuan membau, mengecap,
mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan, refleks menurun.
Ekspresi wajah terganggu, pernafasan dan detak jantung terganggu,
lidah lemah
• Cerebral cortex: Aphasia, apraxia, daya ingat menurun,
hemineglect, kebingungan
Beberapa tanda dan gejala umum dari
stroke:
• Paralisis • Hilangnya kendali terhadap
kandung kemih, BAK yang tidak
• Hemiparesis
disadari
• Hemianopia
• Gangguan menelan
• Afasia
• Sulit menelan, minum suka
• Dysarthria keselek.
• Amnesia • Gangguan pendengaran berupa
• Mulut, lidah mencong bila tuli satu telinga atau pendengaran
diluruskan. berkurang.
• Berjalan menjadi sulit, langkahnya • Kehilangan keseimbangan,
kecil-kecil gerakan tubuh tidak terkoordinasi
• Vertigo atau perasaan berputar dengan baik, sempoyongan, atau
yang menetap saat beraktivitas terjatuh.
• Gangguan kesadaran, pingsan
sampai tidak sadarkan diri.
Faktor Resiko
Menurut Israr (2008) ada beberapa macam
faktor resiko yang menyebabkan terjadinya
stroke yaitu:
Faktor resiko yang dapat dimodifikasi
• Stress (ditimbulkan oleh faktor stres pada
proses aterisklerosis melalui peningkatan
pengeluaran hormon seperti hormon
kortisol, epinefrin, adernaline dan
ketokolamin.)
• Hipertensi mempercepat pengerasan
dinding pembuluh darah arteri dan
mengakibatkan penghancuran lemak
pada sel otot polos sehingga
mempercepat proses arterisklerosis
NEXT>>>
• Diabetes Melitus : Kadar glukosa darah
yang tinggi akan menghambat aliran
darah dikarenakan pada kadar gula darah
tinggi terjadinya pengentalan darah
sehingga menghamabat aliran darah ke
otak.
• Hiperkolestrolemia : di mana semakin
tinggi kolestrol semakin besar kolestrol
tertimbun pada dinding pembuluh darah.
Hal ini menyebabkan saluran pembuluh
darah menjadi lebih sempit sehingga
mengganggu suplai darah ke otak.
NEXT>>>
• Merokok : Merokok dapat menurunkan
elastisitas pembuluh darah yang
disebabkan oleh kandungan nikotin di
rokok dan terganggunya konsentrasi
fibrinogen, kondisi ini mempermudah
terjadinya penebalan dinding pembuluh
darah dan peningkatan kekentalan darah
• Konsumsi Alkohol : Alkohol merupakan
racun untuk otak dan apabila seseorang
mengkonsumsi alkohol akan
mengakibatkan otak akan berhenti
berfungsi
Faktor yang tidak dapat dimodifikasi
• Usia • Jenis kelamin
resiko stroke meningkat Pria memiliki
seiring bertambahnya usia kecenderungan lebih besar
dikarenakan mengalaminya untuk terkena stroke pada
degeneratif organ-organ usia dewasa awal
dalam tubuh dibandingkan dengan
wanita dengan
perbandingan 2:1.
PATOFISIOLOGI

MOVE TO CONSEP MAP>>>


Pencegahan
Primer Sekunder
– Mempertahankan BB Ideal – Mengontrol tekanan darah
dan kolestrerol yang aman yang adekuat
– Mengurangi atau hentikan – Merawat diabetes mellitus
merokok – Mengobati penyakit
– Mengurangi konsumsi kardiovaskular, Transient
alcohol yang berlebihan Ischemic Attack (TIA), dan
– Menghindari penggunaan fibrilasi atrium
obat-obatan terlarang
– Menggunakan kontrasepsi
oral dengan dosis estrogen
rendah
KOMPLIKASI
– Hipoksia serebral
– Paresis
– Depresi
– Hipoksia serebral
– Paresis
– Depresi
– Hematoma intraserebral
– Darah beku
– Radang paru atau pneumonia
– Dekubitus
PENTATALAKSANAAN
1. Terapi farmakaologi
Antiplatelet.
• Aspirin : menghambat fungsi platelet melalui
inaktivasi COX (Cyclooxygenase) secara
irreversible.
• Clopidogrel : antagonis reseptor ADP (adenosine
diphosphate) platelet. 75 mg clopidogrel lebih
efektif (8,7% penurunan resiko relative) daripada
325 aspirin dalam menurunkan resiko stroke.
• Ticlodipine : menghambat jalur adenosine
diphosphate (ADP) dari membran platelet. Dosis
yang direkomendasi dari ticlodipine 250 mg
dalam dua kali pemberian per hari.
Trombolitik Terapi Diet
menstimulasi jalur intrinsik • Penyakit stroke
fibrinolisisuntuk berhubungan dengan
mngendalikan patologi jenis makanan yang
trombosis National Institute dikonsumsi sehari-hari.
of Neurological Disorders • permasalahan utama
and Stroke (NINDS) rt-PA yang dihadapi seseorang
(recombinant tissue dengan cacat jasmaniah
plasminogen activator) adalah peningkatan berat
badan akibat kurang
gerak.
Terapi manitol
• diuretik osmotik yang bekerja dengan cara meningkatkan tekanan
osmotik cairan intravaskuler sehingga diharapkan cairan tertarik ke
dalam vaskuler dan efek pada ginjal dapat meningkatkan aliran
plasma, dan menghambat reabsorpsi air dan elektrolit di tubulus
proksimal, ansa henle, dan duktus koligentes. Sehingga manitol
dapat digunakan dalam penatalaksanaan pencegahan gagal ginjal
akut
• juga dapat digunakan dalam menurunkan tekanan intrakranial dan
intraokuler pada penderita glaukoma serta dapat digunakan sebagai
anti oedem.
Tempat kerja utama manitol adalah:
• Tubuli proksimal
• Ansa henle
• Duktus koligentes,
• Cara kerja Diuretic Osmotik (Manitol) ialah
meningkatkan osmolalitas plasma dan menarik
cairan normal dari dalam sel otak yang
osmolarnya rendah ke intravaskuler yang osmolar
tinggi, untuk menurunkan oedema otak.
• sistem ginjal bekerja membatasi reabsobsi air
terutama pada segmen dimana nefron sangat
permeable terhadap air, yaitu tubulus proksimal
dan ansa henle desenden.
• Adanya bahan yang tidak dapat direabsobsi air
normal dengan masukkan tekanan osmotic yang
melawan keseimbangan. Akibatnya, volume urine
meningkat bersamaan dengan ekskresi manitol.
Peningkatan dalam laju aliran urin menurunkan
waktu kontak antara cairan dan epitel tubulus
sehingga menurunkan reabsobsi Na+. Namun
demikian, natriureis yang terjadi kurang berarti
dibandingkan dengan diureisi air, yang mungkin
menyebabkan Hipernatremia.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian Umum
• Identitas Pasien
• Nama : Emak
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Usia : 58 tahun
Riwayat Kesehatan
• Keluhan Utama :
• Tiba-tiba lemas pada tangan dan kaki saat
bangun tidur pada 6 bulan yang lalu.Saat ini
Emak tiba-tiba jatuh dan tidak sadarkan diri
saat latihan berjalan.
• Riwayat Penyakit Dahulu :
• TD pernah mencapai 220/150 mmHg. Saat pertama kali
dirawat keluhannya adalah tiba-tiba ssat bangun tidur emak
merasa lemas tangan & kaki, hasil CT Scan gambaran
perdarahan di subarachnoid dan area wernicke dan ada
edema serebri.
• Riwayat Penyakit Saat Ini :
• Penurunan kesadaran GCS E2M3V2
• Riwayat Nutrisi :
• Pola Kebiasaan : mengkonsumsi makanan berlemak dan
daging BB : 90kg
• Pemeriksaan Fisik
• BB : 90 kg
• TD :220/150 mmHg
• GCS : 7 (samnolen) E2M2V2
• Pasien sulit berbicara
• Pengkajian Khusus
• Riwayat Gizi : pola makan dan nutrisi
• Pengkajian Kesadaran Umum
• Composmentis :15-14
• Apatis :13-12
• Delirium :11-10
• Samnolen :9-7
• Stupor :6-4
• Coma :3
Pemeriksaan Penunjang
• Hasil CT Scan : Pada stroke non hemoragik terlihat adanya infark
sedangkan stroke hemoragik terlihat perdarahan ( gambaran
perdarahan di subarachnoid dan area wernicke dan edema serebri)
• Angiografi serebri : Membantu menentukan penyebab dari stroke
secara spesifik sperti stroke perdarahan arteriovena atau adanya
ruptur. Biasanya pada stroke perdarahan akan ditemukan adanya
aneurisma.
• Macnetic Resonance Imaging (MRI) : Menentukan posisi serta
besar/luas terjadinya perdarahan otak. Hasil pemeriksaan biasanya
didapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat dari
heemoragik
• Pemeriksaan darah lengkap
• Test darah koagulasi : Test darah ini terdiri dari 4 pemeriksaan,
yaitu: prothrombin time, partial thromboplastin (PTT), International
Normalized Ratio (INR) dan agregasi trombosit. Keempat test ini
gunanya mengukur seberapa cepat darah pasien menggumpal.
Gangguan penggumpalan bisa menyebabkan perdarahan atau
pembekuan darah. Jika pasien sebelumnya sudah menerima obat
pengencer
Analisa data
Objektive Subjektive
• GCS E2M3V2 • Pasien mengatakan :Tiba-tiba jatuh
• Mendapat Terapi manitol dan tidak sadarkan diri ketika
• Hasil CT scan otak gambaran latihan berjalan di rumah
perdarahan di subarachnoid dan • Pernah dirawat dengan sakit yang
area wernicke dan ada edema sama
serebri • Senang makan-makanan yang
• Sulit berkomunikasi berleamak,daging
• BB pernah mencapai 90kg
• TD pernah mencapai
220/150mmHg
• TD pernah mencapai
220/150mmHg
• Lemas pada kaki dan tangan saat
bangun tidur
Diagnosa Keperawatan
Data NOC NIC
DX :Perfusi • Circulation status • Monitor TTV
jaringan • Neurologic status • Monitor AGD, ukuran pupil,
serebral • Tissue Prefusion : cerebral ketajaman, kesimetrisan dan
tidak Setelah dilakukan asuhan reaksi
adekuat b/d selama...ketidakefektifan • Monitor adanya diplopia,
edema perfusi jaringan cerebral pandangan kabur, nyeri kepala
serebral teratasi dengan kriteria hasil: • Monitor level kebingungan dan
• Tekanan systole dan diastole orientasi
DS: Pasien dalam rentang yang diharapkan • Monitor tonus otot pergerakan
sulit • Tidak ada ortostatikhipertensi • Monitor tekanan intrkranial dan
berkomunika • Komunikasi jelas respon nerologis
si • Menunjukkan konsentrasi dan • Catat perubahan pasien dalam
DO: orientasi merespon stimulus
Perdarahan • Pupil seimbang dan reaktif • Monitor status cairan
di sub • Bebas dari aktivitas kejang • Pertahankan parameter
arachnoid & • Tidak mengalami nyeri kepala • Hemodinamik
area • Tinggikan kepala 0-
wernicke,ed 45o tergantung pada konsisi
ema serebral pasien dan order medis
Data NOC NIC
DX:Ganggu • Joint Movement : Active • Exercise therapy : ambulation
an mobilitas • Mobility Level • Monitoring vital sign
fisik b/d • Self care : ADLs sebelm/sesudah latihan dan
gangguan • Transfer performance lihat respon pasien saat latihan
vaskular Setelah dilakukan tindakan • Konsultasikan dengan terapi
keperawatan fisik tentang rencana ambulasi
DS:- selama….gangguan mobilitas sesuai dengan kebutuhan
DO: fisik teratasi dengan kriteria • Bantu klien untuk menggunakan
• Ekstemita hasil: tongkat saat berjalan dan cegah
s lemas • Klien meningkat dalam aktivitas terhadap cedera
• TD : fisik • Ajarkan pasien atau tenaga
220/150 • Mengerti tujuan dari kesehatan laintentang teknik
mmHg peningkatan mobilitas ambulasi
• GCS • Memverbalisasikan perasaan • Kaji kemampuan pasien dalam
:E2M3V2 dalam mobilisasi
• meningkatkan kekuatan dan • Latih pasien dalam pemenuhan
kemampuan berpindah kebutuhan ADLs secara mandiri
• Memperagakan penggunaan sesuai kemampuan
alat Bantu untuk mobilisasi • Ajarkan pasien bagaimana
(walker) merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
Data NOC NIC
DX: • Anxiety self control Communication Enhancement :
Gangguan • Coping Speech
komunikasi • Sensory function: hearing & Deficit
verbal b/d vision • Gunakan penerjemah , jika
gangguan • Fear sef control diperlukan
neurovasku • Beri satu kalimat simple setiap
lar Kriteria Hasil : bertemu, jika diperlukan
• Komunikasi: penerimaan, • Konsultasikan dengan dokter
DS:Sulit intrepretasi dan ekspresi pesan kebutuhan terapi bicara
beerkomunik lisan, tulisan, dan non verbal • Dorong pasien untuk
asi meningkat berkomunikasi secara perlahan
DO:- • Komunikasi ekspresif (kesulitan dan untuk mengulangi
berbicara) : ekspresi pesan permintaan
verbal dan atau non verbal yang • Dengarkan dengan penuh
bermakna perhatian
• Komunikasi reseptif (kesutitan • Berdiri didepan pasien ketika
mendengar) : penerimaan berbicara
komunikasi dan intrepretasi • Gunakan kartu baca, kertas,
pesan verbal dan/atau non pensil, bahasa tubuh, gambar,
verbal daftar kosakata bahasa asing,
• Gerakan Terkoordinasi : mampu computer, dan lain-lain untuk
mengkoordinasi gerakan dalam memfasilitasi komunikasi dua
Data NOC NIC
DX :Ketidak Setelah dilakukan tindakan  Pengkajian persiapan diet
patuhan b/d keperawatan 3x24 jam diharapkan  Kaji pengetahuan pasien
ketidakadeku pasien dapat patuh dengan kriteria hasil  Kaji pola makanan pasien saat ini
atan : dan sesudah
pengetahuan  Memilih cairan dan makanan yang  Anjurkan makanan sesuai diet
sesuai dengan diet yang ditentukan  Instruksikan pasien untuk
DS: tidak mau  Memakan makanan sesuai melakukan diet yang sesuai
merubah  Memilih porsi makanan sesuai diet
kesenangan  Mengikuti rekomendasi jumlah
tentang makanan perhari
makanan
berlemak
DO: 90kg
Data NOC NIC
DX: Resiko Tissue Integrity : Skin and Mucous Anjurkan pasien untuk
gangguan Membranes menggunakan pakaian yang
integritas - Status Nutrisi longgar
kulit b/d - Tissue Perfusion:perifer -Hindari kerutan padaa tempat tidur
tirah baring - Dialiysis Access Integrity -Jaga kebersihan kulit agar tetap
lama Setelah dilakukan tindakan bersih dan kering
keperawatan selama…. Gangguan - Mobilisasi pasien (ubah posisi
integritas kulit tidak terjadi dengan pasien) setiap dua jam sekali
DS:- kriteria hasil: - Monitor kulit akan adanya
DO: GCS • Integritas kulit yang baik bisa kemerahan
E2M3V2 dipertahankan - Oleskan lotion atau minyak/baby
• Melaporkan adanya gangguan oil pada derah yang tertekan
sensasi atau nyeri pada daerah - Monitor aktivitas dan mobilisasi
kulit yang mengalami gangguan pasien
• Menunjukkan pemahaman - Monitor status nutrisi pasien
dalam proses perbaikan kulit - Memandikan pasien dengan
dan mencegah terjadinya sedera sabun dan air hangat
berulang - Gunakan pengkajian risiko untuk
memonitor faktor risiko pasien
(Braden Scale, Skala Norton)
- Inspeksi kulit terutama pada
tulang-tulang yang menonjol dan
titik-titik tekanan ketika merubah
ALHAMDULILLAH…

Anda mungkin juga menyukai