Anda di halaman 1dari 22

PARASIT

DALAM
DARAH
DAN
JARINGAN

Anne Kristania W.

G0016025
Plasmodium sp.
(Malaria)
– Plasmodium falciparum → malaria tersiana maligna
– Plasmodium malariae → malaria kuartana
– Plasmodium vivax → malaria tersiana benigna
– Plasmodium ovale → malaria ovale
Sediaan Darah Tipis
Plasmodium falciparum Plasmodium malariae Plasmodium vivax
TROFOZOIT
TROFOZOIT MUDA (BENTUK CINCIN)

 Sitoplasma berbentuk cincin, tercat biru  Sitoplasma: biru dan compact dengan butir  Sitoplasma: bentuk cintin halus dan tipis,
dengan titik kromtatin berwarna merah atau kromatin berwarna merah, di dalam cincin, berwarna bitu muda
ungu di tepi biasanya hanya 1 butir kromatin  Kromatin: titik kecil, merah, kadang 2 buah
 Titik kromatin ganda  Parasit counth rendah, jarang infeksi multiple  Pigem malaria belum ada
 Bisa terdapat Infeksi multiple dalam satu  Eritrosit yang terinfeksi tidak membesar  Accole
eritrosit  Ukuran plasmodium: 1/4 – 1/3 eritrosit
 Applique, accole (bentuk cincin yang
menempel di tepi eritrosit memberi gambaran
agak ganjil)
TROFOZOIT TUA

 Pada infeksi berat  Eritrosit yang terinfeksi tidak membesar


 Sitoplasma biru  Sitoplasma: oval/pita, biru tua dan compact  Sitoplasma: besar, irregular/amuboid, biru
 Kadang bentuk cincin ¼ diameter eritrosit
 Kromatin: titik berwarna merah atau bntk  Kromatin: titik merah dan tersusun sbg benang  Kromatin: titik-titik atau benang
benang  Pigmen malaria: besar warna tengguli/hitam,  Pigmen malaria:kuning kecoklatan, tidak
 Pigmen malaria: granula hitam dan kasar bentuk granula-granula/gerombol jd satu, di banyak, tersebar, berupa titik-titik halus
(jarang) tepi
 Titik maurer: titik basofil berwarna kebiru-
biruan
Plasmodium falciparum Plasmodium malariae Plasmodium vivax
SKIZON
SKIZON MUDA
 Jarang pada darah tepi  Bentuk: oval/bulat dan compact  Plasmodium mengisi hampir seluruh
 Bentuk: bulat/oval, memenuhi eritrosit  Sitoplasma: biru tua eritrosit
 Sitoplasma: biru  Kromatin: m’bntuk inti 6-8, berupa  Bentuk: kadang masih amoeboid
 Kromatin: m’bntuk inti 8-12 berupa granula kasar  Sitoplasma: bitu muda
granula kasar  Pigmen malaria: kasar, hitam/tengguli,  Kromatin: m’bntj inti berupa granul 2-10
 Pigmen malaria: granul kasar yang tersusun sbg granula atau berupa suatu  Pigmen malaria: granula halus tersebar,
iiregular tersebar dan berwarna hitam massa kuning kecoklatan, kadang b’grombol tak
teratur

SKIZON TUA/ MASAK


 Jarang pda darah tepi  Terjadi segmentasi membentuk merozoit  Sudah terjadi segmentasi
 8-36 merozoti, biasanya 16-24, tidak  6-12 merozoit, biasanya 8-10, tersusun  12-24 merozoit, biasanya 16-18, t’susun
teratur kadang membentuk 2 buah cincin sbg cincin tunggal simetris, di tepi sbg 2 buah cincin dan tersebar tak
 Sitoplasma: biru eritrosit, gambaran khas (rosette) teratur
 Pigmen malaria: ditengah, berupa massa  Pigmen malaria: di tengah, berupa suatu
yang berwarna hitam/tengguli masa berwarna tengguli atau hitam  Pigmen malaria: di tengah, bergerombol
berupa suatu massa berwarna kuning
kecoklatan
Plasmodium falciparum Plasmodium malariae Plasmodium vivax
GAMETOSIT
MAKROGAMETOSIT ♀
 Bentuk: crescent dengan ujung runcing  Bentuk: sferis dengan ukuran kecil  Bentuk: sferis, ukuran 11-15 m
 Sitoplasma: biru gelap, lebih gelap dari  Sitoplasma: biru tua  Sitotplasma: biru tua
mikro  Kromatin: compact dan eksentris  Kromatin: massa compact yang terletak
 Kromatin: compact, terletak eksentris  Pigemn malaria: banyak sekali, beruppa di tepi
 Pigemn malaria: warna tengguli, granula granula berwarna tengguli atau hitam  Pigmen malaria: granula kuning
kasar di sekitar kromatin kecoklatan, kasar, dan banyak terdapat di
tepi

MIKROGAMETOSIT ♂
 Bentuk: ginjal yang lebar dengan ujung  Bentuk: sferis dan berukuran kecil  Bentuk: sferis ukuran 9-11 m
membulat, di eritrosit, bentuk bervariasi Sitoplasma: pucat hijau kebiru-biruan Sitoplasma: biru pucat
 Sitoplasma: biru  Kromatin: butir kromatin banyak &  Kromatin: serabut2, ditengah, kadang
 Kromatin: granula ada di tengah, merah, diffuse tampak diffuse, dikelilingi oleh daerah
diffuse jernih
 Pigmen malaria: di tengah, berupa suatu
 Pigmen malaria: irregular, tersebar masa berwarna tengguli atau hitam
berwarna coklat
Sediaan Darah Tebal
Plasmodium falciparum Plasmodium malariae Plasmodium vivax
TROFOZOIT BENTUK CINCIN • Ditemukan semua stadium dari
• Titik kromatin: merah tua plasmodium, tapi tampak kurang
• Langit biru berbintang: langitnya jelas
adalah stroma eritrosit yang • Titik-titik Schuffner kadang tidak
mengalami hemolisa. Sedang jelas lagi
bintang adalah titik-titik • Sebgai pegangan diagnosa:
sitoplasma parasit berwarna bitu, hampir selalu ditemukan zona
berupa cincin yang utuh atau merah (sisa dari titik schuffner)
terutus-putus - yang mengelilingi parasit
• Keuntungan pemeriksaan darah
GAMETOSIT tebal adalah parasit dgn mudah
• Kayak darah tipis, tp bedanya dapat ditemukan segera namun
mengalami distorsi sehingga pada umumnya bentuk
bentuknya ovoid atau irregular plasmodium kurang begitu jelas
• Makro dan mikro sulit dibedakan
• Bentuk gametosit: pisang/ginjal
Toxoplasma gondii
(Toxoplasmosis)
– Stadium infektif → Takizoit, Bradizoit, Ookista
– Diagnosis → pemeriksaan serologis
TAKIZOIT BRADIZOIT OOKISTA
Seperti pisang (crescent) satu ujung runcing, • Di otak: bulat/lonjong
Bentuk
ujung lainnya membulat • Di otot: mengikuti bentuk jaringan otot
 Beda-beda, kista jaringan yang kecil
hanya mengandung beberapa
Ukuran 4-8 m ± 10- 12 m
oorganisme
 Contoh: ukuran 200 m ± 300 organisme
 Ookista yang baru keluar dari feses
 Punya nukleus, ditengah, kariosoma besar, kucing belum sporulasi
retikulum endaplasma, aparatus golgi,  Sporulasi 3-4 hari kemudian, pd suhu 20-
Ciri-ciri mitokondria, cincin kutub, rhoptry, butir 22 oC
eosinofil, dan mikronema  Proses sporulasi: sporoblast primer → 2
 Dapat ditemukan di dalam sel makrofag DLL sporoblast →sporokista dengan 4
sporozoit (bentuk INFEKTIF)

Gambar
Filariasis (Kaki Gajah)

– Spesies:
Wuchereria bancrofti
Brugia malayi
Brugia timori
Brugia pahangi
Wuchereria bancrofti Brugia malayi Brugia timori Brugia pahangi

MIKROFILARIA
 Punyas ‘sheat’/  Selubung: merah jambu dg  Selubung: tidak menyerap  selubung: merah jambu
sarung/selubung yang cat giemsa, tp pada sub warna dengan pewarnaan dnegan pewarnaan giemsa
lebihpanjang dr panjang periodik nokturnal sarung giemsa  Hampir sama dg Brugia
mikrofilia jarang tampak malayi
 Inti: banyak dengan  Inti: bergerombol, tumpang-  Inti: batas masing-masing inti
pengecatan Giemsa, tersusun tindih, batas antar inti tidak tidak jelas
relatif teratur, batas masing- jelas, 2
masing inti jelas  inti terminal pada ekor  Inti terminal: letaknya
  inti terminal (mengembung/ bulging) berjauhan bila dibandingkan  Innen korper: 53,1 µm atau
 Mikrofilia terlihat hapas/  “innen korper” atau badan pada Brugia malayi ¼,5 panjang tubuh mikrofilia
luwesmati secara lambat dalam yang berwarna  “innen korper” P= ½,5 jarak
waktu darah mengering jambon dg cat giemsa. dari ujung kepala sampai
 Mikrofilia lurus mati P=1/3,5 jarak dr ujung kepala anterior “innenkorper”
sewaktu darah belum sampai anterior “innen  Sela kepala: P:L= 3:1
mengering atau menjedal korper”
(darah dari vena dengan  Lekukan tubuh memiliki
antikoagulan) kesan kaku  Sela kepala P:L= 2,5-2,7:1
 Cephalic space/ sela/ celah  (sela kepala) P:L= 1,5-2: 1
kepala mengandung inti
(P:L = 1:1)
Wuchereria bancrofti Brugia malayi Brugia timori Brugia pahangi
LARVA
LARVA STADIUM 1
• 4 hari setelah nyamuk  Sama seperti Brugia timori • 3-4 hari setelah nyamuk
menghisap darah yang menghisap darah
mengandung mikrofilia • Hampir sama dgn W.bancrofti,
• Bentuk: sosis bedanya ekor 2 buah inti, di
• Ekor: nyata, runcing, tidak inti ekor menggembung, serta
berinti Ujung ekor lebih panjang dan
tumpul
LARVA STADIUM 2
• Agak langsing drpd stadium 1 • 5-6 hari setelah nyamuk
• Ekor: pendek kecil dan dapat menghidap darah
dilihat • bedanya dgn W.bancrofti pada
• Saluran pencernaan: mulai ekor nya
terlihat, ada bulbus esofagus • brugia: ekor bentuk taju
• w.bancrofti: ekor kerucut
LARVA STADIUM 3
• Bentuk: langsing, filiformis • 7 stengah hari setelah
• Ekor: tidak ada, tp punya 3 menghisap darah
papila kaudal, bentuk bundar, • Hampir sama dgn W.bancrofti,
sama besar, 1 di dorsal, dan 2 bedanya 3 papila di kaudal kecil
di ventrolateral dan jarang ditemukan
• Saat masih hidup sangat aktif
gerakannya
Wuchereria bancrofti Brugia malayi Brugia timori Brugia pahangi

DEWASA
 Bentuk: benang, warna putih-krem,  Bentuk: benang, kutikula halus, warna
kecil dengan kutikula halus yang putih agak kekuningan/ krem
menuju ke arah ujung badan runcing  Ujung anterior: 2 lingkaran,  luar dgn
tapi membulat pada ujungnya 6 papila, dalam dgn 4 papila, tapi
 Ujung anterior: membesar dengan 2 papila2 tidak jelas
lingkaran papila kecil yang sukar dilihat
 Cacing jantan:  Cacing jantan:
o P ± 40 mm, diameter 0,1 mm o P = 22-23 mm, d= 0,07-0,08 mm
o ujung kaudal melengkung ke o Ekor melengkung ke arah ventral
ventral lebih dari 360 o Spikula kopulatorius
o punya papila anal kecil yang kanan:kiri=3:1
sukar dilihat o Gubernakulum seperti bulan
o punya sepasang spikula sabit
kopulatoris yang tidak sama o Sepasang papila yang besar di
panjang dan bentuknya depan dan di belakang anus
o spikula kanan: kiri= 1:3
o gubernakulum bentuk bulan sabit  cacing betina:
 cacing betina: o P=43’5-55 mm, d= 0,13-0,17 mm
o P= 80-100 mm, L= 0,24-0,3 mm o Vulva di daerah leher berupa celah
o Vulva di daerah leher transversal yg panjang
o Vagina pendek o Ovojector melipat ke dalam
o Uterus berisi mikrofilia o Uterus berisi mikrofilia
Schistosoma sp.
(Skistosomiasis)
– Schistosoma japonicum
– Schistosoma haematobium
– Schistosoma mansoni

– Hidup di cabang vena mesenterika superior


– Telur diletakkan di ujung venula, lalu dapat ke lumen usus dan keluar bersama
tinja
– Bentuk infektif serkaria yang hidup aquatik
Telur
japonicum haematobium mansoni

- Bentuk: oval-subsferis - Oval - Oval


- Warna: kuning pucat - Warna: kuning - Warna: kuning
- Spina lateral / lateral kecoklatan kecoklatan
knob - Spina terminal - Spina lateral
- Dalam feces yg sudah - Dalam feses yg sudah - Dalam feses yg sudah
mengandung mirasidium mengandung mirasidium mengandung mirasidium
matur
Schistosoma japonicum Schistoma haematobium Schistosoma mansoni
MIRASIDIUM
 Bentuk: Oval, ±160 m, Bergerak
dengan silia
 Punya 4 sel api dan usus yang tidak
berfungsi berbentuk bilobi

SERKARIA
 Bentuk: ovoid panjang, ekor
bercabang,
 Panjang keseluruhan 100-160 m,
Lebar 40-66 m
 Panjang ekor 140-160 m, lebar
20-35 m
 Punya 8 sel api ( flame cells)
Schistosoma japonicum Schistoma haematobium Schistosoma mansoni
CACING DEWASA
JANTAN
 Testis 7 berderet bergerombol  Testis 4-5 berderet atau  Testis 8-10 bergerombol
tandem bergerombol  Bentuknya seperti Schistosoma
 Punya 2 batil isap, 1 batil isap oral, japonicum jantan, sukar dibedakan
1 batil isap perut  Integumen pempunyai tonjolan
 Badannya tertutup kutikula dengan yang nyata
duriduri halus
 Warna kelabu, ujung anterior
silindris, badan tampak
longitudinal membentuk kanalis
ginekoforus ventral

BETINA
 Ovarium di pertengahan tubuh  Ovarium di ⅓ posterior  Ovarium di ½ anterior
 Punya batil isap oral dan batil isap  Bentuknya seperti Schistosoma
perut japonicum betina, tp ukurannya
 Lebih kecil dari yg jantan lebih kecil
Sistiserkus selusosa
(Sistiserkosis)
Terinfeksi telur cacing Taenia solium

Habitat di otot

- Bentuk gelembung subsferis


- Dinding invaginasi terdapat skoleks
- Dipisahkan oleh jaringan fibrosa dengan jaringan sekitar,
kecuali di korpus vitreum
Trichinella spiralis
(Trichinella spiralis)
– Habitat utama: otot lurik

KISTA:
- Bentuk elips, sejajar panjang serabut otot, kedua ujung runcing
- Kista muda: tidak berkapsul
- Kista tua: Kapsul lemaran adventisia
- Larva melingkar, pada sediaan histopatologi terputus-putus, pada sediaan tekan
utuh
- Di sekitar larva: infiltrasi eosinofil

Anda mungkin juga menyukai