Tentiran Parasit Introp Anne 2
Tentiran Parasit Introp Anne 2
DALAM
DARAH
DAN
JARINGAN
Anne Kristania W.
G0016025
Plasmodium sp.
(Malaria)
– Plasmodium falciparum → malaria tersiana maligna
– Plasmodium malariae → malaria kuartana
– Plasmodium vivax → malaria tersiana benigna
– Plasmodium ovale → malaria ovale
Sediaan Darah Tipis
Plasmodium falciparum Plasmodium malariae Plasmodium vivax
TROFOZOIT
TROFOZOIT MUDA (BENTUK CINCIN)
Sitoplasma berbentuk cincin, tercat biru Sitoplasma: biru dan compact dengan butir Sitoplasma: bentuk cintin halus dan tipis,
dengan titik kromtatin berwarna merah atau kromatin berwarna merah, di dalam cincin, berwarna bitu muda
ungu di tepi biasanya hanya 1 butir kromatin Kromatin: titik kecil, merah, kadang 2 buah
Titik kromatin ganda Parasit counth rendah, jarang infeksi multiple Pigem malaria belum ada
Bisa terdapat Infeksi multiple dalam satu Eritrosit yang terinfeksi tidak membesar Accole
eritrosit Ukuran plasmodium: 1/4 – 1/3 eritrosit
Applique, accole (bentuk cincin yang
menempel di tepi eritrosit memberi gambaran
agak ganjil)
TROFOZOIT TUA
MIKROGAMETOSIT ♂
Bentuk: ginjal yang lebar dengan ujung Bentuk: sferis dan berukuran kecil Bentuk: sferis ukuran 9-11 m
membulat, di eritrosit, bentuk bervariasi Sitoplasma: pucat hijau kebiru-biruan Sitoplasma: biru pucat
Sitoplasma: biru Kromatin: butir kromatin banyak & Kromatin: serabut2, ditengah, kadang
Kromatin: granula ada di tengah, merah, diffuse tampak diffuse, dikelilingi oleh daerah
diffuse jernih
Pigmen malaria: di tengah, berupa suatu
Pigmen malaria: irregular, tersebar masa berwarna tengguli atau hitam
berwarna coklat
Sediaan Darah Tebal
Plasmodium falciparum Plasmodium malariae Plasmodium vivax
TROFOZOIT BENTUK CINCIN • Ditemukan semua stadium dari
• Titik kromatin: merah tua plasmodium, tapi tampak kurang
• Langit biru berbintang: langitnya jelas
adalah stroma eritrosit yang • Titik-titik Schuffner kadang tidak
mengalami hemolisa. Sedang jelas lagi
bintang adalah titik-titik • Sebgai pegangan diagnosa:
sitoplasma parasit berwarna bitu, hampir selalu ditemukan zona
berupa cincin yang utuh atau merah (sisa dari titik schuffner)
terutus-putus - yang mengelilingi parasit
• Keuntungan pemeriksaan darah
GAMETOSIT tebal adalah parasit dgn mudah
• Kayak darah tipis, tp bedanya dapat ditemukan segera namun
mengalami distorsi sehingga pada umumnya bentuk
bentuknya ovoid atau irregular plasmodium kurang begitu jelas
• Makro dan mikro sulit dibedakan
• Bentuk gametosit: pisang/ginjal
Toxoplasma gondii
(Toxoplasmosis)
– Stadium infektif → Takizoit, Bradizoit, Ookista
– Diagnosis → pemeriksaan serologis
TAKIZOIT BRADIZOIT OOKISTA
Seperti pisang (crescent) satu ujung runcing, • Di otak: bulat/lonjong
Bentuk
ujung lainnya membulat • Di otot: mengikuti bentuk jaringan otot
Beda-beda, kista jaringan yang kecil
hanya mengandung beberapa
Ukuran 4-8 m ± 10- 12 m
oorganisme
Contoh: ukuran 200 m ± 300 organisme
Ookista yang baru keluar dari feses
Punya nukleus, ditengah, kariosoma besar, kucing belum sporulasi
retikulum endaplasma, aparatus golgi, Sporulasi 3-4 hari kemudian, pd suhu 20-
Ciri-ciri mitokondria, cincin kutub, rhoptry, butir 22 oC
eosinofil, dan mikronema Proses sporulasi: sporoblast primer → 2
Dapat ditemukan di dalam sel makrofag DLL sporoblast →sporokista dengan 4
sporozoit (bentuk INFEKTIF)
Gambar
Filariasis (Kaki Gajah)
– Spesies:
Wuchereria bancrofti
Brugia malayi
Brugia timori
Brugia pahangi
Wuchereria bancrofti Brugia malayi Brugia timori Brugia pahangi
MIKROFILARIA
Punyas ‘sheat’/ Selubung: merah jambu dg Selubung: tidak menyerap selubung: merah jambu
sarung/selubung yang cat giemsa, tp pada sub warna dengan pewarnaan dnegan pewarnaan giemsa
lebihpanjang dr panjang periodik nokturnal sarung giemsa Hampir sama dg Brugia
mikrofilia jarang tampak malayi
Inti: banyak dengan Inti: bergerombol, tumpang- Inti: batas masing-masing inti
pengecatan Giemsa, tersusun tindih, batas antar inti tidak tidak jelas
relatif teratur, batas masing- jelas, 2
masing inti jelas inti terminal pada ekor Inti terminal: letaknya
inti terminal (mengembung/ bulging) berjauhan bila dibandingkan Innen korper: 53,1 µm atau
Mikrofilia terlihat hapas/ “innen korper” atau badan pada Brugia malayi ¼,5 panjang tubuh mikrofilia
luwesmati secara lambat dalam yang berwarna “innen korper” P= ½,5 jarak
waktu darah mengering jambon dg cat giemsa. dari ujung kepala sampai
Mikrofilia lurus mati P=1/3,5 jarak dr ujung kepala anterior “innenkorper”
sewaktu darah belum sampai anterior “innen Sela kepala: P:L= 3:1
mengering atau menjedal korper”
(darah dari vena dengan Lekukan tubuh memiliki
antikoagulan) kesan kaku Sela kepala P:L= 2,5-2,7:1
Cephalic space/ sela/ celah (sela kepala) P:L= 1,5-2: 1
kepala mengandung inti
(P:L = 1:1)
Wuchereria bancrofti Brugia malayi Brugia timori Brugia pahangi
LARVA
LARVA STADIUM 1
• 4 hari setelah nyamuk Sama seperti Brugia timori • 3-4 hari setelah nyamuk
menghisap darah yang menghisap darah
mengandung mikrofilia • Hampir sama dgn W.bancrofti,
• Bentuk: sosis bedanya ekor 2 buah inti, di
• Ekor: nyata, runcing, tidak inti ekor menggembung, serta
berinti Ujung ekor lebih panjang dan
tumpul
LARVA STADIUM 2
• Agak langsing drpd stadium 1 • 5-6 hari setelah nyamuk
• Ekor: pendek kecil dan dapat menghidap darah
dilihat • bedanya dgn W.bancrofti pada
• Saluran pencernaan: mulai ekor nya
terlihat, ada bulbus esofagus • brugia: ekor bentuk taju
• w.bancrofti: ekor kerucut
LARVA STADIUM 3
• Bentuk: langsing, filiformis • 7 stengah hari setelah
• Ekor: tidak ada, tp punya 3 menghisap darah
papila kaudal, bentuk bundar, • Hampir sama dgn W.bancrofti,
sama besar, 1 di dorsal, dan 2 bedanya 3 papila di kaudal kecil
di ventrolateral dan jarang ditemukan
• Saat masih hidup sangat aktif
gerakannya
Wuchereria bancrofti Brugia malayi Brugia timori Brugia pahangi
DEWASA
Bentuk: benang, warna putih-krem, Bentuk: benang, kutikula halus, warna
kecil dengan kutikula halus yang putih agak kekuningan/ krem
menuju ke arah ujung badan runcing Ujung anterior: 2 lingkaran, luar dgn
tapi membulat pada ujungnya 6 papila, dalam dgn 4 papila, tapi
Ujung anterior: membesar dengan 2 papila2 tidak jelas
lingkaran papila kecil yang sukar dilihat
Cacing jantan: Cacing jantan:
o P ± 40 mm, diameter 0,1 mm o P = 22-23 mm, d= 0,07-0,08 mm
o ujung kaudal melengkung ke o Ekor melengkung ke arah ventral
ventral lebih dari 360 o Spikula kopulatorius
o punya papila anal kecil yang kanan:kiri=3:1
sukar dilihat o Gubernakulum seperti bulan
o punya sepasang spikula sabit
kopulatoris yang tidak sama o Sepasang papila yang besar di
panjang dan bentuknya depan dan di belakang anus
o spikula kanan: kiri= 1:3
o gubernakulum bentuk bulan sabit cacing betina:
cacing betina: o P=43’5-55 mm, d= 0,13-0,17 mm
o P= 80-100 mm, L= 0,24-0,3 mm o Vulva di daerah leher berupa celah
o Vulva di daerah leher transversal yg panjang
o Vagina pendek o Ovojector melipat ke dalam
o Uterus berisi mikrofilia o Uterus berisi mikrofilia
Schistosoma sp.
(Skistosomiasis)
– Schistosoma japonicum
– Schistosoma haematobium
– Schistosoma mansoni
SERKARIA
Bentuk: ovoid panjang, ekor
bercabang,
Panjang keseluruhan 100-160 m,
Lebar 40-66 m
Panjang ekor 140-160 m, lebar
20-35 m
Punya 8 sel api ( flame cells)
Schistosoma japonicum Schistoma haematobium Schistosoma mansoni
CACING DEWASA
JANTAN
Testis 7 berderet bergerombol Testis 4-5 berderet atau Testis 8-10 bergerombol
tandem bergerombol Bentuknya seperti Schistosoma
Punya 2 batil isap, 1 batil isap oral, japonicum jantan, sukar dibedakan
1 batil isap perut Integumen pempunyai tonjolan
Badannya tertutup kutikula dengan yang nyata
duriduri halus
Warna kelabu, ujung anterior
silindris, badan tampak
longitudinal membentuk kanalis
ginekoforus ventral
BETINA
Ovarium di pertengahan tubuh Ovarium di ⅓ posterior Ovarium di ½ anterior
Punya batil isap oral dan batil isap Bentuknya seperti Schistosoma
perut japonicum betina, tp ukurannya
Lebih kecil dari yg jantan lebih kecil
Sistiserkus selusosa
(Sistiserkosis)
Terinfeksi telur cacing Taenia solium
Habitat di otot
KISTA:
- Bentuk elips, sejajar panjang serabut otot, kedua ujung runcing
- Kista muda: tidak berkapsul
- Kista tua: Kapsul lemaran adventisia
- Larva melingkar, pada sediaan histopatologi terputus-putus, pada sediaan tekan
utuh
- Di sekitar larva: infiltrasi eosinofil