Anda di halaman 1dari 25

Pembimbing:

Disusun oleh:
Nisrina Nindriya
(112015142)
Identitas Pasien
 Nama : An. VM
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Umur : 7 tahun
 Alamat : Jl. Swasembada Timur VII No. 4
RT08/RW10 Kel. Kebon Bawang II
 Pekerjaan : Pelajar
 Status pernikahan : Belum menikah
 Nomor RM : 01.36.46.52
Anamnesis
 Auto-alloanamnesis pada tanggal 12 Oktober 2017
pukul 12.00 WIB di Poliklinik Kulit Kelamin RSUD
Koja.

 Keluhan Utama :
 Pasien datang dengan keluhan rambut rontok pada kulit
kepala bagian atas sejak kurang lebih satu bulan yang
lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dibawa oleh ibu pasien ke Poliklinik Kulit Kelamin
RSUD Koja dengan keluhan rambut rontok pada kulit kepala
bagian atas sejak kurang lebih satu bulan yang lalu. Menurut ibu
pasien, keluhan ini diawali dengan adanya bercak kecil putih
bersisik tipis pada kulit kepala bagian atas yang disertai dengan
rasa gatal. Keluhan gatal dirasakan semakin sering saat
berkeringat. Semakin lama bercak tersebut semakin menebal
dan meluas, hingga rambut pasien di bagian tersebut mulai
patah dan rontok. Keluhan nyeri tidak ada. Diketahui timbul
bercak baru di kulit kepala atas dan kulit kepala sisi kanan.
Anamnesis
 RPD : Tidak ada, riwayat alergi (+): udang.
 RPK : Tidak ada.
 Riwayat kebiasaan:
 Pasien mandi 2x/hari dan mencuci rambut 1x/hari.
 Pasien mengatakan bahwa dirinya menggunakan kerudung selama
di sekolah dan selalu diganti setiap hari.
 Kepala sering berkeringat terutama ketika bermain dan sering
terasa gatal, serta digaruk.
 Riwayat obat – obatan :
 Pasien mengatakan sudah berobat sebelumnya dan diberikan obat
anti jamur dan salep racikan, namun keluhan tidak membaik.
Pemeriksaan
Status Generalis
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran : CM
 Berat Badan : 20 kg

Status Dermatologi
 Distribusi : Regional
 Ad region : Regio kapitis
 Efloresensi :
 Pada regio kapitis, terdapat makula ukuran plakat batas
sirkumskrip, skuama halus, tampak rambut berwarna putih
keabuan kusam dan terlihat rapuh.
Foto Lesi Pasien
Foto Lesi Pasien
Pemeriksaan Penunjang
 Tidak ada

Pemeriksaan Anjuran :
 Pemeriksaan dengan lampu Wood
 Kerokan kulit kepala atau rambu dengan KOH 10-20%
Resume
Pasien perempuan berusia 7 tahun datang dengan
keluhan rambut rontok pada kulit kepala bagian atas yang
disertai keluhan gatal sejak kurang lebih satu bulan yang
lalu. Pada status dermatologi, di regio kapitis terdapat
makula ukuran plakat batas sirkumskrip dengan skuama
halus dan tampak rambut berwarna putih keabuan
kusam dan terlihat rapuh.
Diagnosis Kerja
 Tinea Capitis tipe Grey Patch Ringworm

Diagnosis Banding :
 Dermatitis Seboroik
 Alopesia areata
Penatalaksanaan
Non-medikamentosa
 Menjaga kebersihan perorangan.
 Hindari penggunaan bersama sisir/sikat rambut, topi,
handuk, sarung bantal, dan yang lain yang dipakai di
kepala, dan rutin mencucinya berulang kali.
 Bila pengobatan dimulai, usahakan tidak memakai
penutup kepala.

Medikamentosa
 Griseovulfin 2 x 250 mg/hari.
 Ketokenazol krim 2% 2x/hari.
Prognosis
 Ad vitam : Bonam
 Ad functionam : Bonam
 Ad sanationam : Dubia ad bonam
Definisi

Tinea kapitis adalah kelainan kulit dan rambut


kepala yang disebabkan spesies dermatofita.

Dermatofita : bersifat mencernakan keratin,


termasuk kelas Fungi imperfecti. Terbagi dalam 3
genus: Microsporum, Trichophyton, dan
Epidemophyton.
Epidemiologi
Usia
• Anak-anak>dewasa

Jenis Kelamin
• Laki-laki>perempuan

Lain-lain
• Dapat mengenai seluruh kelompok ras.
• Higienitas buruk, kepadatan penduduk, status sosial ekonomi rendah.
• Kontak dengan binatang peliharaan.
• Lingkungan yang lembab / beriklim panas
Klasifikasi
1. Grey patch ringworm
• Disebabkan oleh genus Microsporum.
• Sering ditemukan pada anak–anak.
• Penyakit mulai dengan papul merah yang kecil di sekitar rambut,
melebar dan membentuk bercak yang menjadi pucat dan bersisik.
• Disertai rasa gatal, rambut berwarna abu–abu, tidak berkilat, mudah
patah dan mudah dicabut.
• Dapat terbentuk alopesia setempat.
Klasifikasi
2. Kerion
 Reaksi peradangan berat pada tinea kapitis.
 Berupa pembengkakan yang menyerupai sarang
lebah dengan serbukan sel radang yang padat
disekitarnya.
 Bila penyebabnya Microsporum caniis dan
Microsporum gypseum, pembentukan kerion
lebih sering dilihat, agak kurang bila
penyebabnya Trichophyton violaceum.
 Dapat menimbulkan jaringan parut  alopesia
menetap.
Klasifikasi
3. Black dot ringworm
 Terutama disebabkan oleh Trichophyton tonsurans dan Trichophyton
violaceum.
 Gambaran klinis menyerupai kelainan oleh genus Microsporum.
 Rambut yang terinfeksi patah, tepat pada muara folikel.
 Ujung rambut yang hitam di dalam folikel rambut  black dot.
 Ujung rambut yang patah kadang–kadang tumbuh masuk ke
bawah permukaan kulit.
Anjuran Pemeriksaan
 Lampu wood

Fluoresensi (+) : Hijau kekuning-kuningan


Oleh pteridin diproduksi jamur yang tumbuh aktif

Positif :
M. ferrugineum
M. canis
M. audouinii
 Sediaan KOH

Infeksi ektotrik
• Artrospora pada sekitar
batang rambut
• Kutikula rusak

Infeksi endotrik
• Artrospora dalam batang
rambut
• Kutikula tidak rusak
 Kultur : media agar dekstrosa Sabouraud

M. gypseum (geofilik)

M. ferrugineum
(antropofilik)

T. mentagrophytes tipe
granular (zoofilik)
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
 Griseofulvin :
 Anak : 10-25mg/kgBB/hari
 Dewasa : 0,5-1 gram per hari
 Selenium sulfide (Selsun) 1% - 2.5% shampoo atau
Ketoconazole 2% shampoo 2-3x/minggu 2-4 minggu.

Anda mungkin juga menyukai