Anda di halaman 1dari 24

Laporan kasus

Emergency

Fimosis
Pendamping : dr. Emanuel Wantania
LATAR BELAKANG

Fimosis adalah prepusium penis yang tidak dapat diretraksi (ditarik) ke


proksimal sampai ke korona glandis. Prepusium penis merupakan lipatan
kulit yang menutupi glans penis.

Insidens fimosis adalah sebesar 8% pada usia 6 sampai 7 tahun dan 1%


pada laki-laki usia 16 sampai 18 tahun. Di Jepang, fimosis ditemukan pada
88% bayi yang berusia 1 hingga 3 bulan dan 35% pada balita berusia 3
tahun.
Beberapa penelitian mengatakan kejadian fimosis saat lahir hanya 4% bayi yang

preputiumnya sudah bisa ditarik mundur sepenuhnya sehingga kepala penis terlihat

utuh. Selanjutnya secara perlahan terjadi deskuamasi sehingga perlekatan itu

berkurang. Sampai umur 1 tahun, masih 50% yang belum bisa ditarik penuh. Berturut-

turut 30% pada usia 2 tahun, 10% pada usia 4-5 tahun, 5% pada umur 10 tahun, dan

masih ada 1% yang bertahan hingga umur 16-17 tahun. Dari kelompok terakhir ini ada

sebagian kecil yang bertahan secara persisten sampai dewasa bila tidak ditangani.
Laporan kasus

Identitas Anamnesis
 Nama : Tn. I Keluhan Utama
 Jenis Kelamin : Laki – laki  Muncul gelembung pada ujung
penis
 Usia : 48 tahun
 Kebangsaan : Indonesia
 Agama : hindu
 Pekerjaan: Pedagang
 Alamat : Toili
Riwayat Perjalanan Penyakit
 Riwayat sirkumsisi
Pasien dirujuk oleh PKM toili III dengan Pasien mengaku belum pernah
keluhan muncul gelembung kecil pada disirkum
ujung penis sejak malam hari, Gelembung
ini muncul tiba-tiba dan semakin
membesar saat os merasa ingin BAK,  Riwayat Penyakit Dahulu
namun setelah keluhan ini muncul pasien Riwayat penyakit dengan keluhan yang
sama disangkal.
mengaku tidak pernah BAK sejak 10 jam
yll. Os mengaku 1 minggu terakhir BAK
sedikit-sedikit dan nyeri saat BAK. BAK  Riwayat Penyakit Keluarga
berdarah (-) riw. Kencing berpasir (-). Os Riwayat keluhan yang sama di keluarga
mengaku 2 hari yll demam (+) sampai tidak diketahui oleh pasien
sekarang dan belum pernah berobat
sebelumnya.
 Riwayat Operasi
Pasien tidak mempunyai riwayat operasi
sebelumnya
Pemeriksaan fisik
Tanda vital Status Generalis
 Keadaan Umum : sakit sedang  Kepala : jejas (-), hematom (-), nyeri tekan (-)
 Kesadaran : Compos mentis
 Mata : CA (-/-), SI (-/-)
 Gizi : Baik
 THT : Rhinorhea(-/-), Otorheae (-/-), Nyeri
 Pernafasan : 20 x/menit
tekan (-) Krepitasi (-)
 Nadi : 104 x/menit
 Tekanan Darah : 110/70
 Suhu : 37,7ºC

Status Lokalis
Inspeksi : tampak kulit penis menutupi kepala penis, tampak edem, tampak kemerahan
Palpasi : gland penis tidak teraba, nyeri tekan (+), kulit penis tidak dapat di retraksi ke pangkal
penis, terdapat perlengketan propusium dengan glan penis
Jantung : Paru : Abdomen :

• Iktus kordis terlihat di SIC 5 • Bentuk dada normal (+) • Inspeksi : datar (+), luka
linea midclavicula sinistra • bekas operasi (-), massa (-),
• barrel chest (-) spider nervi (-)
• Batas jantung kanan di SIC 4
linea parasternalis dextra • Pergerakan dada simetris (+) • Auskultasi: bising usus (+)
• Batas jantung kiri di SIC 5
• dada tertinggal (-) • Palpasi : soepel, nyeri
linea midclavicula sinistra
tekan (-)
• Perkusi sonor (+)
• Pinggang jantung di SIC 2
linea parasternalis sinistra • Nyeri ketuk CVA (-/-)
• nyeri tekan (-)
• S1 S2 reguler, gallop (-), • Perkusi : timpani
• Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
murmur (-) • Inspeksi : datar (+), luka
bekas operasi (-), massa (-),
spider nervi (-)

• Perkusi : timpani
Pemeriksaan penunjang

Darah Rutin Kimia Darah


WBC : 8.000 GDS : 112 mg/dl

RBC : 4,07

Hb : 12,6 gr/dl

Hct : 32,9

PLT : 313

PCT : 0,20
Foto klinis
Resume

Laki-laki 48 tahun datang dengan keluhan muncul gelembung kecil pada ujung
penis sejak malam hari, Gelembung ini muncul tiba-tiba dan semakin membesar
saat os merasa ingin BAK, namun setelah keluhan ini muncul pasien mengaku
tidak pernah BAK sejak 10 jam yll. Os mengaku 1 minggu terakhir BAK sedikit-
sedikit dan nyeri saat BAK. BAK berdarah (-) riw. Kencing berpasir (-). Os
mengaku 2 hari yll demam (+) sampai sekarang dan belum pernah berobat
sebelumnya.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tampak kulit penis menutupi kepala penis,
tampak edem, kemerahan, gland penis tidak teraba karena tumpukan urine,
nyeri tekan, kulit penis tidak dapat di retraksi ke pangkal penis, terdapat
perlengketan propusium dengan glan penis.
Diagnosis Kerja Penatalaksanaan Prognosis

Fimosis Sirkumsisi Quo ad vitam : Bonam


Quo ad functionam : Bonam
Quo ad sanactionam : Bonam
Laporan Operasi

 Pasien dalam stadium anestesi posisi supine


 Dilakukan disinfektan medan operasi
 Preputium diklem pada jam 9-12-3
 Dilakukan sirkumsisi dengan metode konvensional
 Kontrol perdarahan
 Operasi selesai
Follow up (26 Juli 2018)

S: Nyeri di luka post operasi (-), demam (-), mual (-),muntah (-), BAK normal, BAB normal.
O: KU : sakit sedang, BP 110/70 mmHg, HR 82x/menit, RR 20 x/menit, T 36,5ºC.
 Status lokalis regio penis:
 tampak verban (+), rembesan darah (-)
A: POD I Sirkumsisi
P:
 Cefixime 2x100 mg
 As. Mefenamat 3x500 mg
 Neurodex 1x1
Definisi Fimosis

Fimosis adalah suatu kelainan dimana preputium penis yang tidak


dapat diretraksi (ditarik) ke proksimal sampai ke korona glandis.
Pada fimosis, preputium melekat pada bagian glans dan
mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran kencing, sehingga
kesulitan dan rasa kesakitan pada saat buang air kecil.
Klasifikasi Fimosis

Fimosis kongenital (fimosis fisiologis, fimosis palsu)

Preputium melekat pada glans dan lama kelamaan akan


dapat dipisahkan seiring bertambahnya usia.

Fimosis ini bukan disebabkan oleh kelainan anatomi


melainkan karena adanya faktor perlengketan antara
kulit pada penis bagian depan dengan glans penis
sehingga muara pada ujung kulit kemaluan seakan-akan
terlihat sempit.
Fimosis didapat (fimosis patologik, fimosis yang sebenarnya, true
fimosis)

 ketidakmampuan untuk menarik preputim setelah


sebelumnya yang dapat ditarik kembali.
 Fimosis ini disebabkan oleh sempitnya muara di ujung kulit
kemaluan secara anatomis.
 Hal ini berkaitan dengan kebersihan (higiene) yang buruk,
peradangan kronik glans penis dan kulit preputium
(balanoposthitis kronik),
Patofisiologi

Fimosis yang fisiologis merupakan hasil dari adhesi lapisan-lapisan


epitel antara preputium bagian dalam dengan glans penis. Ereksi
penis yang terjadi secara berkala membuat preputium terdilatasi
perlahan-lahan sehingga preputium menjadi retraktil dan tidak dapat
ditarik kearah proksimal. Jadi seiring dengan bertambahnya usia
fimosis fisiologis akan hilang.
Higienitas yang buruk pada daerah sekitar penis dan adanya
balanitis atau balanophostitis berulang yang mengarah terbentuknya
scar pada orificium preputium dapat mengakibatkan fimosis
patologis.

Retraksi preputium secara paksa juga dapat mengakibatkan luka


kecil pada orificio preputium yang dapat mengarah ke scar dan
berlanjut ke fimosis. Pada orang dewasa yang belum berkhitan
memiliki risiko fimosis sekunder karena kehilangan elastisitas kulit.
Manisfestasi Klinis

1. Penis membesar dan menggelembung akibat tumpukan urin (ballooning)


2. Kadang-kadang keluhan dapat berupa ujung kemaluan menggembung
saat mulai buang air kecil yang kemudian menghilang setelah berkemih.
3. Biasanya bayi menangis dan mengejan saat buang air kecil karena timbul
rasa sakit.
4. Kulit penis tidak bisa ditarik kearah pangkal ketika akan dibersihkan
5. Air seni keluar tidak lancar. Kadang-kadang menetes dan kadang-kadang
memancar dengan arah yang tidak dapat diduga
6. Bisa juga disertai demam
7. Iritasi pada penis
Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis didapatkan dari anamnesis dan


pemeriksaan fisik.
 Anamnesis
Pada anamnesis biasanya didapatkan keluhan berupa ujung
kemaluan menggembung saat buang air kecil, adanya gangguan
aliran urine berupa pancaran urine mengecil, bayi yang menangis
dan mengejan saat buang air kecil karena timbul rasa sakit.
 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik kasus fimosis, dapat ditemukan kulit yang
tidak dapat diretraksi melewati gland penis, korpussmegma,
inflamasi pada prepusium atau pada glans penis. Pada fimosis
fisiologis, bagian preputial orifice tidak ada luka dan terlihat sehat,
sedangkan pada fimosis patologis terdapat jaringan fibrus berwana
putih yang melingkar.
Penatalaksanaan

1. Terapi Konservatif
Sebagai pilihan terapi konservatif dapat diberikan salep
kortikosteroid (0,05-0,1%) dua kali sehari selama 20-30 hari
3. Sirkumsisi
Prosedur teknik dorsumsisi
 Disinfeksi penis dan sekitarnya dengan cairan disinfeksi
 Persempit lapangan tindakan dengan doek lubang steril
 Lakukan anestesi infiltrasi subkutan dimulai dari pangkal penis melingkar. Bila perlu tambahkan juga pada daerah preputium yang akan
dipotong dan daerah ventral
 Tunggu 3 – 5 menit dan yakinkan anestesi lokal sudah bekerja dengan mencubitkan pinset
 Bila didapati fimosis, lakukan dilatasi dengan klem pada lubang preputium, lepaskan perlengketannya dengan glans memakai sonde atau
klem sampai seluruh glans bebas. Bila ada smegma, dibersihkan.
 Jepit kulit preputium sebelah kanan dan kiri garis median bagian dorsal dengan 2 klem lurus. Klem ketiga dipasang pada garis tengah
ventral. (Prepusium dijepit klem pada jam 11, 1 dan jam 6 ditarik ke distal)
 Gunting preputium dorsal tepat digaris tengah (diantara dua klem) kira-kira ½ sampai 1 sentimeter dari sulkus koronarius
(dorsumsisi),buat tali kendali. kulit Preputium dijepit dengan klem bengkok dan frenulum dijepit dengan kocher
 Pindahkan klem (dari jam 1 dan 11 ) ke ujung distal sayatan (jam 12 dan 12’). Insisi meingkar kekiri dan kekanan dengan arah serong
menuju frenulum di distal penis (pada frenulum insisi dibuat agak meruncing (huruf V), buat tali kendali )
 Cari perdarahan dan klem, ikat dengan benang plain catgut yang disiapkan
 Setelah diyakini tidak ada perdarahan (biasanya perdarahan yang banyak ada di frenulum) siap untuk dijahit.Penjahitan dimulai dari
dorsal (jam 12), dengan patokan klem yang terpasang dan jahitan kedua pada bagian ventral (jam 6). Tergantung banyaknya jahitan yang
diperlukan, selanjutnya jahitan dibuat melingkar pada jam 3,6, 9,12 dan seterusnya
 Luka ditutup dengan kasa atau penutup luka lain, dan diplester. Lubang uretra harus bebas dan sedapat mungkin tidak terkena urin.
Komplikasi

1. Ketidaknyamanan atau nyeri saat berkemih


2. Akumulasi sekret dan smegma di bawah preputium yang kemudian
terkena infeksi sekunder dan akhirnya terbentuk jaringan parut.
3. Pada kasus yang berat dapat menimbulkan retensi urin.
4. Infeksi pada pada glans penis (balanitis), prepusium (postitis), atau
keduanya (balanopostitis)
5. Infeksi saluran kemih (ISK)

Prognosis
Prognosis dari fimosis akan semakin baik bila cepat didiagnosis dan ditangani dengan tepat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai