Anda di halaman 1dari 28

ANTASIDA & LAKSATIF

KONTEN
MATERI

I. II. Laksatif
Antasida
I. Antasida
Digesti
• Digesti meliputi pemecahan makanan seperti
karbohidrat, lipid, dan protein menjadi bentuk
yang bisa dimetabolisme di dalam sel
• Amilase ditemuka di saliva untuk memmulai
pemecahan karbohidrat
• Pemecahn protein terutama terjadi dilambung
melalui aksi enzim pepsin dan asam hidroklorida

4
Lambung

• Dinding lambung
dilapisi oleh sel
yang dapat
mensekresikan
mukus,
epsinogen dan
HCl

5
Lambung

• Konsentrasi HCl
lambung 0.03 M-
0.003M dengan pH
1.5-2.5

6
Lambung
• Lapisan mukus
lambung melindungi
dinding lambung
dari aksi asam
lambung tersebut

7
Sekresi Asam Lambung
• The parietal cell contains receptors for gastrin, histamine (H2) and
acetylcholine (muscarinic)  When acetylcholine or gastrin bind to
the parietal cell receptors, they cause an increase in cytosolic
calcium, which in turn stimulates protein kinases that stimulate acid
secretion from a H+/K+ ATPase (the proton pump) on the
canalicular surface.
Antasida
Basa lemah yang bereaksi dengan asam hidroklorida membentuk
garam dan air

Beberapa reaksi antasid:


CaCO3 + 2 HCl  CaCl2 + H2O + CO2
NaHCO3 + HCl  NaCl + H2O + CO2
Al(OH)3 + 3 HCl  AlCl3 + 3 H2O
Mg(OH)2 + 2 HCl  MgCl2 + 2 H2O

Indication: In addition to neutralizing excess stomach acid they may


be helpful in preventing inflammation, relieving pain and
discomfort, and allowing the mucus layer in the stomach lining to
heal.
They are often used to treat ulcers by preventing the stomach acids
from attacking the stomach lining allowing it to heal.
Aluminium
hidroksida
Al(OH)2

Magnesium
Kalsium
Karbonat Antasida Hidroksida
Mg(OH)2

Natrium
Bikarbonat Sistemik
Non-sistemik
Na Bikarbonat
• Na Bikarbonat bereaksi cepat dengan HCl membentuk
Karbondioksida (CO2) dan NaCL.
• CO2 dapat menimbulkan sendawa dan distensi lambung.
• NaCl yang terabsorbsi dapat menimbulkan peningkatan
retensi cairan pada pasien dengan gagal jantung, hipertensi,
dan gangguan ginjal
• Basa yang tidak bereaksi akan diabsorbsi cepat sehingga
bisa menimbulkan metabolik alkalosis jika diberikan dosis
tinggi dan pada pasien gangguan fungsi ginjal.
• Obat ini sudah jarang digunakan untuk menetralkan asam
lambung, indikasi asidosis metabolik, alkalinisasi urin.
Kalsium Karbonat
• Kalsium karbonat berekasi lebih lama dengan HCl dibandingkan
Na bikarbonat membentuk karbondioksida (CO)2 dan CaCl2.
• CO2 dapat menimbulkan sendawa
• Dosis tinggi Ca karbonat dengan produk makanan yang
mengandung kalsium dapat menyebabkan hiperkalsemia, gangguan
ginjal dan alkalosis metabolik
• Ca karbonat tersedia dalam bentuk tablet 600-1000 mg. 1 g Ca
karbonat dapat menetralkan 21 mEq asam, dosis dianjurkan 1-2 g.
Aluminium Hidroksida dan
Magnesium Hidroksida
• Formulasi mengandung Aluminium atau magnesium hidroksida
bereaksi secara lambat dengan HCl membentuk membentuk
magnesium/aluminium klorida dan air
• Tidak terjadi sendawa (tidak ada gas) dan metabolik asidosis
(efisiensi reaksi netralisasi)
• Garam magnesium tidak diabsorpsi  diare osmotik
• Garam aluminium  konstipasi
• Dua senyawa ini biasanya diberikan bersama dalam satu formulasi
(contoh, Gelusil, Maalox, Mylanta) untuk meminimalkan pengaruh
pada fungsi usus.
• Ion Magnesium dan Aluminium dapat diabsorbsi diusus dan
dieksresikan oleh ginjal
• All antacids may affect the absorption of other medications by
binding the drug (reducing its absorption) or by increasing
intragastric pH so that the drug's dissolution or solubility (especially
weakly basic or acidic drugs) is altered. Therefore, antacids should
not be given within 2 hours of doses of tetracyclines,
fluoroquinolones, itraconazole, and iron.
Alginates and Antifoaming Agents
• Antacids are often combined with alginates
and anti-foaming agents.
• Alginates float on the stomach contents to
form a neutralizing layer preventing reflux of
stomach acids up into the esophagus.
Hence they help to prevent acid reflux or
heart burn.
• Anti-foaming agents such as simethicone
(dimethicone) prevent the formation of gases
and reduce flatulence.

15
II. Laksatif
Konstipasi

Konstipasi adalah;
– Defekasi < 3 kali /minggu wanita,
<5 kali /minggu  pria atau > tiga hari tanpa ada
pergerakan saluran pencernaan bawah
– Rasa sakit saat BAB dan atau BAB < 2kali / minggu
atau
– Rasa sakit saat BAB diikuti kurang dari 1 feses
perhari dengan kemampuan yang minimal

Laksatif adalah obat yang digunakan untuk


memperlancar pengeluaran isi usus
Klasifikasi Pencahar

Pencahar
rangsang

Pencahar
Lubrikan
osmotik

Pembentuk
Emolien
massa
Pencahar Pembentuk massa

• Merupakan Lini pertama pengobatan konstipasi, mengandung semi sintetik


polisakarida yang tidak terdigesti dan berasal dari alam

• Mekanisme kerja : mengikat air dan ion dalam lumen usus  feses banyak
dan lunak; Mempersingkat waktu transit fecal di kolon (peregangan dinding
saluran cerna  rangsang peristaltik).

• Efek samping: Rasa kembung dan frekuensi flatus dapat meningkat


Contoh
Nama Keterangan

Metilselulosa Usus mengembang  melunakkan tinja


Residu tidak tercerna  rangsang peristaltik refleks
Onset aksi 12-24 jam, dosis 2-4 kali 1.5 g/hari
Psilium Diganti preparat lebih murni + musiloid  hidrofilik  gelatin
Dosis: 1-3 x 3-3.6 g/hari dalam 250 mL air

Agar-agar Koloid hidrofilik, kaya hemiseulosa  tidak dicerna &


diabsorpsi
Doses: 4-16 g
Polikarbofil Hidrofilik, tidak diabsorpsi  ikat air 60-100 kali dari beratnya
 >> massa tinja
Sediaan yang beredar di Indonesia

 Mucofalk
komposisi; Psilium
bentuk sediaan  Shachet
Produksi Darya Varia

 Mulax
Komposisi; psilium
Bentuk sediaan  Shachet
Produksi Fahrenheit®
Pencahar Osmotik

• Mekanisme kerja
retensi air pada kolon  meningkatkan motilitas usus
merangsang gerakan peristaltik evakuasi.
• Onset: dosis besar 3 jam, dosis kecil 6-8 jam
• Efek samping; retensi air, kenaikan tekanan darah, mual muntah
• Obat;
– Laktulosa, sorbitol  15-30 mL p.o daily
– Polyethilen glycol  17-36 mg p.o daily
– Saline laksatif  Magnesium hidroksida (15-30 mL daily p.o),
Na sulfat (20-45 p.o daily)
- Gliserin  3g suppo
Sediaan yang beredar di Indonesia

• Duphalac
Komposisi; laktulosa 3,335g/5 mL sirup
Bentuk sediaan Syrup
Produksi Boehringer Ingelhem®

• Lactulax ( Ikapharmindo)

• Microlax (Pharos®)
bentuk sediaan enema

• Laxasium (Fahrenheit)
Komposisi; Magnesium Hidroksida 400mg/5 mL

• Laxarec
Komposisi; Na laurel sulfat , Asam sorbet,polietilen glikol, Na sitrat, Sorbittol
Pencahar rangsangan/stimulan
• Mekanisme kerja: menstimulasi mucosa usus untuk mensekresikan air
dan elektrolit dan peningkatan peristaltik

• Onset aksi: 6-12 jam

• Obat :
Bisascodil : bicolax, codylax, dulcolax, laxacod, laxamex, laxana,
melaxan, prolaxan, stolax, toilax
Derivat antraquinon: danthron, garulax forte,

• Keterangan:
memiliki ESO seperti dapat menyebabkan kram perut penggunaan
jangka panjang dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit, dan hilangnya otot polos kolon
Sediaan yang beredar di Indonesia
Pencahar Emolien/softener

• Mekanisme:
menurunkan tegangan permukaan feses dan meningkatkan
pencampuran air-lemak agar menghasilkan feses yang
lunak.
• Onset aksi: 1-3 hari
• Obat:
Docusate sodium (Colace)
Docusate kalsium (surfak)
Docusate potasium (dialose)
• Keterangan:
tidak baik untuk konstipasi yang akut.
Pilihan utama untuk preventif konstpasi pada recovery
pembedahan
Relatif aman tetapi dapat mengabsorbsi beberapa obat
diusus
Lubrikan

• Mekanisme kerja
melapisi dan melicinkan pengeluaran feses
melewati GI tract
• Onset aksi: 1-3 hari
• Obat: mineral oil (parafin cair)  5-30 ml p.o
sekali
• Keterangan:
penggunaan jangka lama dapat menyebabkan
malabsorbsi pada vitamin yang larut lemak.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai