Anda di halaman 1dari 48

TUMOR MATA

Prijanto, Dr., SpM (K) / Hendrian D.Soebagjo, dr., SpM

Pembagian menurut anatomi :


1. Tumor intraokuler
2. Tumor adneksa : Konjungtiva,
Palpebra
3. Tumor orbita ( retro bulber )
 Primer : Dari jaringan orbita
 Sekunder : Dari ekstensi tumor
sekitar orbita atau
metastase dari lain organ
Tumor Orbita dapat menyebabkan penurunan
visus bahkan kebutaan karena:

* Tumor menekan saraf optik atau vaskulernya

* Tumor mendorong pole posterior bola mata


sehingga bayangan jatuh di belakang bola
mata ( relative hipermetrop )

* Bola mata keluar, terjadi Keratitis eksposur,


Ulkus kornea sampai per-forasi.
Gejala utama Tumor Orbita ( Retro Bulber )
ialah Proptosis.

Proptosis ialah menonjolnya bola mata ke


depan.
Penyebab proptosis :
1. Tumor Retro Bulber
2. Keradangan ( selulitis )
3. Oftalmopati Graves
4. Fistula Arteri Vena
( Karotis Sinus Kavernosus )
Tahap-Tahap pemeriksaan Klinik :

* Anamnesa
* Pemeriksaan Fisik : Px Mata
Px Orbita
* Pemeriksaan dengan Diagnosa
Penunjang
* Konsultasi antar disiplin
Keradangan (Selulitis)
 Proptosis mendadak, merah, nyeri
 Pergerakan mata terhambat
 Panas badan
 Ada fokus infeksi : sinusitis, abses gigi,
dll.
Oftalmopati Graves
 Tremor, keringat banyak, gelisah
 Retraksi kelopak atas
 Penglihatan ganda (diplopia)
 Edema kelopak mata atas.
Fistula Karotis Sinus Kavernosus.

 Riwayat trauma
 Proptosis bertambah bila membungkuk, mengejang
 Tanda “ Corkscrew “
 Tanda “ Bruit “
Tumor Orbita
 Lama terjadinya proptosis
 Umur penderita saat terjadi
 Visus
 Tanda klinis lain bila tumor ganas
Pemeriksaan Mata
 Visus
 Kelopak mata
 Konjungtiva
 Kornea
 Pupil
 Iris
 Fundus
 Otot ekstra okuler
Pemeriksaan Orbita

Pengukuran Proptosis
Penonjolan mata :
Normal : 12 – 20 mm
Beda kedua mata ≤ 2 mm
Patologis : Penonjolan > 20mm
Beda kedua mata ≥ 3 mm
Posisi Proptosis
Sentrik : Penyebab tumor intra konal
Eksentrik : Penyebab tumor ekstra konal
misalnya tumor kel lakrimal,
eksistensi karsinoma sinus
Palpasi
Tumor yang teraba dinilai konsistensinya, mudah
digerakkan atau lekat dasar, nyeri tekan atau tidak kmd
permukaan rata atau tidak.

Pulsasi
 Tanda dari fistula Arteri Vena atau defek dari atap orbita

 Cara pemeriksaannya dengan melihat gerakan bola mata


“ Corkscrew “
PELEBARAN PEMBULUH DARAH EPISKLERA DENGAN DASAR
KONJUNGTIVA YANG PUTIH KARENA STATIS PEMBULUH
DARAH.

“ Bruit “
SUARA ALIRAN DARAH YANG TERDENGAR PADA
PEMERIKSAAN DENGAN STETOSKOP DAN SEBAGAI TANDA
KHAS DARI ARTERI VENA FISTULA.
Pemeriksaan Diagnostik Penunjang

1. RADIOLOGI
- X foto polos
- Ultrasonografi (USG)
- CT Scan
- MRI
- Arteriografi
2. PATOLOGI
Pemeriksaan disesuaikan dengan hasil
Pemeriksaan Fisik.
Orbita, merupakan bagian dari kranial dan sangat
berdekatan dengan organ lainnya, sehingga
disiplin bedah saraf dan T.H.T sangat diperlukan.
Banyak tumor retrobulber merupakan ekstensi
dari para orbital atau sebaliknya. Selain itu,
tumor organ lainnya, seperti karsinoma serviks,
paru-paru, payudara, tiroid ataupun limfoma
maligna sering bermetastase di orbita.

Jelas di bidang Ilmu Penyakit Mata terdapat


berbagai penyakit tumor. Meskipun keahlian di
bidang Kedokteran berlain-lainan, namun
penggunaan penyakit tumor mata tidak dapat
dipisahkan dari kerjasama dengan bidang
kedokteran lainnya.
Penatalaksanaan Tumor Orbita

Pengobatan berupa
1. PEMBEDAHAN
2. MEDIKAMENTOSA / SITOSTATIKA
3. PENYINARAN
Macam-macam cara pembedahan
pada orbita ialah Orbitotomi anterior,
orbitotomi lateral, orbitotomi kranial,
eksenterasi orbita.
Karsinoma Sel Basal
Kelopak Mata

BATASAN
Karsinoma sel basal
ialah karsinoma yang
berasal dari sel basal
epitel kulit
PATOFISIOLOGI
Biasanya mengenai orang tua dapat juga semua
umur. Sering terkena kelopak mata bawah, kantus
medial, kelopak mata atas dan kantus lateral. Tumor
tumbuh lambat, bersifat invasive, destruktif lokal dan
sangat jarang bermetastasis.

Bentuk tumor dapat berupa ulkus dengan tepi luka


bernodul atau dapat pula berbentuk polipoid,
berpigmen, berkeratinisasi dan bersifat fibrotik. Pada
pemeriksaan histo-patologi ditemukan sel-sel yang
nukleusnya tidak mempunyai nukleol tampak
berkelompok.

Tumor ini mempunyai gambaran yang seragam dan


bersifat basofilik. Dapat dilihat pigmen melanin pada
sel-sel tumor tertentu.
GEJALA KLINIS

- Tumor ini tumbuh lambat,


jarang mengenai jaringan yang
lebih dalam karena terdapat fasia
yang bertindak sebagai barier.
- Tidak Nyeri
- Epifora
- Penurunan Visus Sampai
terjadi kebutaan
CARA PEMERIKSAAN
- Inspeksi :
Tampak sebagai tumor dengan pembesaran
kearah mendatar dengan tepi yang agak
meninggi serta berlilin. Ditengahnya sering
berbentuk ulkus dengan tepi bernodul yang
disebut ulkus roden.
- Histopatologi :
Pemeriksaan histopatologi dari jaringan
biopsi tumor merupakan pemeriksaan
penentu diagnosis pasti.
Gambaran histopatologis karsinoma
sel basal tipe noduler (Dutton et al
2007)

Gambaran klinis karsinoma sel sasal


A- tipe noduler (Kersten et al 2003)
B- tipe noduloulseratif (Leatherbarrow 2002)
30
tipe Morpheaform

Karsinoma sel basal kelopak mata tipe morpheaform;


A. gambaran klinis (Kersten et al 2003),
B. gambaran histopatologis (Grossniklaus et al 2003)

31
tipe Berpigmen

Karsinoma sel basal kelopak mata tipe berpigmen;


A– gambaran klinis (Leatherbarrow 2002),
B– gambaran histopatologis (Melton 2006)

32
Terdapatnya gambaran klinik karsinoma sel
basal yang bervariasi, maka sukar
dibedakan dengan tumor ganas kelopak
mata yang lain misalnya karsinoma
epidermoid, melanoma maligna dan
adenokarsinoma kelenjar kelopak mata
tanpa pemeriksaan histopatologi jaringan
tumor. Oleh karena itu, untuk membedakan
secara pasti haruslah berdasarkan
pemeriksaan histopatologi jaringan tumor.
• Endoftalmitis
Tumor mengadakan invasi ke dalam jaringan kelopak mata
sehingga terjadi kerusakan dan nekrosis. Kelopak mata
mengalami gangguan fungsi. Bila fungsi kelopak mata atas
terganggu, maka akan terjadi keratis eksposur, kemudian ulkus
kornea dan berakhir dengan endoftalmitis.

• Ekstensi ke jaringan sekitar


Tumor tumbuh invasive dan destruktif ke jaringan orbita, sinus
paranasalis, rongga hidung dan rongga tengkorak.
Terapi pembedahan merupakan terapi pilihan pada
karsinoma sel basal. Tumor yang masih terbatas di
kelopak mata, dilakukan eksisi luas diikuti dengan
tindakan rekontruksi. Eksisi dibuat 4-5 mm dari tepi
tumor makroskopik. Tumor yang sudah mengadakan
invasi ke jaringan orbita dilakukan eksenterasi
orbita.

Terapi radiasi diberikan pada karsinoma sel basal


kelopak mata yang luas. Kegunaan radiasi dalam hal
ini ialah untuk mengecilkan tumor sehingga
memudahkan tindakan rekontruksinya dan tidak
menyebabkan gangguan fungsi kelopak mata.
Selain berasal dari kelopak mata, karsinoma skuamosa dapat
berasal dari Konjungtiva. Pralesi dapat barapa papiloma, ulserasi,
atau bentuk lainnya. Lesi menginvasi mata atau bermetastase
melalui pembuluh darah, limfe ke kelenjar preaurikel dan
submaksila. Angka kematiannya cukup tinggi.
Terapi adalah dengan wide eksisi paling sedikit 7 mm dari tepi
tumor secara makross ( MUSTARDE ).
Gambaran klinis karsinoma sel skuamosa kelopak mata;
A– tipe mirip plak, B– tipe noduler, C– tipe ulseratif (Kanski 2003)
37
BATASAN
Tumor ganas dalam bola mata pada
anak dan bayi sampai umur lima
tahun
Tumor ganas dari jaringan embrional retina.
Tumor ini mempunyai sifat maligna,
kongenital dan heriditer. Tubuh tumbuh
pada satu mata atau dua mata. Insiden
terbanyak dijumpai pada umur antara 2-3
tahun, dan ditemukan satu diantara 23.000
– 34.000 kelahiran.
Tidak ada prediksi seks maupun ras.
Tumor tumbuh melalui mutasi genetik
secara spontan dan sporadis, atau
diturunkan melalui autosomal dominan.
- Visus menurun
- Mata juling
- Bila mata kena sinar akan memantul seperti
mata kucing, disebut “ amaurotic cat’s eye”.
- Mata merah dan sifatnya residif
- Mata memberikan kesan lebih besar daripada mata
lainnya

Dalam perkembangan selanjutnya tumor tumbuh


kearah :
- Badan kaca dinamakan endofitik
- Koroid dinamakan eksofitik
Metastase melalui beberapa jalan :

 Lamina kribosa saraf optik, kemudian


mengadakan infiltrasi ke veginal sheat
subarachnoid untuk menuju ke intrakranial

 Jaringan koroid, dengan melalui pembuluh darah


tumor menyebar ke seluruh tubuh

 Pembuluh darah migrasi, tumor menyebar ke


bagian posterior orbita
PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS
Diagnosis pasti retinoblastoma intraokuler ditegakkan
dgn pemeriksaan patologi anatomi. tindakan biopsi
awal merupakan kontra-indikasi, maka untuk
menegakkan diagnosis digunakan beberapa
pemeriksaan sebagai sarana penunjang :

1. Pemeriksaan fundus okuli ditemukan adanya


massa yang menonjol dari retina disertai
pembuluh darah pada permukaan maupun didalam
massa tumor tersebut dan berbatas kabur.
2. Pemeriksaan X foto, hampir 60-70% penderita
retinoblastoma menunjukkan adanya klasifikasi.
Bila tumor mengadakan infiltrasi ke saraf optik
foramen optikum melebar.
PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS

3. Ultrasonografi :
Dengan pemeriksaan ini dapat mengetahui adanya
massa intraokuler meskipun media keruh

4. “Lactic Acid Dehydrogenase” (LDH) :


Membandingkan kadar LDH akuos humor dan serum
darah. Bila rasio lebih besar dari 1,5 dicurigai
kemungkinan adanya retinoblastoma intraokuler
( normal rasio kurang dari 1 ).
- Katarak
- Persistent hyperplastic primary
vitreus
- Retinopathy of prematurity
- Ablasi retina
- Panoftalmitis
- Pembedahan :
Enukleasi :
Dilakukan pada tumor yang masih tebatas intraokuler ialah dgn
mengangkat seluruh bolamata dan memotong saraf optik
sepanjang mungkin.
Eksenterasi Orbita :
Dilakukan pada tumor yang sudah ekstensi ke jaringan orbita
ialah dengan mengangkat seluruh isi orbita dengan jaringan
periostnya sesudah operasi diberikan terapi radiasi untuk
membunuh sisa-sisa sekitar tumor.
- Khemoterapi :
Diberikan bila sudah diberikan terjadi metastase ke organ tubuh
lainnya.
- Fotokoagulasi :
Diartemi atau krioterapi diberikan bila tumor masih terbatas
diretina.
• Bila masih terbatas diretina,
kemungkinan hidup 95%

• Bila metastase ke orbita,


kemungkinan hidup 5%

• Bila metastase ke tubuh,


kemungkinan hidup 0%

Anda mungkin juga menyukai