2009.09.04 - Mata - Ilmu Penyakit Mata
2009.09.04 - Mata - Ilmu Penyakit Mata
2
Usaha rehabilitasi/pengobatan
Kaca mata Pilihan terbanyak
4
FISIOLOGI PENGLIHATAN
Permukaan refraktif: permukaan
anterior (kornea dan lensa);
permukaan posterior (kornea dan
lensa)
Media refraktif: humor akuos; lensa;
badan kaca (vitreus)
Lensa obyektif: kornea dan lensa
fokus; bayangan di retina sbg
bayangan terbalik
5
FISIOLOGI PENGLIHATAN
Mata
Panjang aksial : 22.5 mm
Indeks refraksi : 1.33
Daya bias total : 60 D
Daya bias kornea : 43 D
Daya bias lensa : 19 D
6
SISTEM “AUTOFOCUS” MATA
Musculus ciliaris yang mengelilingi lensa
akan berkontraksi untuk memfokus obyek
dekat dan relaksasi bila melihat obyek jauh
proses ini disebut AKOMODASI
7
SISTEM “AUTOFOCUS” MATA
8
IRIS
Bertindak sbg diafragma
Mengandung melanin
Tdpt m. sphincter pupillae mengatur lebar pupil
Dilatasi midriasis
Konstriksi miosis
9
RETINA
Bertindak sbg layar
Bayangan tjm jatuh di fovea centralis (bintik
kuning)
Bayangan diteruskan melalui saraf optik – chiasma
optik – lobus occipital – mjd bayangan tunggal
10
TAJAM PENGLIHATAN (VISUS)
Alat pemeriks : kartu snelen
Jarak pemeriks : 6 m, 5 m, 20 feet
Dinyatakan dg : angka
pembilang/penyebut
Pembilang : jarak pemeriksaan
Penyebut : jarak dimana huruf shrsnya
dpt dibaca. Visus normal: 6/6 atau 20/20
11
TAJAM PENGLIHATAN (VISUS)
PENILAIAN:
Jarak 6 m : 6/40 dst
Menghitung jari : 1/60 dst
Melihat gerakan tangan : 1/300
Melihat cahaya : 1/~
12
REFRAKSI
Jika suatu berkas sinar berjalan dr
satu medium melalui medium lain
yang berbeda kepadatannya maka
sinar tsb akan berubah arahnya
Melakukan refraksi/koreksi: usaha
memperbaiki visus dg lensa
13
LENSA
Suatu medium yg mempunyai daya
pembiasan
Dikenal 2 macam lensa:
Lensa sferis (S)
Lensa silindris (C)
Daya pembiasan lensa (dioptri = D)
Rumus D=1/f; D=dioptri, f=jarak fokus (m)
1D 100/1 cm
2D 100/2 cm
3D 100/3 cm
14
PENYEBAB AMETROPIA
Pjg axial mata abnormal – tll pjg pd miopia,
tll pendek pd hipermetropia – AMETROPIA
AXIAL
Kurvatura permukaan refraktif kornea dan
lensa abnormal – tll kuat pd miopia, tll
lemah pd hipermetropia – AMETROPIA
KURVATUR
Index refraksi media abnormal – tll tinggi
pd miopia, tll rendah pd hipermetropia –
AMETROPIA INDEX
Perubahan posisi lensa – lbh kedepan pd
miopia, lbh kebelakang pd hipermetropia
15
PENYEBAB AMETROPIA
Dpt disebabkan satu atau lebih kondisi berikut:
Faktor yg terpenting adl pjg axial mata
Fakta penyebab ametropia tdk diketahui
Faktor genetik memegang peranan penting (terutama
pd miopia)
Ras Cina, Yahudi, Mesir terbukti menunjukkan
predisposisi genetik
Peny. Genetik ~ miopia: albino, mongolism, sindroma
marfan
Salah 1 ortu menderita miopia ada resiko > anak
mereka akan menderita miopia
Faktor lingk mungkin berpengaruh pd mata dg
predisposisi genetik
16
EMMETROPIA
Batasan: dalam keadaan istirahat tanpa
akomodasi berkas sinar sejajar difokuskan
tepat diretina. Visus = 6/6 atau lebih baik
17
AMETROPIA (Kelainan refraksi)
Batasan: dlm
keadaan istirahat
tanpa akomodasi
berkas sinar
sejajar difokuskan
tdk di retina. Visus
= < 6/6
18
MIOPIA
Dibedakan:
Miopia simplek: dimulai pd usia 7-9 thn dan akan
ber+ sampai anak berhenti tumbuh usia 20 th
Miopia progresif: miopia ber+ scr cpt ( 4D/th)
sering disertai perub vitreo-retinal
19
MIOPIA
Gejala:
Kabur melihat jauh gejala utama
Sakit kepala
Cenderung memicingkan mata bila
melihat jauh
Suka membaca
20
MIOPIA
Komplikasi
Ablasio retina miopia tinggi (> 6D)
Strabismus:
Esotropia – M ckp tinggi bilateral, mis: OD S-
11.00; OS S-10.00 punctum remotum (titik
jauh) pendek konvergensi >> esotropia
Eksotropia – M dg anisometropia, misal OD S-
1.00; OS S-8.00 OS cenderung tdk digunakan
ambliopia exotropia
Anisometropia: perbedaan refraksi ke2 mata
>3D
Ambliopia: penurunan tjm penglihatan yg tdk
dpt dikoreksi & tdk didptkan kel. organik
21
HIPERMETROPIA (Rabun dekat)
22
HIPERMETROPIA (Rabun dekat)
Hipermetropia manifes
H. Fakultatip: bag dr kel. Hipermetropik yg dpt
diukur & dikoreksi o/ lensa cembung ttp dpt jg
dikoreksi o/ akomodasi dimana tdk digunakan
lensa koreksi.
Visus tanpa koreksi bisa 6/6 dikoreksi dg lensa
(+) visus jg 6/6
H. Absolut: bag dr kel hipermetropik yg tdk dpt
dikompensasi o/ akomodasi.
Visus <6/6 dg koreksi lensa (+) mjd 6/6
23
HIPERMETROPIA (Rabun dekat)
Gejala:
Penglihatan jauh kabur – hipermetropia 3D atau >, H pd ortu,
usia makin >, amplitudo akomodasi <
Penglihatan dekat kabur lebih awal t.u bila lelah, bhn cetakan
< terang, penerangan <
Sakit kepala t.u daerah frontal, makin kuat pd penggunaan
mata yg lama & membaca dekat
Penglihatan tak enak (asthenopia = eye strain) t.u bila melihat
pd jarak yg tetap dan diperlukan penglihatan jelas pd jangka
wkt yg lama misal nonton TV dll astenopia akomodativa
Sensitive thd sinar
Spasme akomodasi pseudomiopia
Perasaan mata juling, akomodasi >> konvergensi >>
esofori; gejala trias parasimpatik n II:
Akomodasi
Miosis
konvergensi
24
HIPERMETROPIA (Rabun dekat)
Komplikasi
Glaukoma (sdt BMD dangkal)
Esotropia (akomodasi >> t.u H. tinggi)
Ambliopia (t.u pd anisometropia),
penyebab tersering ambliopia pd anak,
bisa bilateral
25
ASTIGMATISM
Dibedakan 2 bentuk:
Astigmatism ireguralis
Astigmatism regularis
26
ASTIGMATISM
Astigmatism iregularis:
Titik bias tdk beraturan
Penyebab:
Kelainan kornea – permukaan luar tidak
teratur
Kelainan lensa – mulai keruh pada katarak
27
ASTIGMATISM
Astigmatism regularis:
With the rule:
Bid. Vertikal memp daya bias terkuat
Bid. Horizontal memp daya bias terlemah
Against the rule:
Bid vertikal memp daya bias terlemah
Bid horizontal memp daya bias terkuat
28
ASTIGMATISM
Macam astigmatism berdasarkan letak titik
fokusnya:
29
ASTIGMATISM
30
PRESBIOPIA
Batasan: berkurangnya kemampuan
akomodasi lensa karena proses sklerosis
Pemeriksaannya menggunakan kartu Jaeger
Diberikan +an lensa sferis positip u/
membaca – lensa ADISI- sesuai pedoman
umur, sbb:
40 thn – S+1.00
50 thn – S+2.00
60 thn – S+3.00
Bila visus <6/6 pemberian lensa adisi tdk
terikat peraturan, blh diberikan sampai dpt
membaca ckp memuaskan
31
TEHNIK REFRAKSI
Subyektif:
Trial and error
Fogging
Cross-cylinder
Hsl pemeriksaan tgt kerja sama pemeriksa-Px
Obyektif:
Retinoskopi
Refraktometri
Full computerized
Semi computerized
Hsl pemeriksaan tgt ketrampilan pemeriksa
32
TEHNIK REFRAKSI
Trial and error
Jelaskan 7an pemeriksaan pd Px
T4kan “trial-frame” pd posisi yg tepat
Pasang okuler/penutup mata pd salah
satu mata (kiri>dulu)
Tentukan visus naturalis
33
TEHNIK REFRAKSI
Bila visus 6/6:
+ S(+) ringan: kabur emmetropia
+ S(+) ringan: tetap/>terang hipermetropia
fakultatip
Bila visus <6/6:
Dg S(-) terang, teruskan hg V=6/6
Dg S(+) terang, teruskan hg V=6/6
Bila pe+an S(+) atau S(-) visus tdk maju, + kan
lensa silinder (+) atau (-), cari aksisnya dg
memutar lensa dr 0-180, bila visus membaik
+kan lensa silinder sesuai aksis yg didptkan hg
visus 6/6
34
PENATALAKSANAAN
Kaca mata:
Miopia: diberikan lensa minus yg
terlemah yg msh memberikan visus 6/6
Hipermetropia: diberikan lensa positif
yg terkuat yg memberikan visus 6/6
Astigmatism: diberikan koreksi dg
lensa silinder
35
PENATALAKSANAAN
Bhn pembuatan lensa bs dr gelas atau
plastik
KM plng aman
Kerugian KM ukuran tinggi terutama
miopia:
Segi optikminifikasi bayangan intoleransi thd
KM
Segi fisik tebal dan berat
Segi kosmetik minifikasi effek mata
pengguna tampak kecil; tampak lingkaran pd
tepi lensa yg tebal
36
PENATALAKSANAAN
LENSA KONTAK
Lensa yg kecil, tipis & menempel langsung pd
kornea
Menurut t4 melekatnya LK dibagi:
37
PENATALAKSANAAN
Menurut bhn pembuatannya LK
dibedakan mjd:
LK keras (hard lens)
LK keras PMMA (poly methyl methacrylate)
LK keras “gas permeable” (RGP) rigid
gas permeable, terbuat dr cellulose acetate
butyrate, silikon atau campuran silikon dan
polimer plastik yg sifatnya dpt dilalui O2
38
PENATALAKSANAAN
LK lunak/lembut (soft lens) dibuat dr HEMA
(Hydroxyethyl Methacrylate) yg sifatnya
porus dan hidrofilik (dpt dilalui oksigen)
39
PENATALAKSANAAN
Komplikasi:
Keratitis/ulkus kornea disebabkan infeksi
bakteri, jamur, amoebabhy kebutaan
Giant papillary conjunctivitis (GPC) komplikasi
yg paling sering
40
PENATALAKSANAAN
BEDAH REFRAKTIF KORNEA
Keratotomi radial = RK
Ditemukan oleh SATO dr Jepang th 1940, dan
dikembangkan o/ FYODROV dr Rusia th 1972
Dibuat incisi radial yg meliputi 90% tebal kornea
dimulai dr zona optik sampai mendekati tepi limbus
41
PENATALAKSANAAN
Keratomileusis:
Dilaporkan oleh Barraquer dr Kolombia th 1961
baik u/ koreksi miopia tinggi
Dibuat korneal autograft lamelar – dibekukan kmd
dibentuk kembali dijahitkan ke posisi semula
42
PENATALAKSANAAN
Epikeratophakia
Prosedurnya scr prinsip = keratomileusis ttp
korneal graft berasal dr donor
Photorefractive kerapectomy (PRK)
Prinsip ~ RK, hanya digunakan Excimer Laser
43
PENATALAKSANAAN
LASIK (Laser assisted in-situ
keratomileusis)
44
PENATALAKSANAAN
EKSTRAKSI LENSA JERNIH (CLEAR
LENS EXTRACTION)
Dilakukan ekstraksi lensa jernih pd
miopia tinggi.
Prosedur ini msh kontroversi krn
resiko tinggi u/ tjdnya “retinal
detachment”
45
46