2009.09.04 - Mata - Ilmu Penyakit Mata
2009.09.04 - Mata - Ilmu Penyakit Mata
Neuro-Oftalmologi
Prof.dr.Diany Yogiantoro, SpM(K)
dr.Gatot Suhartono, SpM
dr.Lukisiari Agustini, SpM
Divisi Neuro-Oftalmologi
FK UNAIR / RSUD Dr. Soetomo
Surabaya
Pendahuluan
Indera penglihatan
panca indera yang sangat penting
Retina
N. Optikus
Khiasma optikus
Traktus optikus
Radiatio optik
Korteks kalkarina
Gambar : Jalur lintas penglihatan
Diskus optikus
Daerah keluarnya seluruh akson ganglion
Letak 3-4 mm nasal dar fovea
Diameter 1,5 mm
Skotoma absolut (bintik butaMariotte)
Letak di temporal penglihatan
Nervus Optikus
Secara anatomi dibagi 4 :
Intra okuler : 1 mm
Intra orbita : 25 mm
Intrakanalikular : 9 mm
Intrakranial : 16 mm
Masuk intrakranial melalui foramen
optikum
Khiasma Optika
Penggabungan kedua N. Optikus
Terletak diatas sella tursika
Sisi nasal akan menyilang
Sisi temporal tidak menyilang
Traktus Optikus
Posterior khiasma optikum
Melanjutkan ke posterior mengelilingi
pedunkulus cerebri
Berakhir di Corpus Genikulatum Laterale
Masing -masing serabut berisi serabut
visual dan pupilomotor
Corpus Genikulatum Laterale
Terminal dari seluruh aferen jaras visual
Bagian dari talamus
Masuk : rotasi 90º dari serabut saraf
Retina superior medial CGL
Inferior retina lateral CGL
Keluar : terjadi perputaran lagi
Superior retina superior di radiatio optika
dan korteks cerebri
Radiatio Optika
Ada 3 kelompok :
Superior : lapang pandangan inferior
Inferior : lapang pandangan superior
Sentral : makula
Terjadi pemutaran seperti sebelum masuk
CGL
Korteks Oksipital
Disebut juga korteks striata (area 17)
Berada di sepanjang bibir superior dan
inferior fissura kalkarina
Area 17 impuls sederhana
Perantara korteks asosiasi area 18 dan
19
mempunyai arti dan bentuk
Gambar : Jalur lintas penglihatan
Pemeriksaan Fungsi
Penglihatan
Tajam penglihatan (Visus)
Persepsi warna
Pemeriksaan Lapang Pandangan
Mata berhubungan erat dengan otak:
Dx gangguan SSP
Contoh:
Visus berhubungan dengan N. II
Cortex visual
Lapang pandangan berhubungan
dengan N. II Cortex visual
Gerakan otot mata ( N.III; N. IV; N. VI )
Pemeriksaan
Neuro-Oftalmologi
Tajam penglihatan (Visus)
Persepsi warna
Pemeriksaan Lapang Pandangan
Gerakan bola mata
Pupil
Tajam Penglihatan ( Visus )
Goldman perimetry
Pemeriksaan lapang pandangan sentral
dan perifer Lesi pada jalur lintas
penglihatan “ DEFEK LAPANG
PANDANGAN”
Batas lapang pandangan:
60o superior dan nasal
75o inferior
90o-100o temporal
Lapang pandangan terbagi:
sentral : 30o
mid perifer : 30o-40o
perifer : > 40o
Hubungan
Retina & Lapang Pandangan
Lesi khiasma
Defek: binokular
VF: Heteronim hemianopsia
- bitemporal
- binasal
- altitudinal
Visus: bervariasi; Refleks pupil bervariasi
Lesi Post / Retrokhiasma
Defek: binokular
VF: homonim hemianopsia
Visus: normal
Reflek pupil bervariasi
Gangguan lintas penglihatan
Gangguan lintas penglihatan
Penglihatan Warna
Colour blindness:
- Total
- Partial
Kelainanan ini dapat bersifat:
- Kongenital
- Didapat
Gerakan Bola Mata
1. Parese N. III
2. Parese N. IV
3. Parese N. VI
4. Parese N. VII
5. Sindroma fistula orbitalis superior
(parese N. III, IV, VI)
Etiologi:
- AV fistula - Aneurism
- Sinus thrombosis - Karsinoma
- Tumor - Infeksi
- Metabolik (DM)
Terapi: sesuai dengan penyebab
PUPIL
ANISOKORIA
Horner’s syndrome
Argyll Robertson pupil
Adie’s Tonic pupil
Fisiologis
Etiologi:
Vaskular
Metabolik: DM, HT
Trauma
Tumor
Inflamasi
Terapi: sesuai penyebab
Neuritis Optik
Batasan :
Peradangan pada saraf optik
Patofisiologi :
Peradangan
Demilielinisasi
Herediter
Metabolik
Nutrisi Intoksikasi
Neuropati
Tumor
2 macam berdasar pemeriksaan fundus :
Neuritis retrobulber
Proses radang terletak di belakang bola mata
Kelainan fundus (-)
Pada 2/3 kasus
Papilitis
Proses radang :saraf optik di dalam bola mata
Pada papil saraf optik
Pemeriksaaan fundus : edema papil
Gambaran klinik
Gejala Subyektif
Penurunan tajam penglihatan mendadak (akut /
sub akut)
Usia 15 – 45 tahun
Predominan wanita
Biasanya unilateral, dpt bilateral
Kadang disertai demam atau terjadi setelah
demam
Gejala Subyektif
Nyeri dibelakang bola mata,
pergerakan bola mata atau ditekan
Penurunan penglihatan warna
Persepsi intensitas cahaya
Gangguan lapang pandangan sentral, perifer
Uhthoff’s phenomenon :
Penurunan tajam penglihatan setelah
olahraga atau mandi air panas
(peningkatan suhu tubuh)
Gejala Obyektif :
Tajam penglihatan menurun bervariasi
(6/6 – no light perception)
Pemeriksaan Marcus Gunn (+)
Cara :
Mata yang baik dijatuhkan sinar
pupil sehat mengecil (reflek cahaya
langsung),
pupil sakit mengecil (reflek cahaya tidak
langsung)
Cahaya dipindahkan mata yang sakit
pupil keduanya melebar
Gejala Obyektif :
Pemeriksaan lapang pandangan :
Tangent screen
Goldman perimetri
Hasil :
Lapang pandangan sentral :
skotoma sentral, sekosentral, parasentral
Lapang pandangan perifer :
penyempitan konsentris
Pemeriksaan funduskopi (oftalmoskop)
Neuritis retrobulbar :
Kelainan fundus (-)
Gambar : Papilitis
Papil Edema
Batasan :
Keadaan edema tanpa peradangan dari papil
saraf optik
Disebabkan peningkatan tekanan intra kranial
Patofisiologi :
Tekanan Intra kranial
Hambatan aliran vena retina sentralis yang
meninggalkan saraf optik,
melewati ruang subarachnoid dan subdural
Ruang subarachnoid menyelubungi N II
menghubungkan N II retro laminar kanalis
optikus ke ruang subarachnoid intrakranial
tekanan intrakranial ke N II retro laminar.
Aliran transport axoplasmik terbendung distensi
aksonal
Patofisiologi :
Penyulit
Papil atrofi
Penatalaksanaan :
Papil
Menonjol
Pucat
Vena melebar
Eksudat
edema Glaukomatous
Sekunder krn papilitis
(neuritis optika)
Tekanan pada saraf
optik
Pembagian :
Papil Atrofi primer
Akibat proses degenerasi di retina atau
retrobulber
Klinis :
Papil batas jelas, warna pucat,
Ekskavasio lebar (pada glaukoma)
Lamina kribosa di dasar ekskavasio
Papil Atrofi primer
Penyebab :
Glaukoma, keracunan
Neuritis retrobulber degenerasi desenden
Retinitis pigmentosa
Oklusi arteri retina sentralis
Papil Atrofi sekunder
Penyebab :
Paska papilitis, neuroretinitis
Edema papil
Gejala Klinis :
Kemunduran tajam penglihatan perlahan-
lahan bisa sampai no light percepsion
Gangguan lapang pandangan :
Pelebaran bintik buta
Kelainan fundus :
Papil N II pucat
Pembuluh darah mengecil
Penatalaksanaan
Mencari penyebab
Visus karena papil atrofi permanen
Papil Atrofi
Papil pucat
Batas tegas
Pembuluh darah
mengecil
Papil pucat
Batas kabur dengan
fibrosis
Retina parapapiler
fibrosis akibat radang
I. Berdasar mekanisme:
Trauma saraf optik langsung
Trauma saraf optik tidak langsung
II. Berdasar anatomi:
Trauma papil saraf optik (avulsi)
Trauma saraf optik anterior
Trauma saraf optik posterior
GEJALA KLINIS
Cara Pemeriksaan
Anamnesis (alkoholism, perokok,
malnutrisi)
Pemeriksaan mata lengkap
Pemeriksaan darah
Konsultasi pada Peny. Dalam
Penatalaksanaan
Thiamine 100 mg bid (p.o)
Folate 1,0 mg/hari
Multivitamin p.o. / hari
Eliminasi kausa (mis: alkoholism)
Vit. B12 1000 g – i.m./ bulan