Anda di halaman 1dari 12

Struktur & Utilitas 6

03
Modul ke:

Struktur Bangunan Tinggi

Fakultas
FT Ir. Muji Indarwanto, MM. MT.

Program Studi
Teknik
Arsitektur
sistem struktur pada bangunan
merupakan penggabungan berbagai
elemen struktur secara tiga dimensi, yang
cukup rumit. Fungsi utama dari sistem
struktur adalah untuk memikul secara
aman dan efektif beban yang bekerja
pada bangunan, serta menyalurkan ke
tanah melalui pondasi.

Beban yang bekerja pada bangunan


terdiri menjadi 3 macam yaitu :
• Beban vertical
• Beban horizontal
• Beban angin 8
Beban vertical
Tegak Lurus Kebumi, vertikal
ke bumi, beban yang secara
alami dimiliki oleh setiap
benda di muka bumi. Beban horizontal
Tegak Lurus terhadap beban
gravitasi atau mendatar relatif
sejajar permukaan bumi.

Beban angin
yaitu beban yang disebabkan
oleh alam yang memberikan
tekanan baik secara vertikal
maupun horizontal diseluruh
sisi bangunan
Beban gavitasi merupakan beban yang berasal dari beban mati
dan beban hidup yang besarnya disesuaikan dengan fungsi
bangunan.

Beban Mati Beban hidup


• Berat Sendiri – Struktur dan Beban Hidup
• Salju, Air hujan, Es
Seisinya • Tekanan Air,Tanah, dan Air Tanah
• Sifatnya Permanen – Tetap, • Beban Angin
Statik • Beban Gempa ;
- Pergeseran pada Patahan/plate
• Beban mati dapat dihitung - Tanah Longsor, Tanah Turun pada lapisan bawah
dengan akurat – material - Tsunami
dan komponennya jelas. • Beban Termis – Panas, Memuai dan Pemuaian
• Beban Ledakan – Nuklir, Super Sonic
Contoh : • Sifatnya Berubah atau Temporari atau Semi Permanen
• Struktur dinding, lantai, • Beban Hidup terkadang sukar diprekdiksi arah dan
atap, plafon, besarnya
• Besaran dapat berubah menurut Waktu dan Tempat
• perlengkapan Sistem • Beban Hidup dapat bekerja secara Statik ataupun
Mekanikal Elektrikal Dinamik
Contoh :
• Rincian beban dapat dilihat • Orang, Perabot Interior-Furnitur, Dinding Partisi,
dalam Tabel Beban Sebagian Perlengkapan Mekanikal (tangki air, pipa, dll).
• Rincian beban dapat dilihat dalam Tabel Beban
Struktur Lantai
Merupakan elemen horizontal ,Sistem struktur lantai biasanya merupakan kombinasi dari pelat
dengan balok induk (Girder) atau anak balok (Beam) atau rusuk (rib atau joist) yang ketebalannya
tergantung pada bentang, beban, dan kondisi tumpuannya
Pelat satu arah (one way slab) ditumpu oleh balok anak yang
ditempatkan sejajar satu dengan lainnya, dan perhitungan pelat dapat
dianggap sebagai balok tipis yang ditumpu oleh banyak tumpuan.

Pelat rusuk satu arah (one way rib / joist slab) ditumpu oleh rusuk, anak
balok yang jarak satu dengan lainnya sangat berdekatan, sehingga
secara visual hampir sama dengan pelat satu arah.

Pelat 2 arah Pelat yang keempat sisinya ditumpu oleh balok

Pelat slab merupak struktur lantai yang tidak mengunakan kombinasi


balok2 pada sisinya tetapi menggunakan kepala kollom di ke empat
sudunya

Pelat wafel adalah pelat dua arah yang ditumpu oleh


rusuk dua arah. Pelat ini memberikan kekakuan yang
cukup besar, sehingga dapat memikul beban vertikal
atau dapat digunakan untuk bentang lantai yang besar.
Beban Mati (BM) TABEL 3.1 Berat Sendiri Bahan Bangunan dan Komponen Gedung
Beban mati adalah berat dari semua
bagian dari suatu bangunan yang bersifat
tetap, termasuk segala unsure tambahan,
mesin – mesin serta peralatan tetap (fixed
equipment) yang merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari bagian bangunan itu
(perlengkapan / peralatan bangunan).
TABEL 3.2 Beban Mati Menurut Jenis Struktur Bangunan TABEL 3.3 Perkiraan Volume Tulangan Baja dan Beton
Beban Hidup (BH)
semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu bangunan, dan di dalamnya
termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang - barang yang dapat berpindah
(moveable equipment), mesin-mesin serta peralatan yang tidak merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari bangunan dan dapat diganti selama masa hidup dari bangunan itu, sehingga
mengakibatkan perubahan dalam pembebanan lantai dan atap bangunan tersebut.

TABEL 3.4 Beban Hidup Pada Lantai Gedung


Beban Angin (BA)
Beban angin adalah semua beban yang bekerja pada bangunan, atau bagian bangunan yang
disebabkan oleh selisih damal tekanan udara. Tekanan tiup harus diambil minimal 25 kg/m², dan di
tepi laut sampai sejauh 5 km dari pantai harus diambil minimum 40 kg/m².

Jika ada kemungkinan kecepatan angin


mengakibatkan tekanan tiup yang lebih besar,
maka tekanan tiup harus dihitung menurut rumus
:

V adalah kecepatan angin dalam m/det.


Beban Gempa
Beban gempa adalah semua beban static ekivalen yang bekerja pada bangunan atau bagian
bangunan yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu. Ketika pengaruh gempa
pada struktur bangunan ditentukan berdasarkan suatu analisa dinamik, maka yang diartikan dengan
beban gempa di sini adalah gaya-gaya di dalam struktur tersebut yang terjadi oleh gerakan tanah
akibat gempa itu.

jenis kerusakan yang diakibatkan


Efek struktural gempa tergantung pada :

1. Tipe struktur
Efek Gempa Pada Banguan 2. Umur bangunan
3. Layout bangunan
4. Bahan konstruksi
5. Kondisi lingkungan dan jarak
Efek non antar bangunan dengan
struktural bangunan lainnya
Efek Gempa Pada beton bertulang

•Gerakan bumi akibat gempa akan a. Koefisien Gempa Dasar


menggetarkan pondasi bangunan secara 3 Koefisien dasar gempa harus
dimensi pada arah vertical dan horizontal. ditentukan dari Gambar 3.5 dan
Gambar 3.4 untuk wilayah
•Masa bangunan dan kekakuannya berusaha gempa. Dengan memakai waktu getar
mempertahankan bangunan untuk tetap diam alami (T) struktur seperti ditentukan :
walaupun pondasi bangunan tetap bergetar.

•Kondisi tersebut mengakibatkan bangunan


mengalami deformasi.

•Deformasi menimbulkan energi yang


kemudian diserap oleh sifat bahannya.

•Dumper atau peredam getar digunakan untuk


menyerap atau mengurangi getaran pada
suatu bangunan.
Terima Kasih
Ir. Muji Indarwanto, MM. MT.

Anda mungkin juga menyukai